- Judul Bahan Kajian : Wirausaha Dalam Pandangan Islam
- Mata kuliah : Kewirausahaan - Program Studi : PSMKM - Beban Studi : 3 (tiga) SKS - Waktu : TM = (3x 50 menit), BM (3x170 menit), TT (3x170 menit) - Dosen pengampu : Ns. Hili Aulianah, S.Kep, M.Kes - Mhs penyusun : Aladin, 22.13101.11.11. PSMKM, bahan Reg.A2, II, 2023
- Kemampuan akhir yang diharapkan (Sub CMPK) :
Kewirausahaan Merupakan Nilai Yang Diperlukan Untuk Memulai Suatu Usaha (Start Up Phase) Atau Suatu Proses Dalam Mengerjakan Sesuatu Yang Baru (Reative) Dan Sesuatu Yang Berbeda (Innovative). Pada Sisi Lain, Kewirausahaan Juga Adalah Suatu Usaha Yang Kreatif Yang Membangun Suatu Value Dari Yang Belum Ada Menjadi Ada Dan Bisa Dinikmati Oleh Orang Banyak. Menurut Joseph Schumpeter Dalam Bukhari Alma, Wirausaha Adalah Orang Yang Mendobrak Sistem Ekonomi Yanag Ada Dengan Memperkenalkan Barang Dan Jasa Yang Baru, Dengan Menciptakan Bentuk Organisasi Baru Atau Mengolah Bahan Baku Baru. Sedangkan Menurut Robert Hisrich Dalam Buhkari Alma, Kewirausahaan Adalah Proses Menciptakan Sesuatu Yang Berbeda Dengan Mengabdikan Seluruh Waktu Dan Tenaganya Disertai Dengan Menanggung Resiko Keuangan, Kejiwaan, Sosial Dan Menerima Balas Jasa Dalam Bentuk Uang Dan Kepuasan Pribadinya. Tahap – tahap Melakukan Wirausaha antara lain : a. Tahap memulai b. Tahap melaksanakan usaha c. Tahap mempertahankan usaha Kewirausahaan serta Perdagangan dalam pemikiran islam ialah aspek kehidupan yang dikelompokkan kedalam permasalahan mu’ amalah, ialah permasalahan yang berkenaan dengan ikatan yang bertabiat horizontal antar manusia serta senantiasa hendak di pertanggungjawabkan nanti di akhirat. Manusia diperintahkan buat memakmurkan bumi serta membawanya ke arah yang lebih baik dan diperintahkan buat memakmurkan bumi serta membawanya ke arah yang lebih baik dan diperintahkan buat berupaya mencari rizki. Sebagai wirausahawan muslim harus memperhatikan beberapa etika dan perilaku terpuji dalam perdagangan. Menurut Imam Ghazali, ada 8 sifat dan perilaku yang terpuji dalam perdagangan, yaitu : a. Sifat Takwa, Tawakkal, Zikir, dan Syukur b. Tidak mengambil laba lebih banyak c. Jujur d. Niat Suci dan Ibadah e. Azzam dan bangun Lebih Pagi f. Toleransi g. Berzakat dan Berinfak h. Silaturahmi Wirausaha Dalam Pandangan Islam ialah Islam merupakan agama yang paling sempurna dalam segala hal. Salah satu kesempurnaan syariat Islam ini adalah dengan mewajibkan kepada umatnya agar bekerja dan berbisnis dengan jalan yang benar dan menjauhi segala hal yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya. Banyak bisnis yang dapat dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup didunia dan dalam rangka kepada Allah Subhanahuwataála. Salah satu bisnis yang disarankan dalam isalm adalah perniagaan atau berdagang. Berdagang merupakan salah satu profesi yang sangat mulia dan utama selagi dijalankan dengan jujur dan sesuai dengan aturan serta tidak melanggar batas – batas syari'at yang telah ditetapkan oleh Allah dan rasul-Nya di dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah Ash-Shahihah. - Materi Pembelajaran : A. Pengertian Kewirausahaan Istilah Kewirausahaan Dari Terjemahan Entrepreneurship, Yang Dapat Diartikan Sebagai “The Backbone Of Economi”, Yaitu Syaraf Pusat Perekonomian Atau Sebagai “Tailbone Of Economi” Yaitu Pengendali Perekonomian Suatu Bangsa. Secara Etimologi, Kewirausahaan Merupakan Nilai Yang Diperlukan Untuk Memulai Suatu Usaha (Start Up Phase) Atau Suatu Proses Dalam Mengerjakan Sesuatu Yang Baru (Reative) Dan Sesuatu Yang Berbeda (Innovative). Pada Sisi Lain, Kewirausahaan Juga Adalah Suatu Usaha Yang Kreatif Yang Membangun Suatu Value Dari Yang Belum Ada Menjadi Ada Dan Bisa Dinikmati Oleh Orang Banyak. Menurut Joseph Schumpeter Dalam Bukhari Alma, Wirausaha Adalah Orang Yang Mendobrak Sistem Ekonomi Yanag Ada Dengan Memperkenalkan Barang Dan Jasa Yang Baru, Dengan Menciptakan Bentuk Organisasi Baru Atau Mengolah Bahan Baku Baru. Sedangkan Menurut Robert Hisrich Dalam Buhkari Alma, Kewirausahaan Adalah Proses Menciptakan Sesuatu Yang Berbeda Dengan Mengabdikan Seluruh Waktu Dan Tenaganya Disertai Dengan Menanggung Resiko Keuangan, Kejiwaan, Sosial Dan Menerima Balas Jasa Dalam Bentuk Uang Dan Kepuasan Pribadinya. Kewirausahaan yang dalam bahasa Inggris diucap entrepreneuship merupakan proses mengenali, meningkatkan, serta bawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut dapat berbentuk ilham inovatif, kesempatan, metode yang lebih baik dalam melaksanakan suatu. Hasil akhir dari proses tersebut merupakan penciptaan usaha baru yang dibangun pada keadaan resiko ataupun ketidakpastian. Mendefinisikan kewirausahaan selaku bekerja sendiri (selfemployment). Seseorang wirausahawan membeli benda dikala ini pada harga tertentu serta menjualnya pada masa yang hendak tiba dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada gimana seorang mengalami resiko ataupun ketidakpastian. Bagi Penrose (1963) aktivitas kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang- peluang di dalam sistem ekonomi sebaliknya bagi Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup aktivitas yang diperlukan buat menghasilkan ataupun melakukan industri pada dikala seluruh pasar belum tercipta ataupun belum teridentifikasi dengan jelas, ataupun komponen guna produksinya belum dikenal sepenuhny serta bagi Peter Drucker, kewirausahaan merupakan keahlian buat menghasilkan suatu yang baru serta berbeda. Orang yang melaksanakan aktivitas kewirausahaan diucap wirausahawan.
B. Tahap – tahap Melakukan Wirausaha
a. Tahap memulai Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’. Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa. b. Tahap melaksanakan usaha Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi. c. Tahap mempertahankan usaha Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
C. Konsep Kewirausahaan dalam Pandangan Islam
Islam adalah agama yang sempurna dalam segala hal. Salah satu kesempurnaannya merupakan dengan mewajibkan kepada umatnya supaya dapat hidup mandiri dengan bekerja ataupun berbisnis dengan jalur yang benar. Islam tidak cuma mengarahkan buat beribadah saja, namun Islam pula mengarahkan umatnya buat mandiri serta bekerja keras salah satunya dengan berwirausaha. Berwirausaha berikan kesempatan kepada orang lain buat berbuat baik dengan metode membagikan pelayanan yang kilat, menolong kemudahan untuk orang yang berbelanja, berikan potongan, dll. Perbuatan baik hendak senantiasa menenangkan benak yang setelah itu hendak ikut menolong kesehatan jasmani. Perihal ini semacam yang diungkapkan dalam novel The Healing Brain yang melaporkan kalau guna utama otak tidaklah buat berfikir, namun buat mengembalikan kesehatan badan. Vitalitas otak dalam melindungi kesehatan banyak dipengaruhi oleh frekuensi perbuatan baik. Serta aspek kerja otak yang sangat utama merupakan berteman, bermuamalah, bekerja sama, tolong membantu, serta aktivitas komunikasi dengan orang lain. Kewirausahaan merupakan ilmu yang memperlajari tentang nilai, keahlian, serta sikap seorang dalam mengalami tantangan hidupnya. Unsur – unsur kewirausahaan meliputi motivasi, visi, komunikasi, optimisme, dorongan semangat serta keahlian menggunakan kesempatan. Dalam al- Qur’ an ataupun hadis banyak uraian tentang kewirausahaan ataupun bisnis yang baik. Islam memanglah tidak membagikan uraian secara eksplisit terpaut konsep tentang kewirausahaan ini, tetapi di antara keduanya memiliki kaitan yang lumayan erat, mempunyai ruh ataupun jiwa yang sangat dekat, walaupun bahasa teknis yang digunakan berbeda. Kewirausahaan serta Perdagangan dalam pemikiran islam ialah aspek kehidupan yang dikelompokkan kedalam permasalahan mu’ amalah, ialah permasalahan yang berkenaan dengan ikatan yang bertabiat horizontal antar manusia serta senantiasa hendak di pertanggungjawabkan nanti di akhirat. Manusia diperintahkan buat memakmurkan bumi serta membawanya ke arah yang lebih baik dan diperintahkan buat memakmurkan bumi serta membawanya ke arah yang lebih baik dan diperintahkan buat berupaya mencari rizki.
D. Karakteristik Kewirausahaan Muslim
Sebagai wirausahawan muslim harus memperhatikan beberapa etika dan perilaku terpuji dalam perdagangan. Menurut Imam Ghazali, ada 8 sifat dan perilaku yang terpuji dalam perdagangan, yaitu : a. Sifat Takwa, Tawakkal, Zikir, dan Syukur Sifat ini harus dimiliki oleh wirausahawan karena dengan sifat-sifat itu kita akan diberi kemudahan dalam menjalankan setiap usaha yang kita lakukan. Dengan adanya sifat takwa maka kita akan diberi jalan keluar penyelesaian dari suatu masalah dan mendapat rizki yang tidak disangka. Dengan sikap tawakkal, kita akan mengalami kemudahan dalam menjalankan usaha walaupun usaha yang kita jalani memiliki banyak saingan. Dengan bertakwa dan bertawakkal maka kita akan senantiasa berzikir untuk mengingat Allah dan bersyukur sebagai ungkapan terima kasih atas segala kemudahan yang kita terima. Dengan begitu, maka kita akan merasakan tenang dan melaksanakan segala usaha dengan kepala dingin dan tidak stress. b. Tidak mengambil laba lebih banyak Membayar harga yang sedikit lebih mahal kepada pedagang yang miskin. Memurahkan harga dan memberi potongan kepada pembeli yang miskin sehingga akan melipatgandakan pahala. Bila membayar hutang, maka bayarlah lebih cepat dari waktu yang telah ditetapkan. Membatalkan jual beli bila pihak pembeli menginginkannya. Bila menjual bahan pangan kepada orang miskin secara cicilan, maka jangan ditagih apabila orang tersebut tidak mampu membayarnya dan membebaskan ia dari hutang apabila meninggal dunia. c. Jujur Dalam suatu hadist diriwayatkan bahwa :”Kejujuran akan membawa ketenangan dan ketidakjujuran akan menimbulkan keragu-raguan.”(HR. Tirmidzi). Jujur dalam segala kegiatan yang berhubungan dengan orang lain maka akan membuat tenang lahir dan batin. d. Niat Suci dan Ibadah Bagi seorang muslim kegiatan bisnis senantiasa diniatkan untuk beribadah kepada Allah sehingga hasil yang didapat nanti juga akan digunakan untuk kepentingan dijalan Allah. e. Azzam dan bangun Lebih Pagi Rasul saw mengajarkan agar kita berusaha mencari rezeki mulai pagi hari setelah shalat subuh. Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa : ”Hai anakku, bangunlah!sambutlah rizki dari Rabb-mu dan janganlah kamu tergolong orang yang lalai, karena sesungguhnya Allah membagikan rizki manusia antara terbitnya fajar sampai menjelang terbitnya matahari.”(HR. Baihaqi). f. Toleransi Sikap toleransi diperlukan dalam bisnis sehingga kita dapat menjadi pribadi bisnis yang mudah bergaul, supel, fleksibel, toleransi terhadap langganan dan tidak kaku. g. Berzakat dan Berinfak Hadits Rasulullhah : Artinya :“Tidaklah harta itu akan berkurang karena disedekahkan dan Allah tidak akan akan menambahkan orang yang suka memberi maaf kecuali kemuliaan. Dan tidaklah seorang yang suka merendahkan diri karena Allah melainkan Allah akan meninggikan derajatnya.”(HR. Muslim). Dalam hadist tersebut telah diungkapkan bahwa dengan berzakat dan berinfak maka kita tidak akan miskin, melainkan Allah akan melipat gandakan rizki kita. Dengan berzakat, hal itu juga akan membersihkan harta kita sehingga harta yang kita peroleh memang benar-benar harta yang halal. h. Silaturahmi Dalam usaha, adanya seorang partner sangat dibutuhkan demi lancarnya usaha yang kita lakukan. Silaturrahmi ini dapat mempererat ikatan kekeluargaan dan memberikan peluang-peluang bisnis baru. Pentingnya silaturahmi ini juga dapat dilihat dari hadist berikut : Artinya :”Siapa yang ingin murah rizkinya dan panjang umurnya, maka hendaklah ia mempererat hubungan silaturahmi.”(HR. Bukhari).
E. Wirausaha Dalam Pandangan Islam
Islam merupakan agama yang paling sempurna dalam segala hal. Salah satu kesempurnaan syariat Islam ini adalah dengan mewajibkan kepada umatnya agar bekerja dan berbisnis dengan jalan yang benar dan menjauhi segala hal yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya. Banyak bisnis yang dapat dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup didunia dan dalam rangka kepada Allah Subhanahuwataála. Salah satu bisnis yang disarankan dalam isalm adalah perniagaan atau berdagang. Berdagang merupakan salah satu profesi yang sangat mulia dan utama selagi dijalankan dengan jujur dan sesuai dengan aturan serta tidak melanggar batas – batas syari'at yang telah ditetapkan oleh Allah dan rasul-Nya di dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah Ash-Shahihah.
F. Rumus Kewirausahaan Dalam Islam
Menurut Nur Suhaili mengatakan rumusan kewirausahaan dalam Islam adalah sbb : 1. Kewirausahaan merupakan bagian integral dari agama Islam. 2. Berdasarkan sifat manusia, para pengusaha Muslim 'khalifah' yang diutus Allah (SWT) dan memiliki tanggung jawab mengembangkan kemakmuran dan melihat bisnis sebagai bagian dari ibadah dan perbuatan baik. 3. Kewirausahaan sebagai Motivasi. Keberhasilan dalam Islam bukan hanya diukur dengan hasil akhir tetapi juga cara dan sarana untuk mencapai mereka. 4. Kewirausahaan sebagai bagian dari Ibadah. kegiatan usaha adalah bagian dari ibadah atau "perbuatan baik" 5. Posisi Kewirausahaan dan bisnis dalam Islam: - Islam mendorong umatnya untuk menjelajah ke bisnis. Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa 9 dari 10 sumber rizki (livlihood) dapat ditemukan dalam bisnis. 6. Kewirausahaan merupakan bagian dari Sistem Ekonomi Islam Kewirausahaan Islam harus beroperasi dalam domain sistem Ekonomi Islam dan bertindak sebagai kendaraan menuju penerimaan global Sistem ini. 7. Prinsip-prinsip Kewirausahaan Islam diambil dari hasanah ilmu di Alquran dan Alhadits 8. Etika kewirausahaan yang baik adalah etika kewirausahaan berdasarkan perilaku teladan dari Nabi Muhammad SAW.
G. Faktor Kegagalan Dalam Berwirausaha
Menurut Zimmerer (Dalam Suryana, 2003: 44- 45) terdapat sebagian aspek yang menimbulkan wirausaha kandas dalam melaksanakan usaha barunya : a) Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten ataupun tidak mempunyai keahlian serta pengetahuan mengelola usaha ialah aspek pemicu utama yang membuat industri kurang sukses. Kurang berpengalaman baik dalam keahlian mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan pembedahan industri. b) Kurang bisa mengatur keuangan Supaya industri bisa sukses dengan baik, aspek yang sangat utama dalam keuangan merupakan memelihara aliran kas. Mengendalikan pengeluaran serta penerimaan secara teliti. Kekeliruan memelihara aliran kas menimbulkan operasional perusahan serta menyebabkan industri tidak mudah. c) Gagal dalam perencanaan Perencanaan ialah titik dini dari sesuatu aktivitas, sekali kandas dalam perencanaan hingga hendak hadapi kesusahan dalam penerapan. d) Lokasi yang kurang mencukupi Posisi usaha yang strategis ialah aspek yang memastikan keberhasilan usaha. Posisi yang tidak strategis bisa menyebabkan industri sukar beroperasi sebab kurang efektif. e) Kurangnya pengawasan perlengkapan Pengawasan erat berhubungan dengan efisiensi serta daya guna. Kurang pengawasan menyebabkan pemakaian perlengkapan tidak efektif serta tidak efisien. f) Sikap yang kurang serius dalam berupaya Perilaku yang setengah- setengah terhadap usaha hendak menyebabkan usaha yang dicoba jadi labil serta kandas. Dengan perilaku separuh hati, mungkin kandas jadi besar. g) Ketidakmampuan dalam melaksanakan peralihan/ transisi kewirausahaan Wirausaha yang kurang siap mengalami serta melaksanakan pergantian, tidak hendak jadi wirausaha yang sukses. Keberhasilan dalam berwirausaha cuma dapat diperoleh apabila berani mengadakan pergantian serta sanggup membuat peralihan tiap waktu. DAFTAR PUSTAKA
Basrowi, Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011
https://docplayer.info/73029205-Makalah-kewirausahaan-dalam-perspektif-islamislamic- entrepreneurship-disusun-untuk-memenuhi-tugas-mata-kuliahkewirausahaan.html http://bedduboy.blogspot.com/2016/08/kewirausahaan-dalam-perspektifislam.html Yunus, Muhammad. Islam dan Kewirausahaan Inovatif. Malang: UIN Malang Press, 2008. https://www.kompasiana.com/lusia31/585b3f201497737c0c238760/kewirausahaan-menurut- pandangan-islam http://jurnal.iaihnwpancor.ac.id/index.php/tadib/article/view/183/99