Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

ISLAMIC ENTERPRENEURSHIP
TENTANG

KONSEP DASAR ENTERPRENEUR ISLAM


Dosen Pengampu : Drs. H. Maulana Yusuf,M.Ag

Disusun Oleh
Kelompok II
Fenti Furnamasari
Suai Batul Islamiah
Deasy Triana

PROGRAM STUDI
EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jambi, 08 Oktober 2022


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………… ii
DAFTAR ISI ……………………………………………. iii
BAB 1
KONSEP DASAR ENTREPRENEUR ISLAM
A. Pengertian Kewirausahaan Islam …………………………... 1
B. Prinsip-Prinsip Entrepreneur ………………………………... 2
C. Pentingnya Kewirausahaan Islam …………………………... 3
D. Ciri Khas Entrepreneurship Islam …………………………... 4
DAFTAR PUSTAKA …………………………………… 5
BAB 1
KONSEP DASAR ENTREPRENEUR ISLAM

A. Pengertian Kewirausahaan Islam


Istilah entrepreneur berasal dari Bahasa Prancis yaitu enterpende yang berarti
petualang, pengambilan risiko, kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan suatu
pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya. Dalam kamus umum Bahasa
Indonesia yaitu sebagai orang yang pandai dan berbakat dalam mengenal produk baru,
menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadakan produk baru,
memasarkan produk yang dihasilkan, dan mengatur pemodalan operasinya.
Istilah entrepreneur sudah dikenal orang dalam sejarah ilmu ekonomi sebagai ilmu
pengetahuan sejak tahun 1755. Seorang kebangsaan Perancis bernama Richard Cantillon, ahli
ekonomi Perancis keturunan Irlandia di anggap sebagai orang pertama yang menggunakan
istilah entrepreneur dan entrepreneursip. Dalam karya akrap nya yang berjudul “ Essai Sur La
Nature Du Commerce En General”, Cantillon memberikan peranan utama kepada konsep
enterpreneuship dalam ilmu ekonomi. Dalam karya tersebut Cantillon menyatakan bahwa
seorang enterprenuer sebagai orang yang membayar harga tertentu untuk kemudian dijualnya
dengan harga yang tidak pasti (an uncertain price) sambil membuat keputusan-keputusan
tentang upaya mencapai dan memanfaatkan sumber-sumber daya dan menerima risiko
berusaha (the risk of entereprise).
Dalam literatur yang sama Robert D. Hisrich dan candida G. Brush menyatakan ”
entrepreneurship adalah proses, dimana diciptakan sesuatu yang berbeda yang bernilai,
dimanaorang menanggung hasil-hasil berupa imbalan moneter dan kepuasan pribadi sebagai
dampak dari pekerjaan itu.
Entrepreneur juga merupakan segala hal yang berkaitan dengan sikap, tindakan, dan
proses yang dilakukan oleh para entrepreneur dalam merintis, menjalan dan mengembangkan
usaha mereka. Entrepreneur juga sering dikaitkan dengan adanya pendatang baru dalam dunia
bisnis. Secara sederhana arti entrepreneur (wirausahawan) dalah orang yang berjiwa berani
mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani
mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa
takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.

Muhammad Anwar, Pengantar Kewirausahaan Teori dan Aplikasi (Jakarta Kencana,


2014), hal. 2.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,
(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008) Edisi ke-4, hal. 1562.
J. Winardi, Entrepreneur dan Entrepreneurship, hal. 172.
Amar Hakim Nasution, Entrepreneurship Membangun Spirit Teknopreneurship,
(Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2008), hal.3.
B. Prinsip-Prinsip Entrepreneurship
Prinsip-prinsip ekonomi Islam yang bisa digalakkan menjadi prinsip-prinsip entrepreneur
ship adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Tauhid
Asal makna tauhid adalah keyakinan bahwa Allah SWT itu satu, tidak ada sekutu
bagi-Nya. Ilmu ada sekutu bagi-Nya. Ilmu tauhid sendiri adalah ilmu yang membahas
tentang ketuhanan dan sifat-sifat wajib bagi Allah SWT.
Dalam konteks ekonomi, prinsip tauhid dimaknai sebagai sebuah spirit dalam
melakukan suatu tindakan ekonomi harus bergantung pada Allah. Prinsip tauhid sendiri
adalah dasar dari segala perbuatan manusia, keyakinan atau pandangan hidup seperti ini
akan melahirkan aktivitas yang memiliki akuntabilitas ketuhanan, sehingga segala bentuk
aktivitas ekonomi diharapkan akan membentuk integritas sesuai prinsip-prinsip syariah.
Dalam ekonomi Islam prinsip tauhid menjadi prinsip utama yang akan menopang
prinsip-prinsip lainnya.
2. Prinsip Keadilan
Keadilan adalah salah satu prinsip yang diajarkan dalam islam, menurut kamus
Bahasa Indonesia “adil”, berarti sama berat, tidak berat sebelah, berpihak kepada yang
benar dan sepatutnya. Dalam ekonomi islam implementasi keadilan ada pada larangan
riba, maisyir, gharar, dan haram.
a. Riba
Riba merupakan suatu tantangan yang menggiurkan dalam dunia bisnis, kata
riba dari segi bahasa berarta “kelebihan”, dalam al-Qur’an ditemukan kata riba
terulang sebanyak delapan kali, terdapat dalam empat surah, yaitu al-Baqarah, Ali
Imron, an-Nisa’, dan ar-Rum.
b. Maisyir
Perkataan maisyar berasal dari kata yasara atau yusr yang bermakna “mudah”,
atau yasar yang bermakna “kekaya”. Secara terminologis, maisyir berarti bentuk
permainan yang mengandung unsur taruhan, pihak yang memenangkan permainan
bethak memenangkan taruhan.
c. Gharar
Gharar dapat dipahami sebagai transaksi yang tidak baik dalam akat maupun
barang yang diperjual belikan.
d. Haram
Haram adalah sesuatu yang dilarang oleh Allah apabila dilakukan mendapat
dosa, di dalam aktivitas ekonomi (muamalah) pada hakikatnya semua adalah boleh
(mubah) kecuali ada dalil yang mengharamkanya.
3. Prinsip Maslahat
Kata maslahat dalam kamus bahasa Indonesia memiliki arti, sesuatu yang
mendatangkan kebaikan, keselamatan, faedah dan guna. Hakikat maslahat adalah segala
bentuk kebaikan dan manfaat yang bersifat menyeluruh baik untuk kebaikan ukhrowi
maupun duniawi, materi maupun spiritual, individu maupun sosial. Dalam konteks
pembinaan dan pengembangan ekonomi prinsip maslahat memiliki kedudukan yang
sangat penting karena dalam prinsip muamalah semua bentuk maumalah diperbolehkan
kecuali hal-hal yang telah dilarang, berbeda dengan ibadah segala bentuk ibadah adalah
haram kecuali ibadah yang telah dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW.
4. Prinsip Ta’awun (Tolong-mendolong)
Ta’awun atau tolong mendolong adalah salah satu prinsip dasar dalam ekonomi
dalam ekonomi Islam, salah satu pengaplikasikasian dalam prinsip ini adalah kewajiban
zakat bagi umat Islam, berbeda dengan ekonomi kapitalis yang menghendaki adanya
kebebasan seluas luasnya bagi individu untuk melakukan aktivitas ekonomi tanpa
campur tangan pemerintah, berbeda juga dengan prinsip sosialis komunis yang
menginginkan kesejahteraan secara merata dengan negara sebagai pengusaha segala aset,
sistem ekonomi Islam berada di antara keduanya. Dengan prinsip ta’awun (tolong-
menolong), Islam mengingikan kesejahteraan yang berkeadilan karena hak fakir miskin
dalam harta orang kaya sehingga kesenjangan ekonomi dapat diminimalisir.
C. Pentingnya Kewirausahaan Islam
Entrepreneur merupakan suatu kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan
dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menjadi sukses. Semangat
kewirausahaan juga mendorong minat seseorang untuk mendirikan dan mengelola usaha
secara professional.
Dalam agama Islam entrepreneur atau wirausaha adalah sangat dianjurkan karena
ajaran Islam sangat menghargai orang yang bekerja. Entrepreneur muslim sejatinya
adalah wirausaha yang menjalankan roda bisnis nya berdasarkan nilai-nilai yang ada
dalam ajaran Islam.
Entrepreneur dalam perdagangan Islam adalah orang yang selalu berpedoman
kepada al-Qur’an dan al-Hadits dalam setiap langkahnya. Nilai-nilai entrepreneurship
menurut perspektif al-Qur’an dan al-Hadits seperti yang ditulis oleh T. Distianto adalah
sebagai berikut: a. keyakinan dan tauhid, b. keteladanan nabi dan sahabatnya, c. kerja
keras, d. kemandirian dalam dunia entrepreneur, e. menjauhi sifat malas, f. kejujuran, g.
kreativitas, h. semangat berbagi atau bersedekah, i. silaturahni.
Dalam Islam entrepreneur adalah segala aktivitas bisnis yang diusahakan secara
perniagaan dalam rangka memproduksi suatu barang atau jasa dengan jalan tidak
bertentangan dengan syariah.

Muhamad Syafii Antonio, “Ensiklopedi Leadership and Menajemen The Super Leader
Super Manager, seri Business and Entrepreneurship” (Jakarta, Tazkia publishing, 2010), hal.
12.
D. Ciri Khas Entrepreneurship Islam
Kewirusahaan Islam (islamicpreneurship) atau dikenal juga dengan Islamic
entrepreneurship bermakna segala bentuk aktivitas dalam mendirikan, memimpin,
mengelola, mengambil resiko, dan menjadi pemilik usaha yang sesuai dengan ajaran
islam.
Guna memberikan efek yang jauh lebih bermakna, maka para pelaku
islamicpreneurship seyogyanya juga harus mempratikkan dan merefleksikan mengenai
etika bisnis sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW diantaranya yaitu:
1. Prinsip esensial dalam bisnis adalah kejujuran.
2. Pentingnya kesadaran tentang signifikansi sosial dalam kegiatan bisnis.
3. Tidak melakukan sumpah palsu dalam melakukan transaksi dalam bisnis.
4. Selalu bersikap ramah dalam berbisnis.
5. Dilarang berpura-pura dengan menawar harga tinggi agar ada orang lain tertarik
untuk ikut membeli barang yang dijual tinggi.
6. Dilarang menjelekan bisnis orang lain agar membeli dagangannya.
7. Tidak melakukan ikhtikar (menumpuk atau menimbun barang).
8. Bisnis dilaksanakan dengan sukarela tanpa ada paksaan
9. Segera melunasi hutang yang menjadi kewajiban.
10. Memberi tenggang waktu apabila penghutang.

Perlu dipahami bahwa entrepreneur syariah memiliki karakteristik tersendiri yang


dapat dikenal secara khas. Karakteristik ini antara lain; dalam pelaksanaannya selalu
berpijak pada niali-niali ajaran Islam, memiliki pemahaman terhadap Batasan halal dan
haram dalam dunia bisnis, dan berorientasi pada kemaslahatan dunia dan akhirat.

Suyanto, Spirit Kewirausahaan “Muslim” dalam Upaya Membangun Kemandirian


Umat, Jurnah Ilmu Kesejahteraan Sosial, vol.2, No.1, Juni, 2013, hal. 89.
Daftar Pustaka

Kertajaya, Hermawan, Sula , Muhammad Syakir; Syari’ah Marketing, Mizan, Bandung, 2006

Kasmir, S.E., M.M;s Kewirausahaan, Rajawali Prees, Jakarta, 2007

Kuswara, Mengenal MLM Syari’ah, Kultum Media, Tangerang, 2005

Najmudin Ansorullah,Prinsip-prinsip Hukum Islam dalam Tanggung Jawab Pelaku Usaha dalam situs
http://www.mediakonsumen.com/Artikel1127.html

Anonim, Prinsip-Prinsip Bisnis Rasulullah , dalam situs


http://bisnisislami.wordpress.com/2008/01/30/prinsip-prinsip-bisnis-rasulullah-saw/

Anda mungkin juga menyukai