Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

EDU ENTERPRENEURSHIP
Tentang
KEWIRAUSAHAAN DALAM PANDANGAN ISLAM

Disusun Oleh:
MUHAMAD ALHIRI (2214020122)
MURSYID JUNAID (2214020119)

Dosen Pengampu:
Yoni Marlius M. Ed

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
1445 H/ 2023 M

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi maha
Penyayang, penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan tepat waktu yang membahas tentang Isim
Mamdud dan Isim Tafdhil
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Edu
Enterpreneurship yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa UIN Imam Bonjol
Padang Jurusan Pendidikan Bahasa Arab khususnya PBA C.
Makalah ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya dukungan dan
bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Ustadz Yoni Marlis M. Ed selaku dosen pembimbing mata kuliah Edu
enterpreneurship, yang telah dengan tulis memberikan arahan dan
bimbingannya.
2. Ibu dan ayah saya selaku orang tua yang telah membiayai pendidikann dan
selalu memberikan dukungan untuk terus semangat dalam belajar demi
terwujudnya cita-cita.
3. Teman-teaman PBA C, yang seperjuangan dalam melanjutkan pendidikan
di perguruan tinggi ini.
Demikian makalah yang bisa penulis tuliskan, semoga makalah ini bisa
memberi manfaat kepada semua pihak. Dengan senang hati penulis menerima
segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah ini.

Padang, 2 september 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I ............................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan masalah .................................................................................... 1
BAB II .............................................................................................................. 2
PEMBAHASAN .............................................................................................. 2
A. Definisi enterpreneurship ..................................................................... 2
B. Enterpreneurship dalam islam .............................................................. 3
C. Sifat-sifat yang harus dimiliki seorang wirausaha dalam islam ........... 4
BAB III ............................................................................................................ 7
PENUTUP ........................................................................................................ 7
A. KESIMPULAN .................................................................................... 7
B. KRITIK DAN SARAN ........................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Islam adalah agama yang paling sempurna dalam segala hal. Salah
satu kesempurnaannya adalah dengan mengharuskan kepada umatnya agar
bisa hidup mandiri dengan bekerja atau berbisnis dengan jalan yang benar.
Islam tidak hanya mengajarkan untuk beribadah saja, tetapi Islam
juga mengajarkan umatnya untuk mandiri dan bekerja keras salah satunya
dengan berwirausaha. Kewirausahaan adalah ilmu yang memperlajari
tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi
tantangan hidupnya.
Unsur-unsur kewirausahaan meliputi motivasi, visi, komunikasi,
optimisme, dorongan semangat dan kemampuan memanfaatkan peluang.
Kewirausahaan Islam merupakan aspek kehidupan yang dikelompokkan ke
dalam masalah muamalah.
Masalah yang erat kaitannya dengan hubungan yang bersifat
horisontal, yaitu hubungan antar manusia yang akan dipertanggungjawabkan
kelak di akhirat. Kewirausahaan Islam merupakan suatu ibadah yang akan
mendapatkan pahala apabila dilaksanakan.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dengan kewirausahaan?
2. Bagaimana pandangan Islam tentang kewirausahaan?
C. Tujuan masalah
1. Mengetahui maksud dari kewirausahaan
2. Mengetahui pandangan Islam dalam kewirausahaan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Enterpreneurship
Sejarah Islam mencatat bahwa entrepreneurship telah dimulai bebrapa
waktu di masa lalu, pada masa Adam AS. Dimana salah satu anaknya Habil
adalah seorang wirausahawan yang bergerak di bidang pertanian dan Qobil
berwirausaha di bidang peternakan. Banyak riwayat nabi yang mencatat bahwa
mereka dinamis dalam usaha bisnis, beberapa diantaranya berwirausaha di
sektor pertanian, perternakan, kerajinan dan bisnis perdagangan. Teladan yang
paling jelas adalah Nabi Muhammad SAW, beliau menekuni bisnis dengan
memelihara dan menjual domba, kemudian membantu bisnis pamannya dan
akhirnya mengelola bisnis saidatina Khadijah1.
Istilah entrepreneur ditulis pertama kali disusun oleh Savary pada
tahun 1723 di dalam buku trade dictonary (Kamus Dagang). Menurut Savary,
entrepreneur adalah individu yang membeli produk dengan biaya tetap,
terlepas dari kenyataan bahwa individu tersebut belum memiliki gambaran
yang jelas tentang berapa banyak barang dagangan yang di jual2.
Entrepreneur adalah orang yang berjiwa berani menghadapi tantangan
untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan, artinya bermental mandiri
dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam
kondisi tidak pasti3.
Kewirausahaan atau entrepreneurship adalah suatu sikap, jiwa, dan
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, yang bernilai dan berguna
baik bagi dirinya sendiri ataupun orang lain. Kewirausahawan merupakan
sikap mental dan jiwa, yang selalu aktif dan kreatif, berdaya, bercipta,
berkarya, bersahaja serta berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan
atas kegiatan usahanya.4

1
Ratna Wijayanti, “Membangun Entrepreneurship Islami dalam Perspektif Hadits” Jurnal
Studi Islam Vol 13. No.1, 2018, hal 37
2
Buchari Alma, “Kewirausahaan”, (Bandung:Alfabeta,2016), hlm.25
3
Kasmir, “Kewirausahaan”, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm.19.
4
Kementerian pendidikan dan kebudayaan, Modul Pembelajaran Kewirausahawan (Jakarta:
Direktorat jenderal pembelajaran dan kemahasiswaa n ditjen pendidikan tinggi, 2013), hlm. 15-16

2
Sekarang ini banyak kesempatan untuk berwirausaha. Suatu karier
kewirausahaan dapat mendukung kesejahteraan masyarakat dan dapat
menghasilkan imbalan financial yang nyata bagi wirausahanya. Para wirausaha
adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai
kesempatan-kesempatan bisnis: mengumpulkan sumber-sumber daya yang
dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan
yang tepat guna memastikan sukses 5
Ada keraguan istilah antara entrepreneurship, intraprneurship dan
entrepreneurial dan entrepreneur
1. Entrepeneurship adalah jiwa kewirausahaan yang dibangun untuk
menjembatani antara ilmu dengan kemampuan pasar. Entrepreneurship
meliputi pembentukan perusahaan baru, aktivitas
2. Intrapreneurship didefenisikan sebagai kewirausahaan yang terjadi di
dalam organisasi yang merupakan jembatan kesenjangan antaran ilmu
dengan keinginan pasar.
3. Entrepreneur didefenisikan sebagai seorang yang membawa sumber daya
berupa tenaga kerja, material dan asset lainnya pada suatu kombinasi yang
menambahkan nilai yang lebih besar
4. Entrepreneurial adalah kegiatan dalam menjalankan usaha atau
berwirausaha
B. Enterpreneurship dalam Islam
Enterpreneurship dalam islam adalah enterpreneurship syariah. Adapun
Kewirausahaan syariah (Shariah Entrepreneur) adalah gabungan dari dua kata,
yaitu kewirausahaan dan syariah. Kewirausahaan Syariah merupakan suatu
usaha manusia untuk melakukan kebaikan , dengan memanfaatkan berbagai
sumber daya yang ada, seperti aktivitas produksi dan jual beli yang dilakukan,
dengan berlandaskan nilai-nilai Islam yang sesuai di dalam Al-Qur’an, al-
Hadis dan juga sirah-sirah Nabawiyah6.

5
Geoffrey G, Meredith et al, 2002, Kewirausahaan Teori dan Praktek, Penerbit PPM, 2003,
hlm 5
6
Ika Yunia Fauzia, Islamic Entrepreneurship (Depok: Raja Grafindo Persada,2019) hlm. 4

3
Menjadi seorang wirausahawan merupakan sosok pejuang, karena
banyak hal yang bisa dilakukan olehnya, terlebih lagi jika wirausahawan
tersebut yang menerapkan Islamic entrepreneur, maka wirausahawan tersebut
akan lebih banyak lagi memegang nilai-nilai kebaikan dalam aktivitasnya. Hal
ini dikarenakan Islamic entrepreneurship selalu mengedepankan transaksi
yang dipenuhi dengan kemaslahatan di antara penjual dan pembeli.7

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa


Entrepreneur syariah adalah seorang yang menjalankan suatu aktivitas usaha
atau bisnis dengan selalu menerapkan nilai-nilai Islam didalam kegiatan
usahanya serta memiliki keberanian dalam mengambil resiko untuk memulai
usaha. Jika seorang muslim berwirausaha namun tidak menerapkan nilai-nilai
keislaman dalam usahanya, dan cenderung melakukan larangan dalam
usahanya maka ia belum tentu di anggap sebagai seorang entrepreneur syariah

C. Sifat-sifat yang harus dimiliki seorang wirausaha dalam islam


1. Fathanah (cerdas)
Fathanah berarti cakap atau cerdas memiliki kemampuan intelektual,
cerdas, kreatif, berani, percaya diri dan bijaksana. Oleh karenanya seorang
businessman yang fatanah adalah seorang yang memahami, mengerti, dan
menghayati secara mendalam segala sesuatu yang berhubungan dengan
kewajiban dan tugasnya secara cerdas.8
2. Amanah (dapat dipercaya)
Al-amanat, diambil dari kata amina, asal huruf terdiri dari al-alif, al-
mim, dan al-nun. Mengandung arti pembenaran dan ketenangan hati.
Amanah al-amanat lawan dari alkhiyanat. Al-amanat melahirkan
ketenangan batin, serta rasa aman karena adanya pembenaran dan
kepercayaan terhadap sesuatu, sedangkan iman adalah pembenaran hati dan
kepercayaan terhadap sesuatu. Amanah merupakan rasa keimanan dan
sendi utama interaksi. Amanah membutuhkan kepercayaan, dan

7
Ika Yunia Fauzia, Islamic Entrepreneurship, hlm. 6.
8
Dedi Anggi Aprianto dkk, “Implementasi Etika Bisnis Islam Pada Usaha Mikro Kecil
Makanan Olahan di Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang” Ilmu Ekonomi Vol 2, No,
2, 2019, hlm. 208.

4
kepercayaan itu melahirkan al-sakinat (ketenangan batin), selanjutnya
melahirkan keyakinan.9
3. Shiddiq (Benar dan Jujur)
Jujur artinya dapat dipercaya. Jujur bahasa arabnya al-shidq. Ibn
Ahmad ibn Faris, menyebutkan, al-shidq, berasal dari tiga kata, yaitu: al-
shad, al-dal, dan al-qaf. Asal maknanya menunjukan atas kekuatan pada
sesuatu. Lawan dari kata al-shidq adalah al-kadzb (dusta, bohong). Jujur
adalah pemberitahuan seseorang atas apa yang ia yakini kebenarannya.
Pemberitahuan ini meliputi setiap yang menunjukkan kepada yang dimaksud,
baik berupa perkataan ataupun tindakan seperti menulis dan menunjuk.10
Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an, keharusan bersikap jujur dalam
berdagang, berniaga, berbisnis atau jual beli, sudah diterangkan dengan sangat
jelas dan tegas yang antara lain kejujuran tersebut di beberapa ayat
dihubungkan dengan pelaksanaan timbangan,11 sebagaimana firman Allah
SWT:
ِ ‫َوقِي ُموا ْال َو ْزنَ بِال ِقس‬
ِ ‫ْط َو ََل ت ُ ْخس ُِروا‬
)٩( َ‫الميزَ ان‬
Artinya: “Tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu
mengurangi timbangan itu”.(QS.Arrahman(55).9).
4. Tabligh (Argumentatif/Komunikatif)
Tabligh adalah menyampaikan atau mengajak sekaligus memberikan
contoh kepada orang lain untuk melakukan hal-hal yang benar di dalam
kehidupan. Dalam hal ini Tabligh bias berarti argumentative dan
komunikatif.12
Orang yang memiliki sifat Tabligh, akan menyampaikan sesuatu
dengan benar (berbobot) dan dengan tutur kata yang tepat (bi al-hikmah).
Seorang pemimpin dalam dunia bisnis haruslah menjadi seseorang yang
mampu mengkomunikasikan visi dan misinya dengan benar kepada
karyawan dan semua pihak terkait dalam bisnisnya. Seorang pebisnis atau
pemasar harus mampu menyampaikan keunggulan-keunggulan produknya
dengan jujur dan tidak berbohong tentang kekurangan produknya (tidak
menipu pelanggan). Seorang pelaku bisnis syariah harus menjadi

9
M. Quraish Shihab, “Menyingkap Tabir Ilahi” (Bandung: Mizan, 2001), hlm. 48.
10
Samsul Nizar dan Zainal Efendi Hasibuan, “Kepemimpinan Pendidikan Dalam Perspektif
Hadis; Telaah Historis Filosofis” (Jakarta: Prenadamedia Group, 2019) hlm. 108.
11
Farid, “Kewirausahaan syariah”, (Depok: Kencana, 2017) hlm. 29
12
Iffa Amalia, “ Implementasi nilai Tabligh pada tenaga pengajar dalam proses belajar
mengajar di Madrasah Aliyah Negeri Mojokerto” Jurnal Ekonomi, Vol. 2. 2010, hlm. 836.

5
komunikator yang baik yang bias berbicara dengan benar dan bi al-hikmah
(bijaksana dan tepat sasaran) kepada mitra bisnisnya. Kalimat-kalimat yang
keluar dari ucapannya berbobot dan tidak menyinggung.13

13. Irwan Misbach, “Perilaku Bisnis Syariah” Jurnal al-idarah vol 5, 2017, hlm. 40.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Savary, entrepreneur adalah individu yang membeli produk dengan
biaya tetap, terlepas dari kenyataan bahwa individu tersebut belum memiliki
gambaran yang jelas tentang berapa banyak barang dagangan yang di jual
.Kewirausahaan atau entrepreneurship adalah suatu sikap, jiwa, dan kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru, yang bernilai dan berguna baik bagi dirinya
sendiri ataupun orang lain.Para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai
kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis: mengumpulkan
sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya
dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses Ada keraguan istilah
antara entrepreneurship, intraprneurship dan entrepreneurial dan entrepreneur .
Kewirausahaan Syariah merupakan suatu usaha manusia untuk melakukan
kebaikan , dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada, seperti aktivitas
produksi dan jual beli yang dilakukan, dengan berlandaskan nilai-nilai Islam yang
sesuai di dalam Al-Qur’an, al-Hadis dan juga sirah-sirah Nabawiyah .
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Entrepreneur
syariah adalah seorang yang menjalankan suatu aktivitas usaha atau bisnis dengan
selalu menerapkan nilai-nilai Islam didalam kegiatan usahanya serta memiliki
keberanian dalam mengambil resiko untuk memulai usaha.Jika seorang muslim
berwirausaha namun tidak menerapkan nilai-nilai keislaman dalam usahanya, dan
cenderung melakukan larangan dalam usahanya maka ia belum tentu di anggap
sebagai seorang entrepreneur syariah.

B. Kritik dan Saran

Di dalam makalah yang telah penulis buat terdapat banyak kesalahan karna
penulis bukan orang yang sempurna dan tempat nya salah untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

7
DAFTAR PUSTAKA

Buchari Alma, “Kewirausahaan”, (Bandung:Alfabeta,2016).


Dedi Anggi Aprianto dkk, “Implementasi Etika Bisnis Islam Pada Usaha Mikro
Kecil Makanan Olahan di Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten
Karawang” Ilmu Ekonomi Vol 2, No, 2, 2019.
Farid, “Kewirausahaan syariah”, (Depok: Kencana, 2017).
Geoffrey G, Meredith et al, 2002, Kewirausahaan Teori dan Praktek, Penerbit
PPM, 2003.
Iffa Amalia, “ Implementasi nilai Tabligh pada tenaga pengajar dalam proses
belajar mengajar di Madrasah Aliyah Negeri Mojokerto” Jurnal Ekonomi,
Vol. 2. 2010.
Ika Yunia Fauzia, Islamic Entrepreneurship (Depok: Raja Grafindo Persada,2019).
Irwan Misbach, “Perilaku Bisnis Syariah” Jurnal al-idarah vol 5, 2017.
Kasmir, “Kewirausahaan”, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013).
Kementerian pendidikan dan kebudayaan, Modul Pembelajaran
Kewirausahawan (Jakarta: Direktorat jenderal pembelajaran dan
kemahasiswaan ditjen pendidikan tinggi, 2013).
M. Quraish Shihab, “Menyingkap Tabir Ilahi” (Bandung: Mizan, 2001).
Ratna Wijayanti, “Membangun Entrepreneurship Islami dalam Perspektif Hadits”
Jurnal Studi Islam Vol 13. No.1, 2018.
Samsul Nizar dan Zainal Efendi Hasibuan, “Kepemimpinan Pendidikan Dalam
Perspektif Hadis; Telaah Historis Filosofis” (Jakarta:Prenadamedia
Group, 2019) .

Anda mungkin juga menyukai