Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONSEP KEWIRAUSAHAAN ISLAMI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis Islam

Dosen Pengampu

Imam Baihaki. M.H, MH

Di susun Oleh

Ahmad Muhrijul F 2122290057


Mardotillah 2122290047
Siti Aminah 2122290056

PRODI EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AHMAD SIBAWAYHIE

DEMUNG BESUKI SITUBONDO

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga makalah yang bejudul “Konsep
kewirausahaan islami”

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah etika bisnis islam Yang diberikan
oleh Dosen pengajar. Makalah ini disusun dan dibuat sesuai dengan kajian tentang Obligasi
Makalah ini diharapkan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami sebagai
mahasiswa.

Dalam pembuatan makalah ini, kami selaku penulis menyadari adanya berbagai
kekurangan, baik dalam isi materi, maupun penyusunan kalimat. Namun demikian, perbaikan
merupakan hal yang berlanjut sehingga kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini
sangat kami harapkan.

Mudah-mudahan ini dapat membantu, meski sedikit kita mampu untuk menjelaskan
secara lebih jelas lagi dan dengan harapan semoga kita semua mampu berinovasi dan
meningkatkan pengetahuan dengan potensi yang dimiliki.

Penulis

Besuki 14 Mei 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................Error! Bookmark not defined.

A.Latar Belakang .....................................................Error! Bookmark not defined.

B.Rumusan Masalah ................................................Error! Bookmark not defined.

C.Tujuan Masalah ....................................................Error! Bookmark not defined.

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 3

A.Pengertian dan konsep wirausaha ......................................................................... 3

B.Konsep wirausaha dalam islam ............................................................................ 3

C. Karakter wirausaha muslim ................................................................................. 4

D. Langkah langkah menjadi wirausaha muslim ...................................................... 9

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 12

A.Kesimpulan ..........................................................Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ....................................................Error! Bookmark not defined.

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Entrepreneurship atau kewirausahaan sebenarnya tidak asing dengan seorang Muslim,


baik dari sisi kesejarahan (historis) maupun normatif. Berbisnis atau jual-beli merupakan
proses pemindahan hak milik barang atau harta kepada pihak lain dengan menggunakan uang
sebagai alat tukarnya. Kegiatan ini tak pernah lepas dari aktivitas manusia sehari-hari. Untuk
memenuhi kebutuhan primer dan sekunder, manusia melakukan transaksi jualbeli yang tak
terhitung jumlahnya. Dalam suatu sistem perekonomian, jualbeli akan mendorong
perdagangan, dan merangsang perniagaan dan industri. Dengan poduksi yang berkembang,
akan mendorong lapangan kerja baru dan membawa kebaikan untuk kegiatan perdagangan.
Dengan terbukanya lapangan kerja, pendapatan masyarakat akan meningkat dan industri akan
lebih berkembang.

Dalam pengelolaan bisnis dibutuhkan manusia yang baik, dimana pengelolaan bisnis
secara etik harus menggunakan landasan Norma dan moralitas umum yang berlaku di
masyarkat. Penilaian suatu keberhasilan bisnis tidak hanya ditentukan oleh keberhasilan
prestasi ekonomi dan financial semata, tetapi keberhasilan itu juga diukur dengan
menggunakan tolak ukur nilai moralitas dan nilai etika yang dilandasi nilai-nilai sosial dan
ekonomi serta nilai agama. Adapun etika bisnis itu sendiri adalah aplikasi etika umum yang
mengatur dan menilai perilaku bisnis yang berisi Norma moralitas. Sedangkan dalam Islam,
etika mengacu pada dua sumber yaitu Qur’an dan Sunnah. Etika dalam Islam menyangkut
Norma dan tuntunan atau ajaran yang mengatur sistem kehidupan individu atau lembaga,
kelompok, dan masyarakat dalam kontek hubungan dengan Allah dan lingkungan. Di dalam
sistem etika Islam ada sistem penilaian atas perbuatan atau perilaku yang bernilai baik dan
bernilai buruk.

Nabi Muhammad SAW dan para sahabat Rasullulah adalah pebisnis yang reputasinya
baik. Rasullulah SAW telah memberikan banyak petunjuk mengenai etika bisnis seperti
kejujuran, sikap tolong menolong, tidak melakukan sumpah palsu, ramah tamah pada semua
orang, tidak boleh pura pura menawar dengan harga tinggi, tidak boleh menjelekkan bisnis
orang lain, tidak boleh menimbun barang, tidak boleh mencurangi timbangan, tidak boleh
menganggu kegiatan ibadah, membayar upah karyawan tepat waktu, tidak memonopoli, tidak
boleh melakukan bisnis yang berbahaya, komoditas yang dijual adalah barang yang halal,

1
melunasi kredit yang menjadi kwajiban, memberi tenggang waktu kepada penghutang, dan
yang terahir adalah kegiatan bisnis yang tidak mengandung unsur riba.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dan konsep wirausaha?
2. bagaimana Konsep wirausaha dalam islam?
3. Bagaimana Karakter wirausaha muslim?
4. Langkah langkah menjadi wirausaha muslim?
C. Tujuan Masalah
1. Apa Pengertian dan konsep wirausaha
2. bagaimana Konsep wirausaha dalam islam
3. Bagaimana Karakter wirausaha muslim
4. Langkah langkah menjadi wirausaha muslim

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian dan konsep wirausaha

Mengetahui dan memahami pengertian kewirausahaan atauentrepreneurship sangat


penting sebelum mengetahui dan memahami hal-hal operasional terkait dengan
kewirausahaan. Dengan mengetahui dan memahami pengertian kewirausahaan, maka kita
akan mengetahui dan memahami filosofi dari kewirausahaan itu. Kata “entrepreneur” berasal
dari bahasa Perancis: “entre” berarti antara dan “prendre” berarti mengambil. Jadi,
“entrepreneur” adalah orang yang berani mengambil risiko dan memulai sesuatu yang baru
(inovasi). wira berarti pejuang atau pahlawan sehingga wira cenderung pada watak,
semangat, pelopor, kepribadian maju, manusia teladan untuk mampu berdiri sendiri.

Wirausaha berarti pelopor yang melakukan usaha di bidang ekonomi, seperti usaha
agraris, pemasaran, manufaktur, maupun jasa. Istilah entrepreneur berasal dari bahasa Prancis
Enterpriser yang artinya pengusaha, dipopulerkan pertama kali oleh Richard Castillon pada
tahun 1755. Di luar negeri istilah wirausahawan telah di kenal sejak abad ke-16, sedangkan di
Indonesia baru dikenal pada akhir abad ke-20.

dilihat dari perkembangannya, sejak awal abad ke-20 kewirausahaan sudah


diperkenalkan di beberapa negara. Di Belanda dikenal dengan ondernemer, di Jerman dikenal
dengan unternehmer. Di beberapa negara, kewirausahaan memiliki tugas sangat banyak,
antara lain tugas dalam mengambil keputusan yang menyangkut kepemimpinan teknis,
kepemimpinan organisatoris dan komersial, penyediaan modal, penerimaan dan penanganan
tenaga kerja, pembelian, penjualan, dan pemasangan iklan.1

B.Konsep wirausaha dalam islam


Konsep wirausaha dalam islam beserta penjabarannya beserta referensi Konsep
wirausaha dalam Islam melibatkan prinsip-prinsip etika dan nilai-nilai Islam yang mencakup:
1. Tawakkal (Bergantung sepenuhnya pada Allah): Seorang wirausaha Muslim percaya
bahwa kesuksesan bisnis tergantung pada kehendak Allah, dan mereka bertawakkal
untuk meraih hasil yang baik dalam usaha mereka.

1
Achmad Musyadar, S. E., and MM Dr Ir Iwang Gumilar. "Konsep dan Proses Kewirausahaan."

3
2. Ihsan (Kualitas dan kesempurnaan): Seorang wirausaha Muslim harus menjalankan
bisnisnya dengan kualitas dan kesempurnaan yang tinggi dalam produk atau layanan
yang mereka tawarkan, sebagai bentuk ibadah kepada Allah.
3. Amanah (Kepercayaan dan tanggung jawab): Seorang wirausaha Muslim harus
menjalankan bisnisnya dengan integritas tinggi dan menjunjung tinggi kepercayaan
konsumen dan mitra bisnis. Mereka bertanggung jawab untuk mengelola aset dan
sumber daya dengan baik.
4. Adil (Keadilan): Seorang wirausaha Muslim harus berprinsip pada keadilan dalam
segala aspek bisnisnya, termasuk dalam transaksi, pembagian keuntungan, dan
hubungan dengan karyawan dan mitra bisnis.
5. Saling Membantu dan Berbagi (Takaful): Seorang wirausaha Muslim diharapkan
untuk saling membantu dan berbagi keuntungan dengan masyarakat luas. Mereka
dapat berkontribusi pada kesejahteraan umum melalui inisiatif sosial dan kegiatan
filantropi.
C.Karakter wirausaha muslim
Wirausaha berasal dari kata "wira" yang berarti pahlawan, berani. Sedangkan
"usaha"diartikan sebagai ikhtiar, upaya, daya upaya.Apabila istilah "wira" dan "usaha" ini
digabungkan maka memiliki pengertian bahwa wirausaha adalah seseorang yang memiliki
karakter berani dalam berusaha. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
wirausahadidefinisikan sebagai orang yang memiliki kepandaian atau bakat untuk mengenali
produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk
baru,memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya.
Definisi wirausaha dalam kamus besar bahasa Indonesia ini lebih menekankan kepada
kemampuan manajemen seseorang
dalam mengelola usahanya. Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan
Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan:
1. Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
kewirausahaan.
2. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam
menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan
serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan
efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh
keuntungan yang lebih besar.

4
Jadi istilah wirausaha, mengarah kepada orang yang melakukan usaha/kegiatan sendiri
dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan kewirausahaan menunjuk kepada
sikap mental yang dimiliki seorang wirausaha dalam melaksanakan
usaha/kegiatan.wirausahaan dapat dilihat dari dua aspek, yaitu kewirausahaan sebagai suatu
sumber daya dan kewirausahaan sebagai suatu proses. Kewirausahaan dilihat sebagai sumber
daya adalah seseorang yang membawa sumber daya berupa tenaga kerja, material, dan asset
lainnya pada suatu kombinasi yang menambahkan nilai yang lebih besar daripada
sebelumnya dan juga dilekatkan pada orang yang membawa perubahan, inovasi, dan aturan
baru.

Kewirausahaan dalam arti proses yang dinamis adalah kewirausahaan merupakan


sebuah proses mengkreasikan dengan menambahkan nilai, sesuatu yang dicapai melalui
usaha keras dan waktu yang tepat dengan memperkirakan dana pendukung, fisik, dan resiko
serta akan menerima reward yang berupa keuangan dan kepuasan serta kemandirian personal.

Karakter adalah watak, sifat atau tabiat. Karakter pada umumnya ditujukan pada sifat
suatu obyek mahluk hidup, terutama manusia. Karakter merupakan bagian dari pembahasan
ilmu-ilmu sosial seperti psikologi, antropologi atu sosiologi. Pembahasan tentang karakter
pada ilmu psikologi pada umumnya terbatas pada manusia sebagai individu (perseorangan).
Istilah karakter dalam psikologi digunakan kepada integrasi kebiasaan, sentimen dan
ideal yang membuat tindakan seseorang relatif stabil dan dapat diramalkan. Menurut
antropologi dan sosiologi, karakter biasanya dikaitkan dengan sifat suatu kelompok yang
dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya atau posisi-posisi sosialnya dalam sebuah struktur
masyarakat.Jika karakter menunjuk pada integrasi kebiasaan, sentimen dan ideal yang
berpengaruh terhadap tindakan seseorang yang relatif stabil, tentunya karakter tersebut
bersumber dari sebuah konsep ideal tentang kepribadian yang integratif, menunjuk pada satu
sikap dan reaksi positif tertentu dalam menghadapi permasalahan kehidupan.
Beberapa definisi yangmenggambarkan siapa itu wirausaha, memakai beberapa istilah
yang menunjukkan sebuah pengkarakteran seperti sifat semangat, inovatif dan kreatif.
Menurut Peggy A. Lambing dan Charles R. Kuehl dalam bukunya yang berjudul
Entrepreneurship (1999), kewirausahaan adalah suatu usaha yang "kreatif" yang membangun
satu value dari yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang banyak.Yang perlu
digarisbawahi dari definisi di atas adalah usaha "kreatif". Kreatif lebih menunjuk pada
karakter dan kemampuan individu atau perpaduan antara sikap mental dan keahlian dalam
mencipta dan mengelola. Perpaduan antara karakter dan kemampuan ini tampak pada empat

5
unsur pokok yang harus dimiliki untuk menjadi entrepreneur sukses, yaitu:
1. Kemampuan (hubungannya dengan skill)
a. Dalam membaca peluang
b. Dalam berinovasi
c. Dalam mengelola
d. Dalam menjual
2. Keberaniannya (hubungannya dengan karakter)
a. Dalam mengatasi ketakutannya
b. Dalam mengendalikan resiko
c. Untuk keluar dari zona nyaman
3. Keteguhan hati (hubungannya dengan karakter)
a. Presisten (ulet, pantang menyerah)
b. Determinasi (teguh akan keyakinannya)
c. Kekuatan akan pikirannya (power of mind) bahwa anda juga bisa
4. Insipirasi sebagai cikal bakal untuk menemukan peluang (hubungannya dengan
experiences).
Secara lebih rinci, dapat dijelaskan bahwa karakter wirausaha meliputi:
Pertama,memiliki motif berprestasi tinggi. Para ahli mengemukakan bahwa seseorang
yang memiliki minat berwirausaha pada umumnya memiliki motif berprestasi (achievement
motive).) Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk
mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi.Kebutuhan berprestasi
wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih
efisien dibandingkan sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif berprestasi pada umumnya
memiliki ciri-ciri:
1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.
2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan
kegagalan.
3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
4. Berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan.
5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang
Kedua, selalu perspektif. Seorang wirausahawan hendaknya mampu menatap masa
dengan dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Memanfaatkan
peluang dengan penuh perhitungan. Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan
sesuatu.Walaupun dengan risiko yang mungkin dapat terjadi, seorang yang perspektif harus

6
tetap tabah dalam mencari peluang tantangan demi pembaharuan masa depan. Pandangan
yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah
ada. Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.
Ketiga, memiliki kreatifitas tinggi. Kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir yang
baru dan berbeda. Oleh karena itu seorang wirausaha dituntut untuk berfikir dan bertindak
dengan cara-cara baru. Menurut Zimmerer dalam buku “Entrepreneurship And The New
Venture Formation”, mengungkapkan bahwa ide-ide kreativitas sering muncul ketika
wirausaha melihat sesuatu yang lama tetapi berfikir untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda.
Kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada (generating
something from nothing).Hasil dari kreativitas adalah inovasi. Inovasi adalah kemampuan
untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persolan-persolan dan peluang
untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan. 2
Keempat, memiliki perilaku inovatif tinggi. Potensi kemanusiaan yang dimiliki manusia
adalah daya imajinasi kreatif. Manusia merupakan satu-satunya mahluk ciptaan Tuhan yang
dianugerahi daya imajinasi kreatif. Dengan daya imajinasi kreatif, manusia memiliki
kemampuan menciptakan sesuatu yang belum ada yaitu memodifikasi beberapa unsur yang
tersedia dan dengan itu menciptakan sesuatu yang baru. Semua manusia pada dasarnya
memilik daya inovasi, namun sejauhmana potensi ini bisa berlanjut menjadi karya yang
konkrit tergantung kepada kemauan untuk mengekplorasi semua kemampuan yang ada dalam
diri manusia. Seeorang wirausaha idealnya selalu berusaha untuk mengekplorasi semua
kemampuan inovatifnya dalam bidang yang ditekuninya.
Kelima, memiliki komitmen, etos kerja dan tanggung jawab dalam
berwirausaha.Komitmen adalah keterikatan dan usaha untuk melakukan sesuatu sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam konteks organisasi, komitmen kemauan dan
kemampuan untuk menyelaraskan perilaku dengan kebutuhan, prioritas dan tujuan organisasi.
Hal ini mencakup cara mengembangkan dan memenuhi kebutuhan organisasi, yang intinya
mendahulukan kepentingan organisasi dari pada kepentingan pribadi. Jadi seorang wirausaha
hendaknya memiliki keberanian untuk mendahulukan kepentingan usahanya atau organisasi
usahanya daripada kepentingan pribadi serta mampu berkorban waktu dan konsentrasi demi
kemajuan usahanya. Menurut Geertz, etos adalah sikap yang mendasar terhadap diri dan
dunia yang dipancarkan hidup.

2
Baladina, Nur. "Membangun Konsep Enterpreneurship Islam." ULUL ALBAB Jurnal Studi Islam 13.2 (2012):
123-136.

7
Terdapat pandangan filosofis dan moral tertentu bagi manusia dalam memandang
kehidupan ini, misalnya tentang konsep waktu, konsep bekerja. Kemudian etos kerja ini
dijabarkan dalam visi dan misi yang memotivasi seseorang dalam bekerja . Maka etos ini
mewarnai setiap sikap dan perilaku orang yang bersangkutan. Seorang wirausaha hendaknya
memiliki etos kerja yang didasarkan pada satu pandangan filosofis dan moral tertentu atau
diadasarkan pada satu visi dan misi tertentu. Seorang wirausaha hendaknya memiliki
tanggung jawab terhadap setiap perkembangan usahanya. Penjabaran dari sikap tanggung
jawab ini diantaranya adalah konsisten dalam berusaha dan mampu menanggung konsekuensi
dari perkembangan usahanya.

Kelima. memiliki jiwa kepemimpinan. Kepemimpinan atau leadership adalah suatu


kemampuan untuk mempengaruhi orang lain bertindak sesuai dengan keinginan seseorang
yang memimpin tersebut. Kemampuan kepemimpinan seorang usaha tidaklah menggunakan
kekuatan seorang diktator, tatapi memiliki kecerdikan seorang negoitator.

Keenam, memiliki kemampuan manajerial. Seorang wirausaha hendaknya memiliki


kemampuan untuk manajerial, khususnya mengenai bidang yang digelutinya. Kemampuan
manajerial itu secara garis besar mencakup kemampuan perencanaan, pengorganisasian,
pengelolaan, pemasaran, dan pengawasan. Kemampuan manajerial ini dapat dipelajari dari
pendidikan dan pelatihan, juga dari pengalaman.
Ketujuh, memiliki keterampilan personal. Keterampilan personal itu mencakup:

1. Percaya diri dan mandiri atas usaha yang ditekuni.


2. Ingin dan mampu mencari dan menangkap dan memanfaatkan peluang yang
menguntungkan.
3. Mau dan mampu bekerja keras dan tekun dalam menghasilkan barang dan jasa.
4. Memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dalam negoisasi.
5. Menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana,jujur, hemat, dan disiplin.
6. Mencintai kegiatan usahanya dan perusahaannya.Ingin dan mampu meningkatkan
kapasitas diri sendiri dan perusahaan.

Keberhasilan seorang entepreneur dalam Islam bersifat independen. Artinya


keunggulannya berpusat pada integritas pribadinya, bukan dari luar dirinya. Hal ini selain
menimbulkan kehandalan menghadapi tantangan, juga merupakan garansi tidak

terjebak dalam praktek–praktek negarif dan bertentangan dengan peraturan, baik peraturan
negara maupun peraturan agama.

8
D. Langkah Langkah Menjadi Wirausaha Muslim
1. Taqwa, tawakal, zikir dan bersyukur. Entepreneur muslim memiliki keyakinan yang
kukuh terhadap kebenaran agamanya sebagai jalan keselamatan, dan bahwa dengan
agamanya ia akan menjadi unggul. Keyakinan ini membuatnya melakukan usaha dan
kerja sebagai dzikir dan bertawakal serta bersyukur pasca usahanya.
2. Motivasinya bersifat vertical dan horisontal. Secara horizontal terlihat pada
dorongannya untuk mengembangkan potensi dirinya dan keinginannya untuk selalu
mencari manfaat sebesar mungkin bagi orang lain. Sementara secara vertical
dimaksudkan untuk mengabdikan diri kepada Allah SWT. Motivasi di sini berfungsi
sebagai pendorong, penentu arah dan penetapan skala prioritas.
3. Niat Suci dan Ibadah
Bagi seorang muslim, menjalankan usaha merupakan aktifitas ibadah sehingga ia
harus dimulai dengan niat yang suci (lillahi ta’ala), cara yang benar, dan tujuan serta
pemanfaatan hasil secara benar. Sebab dengan itulah ia memperoleh garansi
keberhasilan dari Tuhan.
4. Memandang Status dan profesi sebagai amanah
Entepreneur muslim senantiasa menyadari bahwa statusnya atau profesinya sebagai
amanah. Karena itu, keberadaannya dalam tugas dan jabatan apapun selalu digunakan
untuk mencapai penunaian amanah itu.
5. Aktualisasi diri untuk melayani
Entepreneur muslim senantiasa berusaha untuk mengaktualisasikan dirinya, melayani
konsumen yang menaruh harapan kepadanya atau kerjanya. Semuanya dilakukan
dengan penuh kesadaran bahwa, apa yang dilakukan sebagai pengabdian kepada
Allah SWT
6. Mengembangkan Jiwa Bebas Merdeka
Bagi entepreneur muslim, perlu memiliki jiwa bebas-merdeka. baginya rahmat Tuhan
dan rezeki-Nya sangat tidak terbatas sehingga cara dan upaya untuk mencapainya
sangat luas pula. Perasaan ini membuatnya menjadi agak tampak tak merasa terikat
dengan system yang ada. Namun kebebasannya selalu didasari pada patok –patok atau
filosofi dan nilai – nilai yang dianggapnya benar.
7. Azam Bangun Lebih Pagi
Rasulullah mengajarkan kepada kita agar mulai bekerja sejak pagi hari. Setelah sholat
Subuh, kalau tidak terpaksa,sebaiknya jangan tidur lagi. Bergeraklah untuk mencari

9
rezeki dari Rab-mu. Para malaikat akan turun dan membagi rezeki sejak terbit fajar
sampai terbenam matahari.
8. Selalu berusaha Meningkatkan llmu dan Ketrampilan
Ilmu pengetahuan dan ketrampilan, dua pilar bagi pelaksanaan suatu usaha. Oleh
karenanya, memanej usaha berdasarkan ilmu dan ketrampilan di atas landasan iman
dan ketaqwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan seorang entepreneur.
9. Semangat Hijrah
Hijrah merupakan salah satu strategi Nabi Muhammad saw, yang pantas diteladani
dan sangat cocok untuk diterapkan dalam dunia bisnis. Makna hijrah ini bukan hanya
berarti kepindahan fisik semata, namun juga bermakna meninggalkan perbuatan yang
dilarang Allah dan berusaha sekuat tenaga untuk menalankan perintah-Nya. Hijrah
(dalam arti fisik dan spiritual) dalam berbisnis akan mendatangkan semangat baru,
bahkan juga peluang baru yang tidak diduga sebelumnya.
10. Keberanian Memulai
Keberanian seringkali bukan merupakan bawaan lahir. Sebab, setiap orang dapat
mengembangkan keberaniannya, dan bila dilakukan secara sungguh–sungguh
keberanian tersebut akan berkembang dan berdayaguna. Bill Gates merupakan salah
satu contoh yang baik dalam hal ini.
11. Memulai Usaha dengan Modal Sendiri
Walaupun Kecil Memulai usaha dengan modal sendiri meskipun kecil, apalagi kalau
modal itu diperoleh dari hasil keringat sendiri ( bukan dari warisan apalagi meminta–
minta ), merupakan awal yang baik untuk meraih sukses.

12. Sesuai Bakat


Setiap manusia dikarunia Allah kelebihan dan kekurangan. Kelebihan atau potensi
dalam diri seseorang dapat dikembangkan atau dimenej untuk mencari rezek. Usaha
yang dirintis dari hobby atau potensi atau ketrampilan yang ada dalam dirinya akan
lebih berpeluang untuk sukses. Sebab ia akan selalu bersemangat, pekerjaannya
menyenangkan, sehingga ia akan mencintainya. Hampir semua pengusaha yang
sukses memulai usahanya dari sesuatu yang dicintai dan potensi yang ada dalam
dirinya.
13. Jujur
Kejujuran merupakan salah satu kata kunci dalam kesuksesan seorang entepreneur.
Sebab suatu usaha tidak akan bisa berkembang sendiri tanpa ada kaitan dengan orang

10
lain. Sementara kesuksesan dan kelanggengan hubungan dengan orang lain atau pihak
lain, sangat ditentukan oleh kejujuran keduabelah pihak.
14. Suka Menyambung Tali Silaturahmi
Entepreneur haruslah sering melakukan silaturahmi dengan mitra bisnis dan bahkan
juga dengan konsumennya. Hal ini harus merupakan bagian dari integritas seorang
wirausahawan muslim. Sebab dalam perfektif Islam, silaturahmi selain meningkatkan
ikatan persaudaraan juga akan membuka peluang – peluang bisnis baru.
15. Memiliki Komitmen Pada Pemberdayaan
Menurut perspektif Islam keberhasilan seseorang dalam usahanya bukanlah mutlak
merupakan hasil kerjanya, melainkan merupakan kerja kolektif sejumlah manusia
yang terkait dengannya. Oleh karenanya Islam menekankan sekali pentingnya
komitmen pemberdayaan. Sedemikian pentingnya, sehingga menurut Islam, dalam
harta seseorang selalu terdapat hak – hak orang miskin ( QS 51/Al Dzariyat : 19 ).
Komitmen pada pemberdayaan memiliki arti luas, dan pelaksanaannya merupakan
bagian dari tanggungjawab social pengusaha.
16. Menunaikan Zakat, Infaq dan Sadaqah ( ZIS )
Menunaikan zakat, infaq dan sadaqah harus menjadi budaya wirausahawan muslim.
Menurut Islam sudah jelas, harta yang digunakan untuk membayar ZIS, tidak akan
hilang, bahkan menjadi tabungan kita yang akan dilpatgandakan oleh Allah, di dunia
dan di akhirat kelak.
17. Puasa dan Sholat Sunat dan Sholat Malam
Hubungan antara bisnis dan keluarga ibarat dua sisi mata uang sehingga satu sama
lain tidak bisa dipisahkan. Sebagai seorang entrepreneur, disamping menjadi
pemimpin di perusahaannnya dia juga menjadi pemimpin di rumah tangganya.
Membiasakan keluarga , istri, anak, untuk melaksanakan puasa-puasa atau sholat-
sholat sunat
18. Mengasuh Anak Yatim
Sebagai pengusaha, mengasuh anak yatim merupakan kewajiban. Mengasuh atau
memelihara dalam arti memberikan kasih sayang dan nafkah (makan, sandang, papan
dan biaya pendidikan). Lebih baik lagi bila juga kita berikan bekal (
ilmu/agama/ketrampilan) sehingga mereka akan mampu mandiri menjalani kehidupan
di kemudian hari.
19. Memampukan Orang Miskin

11
Memampukan orang miskin adalah pekerjaan yang sangat mulia di sisi Allah dan
merupakan tabungan kita untuk akhirat. Kalau kita menabung untuk akhirat, maka
dunia otomatis bisa diraih. Jadi dengan kata lain, kalau kita ingin dikayakan oleh
Allah maka kita harus mau dan berani mengayakan orang lain. Atau, dengan jalan
memampukan orang miskin.
20. Mengembangkan Sikap Tolerans
Toleransi, tenggang rasa, tepo sliro ( Jawa ) merupakan sikap yang penting dimiliki
wirausahawan. Dengan demikian, tampak orang bisnis itu supel, mudah bergaul,
fleksibel, pandai melihat situasi dan kondisi, teguh memegang prinsip namun tidak
kaku dalam berhubungan dengan pihak lain ( termasuk dengan pelanggannya ).
21. Bersedia Mengakui Kesalahan dan Suka Bertaubat
Kesalahan dan kegagalan bagi wirausahawan muslim merupakan hal berharga dan
bias menjadi guru di kemudian hari. Dari situ ia akan selalu melakukan koreksi dan
intropeksi diri, tanpa harus diketahui publik. Pengakuan terhadap kesalahan atau
kegagalan merupakan bagian dari perubahan sikap ( taubat ). Sementara itu
mengungkap aib orang lain tetap merupakan perbuatan tercela. Sennada dengan hal
diatas, Ya‟qub mengungkapkan bahwa untuk mencapai keberhasilan dan usaha,
diperlukan faktor fisik material dan material spiritual. Faktor fisik material yang
dibutuhkan dalam keberhasilan usaha adalah tenaga, kapital dan alat-alat. Sedangkan
faktor-faktor mental spiritual meliputi: keterampilan (skill), taqwa, kejujuran (sidqun),
amanah, niat yang baik, azam (kemauan keras), tawakkal, istiqomah (ketekunan),
syukur dan qona‟ah serta sikap mahmudah.3

3
Zahroh, Aminatuz. "Spritual entrepreneur." IQTISHODUNA: Jurnal Ekonomi Islam 3.1 (2014): 107-117.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tawakkal (Bergantung sepenuhnya pada Allah): Seorang wirausaha Muslim percaya
bahwa kesuksesan bisnis tergantung pada kehendak Allah, dan mereka bertawakkal untuk
meraih hasil yang baik dalam usaha mereka.Ihsan (Kualitas dan kesempurnaan)

Seorang wirausaha Muslim harus menjalankan bisnisnya dengan kualitas dan


kesempurnaan yang tinggi dalam produk atau layanan yang mereka tawarkan, sebagai bentuk
ibadah kepada Allah.Adil (Keadilan): Seorang wirausaha Muslim harus berprinsip pada
keadilan dalam segala aspek bisnisnya, termasuk dalam transaksi, pembagian keuntungan,
dan hubungan dengan karyawan dan mitra bisnis.

wirausaha adalah seseorang yang memiliki karakter berani dalam


berusaha.Kewirausahaan dilihat sebagai sumber daya adalah seseorang yang membawa
sumber daya berupa tenaga kerja, material, dan asset lainnya pada suatu kombinasi yang
menambahkan nilai yang lebih besar daripada sebelumnya dan juga dilekatkan pada orang
yang membawa perubahan, inovasi, dan aturan baru.

Kewirausahaan dalam arti proses yang dinamis adalah kewirausahaan merupakan


sebuah proses mengkreasikan dengan menambahkan nilai, sesuatu yang dicapai melalui
usaha keras dan waktu yang tepat dengan memperkirakan dana pendukung, fisik, dan resiko
serta akan menerima reward yang berupa keuangan dan kepuasan serta kemandirian personal.

Dengan demikian masalah kewirausahaan diawali dengan nilai-nilai positif yang


menggerakan dan mengarahkan.Menurut antropologi dan sosiologi, karakter biasanya
dikaitkan dengan sifat suatu kelompok yang dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya atau posisi-
posisi sosialnya dalam sebuah struktur masyarakat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Musyadar, S. E., and MM Dr Ir Iwang Gumilar. "Konsep dan Proses


Kewirausahaan
Baladina, Nur. "Membangun Konsep Enterpreneurship Islam." ULUL ALBAB Jurnal Studi
Islam 13.2 (2012): 123-136.
Zahroh, Aminatuz. "Spritual entrepreneur." IQTISHODUNA: Jurnal Ekonomi Islam 3.1
(2014): 107-117.

14

Anda mungkin juga menyukai