Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

“PENGANTAR BISNIS”

Bisnis dan Lingkungan

Dosen Pengampu : Suprihatin Lestari,S.Kom.I.,MM

Di Susun Oleh

Kelompok 1:

LATIFAH APRIANI

NIM : 19.23.768

SAFIRA AULIA
NIM : 19.23.841

Jurusan :

Ekonomi Syariah 3 E

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AN-NADWAH

KUALA TUNGKAL

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbil’alamin berkat rahmat-Nya dan karunia-Nya yang tak


terhingga di limpahkan kepada kIta semua sehingga karena itu juga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah untuk mata kuliah baca dengan ya berjudul

Tak lupa sholawat serta salam semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan-Nya
dan mencurahkan-Nya pada penghulu kami baginda Nabi Muhammad SAW,Beserta
keluarganya, Para sahabatnya, dan kita semua selaku umatnya semoga mendapatkan
syafaat di Yaumil Akhir nanti.

Kami menyadari meminta maaf dalam makalah yang kami susun dengan
sedemikian rupa belum sempurna seperti yang ada dalam benak dan harapan anda
semua karena “Tak ada gading yang tak retak” kami hanya manusia biasa yang tak
luput dari salah dan dosa karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT.

Kami berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua baik kami selaku
penyusun maupun pembaca .

Kuala Tungkal, November 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

A. Latar Belakang...............................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................4

C. Tujuan.............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................

Philosophy of islamic businnes......................................................................7

Prinsip-prinsip perdagangan.........................................................................10

Konsep perdagangan internasional .............................................................10

Nabi sebagai pengusaha edeal.......................................................................11

Pengertian Bisnis dan Lingkungan...............................................................11

Bisnis dan System Ekonomi...........................................................................12

Ciri-ciri System Ekonomi.............................................................................14

Bisnis dan Sistem Hukum Islam..................................................................16

Etika Bisnis menurut Hukum Islam...........................................................16

Tanggung jawab seorang eksekutif muslim...............................................18


Materi 2

Perusahaan perseorangan .................................................................................21

Persekutuan firma, syrkah,( kerja sama tanpa modaL)…………………….23

Mudharabah……………………………………………………………………..28

BAB III PENUTUP........................................................................................

Kesimpulan..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam menghadapi persaingan dalam dunia bisnis diperlukan suatu strategi yang tepat


guna memenangkan persaingan tersebut. Strategi di tingkat operasional akan memegang
kendali utama terlaksananya tujuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Memberikan
perhatian kepada lingkungan merupakan cara terbaik untuk merumuskan strategi yang akan
diterapkan guna menghadapi persaingan.
Lingkungan Internal berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh
perusahaan. Lingkungan eksternal adalah lingkungan umum serta lingkungan industri di luar
internal perusahaan yang merupakan suatu peluang atau hambatan bagi  perusahaan.
Lingkungan tidak hanya semata-mata merefleksikan lingkungan ekologi, tetapi juga
menjelaskan gambaran keseluruhan terhadap kekuatan lingkungan eksternal.1
B. Rumusan Masalah
1.Apa itu bisnis sebagai suatu system? 
2. Bagaimana bisnis dan system ekonomi? 
3. Apa saja ciri-ciri system ekonomi?
4. Bagaimana bisnis dan sistem ekonomi islam? 
5. Bagaimana etika bisnis menurut hukum islam?
6. Bagaimana tanggung jawab seorang eksekutif islam?
7. Apa yang di maksud dengan perusahaan perseorangan ?
8. Apa saja persekutuan,firma,syrkah al-inal, syirkah al-muawafadah, syirkah’amal,
syirkah wujud( kerja sama pepmbelian tanpa modal)?
9. Apa yang dimaksud dengan mudharabah ?

1
http://habolismakalah.blogspot.com/2016/03/makalah-pengantar-bisnis-bisnis-dan.html

5
C. Tujuan 
1.Mengetahui bisnis sebagai suatu system
2.Mengetahui Bisnis dan system ekonomi
3. Mengetahui ciri-ciri system ekonomi islam
4. Mengetahui bisnis dan system ekonomi islam
5. Mengetahui etika bisnis menurut hukum islam
6. Mengetahui tanggung jawab seorang eksekutif muslim
7. Mengetahui perusahaan perseorangan
8. Mengetahui persekutuan,firma,syrkahal-inal, syirkah al-muawafadah, syirkah’amal,
syirkah wujud( kerja sama pepmbelian tanpa modal)
9. Mengetahui mudharabah

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Philosophy of islamic Business

2
Filosofi dasar yang menjadi catatan penting bagi bisnis islam adalah, bahwa dalam
setiap gerak langkah kehidupan manusia harus mengkonsepkan hubungan manusia dengan
mansuia dan lingkungannya, serta manusia dengan Tuhan (hablum minallah dan hablum
minannas), dengan kata lain bisnis dalam Islam tidak semata mata merupakan manifestasi
hubungan sesama manusia yang bersifat pragmatis, akan tetapi lebih jauh adalah manifestasi
dari ibadah secara total kepada sang Pencipta.
Dalam kaitannya dengan paradigma islam tentang etika bisnis, maka landasan
filosofis yang harus dibangun dalam pribadi muslim adalah adanya konsepsi hubungan
manusia dengan manusia dan lingkungannya, serta hubungan manusia dengan Tuhannya,
dengan berpegang pada landasan ini maka setiap muslim yang berbisnis apapun akan merasa
ada kehadiran "pihak ketiga" (Tuhan) di setiap aspek hidupnya. Keyakinan ini harus menjadi
bagian integral dari setiap muslim dalam berbisnis. Hal ini karena Bisnis dalam Islam tidak
semata mata orientasi dunia tetapi harus punya visi akhirat yang jelas. Dengan kerangka
pemikiran seperti itulah maka persoalan etika dalam bisnis menjadi sorotan penting dalam
Ekonomi Islam.
3
Dalam ekonomi Islam, bisnis dan etika tidak harus dipandang sebagai dua hal yang
bertentangan, sebab bisnis yang merupakan simbol dari urusan duniawi juga dianggap
sebagai bagian integral dari hal-hal yang bersifat investasi akhirat. Artinya, jika oreientasi
bisnis dan upaya investasi akhirat diniatkan sebagai ibadah dan merupakan totalitas
kepatuhan kepada Tuhan, maka bisnis dengan sendirinya sejalan dengan kaidah-kaidah moral
yang berlandaskan keimanan kepada akhirat. Bahkan dalam Islam, pengertian bisnis itu
sendiri tidak dibatasi urusan dunia, tetapi mencakup pula seluruh kegiatan kita didunia yang
"dibisniskan" (diniatkan sebagai ibadah) untuk meraih keuntungan atau pahala akhirat.

2
https://core.ac.uk/download/pdf/56366448.pdf
3
https://en.wikipedia.org/wiki/Islamic_philosophy

7
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam berbisnis sehingga dapat membawa
pada pola transaksi yang sehat dan menyenangkan. Oleh karena itu, tidaklah cukup
mengetahui hukum berbisnis tanpa adanya pengetahuan tentang filosofi konsep bisnis
tersebut. Sebenarnya, konsep tersebut tidaklah sulit melainkan konsep yang sering ditemui di
kalangan masyarakat. Hanya saja, dalam hal ini, konsep tersebut lebih mengacu pada Fiqh
Islam. Hal ini dimaksudkan agar transaksi tersebut jauh dari perbuatan keji, kotor dan bahkan
merugikan.

4
Banyak para penjual dan pembeli tidak menghiraukan konsep tersebut padahal
konsep tersebut merupakan awal untuk bangkit dan menguntungkan. Di samping itu, konsep
tersebut juga merupakan komponen dalam konsep jual beli dalam fiqh Islam. Jika
diperhatikan secara global, memang perilaku tersebut kelihatan remeh, tetapi sebaliknya, jika
benar-benar diperhatikan, maka akan dapat membuat pola transaksi jual beli yang sehat,
menyenangkan dan bahkan menguntungkan. Konsep tersebut adalah sebagai berikut
1.      Jujur.
Sifat jujur merupakan sifat Rasulullah saw. yang patut ditiru. Rasulullah s.a.w. dalam
berbisnis selalu mengedepankan sifat jujur. Beliau selalu menjelaskan kualitas sebenarnya
dari barang yang dijual serta tidak pernah berbuat curang bahkan mempermainkan
timbangan. Maka, latihlah kejujuran dalam pola transaksi jual beli karena kejujuran dapat
membawa keberuntungan.
Sebagaimana penjelasan dalam Hadits yang artinya “Dari Abdullah bin Harits. Ia
mengadu kepada Hakim bin Hazim ra. Dan beliau berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Penjual dan pembeli dapat melakukan khiyar (memilih) selagi belum berpisah atau sampai
keduanya berpisah. Apabila keduanya telah setuju dan jelas maka jual belinya mendapatkan
berkah. Dan apabila keduanya saling menekan dan berdusta maka dihapus keberkahan yang
ada pada jual belinya (tidak mendapatkan keberkahan)”. (HR.Al-Bukhari)

2.      Amanah.
Amanah dalam bahasa Indonesia adalah dapat dipercaya. Dalam transaksi jual beli,
sifat amanah sangatlah diperlukan karena dengan amanah maka semua akan berjalan dengan
lancar. Dengan sifat amanah, para penjual dan pembeli akan memiliki sifat tidak saling
mencurigai bahkan tidak khawatir walau barangnya di tangan orang. Memulai bisnis biasanya
4
http://summit.sfu.ca/system/files/iritems1/770/MBA%202009%20Arslan,%20Z..pdf

8
atas dasar kepercayaan. Oleh karena itu, amanah adalah komponen penting dalam transaksi
jual beli.
Sebagaimana dalam Al Qur’an yang artinya “Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati
amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (QS.Al-Anfaal,
27)

3.      Ramah.
Banyak orang yang susah untuk berperilaku ramah antar sesama. Sering kali bermuka
masam ketika bertemu dengan orang atau bahkan memilah milih untuk berperilaku ramah.
Padahal, ramah merupakan sifat terpuji yang dianjurkan oleh agama Islam untuk siapa saja
dan kepada siapa saja. Dengan ramah, maka banyak orang yang suka, dengan ramah banyak
pula orang yang senang. Karena sifat ramah merupakan bentuk aplikasi dari kerendahan hati
seseorang. Murah hati, tidak merasa sombong, mau menghormati dan menyayangi
merupakan inti dari sifat ramah. Oleh karena itu, bersikap ramahlah dalam transaksi jual beli
karena dapat membuat konsumen senang sehingga betah atau bahkan merasa tentram jika
bertransaksi.
Sebagaimana keterangan dalam Hadits yang artinya “Dari Jabir Bin Abdullah ra.
Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. bersabda: Allah s.w.t. akan mengasihi seseorang yang
murah hati ketika menjual, membeli dan meminta.” (HR. Al-Bukhari).

4.      Adil.
Adil merupakan sifat Allah s.w.t. dan Rasulullah s.a.w. merupakan contoh sosok
manusia yang berlaku adil. Dengan adil, tidak ada yang dirugikan. Bersikap tidak membeda-
bedakan kepada semua konsumen merupakan salah satu bentuk aplikasi dari sifat adil. Oleh
karena itu, bagi para penjual semestinya bersikap adil dalam transaksi jual beli karena akan
berdampak kepada hasil jualannya. Para konsumen akan merasakan kenyamanan karena
merasa tidak ada yang dilebihkan dan dikurangkan.
Sebagaimana keterangan dalam Al Qur’an yang artinya “...dan (menyuruh kamu)
apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya
Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.(QS.An-Nisa,58).

9
5.      Sabar.
Sabar merupakan sikap terakhir ketika sudah berusaha dan bertawakal.Dalam jual
beli, sifat sabar sangatlah diperlukan karena dapat membawa keberuntungan. Bagi penjual
hendaklah bersabar atas semua sikap pembeli yang selalu menawar dan komplain. Hal ini
dilakukan agar si pembeli merasa puas dan senang jika bertransaksi. Begitu pula dengan
pembeli, sifat sabar harus ditanamkan jika ingin mendapatkan produk yang memiliki kualitas
bagus plus harga murah dan tidak kena tipu.
Sebagaimana keterangan dalam Al Qur’an yang artinya “Jika kamu memperoleh
kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka
bergembira karenanya. jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka
sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui
segala apa yang mereka kerjakan. (QS. Ali Imran, 120).

B. PRINSIP-PRINSIP PERDAGANGAN
5
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu
negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang
dimaksud dapat berupa antar perorangan (individu dengan individu), antara individu dengan
pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk
meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun,
dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad
belakangan.Perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan
transportasi,globalisasi, danKehadiran perusahaanmultinasional

 Prinsip Kebebasan berkontrak Prinsip pacta sunt servandaPrinsip penyelesaian


sengketamelalui arbitrasePrinsip kebebasan komunikasi(Navigasi)1 2 3 4

 Prinsip yang pertama ialah kebebasan berkontrak. Prinsip ini berlaku di semua
Negara. Inti dari prinsip ini ialah jika ingin terikat dalam perdagangan, harus
diberikan kebebasan untuk berkehendak atau "Meeting of Minds" (dalam literatur
Inggris).

 Adanya kata sepakat dari kedua belah pihakKecakapan untuk melakukan perbuatan
hukum (contoh: usia seseorang)Adanya sebab (kausa) yang halal/ legal

Setiap sistem hukum pada bidang hukum dagang mengakui kebebasan para pihak untuk
membuat kontrak dagang internasional.Kebebasan tersebut mencangkup bidang hukum yang
cukup luas yang meliputi:Kebebasan untuk melakukan jenis-jenis kontrak yang disepakati
para pihakKebebasan untuk memilih forum penyelesaian sengketaKebebasan untuk memilih
5
http://ocw.usu.ac.id/course/download/10430000091-hukum-dagang-internasional/hk_638_slide_prinsip_-
_prinsip_perdagangan_dunia_atau_gattwto.pdf

10
hukum yang berlaku tehadap kontrakKebebasan ini tidak boleh bertentangan dengan UU,
kepentingan umum, kesusilaan, kesopanan, persyaratan lain yang ditetapkan oleh masing-
masing sistem hukum.

 Prinsip kedua, pacta sunt servanda, adalah prinsip yang mensyaratkan bahwa
kesepakatan atas kontrak yang telah ditandatangani harus dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya (dengan itikad baik). Seperti pada prinsip kebebasan berkontrak,
prinsip inipun bersifat universal dimana setiap sistem hukum di dunia menghomati
prinsip ini.

 Arbitrase merupakan forum penyelesaian sengketa dalam perdagangan


internasional.Prinsip Dasar ArbitraseSebagai alternatif penyelesaian sengketa/beda
pendapat yang dapat memenuhi tuntutan pelaku bisnis di Indonesia, yaitu
penyelesaian secara cepat, efisien, murah, mandiri dan adil.

 Komunikasi adalah kebebasan berkomunikasi para pihak dengan siapapun untuk


keperluan dagang melalui beberapa sarana navigasi, baik darat, laut, udara, atau
melalui sarana elektonik. Kebebasan ini sangat esensial bagi terlaksananya
perdagangan internasional. Aturan-aturan hukum memfasilitasi kebebasan ini.

A. Bisnis Sebagai Suatu Sistem


Bisnis merupakan kegiatan yang berhubungan dan berkepentingan dengan lingkungan.
Lingkungan merupakan suatu sistem. Di dalam sistem, terdapat variabel-variabel atau faktor-
faktor yang tersedia di lingkungan dan yang terkait dengan bisnis. Dengan kata lain, bisnis
pada dasarnya adalah upaya untuk mengelola sumber-sumber ekonomi yang disediakan oleh
lingkungannya. Oleh karena itu, interaksi antara bisnis dan lingkungannya atau sebaliknya
menjadi suatu kajian yang menarik. Di dalamnya tentunya tidak dapat dipisahkan dengan
etika yang melandasinya. Seperti halnya pada kegiatan pemasaran dan produksi.
B. System Ekonomi
1.Sistem Ekonomi Tradisional
Suatu sistem dalam organisasi kehidupan ekonomi berdasarkan kebiasaan, tradisi masyarakat
secara turun-temurun yang mengandalkan faktor produksi apa adanya. Kelebihan dari sistem
tradisional adalah adanya semangat kekeluargaan dan kejujuran dari setiap individu dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.

 Kelebihan :

1. Kegiatan perekonomian berjalan atas dasar kejujuran karena tujuannya untuk


pemenuhan kebutuhan hidup bukan untuk mencari keuntungan.

11
2. Hubungan antar individu di masyarakat masih sangat kuat dan saling tolong-
menolong.
3. Tidak terdapat kesenjangan ekonomi antara yang miskin dan yang kaya karena
pendapatan cenderung merata.
4. Tidak terdapat inflasi, pengangguran, dan masalah lain yang terdapat pada sistem
lainnya.
5. Pemerintah berperan sebagai pengawas sehingga tidak terjadi monopoli oleh pihak
pemerintah

 Kekurangan :

1. Tidak semua kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi dengan baik karena


mengandalkan hasil alam.
2. Belum ada nilai standar dalam transaksi tukar-menukar suatu barang.
3. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi sangat lambat.
4. Kualitas barang  cenderung rendah dan sulit berkembang karena tingkat persaingan
dalam pasar sangat rendah.
5. Sebuah erubahan dianggap tabu sehingga pola pikir masyarakat tidak berkembang.

2. Sistem Ekonomi Komando

Sistem ekonomi terpusat adalah sistem di mana pemerintah memiliki kekuasaan yang
dominan pada pengaturan kegiatan ekonomi. Penguasaan dilakukan melalui pembatasan-
pembatasan terhadap kegiatan ekonomi yang dikerjakan oleh anggota masyarakat. Negara
yang menganut sistem terpusat antara lain: Rusia, RRC, dan negara-negara Eropa Timur
(bekas negara Uni Soviet).

 Kelebihan :

1. Dapat mengurangi pengangguran karena pemerintah memegang kendali penuh


terhadap semua faktor produksi.
2. Tanggung jawab perekonomian pada pemerintah sehingga pemerintah akan terus
berinovasi agar ekonomi negara tetap stabil.
3. Jaminan kepada masyarakat bahwa produk dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.

12
4. Mudah mengendalikan harga dan pemerataan.
5. Inflasi mudah dikendalikan.
6. Kondisi pasar dalam negeri akan berjalan dengan lancar.

 Kekurangan :

1. Mobilisasi yang cepat membuat sistem ini dapat menyebabkan kurangnya kebutuhan
masyarakat karena produksi yang dihasilkan tidak selalu didasarkan atas permintaan
masyarakat.
2. Penjatahan sering menjadi kebutuhan dan solusi.
3. Ini akan menghambat inovasi dari masyarakat.

3. Sistem Ekonomi Liberal (Kapitalis)

Sistem ekonomi berdasarkan kebebasan seluas-luasnya bagi seluruh masyarakat dalam


kegiatan perekonomian tanpa adanya campur tangan daripada pemerintah. Landasan dari
sistem perekonomian ini  bertujuan secara umum untuk mencari keuntungan pribadi tanpa
adanya pihak lain yang perlu dipertimbangkan.

 Kelebihan :

1. Setiap perorangan atau perusahaan memiliki kebebasan dan mempunyai hak untuk
memiliki kekayaan dan sumber daya produksi pribadi atau tidak dibatasi.
2. Inisiatif dan kreativitas  dapat dikembangkan.
3. Tindakan selalu berdasar pada prinsip ekonomi sehingga efisiensi dan efektivitas
tinggi.
4. Kebebasan dalam memproduksikan produk atau jasa menyebabkan persaingan antar
produsen (perusahaan) untuk menghasilkan barang yang bermutu.

 Kekurangan : 

1. Kebebasan pasar menyebabkan persaingan untuk merebut pasar. Hal ini menimbulkan
terbentuknya monopoli, kolusi usaha dan konglomerasi sehingga mengancam
pengusaha yang lemah.
2. Mendorong semakin terlihatnya kesenjangan antara golongan ekonomi kuat dengan
ekonomi yang lemah.

13
3. Perekonomian mudah menghadapi ketidakstabilan.

4. Sistem Ekonomi Campuran

Sistem ekonomi campuran adalah suatu sistem ekonomi yang di satu sisi pemerintah
memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk berusaha melakukan kegiatan ekonomi,
akan tetapi di sisi lain pemerintah memiliki campur tangan dalam perekonomian dengan
tujuan menghindari penguasaan secara penuh dari segolongan masyarakat pada sumber daya
ekonomi.

 Kelebihan :

1. Setiap hak individu akan diakui.


2. Penetapan harga dalam perekonomian akan terkendali.
3. Sektor ekonomi diarahkan untuk kepentingan masyarakat.
4. Terdapat sebuah kebebasan dalam usaha.
5. Kestabilan ekonomi terjamin.

 Kekurangan :

1. Beban pemerintah akan lebih berat dibandingkan dengan sektor swasta.


2. Pihak swasta kurang memaksimalkan keuntungan yang seharusnya didapatkan.
3. Tidak ada kejelasan mengenai batasan pengaruh pemerintah dalam kegiatan
perekonomian.
4. Ketimpangan dalam persaingan bisnis dan tidak tepatnya pengelolaan sumber daya.

5. Sistem Perekonomian Indonesia

Setelah melihat jenis-jenis perekonomian dunia tersebut, tahukah kamu perekonomian mana
yang ada di Indonesia? Sistem perekonomian yang diterapkan oleh Indonesia adalah sistem
perekonomian Pancasila. Sistem pancasila dipilih untuk diterapkan di negara kita karena di
dalamnya terdapat makna demokrasi. Barang-barang yang dianggap sangat penting bagi
eksistensi negara dan dibutuhkan banyak orang tidak boleh diserahkan pada pihak swasta.

Negara dapat membuat kebijakan, mengurus, mengatur, mengelola, dan mengawasi produksi
strategis tersebut. Jika kekayaan tersebut dibiarkan begitu saja jatuh pada pihak yang salah

14
maka kemakmuran masyarakat dalam memanfaatkan kekayaan tersebut sulit terwujud.
Ekonomi Indonesia kini banyak ditopang oleh industri dan perdagangan, dengan fokus
mayoritas di sektor ekspor. Mungkin itu sebabnya pula sekarang Indonesia didorong untuk
memasuki industri 4.0 dan banyak wirausaha yang bermunculan.

 Kelebihan :

1. Adanya kebebasan dalam berkreasi dan berinovasi selama tidak mengganggu


kepentingan masyarakat.
2. Perekonomian nasional diutamakan untuk kemakmuran rakyat.
3. Pengelolaan perekonomian berjalan secara kolektif atau bersama-sama untuk
mencapai kemakmuran bersama.
4. Hak milik individual diakui oleh negara selama pemanfaatannya tidak bertentangan
dengan kepentingan umum.

 Kekurangan :

1. Perekonomian cenderung berjalan kurang efisien karena sistem ini mengutamakan


proses demokrasi yang membutuhkan waktu.
2. Proses pengambilan keputusan ekonomi berlangsung lambat karena harus
diselaraskan dengan kepentingan bersama.

3. Adanya dominasi negara dalam pengelolaan perekonomian berpotensi meredam dan


‘membunuh’ daya kreasi dan inovasi masyarakat.6

C. Ciri-ciri sistem ekonomi

Ciri-ciri Sistem Ekonomi Negara Indonesia

 Mengutamakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat agar tercapai kebutuhan hidup


sehari-hari.
 Sebagai cabang produksi yang penting dikuasai negara atau pemerintah negara
Indonesia.
 Adanya kebebasan individu secara mutlak dalam melakukan sistem ekonomi, baik
dikelola secara individu atau kelompok.

6
https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-fungsi-dan-macam-macam-sistem-ekonomi/

15
 Sistem perekonomian berdasarkan asas kekeluargaan dan tidak mengandung unsur
kekerasan pada sistem tersebut. 7

D. Bisnis dan System Hukum Islam

Bisnis menurut islam adalah suatu yang dihalalkan banhkan sangat dianjurkan oleh islam.
Bisnis bahkan dilakukan oleh Nabi dan Sahabat Rasulullah di zaman dahulu. Sangat banyak
sekali sahabt-sahabat Nabi yang merupakan para pembisnis dan dari hartanya tersebut dapat
memberikan manfaat yang sangat besar bagi perkembangan islam.

Islam memperbolehkan bisnis asalkan bukan hal hal yang mengarah kepada riba, judi,
penyediaan produk atau layanan yang mengandung barang-barang haram. Untuk itu di balik
bisnis menurut islam yang dihalalkan ini tentu saja ada etika dan manfaat yang dapat
diperoleh..Islam pun mengharapkan agar bisnis yang dilakukan oleh seorang muslim tidak
hanya memiliki keuntungan untuk diri sendiri melainkan juga dapat memberikan manfaat
yang banyak kepada banyak orang. Hal ini sesuai dengan prinsip islam yang rahmatan lil
alamin.8

E. Etika bisnis menurut hukum islam


Dalam kerangka Islam, etika dalam pemasaran tentunya perlu didasari pada nilai-nilai yang
dikandung Al-Qur’an dan Hadits Nabi. Beberapa ayat dan hadits Nabi yang dapat dijadikan
pijakan etika dalam pemasaran di antaranya:
1.      Perhatikan olehmu sekalian perdagangan, sesungguhnya di dunia perdagangan itu ada
sembilan dari sepuluh pintu rezeki.
2.      Hai orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan
bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan saling suka sama suka di antara
kamu. Janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah maha Penyayang
kepadamu.    
3.  Barang siapa yang memelihara silahturrahmi, maka Allah akan meng-anugerahkan rizki
yang melimpah dan umur panjang
Di samping itu, teladan Rasulullah dalam berdagang kiranya dapat dijadikan acuan dalam
memasarkan produk perdagangannya. Beberapa kiat dan etika Rasulullah dalam
membangung citra dagangnya adalah sebagai berikut
1.      Penampilan
Penampilan dagang Rasulullah adalah : tidak membohongi pelanggan, baik menyangkut
besaran (kuantitas) maupun kualitas.
2.      Pelayanan

7
https://brainly.co.id/tugas/3476474
8
https://dalamislam.com/hukum-islam/ekonomi/bisnis-menurut-islam

16
Pelanggan yang tidak sanggup membayar kontan hendaknya diberi tempo untuk
melunasinya. Selanjutnya, pengampunan (bila memungkinkan) hendak-nya diberikan jika ia
benar-benar tidak sanggup membayarnya.
3.      Persuasi
Menjauhi sumpah yang berlebihan dalam menjual suatu barang.
4.      Pemuasan
Hanya dengan kesepakatan bersama, dengan suatu usulan dan penerimaan, penjualan akan
sempurna.9

A. Sifat Eksekutif Muslim

Kejayaan sesebuah organisasi, institusi mahupun negara, sangat bergantung rapat kepada
barisan eksekutif atau pemimpin. Islam telah menggariskan beberapa panduan untuk menjadi
seorang eksekutif atau pemimpin yang baik. Diantara sifat eksekutif muslim yang ada pada
setiap diri atau pemimpin adalah:

1. Amanah

 Tugas dan tanggungjawab kepimpinan adalah amanah Allah yang perlu dipikul oleh
seseorang yang dilantik. Seseorang pemimpin yang amanah dapat melaksanakan tugas
dan tanggungjawabnya dengan sebaik mungkin berpandukan ajaran Islam. Pemimpin
yang beramanah tidak akan menggunakan statusnya sebagai ketua atau tujuan
kepentingan diri dan menyalahgunakan kuasa dengan sewenangnya. Amanah dan
tanggungjawab ini tidak akan terlaksana tanpa ada pemimpin yang berwibawa dan
berkelayakan untuk memimpin. Memberi tugas kepimpinan kepada orang yang tidak
layak akan memporak-perandakan sesuatu organisasi. Firman Allah s.w.t yang
bermaksud: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati manat-amanat yang
diamanahkan kepadamu, sedang kamu mengatahui.” (Al-Anfal: 27)

2. Ikhlas

9
Faisal Badroen, Suhendra, M. arief Mufraeni, Ahmad D. Bashori, Etika Bisnis dalam Islam, Jakarta: KPMG,
2012.

17
 Ketua atau pemimpin hendaklah melaksanakan tugas yang dipertanggungjawabkan
kepadanya dengan hati yang ikhlas. Al-Quran sendiri mengajar supaya seseorang itu
menjadikan pekerjaan yang dilakukan seperti ibadat dan penuh ikhlas. Firman Allah
s.w.t yang bermaksud: “Katakanlah lagi: ‘Hanya Allah saja yang aku sembah dengan
mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku’.” (Al-Zumar:
14)

3. Bertanggungjawab

 Seorang eksekutif yang baik haruslah bertanggungjawab sepenuhnya terhadap


sebarang keputusan atau tindakan yang diambilnya kerana dia akan
dipertanggungjawabkan bukan sahaja di dunia malah di akhirat kelak. Firma Allah
s.w.t yang bermaksud: “Dan  sesungguhnay manusia itu hanya memperolehi apa yang
diusahakannya, dan bahawa hasil usahanya itu kelak akan dilihatnya, kemudian
diberikan kepadanya balasan yang cukup.” (Al-Najm: 39-41)

4. Dedikasi

 Eksekutif muslim juga perlulah menjalankan tugas dan tanggungjawab yang diberikan
kepadanya denga penuh dedikasi. Komitmen dan kesungguhan dalam melaksanakan
sesuatu tugasan atau tanggungjawab yang diberi akan menjadikan seseorang
pemimpin itu lebih berkemahiran dan berkebolehan. Nabi sendiri ada mengatakan
bahawa Allah sangat suka pada seseorang yang tekun dalam mengerjakan sesuatu
pekerjaan sehingga dia mahir dalam sesuatu bidang itu.

5. Bersyukur

 Eksekutif muslim yang bersyukur akan selalu berusaha agar dirinya menjadi teladan
yang baik bagi orang lain terutama mereka yang dipimpinnya. Dia juga akan
melaksanakan setiap tanggungjawab dengan sepenuh hati. Firman Allah s.w.t yang
bermaksud: “Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari benda-benda yang
baik (yang halal) yang telah Kami berikan kepada kamu, dan bersyukurlah kepada
Allah, jika betul kamu hanya beribadat kepada-Nya.” (Al-Baqarah: 172)

6. Wasatiyyah (Bersederhana)

18
 Wasatiyyah atau sikap bersederhana merupakan salah satu daripada ajaran yang
diterapkan oleh ajaran Islam kepasa umat Islam seluruhnya yang merangkumi
segenap aspek kehidupan kita. Tidak terlalu melampau dan tidak pula terlalu
mengambil mudah akan sesuatu perkara atau urusan. Sebagai seorang eksekutif,
setiap keputusan atau tindakan haruslah berpandukan pada asas kesederhanaan.
Firman Allah s.w.t yang bermaksud: “Allah menghendaki untuk kamu kemudahan
dan tidak menginginkan kesukaran…” (Al-Baqarah: 185)

7. Istiqamah

 Nabi s.a.w mengajar umatnya agar istiqamah dalam melakukan sebarang pekerjaan.
Allah menyukai orang yang rajin dalam melakukan sesuatu pekerjaan. Pemimpin
yang istiqamah dalam melaksanakan tanggungjawab akan menjadikan dirinya seorang
ketua yang mahir dan berkebolehan.

8. Disiplin

 Disiplin adalah suatu sistem tatacara mengurus diri yang betul dan pasti menatijahkan
kejayaan dalam setiap urusan dan tindakan. Oleh itu, disiplin menjadi jurupandu
untuk seseorang memperoleh kejayaan dalam kehidupan. Eksekutif muslim yang
berdisiplin dapat merancang masa dengan bijak dan mengurus cita-cita yang jelas dan
berupaya menterjemahkan matlamat yang ingin dicapai dengan perancangan yang
teliti. Firman Allah s.w.t yang bermaksud: “Sesungguhnya Allah mengasihi orang-
orang yang berperang di jalan-Nya (untuk membela agama-Nya) dalam barisan yang
teratur bagaikan sebuah bangunan yang tersusun kukuh.” (Al-saff: 4)

9. Bersih

 Kebersihan itu adalah sebahagian daripada iman. Setiap tugas atau tanggungjawab
yang dilakukan akan berjalan lancar sekiranya seseorang itu ikhlas dan bersih
bermaksud bersih dari amalan penyalahgunaan kuasa dan amalan rasuah. Firman
Allah s.w.t yang bermaksud: “Tidak sama sesuatu yang buruk dengan yang baik
walaupun mengkagumkan engkau banyaknya yang buruk, maka bertaqwalah kepada
Allah, wahai orang yang mempunyai akal fikiran supaya kamu mencapai kejayaan.”
(Surah Al-Maaidah: 100)

19
10. Adil

 Kepimpinan dan pentadbiran Islam adalah berdasarkan konsep dan prinsip keadilan
yang sangat sesuai dengan fitrah. Nilai-nilai keadilan Islam ini bukan hanya dinikmati
oleh orang Islam sahaja, bahkan bukan Islam. Oleh itu, seseorang yang dilantik
sebagai pemimpin atau eksekutif hendaklah menjalankan tanggungjawab dengan
penuh keadilan tanpa mengira agama dan bangsa. Firman Allah s.w.t yang
bermaksud: “Jika mereka (orang yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan)
maka putuskanlah (perkara itu) di antara mereka, atau berpalinglah daripada
mereka… Dan jika kamu memutuskan perkara mereka maka putuskanlah (perkara itu)
di antara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil.”
(Surah Al-Maaidah: 42)

11. Bekerjasama

 Islam sangat menggalakkan umatnya bekerjasama dan saling bantu membantu dalam
setiap urusan dan pekerjaan. Ini kerana setiap tugasanatau bebanan akan menjadi
ringan dan mudah dilaksanakan sekiranya dilakukan secara berkumpulan berbanding
kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
membuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya.” (Al-Maaidah: 2)10

10
http://hairilhazlan.com/2012/07/17/sifat-eksekutif-muslim/

20
MATERI II

A. Perusahaan perseorangan

11
Perusahaan perseorangan adalah suatu perusahaan atau bisnis yang dimiliki oleh
pemilik tunggal sedangkan pengusaha perorangan adalah pemilik dari suatu perusahaan
perseorangan. Bagi yang hendak memulai bisnis kecil, bentuk perusahaan perseorangan atau
yang juga dikenal dengan usaha dagang adalah bentuk yang dipandang paling sesuai.
Perusahaan perseorangan merupakan bentuk badan usaha yang biasanya didirikan oleh
individu dan dikelola secara mandiri oleh satu orang. Umumnya modal untuk sebuah
perusahaan perseorangan juga berasal dari satu orang saja.
Semua orang bebas berkembang membuat bisnis personal tanpa ada batasan untuk
mendirikannya. Dari segi permodalan pengusaha perseorangan dapat saja mendapatkan
pinjaman dari kreditor untuk operasional perusahaan, tetapi tidak berarti pinjaman itu sebagai
bukti kepemilikan lain dari orang tersebut. Akibat dari adanya utang tersebut pemilik
bertanggung jawab langsung dalam pelunasan utang tersebut dan apabila terjadi keuntungan,
pengusaha tidak perlu membagi keuntungannya kepada kreditor.
Perusahaan perseorangan adalah perusahaan yang paling digemari oleh masyarakat
karena bentuk usaha ini di kelola oleh satu orang yang mengendalikan semua keputusan dan
menerima seluruh profit serta bertanggung jawab atas semua utang dan kewajiban.
Laba yang dihasilkan oleh perusahaan perseorangan adalah menjadi milik pribadi yang
diterima oleh para pengusaha tersebut dan terkena pajak yang diwajibkan oleh pemerintah.
1. Ciri-ciri dari perusahaan perseorangan sebagai berikut :
1.      Relatif mudah didirikan dan juga dibubarkan
2.      Tanggung jawab tidak terbatas dan bisa melibatkan harta pribadi
3.      Tidak ada pajak, yang ada adalah punggutan dan retribusi
4.      Seluruh keuntungan dinikmati sendiri
5.      Roda perusahaan diatur secara pribadi
6.      Dapat dipindah tangankan
7.      Jangka waktu perusahaan tidak terbatas atau seumur hidup.

11
https://www.dosenpendidikan.co.id/perusahaan-perseorangan/

21
Perusahaan perorangan adalah perusahaan yang dikelola secara mandiri dengan
sumber modal yang berasal dari diri sendiri. Jenis usaha ini, keuntungan sepenuhnya milik
pemilik yang biasanya sekaligus pengelola perusahaan.

Kelangsungan usaha pada perusahaan perseorangan tidak terjamin karena kelangsungan


usaha pada perusahaan perorangan tergantung pada pengelolaan pemilik, hal ini disebabkan
oleh modal usaha sepenuhnya tanggung jawab pemilik, sehingga pemilik mempunyai
kebebasan untuk mengendalikan perusahaan perorangan yang tidak jarang membahayakan
kelangsungan usaha tersebut.

Adapun kekurangan dari usaha perseorangan ini antara lain :

 Dikarenakan modal usaha kecil. usaha akan lebih sulit berkembang


 Semua kerugian perusahaan ditanggung oleh pemilik.
 Sulitnya memperoleh pinjaman karena perusahaan tidak berbadan hukum.
 Kelangsungan hidup perusahaan bergantung pada pemilik.
 Tanggung jawab tidak terbatas hanya pada modal.
 Tanggung jawab serta semua risiko bisnis ditanggung sendiri.

Berikut merupakan kebaikan perusahaan perseorangan antara lain :

 Proses pendirian dan pembubaran relatif mudah


 Pemilik perusahaan adalah individu atau keluarga
 Tanggung jawab dan tugas tidak terbatas
 Sumber modal berasal dari dana pribadi
 Kelangsungan usaha merupakan tanggungjawab pemilik sebagai pengelola.
 Cara pengelolaan usaha relatif lebih mudah.
 Keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut relatif kecil.
 Dapat dipindahtangankan sewaktu-waktu.
 Rahasia perusahaan dapat terjamin
 Kerugian ditanggung oleh pemilik begitu juga dengan keuntungan seutuhnya milik
pribadi.

22
B. Firma
12
Firma (dari bahasa Belanda venootschap onder firma; secara harfiah: perserikatan
dagang antara beberapa perusahaan) atau sering juga disebut Fa, adalah sebuah bentuk badan
usaha untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih (disebut Firmant) dengan
memakai nama bersama atau satu nama yang digunakan bersama untuk memperluas
usahanya. Menurut Manulang (1975) persekutuan dengan firma adalah persekutuan untuk
menjalankan perusahaan dengan memakai nama bersama. Jadi ada beberapa orang yang
bersekutu untuk menjalankan suatu perusahaan. Nama perusahaan seperti umumnya adalah
nama dari salah seorang sekutu.

Firma atau sering juga disebut Fa, adalah sebuah bentuk persekutuan untuk menjalankan
usaha antara dua orang atau lebih dengan memakai nama bersama. Firma (Fa) ialah suatu
persekutuan antara dua orang atau lebih yang menjalankan badan usaha dengan nama
bersama dengan mempunyai tujuan untuk membagi hasil yang didapat dari persekutuan
tersebut. Dalam mendirikan firma mempunyai anggota paling sedikit dua orang atau lebih.
Semua anggota mempunyai tanggung jawab terhadap sebuah perusahaan dan menyerahkan
kekayaan pribadi sesuai yang tercantum di dalam akta pendirian Firma. Jika bangkrut semua
anggota harus bertanggung jawab sampai harta punya pribadi ikut dipertanggungkan.

Dalam firma semua anggota bertanggung jawab sepenuhnya baik sendiri maupun
bersama terhadap utang-utang perusahaan kepada pihak lain. Bila perusahaan mengalami
kerugian akan ditanggung bersama, bila perlu dengan seluruh kekayaan pribadi mereka.
Firma dapat dibentuk oleh 2 orang atau lebih yang semuanya belum memiliki usaha. Pemiliki
firma terdiri dari beberapa orang yang bersekutu dan masing-masing anggota persekutuan
menyerahkan kekayaan pribadi sesuai yang tercantum dalam akta pendirian perusahaan.

Firma bukan merupakan badan usaha yang berbadan hukum karena Tidak ada pemisahan
harta kekayaan antara persekutuan dan pribadi sekutu‐sekutu, setiap sekutu bertanggung
jawab secara pribadi untuk keseluruhan. Tidak ada keharusan pengesahan akta pendirian oleh
Menteri Kehakiman dan HAM Firma berakhir apabila jangka waktu yang ditetapkan dalam
anggaran dasar telah berakhir

Tujuan dari firma adalah untuk memperluas usaha dan menambah modal agar lebih kuat
dan mampu bersaing perusahaan yang lain. Firma juga biasa disebut Persekutuan( Partnership
)sebab perusahaan yang berbentuk firma memang didirikan oleh orang-orang atau sekutu-
sekutu sebagai pemilik dari firma. Dengan demikian pemilik firma biasa disebut anggota atau
sekutu atau partner. Perusahaan dengan berbentuk firma bisa dijumpai pada berbagai jenis
perusahaan. Seperti perusahaan penerbitan, perusahaan perdagangan, perusahaan jasa, juga
kantor-kantor konsultan hukum, dan akuntansi politik.
13
persekutuan dengan firma merupakan persekutuan perdata khusus dan kekhususannya
terletak pada Menjalankan perusahaanMemakai nama bersamaPertanggungan jawab tiap-tiap
sekutu (firma) adalah secara pribadi untuk seluruhnya Kekhususan yg kesatu dan kedua juga
12
https://blacktedes.wordpress.com/persekutuan-firma/
13
https://irmadevita.com/2019/tanggung-jawab-pesero-firma-dalam-suatu-firma-hukum/

23
di sebut unsur formal, sedang kekhususan ke tiga disebut unsur materiilKetiga kekhususan
tsb atau unsur-unsur formal dan materiil ini bersamaan adanya, kalau tidak demikian
persekutuan tsb bukan persekutuan dengan firma Dalam KUHD unsur formal terdapat dlm
pasal 16 KUHD, sedangkan unsur materiil terdapat dalam pasal 18 KUHD.

persekutuan dengan firma adalah persekutuan perdata khusus, maka cara


mendirikannya sama dengan mendirikan persekutuan perdata yaitu dgn perjanjian
konsesualDlm KUHD tidak mengharuskan adanya akta utk mendirikan firma akan tetapi
biasanya orang membuat akta di depan notaris Setelah akta pendirian dibuat, maka akta tsb
harus didaftarkan di kepaniteraan PN setempat (psl 23 KUHD) dan selanjutnya akta pendirian
tsb harus diumumkan (psl 28 KUHD)Kewajiban mendaftarkan dan mengumum kan
merupakan keharusan yang bersanksi.

Tiap sekutu/firman bertanggung jawab unutk sepenuhnya bagi perikatan-perikatan


persekutuannya (PSL 18 KUHD)Pertanggung jawaban seperti ini juga disebut pertanggung
jawaban solider atau pertanggung-jawaban secara pribadi untuk seluruhnya Pertanggung-
jawaban seperti ini mutlak tidak boleh dibatasi sebab tanpa pertanggung-jawab an solider
berarti itu bukan firma.

C. Syirkah
14
Syirkah merupakan kerja sama antara dua orang atau lebih dalam sebuah usaha dan
konsekuensi keuntungan dan kerugiannya ditanggungsecara bersama. Hukumnya sangat
dianjurkanjika kedua belah pihak saling amanah, Haram jika keduanya berkhianat. Para
ulama fiqh membagi syirkah menjadi dua macam yaitu:
1.         Syirkah Amlak (perserikatan dalam kepemilikan)
Menurut sayyid sabiq, yang dimaksud dengan syirkah amlak adalah bila lebih dari
satu orang memiliki suatu jenis barang tanpa akad baik bersifat ikhtiari atau jabari. Artinya
barang tersebut. Syirkah amlak dibagi menjadi dua yaitu:
a.    Ikhtiari atau disebut (syirkah amlak ikhtiari) yaitu perserikatan yang muncul akibat tindakan
hukum orang yang berserikat, seperti dua orang yang sepakat untuk membeli suatu barang.
b.    Jabari (syirkah amlak jabari) perserikatan yang muncul secara paksa bukan keinginan orang
yang berserikat, seperti harta warisan.[3]
Hukum syirkah amlak menurut para fukaha, hukum kepemilikan syirkah amlak di
sesuaikan dengan hak masing-masing yaitu bersifat sendiri-sendiri secara hukum. Artinya
seseorang tidak berhak menggunakan atau menguasainya tanpa izin dari yang bersangkutan.
Karena masing-masing mempunyai hak yang sama.
2.         Syirkah Uqud (perserikatan berdasarkan akad)

14
https://pengusahamuslim.com/115-syirkah-dan-hukumhukumnya-kerjasama-permodalan.html

24
Syirkah uqud adalah dua orang atau lebih melakukan akad untuk bekerja sama
(berserikat) dalam modal dan keuntungan. kerjasama ini didahului dengan
transaksi  penanaman modal dan kesepakatan pembagian keuntungan.
a.    Syirkah al-Inan (penggabungan harta atau modal 2 orang atau lebih yang tidak harus sama
jumlahnya) boleh satu pihak memiliki modal lebih besar daripihak lain. Demikian halnya,
dengan beban tanggung jawab dan bekerja, boleh satu pihak bertanggung jawab penuh
sedangkan pihak lain tidak. Keuntungan dibagi dua sesuai presentase yang telah disepakati
sebelumnya, jika mengalami kerugian resiko ditanggung oleh kedua pihak.
b.    Syirkah al-Mufawadhah (perserikatan modal dan bentuk kerja sama dari semua pihak, baik
kualitas dan kuantitasnya harus sama dan keuntungan dibagi rata) dalam syirkah al-
mufawadhah  ini masing-masing pihak harus bekerja. Menurut Sayyid Sabiq ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi yaitu:
1)   Jumlah modal masing-masing sama, jika berbeda maka tidak sah.
2)      Memiliki kewenangan bertindak yang sama, maka tidak sah syirkah antara anak kecil
dengan orang dewasa.
3)      Agama yang sama, maka tidak sah syirkah antara muslim dengan non muslim.
4)      Masing-masing pihak dapat bertindak sebagai penjamin bagi yang lain atas apa yang dibeli
ataupun dijual.
c.    Syirkah al-Abdan ( perserikatan dalam bentuk kerja yang hasilnya di bagi bersama sesuai
dengan kesepakatan). Artinya perserikatan antara dua orang atau lebih untuk menerima suatu
pekerjaan seperti tukang besi, dan tukang angkut.
d.   Syirkah al-Wujuh ( perserikatan tanpa modal) artinya dua orang atau lebih membeli suatu
barang tanpa modal, yang terjadi adalah hanya berpegang kepada nama baik dan kepercayaan
pra pedagang terhadap mereka. syirkah ini adalah syirkah tanggung jawab tanpa kerja dan
modal.
e.    Syirkah al-Mudarabah (bentuk kerja sama antara pemilik modal dan seseorang yang punya
keahlian dagang, dan keuntungan perdagangan dari modal itu dibagi bersama sesuai
kesepakatan) adapun kerugia ditanggung oleh pemilik modal saja. Menrut Hanabilah,
mudarabah dapat dikatakan syirkah apabila memenuhi syarat sebagai berikut:

1)   Pihak-pihak yang berserikat cakap dalam bertindak sebagai wakil.


2)   Modal berbentuk uang tunai.
3)   Jumlah modal harus jelas.
4)   Diserahkan langsung kepada pekerja (pengelola) dagangan itu setelah disetujui.
5)   Pembagian keuntungan diambil dari hasil perserikatan itu bukan dari harta yang lain.

25
Implementasi Syirkah dalam LKS harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.         Proyek atau kegiatan usaha yang akan dikerjakan feasible dan tidak bertentangan dengan
syariah.
2.         Pihak-pihak yang turut dalam kerja sama memasukkan dana musyarakah, dengan
ketentuan:
a.    Dapat berupa uang tunai atau aset yang likuid.
b.    Dana yang tertimbun bukan lagi milik perorangan, tetapi menjadi dana usaha.
Musyarakah atau syirkah dalam konteks perbankan merupakan akad kerjasama
pembiayaan antara bank syariah (Islamic Banking), atau beberapa keuangan secara bersama-
sama, dan nasabah untuk mengelola suatu kegiatan usaha. Masing-masing memasukkan
penyertaan dana sesuai porsi yang disepakati. Pengelolaan kegiatan usaha, dipercaya kepada
nasabah. Selaku pengelola, nasabah wajib menyampaikan laporan berkala mengenai
perkembangan usaha kepada bank-bank sebagai pemilik dana. Disamping itu, pemilik dana
dapat melakukan intervensi kebijakan usaha.

Pembiayaan syirkah dalam dunia perbankan syariah anatara lain adalah sebagai


berikut:
1.   Pembiayaan dalam modal kerja; dapat dialokasikan untuk perusahaan yang bergerak dalam
bidang konstruksi, industri, perdagangan, dan jasa.
2.   Pembiayaan investasi; dapat dialokasikan untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang
industri.
3.    Pembiayaan secara indikasi; baik untuk kepentingan modal kerja maupun investasi.

D. Mudharabah
 15
Pengertian Mudharabah atau Qiradl
Mudharabah atau Qiradl adalah memberikan modal dari seseorang kepada orang lain
untuk modal usaha, sedangkan keuntungan untuk keduanya menurut perdamaian (perjanjian)
antara keduanya sewaktu akad, dibagi dua atau dibagi tiga seumpamanya.
Mudharabah juga di definisikan sebagai akad kerjasama antara dua pihak, yaitu pihak
pertama yang menyediakan seluruh modal dan pihak lain menjadi pengelola. Keuntungan
dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Apabila rugi, kerugian tersebut
akan ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat dari kelalaian

15
https://kamus.tokopedia.com/m/mudharabah/

26
pengelola. Apabila kerugian diakibatkan kelalaian pengelola, pengelola bertanggung jawab
mengatasinya.

Rasulillah Saw. telah melakukannya, beliau mengambil modal dari Siti Khadijah
sewaktu beliau berniaga ke Syam. Begitu pula ijma’ sahabat.
Qirad memang telah ada di masa Jahiliyah (sebelum islam), kemudian ditetapkan
(diperbolehkan) oleh agama Islam. Peraturan Qirad ini diadakan karena benar-benar
dibutuhkan oleh umat manusia. Betapa tidak, ada orang yang mempunyai modal tetapi tidak
pandai berdagang, atau tidak berkesempatan; sedang yang lain pandai dan cakap lagi
mempunyai waktu yang cukup, tetapi tidak mempunyai modal. Qirad berarti juga untuk
kemajuan bersama; perdagangan juga mengandung arti tolong-menolong.

 jenis-jenis mudharabah

16
Secara garis besar mudharabah dibagi menjadi dua yaitu mudharabah
mutlaqah dan mudharabah muqayyadah. Dalam akad mudharabah mutlaqah pengelola
modal di beri keleluasaan dalam mengelola dan menjalankan modal. Keleluasaan
menentukan jenis usaha, termasuk lokasi, dan tujuan usah. Pemilik modal tidak menentukan
jenis usaha yang harus dijalankan oleh pengelola modal.
Sementara dalam akad mudharabah muqayyadah, pemilik modal sudah menentukan
usaha yang harus dijalankan oleh pengelola modal. Oleh karena itu dia harus menjalankan
usaha sesuai dengan kesepakatan dengan pemilik modal saat akad. Jenis usaha, lokasi, jangka
waktu, dantujuan usaha harus sesuai dengan kesepakatan dan apa yang telah ditentukan oleh
pemilik modal.
Ketentuan-ketentuan dalam akad mudharabah. Ada beberapa ketentuan yang harus
dimengerti dan dipatuhi oleh masing-masing pihak yang melaksanakan
akad mudharabah.  Ketentuantersebut sebagai berikut:
1.    Pada akad mudharabah mutlaqah, pengelola modal tidak diperbolehkan melakukan
tindakan-tindakan yang keluar dari ketentuan syara’.
2.    Pada akad mudharabah muqayyadah, pengelola modal dalam pengelolaan modal tidak
diperbolehkan menjalankan modal diluar usaha yang telah ditentukan bersama dengan
pemilik modal.
3.    Bagi pengelola modal tidak diperbolehkan mengambil atau berhutang dengan menggunakan
uang modal untuk keperluan lain tanpa seizin pemilik modal.

16
https://ammana.id/blog/post/prinsip-mudharabah-musyarakah

27
4.    Bagi pengelola modal tidak diperbolehkan untuk membeli komoditi atau barang yang
harganya lebih tinggi dari modal yang telah di sediakan.
5.    Bagi pengelola modal tidak diperbolehkan mengalihkan modal kepada orang lain dengan
akad mudharabah, atau dengan kata lain mengoper modal untuk akad mudharabah.
6.    Bagi pengelola modal tidak diperbolehkan mencampur modal dengan harta miliknya.
7.    Pengelola modal hendaknya melaksanakan usaha sebagaimana mestinya.

 Rukun dan Syarat Mudharabah


17
Akad mudharabah yang sah harus memenuhi rukun dan syaratnya. Rukun
mudharabah ada lima, yaitu pemilik modal (sahibul mal), pelaku usaha atau pengelola
modal (mudarib), modal (ra’sul mal), pekerjaan pengelola modal, (al-‘amal) dan
keuntungan (al-ribh). Penggunaan modal pada dasarnya untuk perdagangan, namun pada
praktiknya tidak selalu digunakan untuk bidang perdagangan, akan tetapi juga ada yang
digunakan untuk usaha dalam bidang jasa.
Mudharabah yang sah harus memenuhi syarat. Syarat yang melekat pada rukunnya.
Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama, syarat yang terkait dengan para pihak yang berakad. Kedua belah pihak
yang berakad, pemilik modal (sahibul mal)  dan pengelola modal (mudarib)  harus cakap
bertindak atau cakap hukum. Berakal dan baligh, dalam akad mudharabah kedua belah pihak
yang berakad tidak disyaratkan harus muslim.
Kedua, syarat yang terkait dengan modal adalah sebagai berikut:
1.    Modal harus berupa uang atau mata uang yang berlaku di pasaran. Menurut mayoritas
ulama modal dalam mudharabah  tidak boleh berupa barang, baik bergerak maupun tidak.
2.    Modal harus jelas jumlah dan nilainya. Ketidakjelasan modal akan berakibat pada
ketidakjelasan keuntungan, sementara kejelasan modal merupakan syarat sah mudharabah.
3.    Modal harus berupa uang cash, buka piutang. Berdasarkan syarat ini,
maka mudharabah dengan modal berupa tanggungan utang pengelola modal kepada pemilik
modal.
4.    Modal harus ada pada saat dilaksanakannya akad mudharabah.
5.    Modal harus diserahkan kepada pihak pengelola modal atau pengelola usaha (mudarib), bila
modal tidak diserahkan maka akad mudharabah rusak.
Persyaratan yang terkait dengan keuntungan atau laba dalam
akad mudharabah  adalah sebagai berikut:
1.    Jumlah keuntungan harus jelas. Selain itu, proporsi pembagian hasil antara pemilik modal
dan pengelola modal harus jelas, karena dalam mudharabah yang menjadi ma’qud alaih atau
obyek akad adalah laba atau keuntungan, bila keuntungan atau pembagiannya tidak jelas
17
https://qazwa.id/blog/mudharabah/

28
maka akad diangap rusak. Proporsi pembagian hasil misalnya 50:50, 60:40, 65:35 dan
seterusnya.
2.    Sebagai tambahan untuk syarat pada poin satu di atas, disyaratkan juga bahwa proporsi atau
presentase pembagian hasil dihitung hanya dari keuntungan, tidak termasuk modal.
3.    Keuntungan tidak boleh dihitung berdasarkan presentase dari jumlah modal yang
diberikan sahibul mal. Penghitungan bagi hasil harus berdasarkan keuntungan yang didapat.
4.    Tidak boleh menentukan jumlah tertentu untuk pembagian hasil, misalnya Rp. 1000.000,
Rp. 5000.000 dan seterusnya. Karena keuntungan atau hasil yang akan diperoleh belum
diketahui jumlahnya. Oleh karena itu, maka pembagian hasil berdasarkan presentase, bukan
berdasarkan jumlah tertentu.

.
 Praktik Pembiayaan Mudharabah
Penempatan dana dapat dilakukan dalam bentuk pembiayaan berakad jual beli
maupun syirkah atau kerja sama bagi hasil. Jika pembiayaan berakad jual beli (bai’bil
tsaman al-ajiil  dan murabahah), maka bank akan mendapatkan margin keuntungan.
Pembagiannya tidak begitu rumit. Namun, jika pembiayaan berkaitan dengan akad syirkah
(musyarakah dan mudharabah), maka pembiayaan ini membutuhkan perhitungan-
perhitungan yang cukup njlimet.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh kedua belah pihak dalam
pembiayaan mudharabah (bagi hasil), yaitu (a) nisbah bagi hasil yang disepakati, (b) tingkat
keuntungan bisnis aktual yang didapat. Oleh karena itu, bank sebagai pihak yang memiliki
dana akan melakukan perhitungan nisbah yang ada dijadikan kesepakatan pembagian
pendapatan.

BAB III

29
PENUTUP

1. Kesimpulan
1. Bisnis merupakan kegiatan yang berhubungan dan berkepentingan dengan lingkungan.
Lingkungan merupakan suatu sistem. Di dalam sistem, terdapat variabel-variabel atau faktor-
faktor yang tersedia di lingkungan dan yang terkait dengan bisnis. Dengan kata lain, bisnis
pada dasarnya adalah upaya untuk mengelola sumber-sumber ekonomi yang disediakan oleh
lingkungannya. Oleh karena itu, interaksi antara bisnis dan lingkungannya atau sebaliknya
menjadi suatu kajian yang menarik. 
2. System Ekonomi Terbagi menjadi: Sistem Ekonomi Tradisional, Sistem Ekonomi
Komando, Sistem Ekonomi Liberal (Kapitalis), Sistem Ekonomi Campuran, Sistem
Perekonomian Indonesia
3. Ciri-ciri Sistem Ekonomi Negara Indonesia
 Mengutamakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat agar tercapai kebutuhan hidup
sehari-hari.
 Sebagai cabang produksi yang penting dikuasai negara atau pemerintah negara
Indonesia.
 Adanya kebebasan individu secara mutlak dalam melakukan sistem ekonomi, baik
dikelola secara individu atau kelompok.
 Sistem perekonomian berdasarkan asas kekeluargaan dan tidak mengandung unsur
kekerasan pada sistem tersebut.
4. Bisnis dan System Hukum Islam : Islam memperbolehkan bisnis asalkan bukan hal hal
yang mengarah kepada riba, judi, penyediaan produk atau layanan yang mengandung barang-
barang haram.
5. Etika bisnis menurut hukum islam
 Penampilan
Penampilan dagang Rasulullah adalah : tidak membohongi pelanggan, baik menyangkut
besaran (kuantitas) maupun kualitas.
 Pelayanan
Pelanggan yang tidak sanggup membayar kontan hendaknya diberi tempo untuk
melunasinya. Selanjutnya, pengampunan (bila memungkinkan) hendak-nya diberikan jika
ia benar-benar tidak sanggup membayarnya.
 Persuasi

30
Menjauhi sumpah yang berlebihan dalam menjual suatu barang.
 Pemuasan
Hanya dengan kesepakatan bersama, dengan suatu usulan dan penerimaan, penjualan
akan sempurna
6.Sifat Eksekutif Muslim
 Amanah,ikhlas,bertanggungjawab,dedikasi,bersyukur,bersederhana,istiqamah,disiplin
,bersih,adil,bekerjasama.

MATERI 2

 Perusahaan perseorangan adalah suatu perusahaan atau bisnis yang dimiliki


oleh pemilik tunggal sedangkan pengusaha perorangan adalah pemilik dari
suatu perusahaan perseorangan.

 Firma atau sering juga disebut Fa, adalah sebuah bentuk persekutuan untuk
menjalankan usaha antara dua orang atau lebih dengan memakai nama
bersama. Firma (Fa) ialah suatu persekutuan antara dua orang atau lebih yang
menjalankan badan usaha dengan nama bersama.

 Syirkah merupakan kerja sama antara dua orang atau lebih dalam sebuah
usaha dan konsekuensi keuntungan dan kerugiannya ditanggungsecara
bersama. Hukumnya sangat dianjurkanjika kedua belah pihak saling amanah,
Haram jika keduanya berkhianat.

 Mudharabah atau Qiradl adalah memberikan modal dari seseorang kepada


orang lain untuk modal usaha, sedangkan keuntungan untuk keduanya
menurut perdamaian (perjanjian) antara keduanya sewaktu akad, dibagi dua
atau dibagi tiga seumpamanya.

DAFTAR PUSTAKA

31
Muhammad, Etika Bisnis Islami, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2013.
Rafik Issa Beekun, Etika Bisnis Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004
Mustaq Ahmad, Etika Bisnis dalam islam, Penj. Samson Rahman, Jakarta: Pustaka al-kautsar,
2001Hussain Shahata, Business Ethics in Islam, Al-Falah Foundation 1999
Yusuf Qhardhawi, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, Jakarta: Rabbani Press,
1995.
Franz Magnis Suseno, Berfilsafat dalam Konteks, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
1992
Faisal Badroen, Suhendra, M. arief Mufraeni, Ahmad D. Bashori, Etika Bisnis dalam
Islam, Jakarta: KPMG, 2012.
https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-fungsi-dan-macam-macam-sistem-ekonomi/
http://hairilhazlan.com/2012/07/17/sifat-eksekutif-muslim/
https://dalamislam.com/hukum-islam/ekonomi/bisnis-menurut-islam
https://brainly.co.id/tugas/3476474

https://core.ac.uk/download/pdf/56366448.pdf

https://en.wikipedia.org/wiki/Islamic_philosophy

http://summit.sfu.ca/system/files/iritems1/770/MBA%202009%20Arslan,%20Z..pdf

http://ocw.usu.ac.id/course/download/10430000091-hukum-dagang-
internasional/hk_638_slide_prinsip_-_prinsip_perdagangan_dunia_atau_gattwto.pdf

https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-fungsi-dan-macam-macam-sistem-ekonomi/

https://www.dosenpendidikan.co.id/perusahaan-perseorangan/

https://blacktedes.wordpress.com/persekutuan-firma/

https://pengusahamuslim.com/115-syirkah-dan-hukumhukumnya-kerjasama-
permodalan.html

https://kamus.tokopedia.com/m/mudharabah/

32

Anda mungkin juga menyukai