Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Prinsip Implementasi Bisnis Berbasis Syariah


Tugas Terstruktur Mata Kuliah Produk dan Jasa Perbankan Syariah
Dosen Pengampu : Drs. H. Robbani MM., M.Ag

Kelompok 6 :
1. Muhammad Mimin M
2. Lita Rahmatika
3. Mohamad Iskandar Z
4. Sisma Faoziah

Perbankan Syariah 5
FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berkaitan dengan Prinsip Implementasi Bisnis Berbasis Syariah.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah yang berkaitan dengan Pentingnya
Memahami Produk dan Jasa Perbankan Syariah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Cirebon, 12 Desember 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1

1.2 RumusanMasalah ........................................................................................................ 1

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3

2.1 Konsep Bisnis Umum .................................................................................................. 3

2.2 Konsep Bisnis Syariah ................................................................................................. 5

2.3 Perbedaan Konsep Bisnis Umum dan Syariah............................................................. 7

2.4 Prinsip Pelaku Bisnis Islam ......................................................................................... 8

2.5 Etika Bisnis dalam Islam ........................................................................................... 10

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 12

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dunia bisnis yang semakin berkembang pesat tentunya tidak terlepas dari konsep dan
kode etik atau etika dalam berbisnis itu sendiri. Para pelaku bisnis sendiri telah menyadari
pentingnya etika dan konsep dalam perilaku berbisnis. Selain sebagai bentuk dari perilaku
yang baik memahami konsep dan etika dalam berbisnis juga merupakan pencerminan jiwa
manusia itu sendiri.
Dunia bisnis akan memperoleh keberhasilan jika mereka dapat menjaga keseimbangan
dirinya dan lingkungannya. Profit bukanlah semata-mata tujuan yang harus selalu
diutamakan. Dunia bisnis juga harus berfungsi social dan harus dioperasikan dengan
mengindahkan etika-etika yang berlaku dimasyarakat. Para pengusaha juga harus terhindar
dari upaya yang menyalahgunakan segala cara untuk mengejar keuntungan pribadi tanpa
memerhatikan akibat yang merugikan pihak lain, masyarakat luas, bahkan merugikan bangsa
dan negara.
Dalam ajaran Islam, telah disebutkan bahwa perniagaan atau bisnis merupakan salah satu
pintu rizki. Namun bagaimana etika dalam berbisnis dilihat dari sudut pandang ajaran Islam.
Tentunya sebagai agama yang kompleks, bisnis tidak terlepas dalam ajaran Islam. Etika atau
moral dalam bisnis merupakan buah dari keimanan, keIslaman dan ketakwaan yang
didasarkan pada keyakinan akan kebenaran Allah SWT. Islam diturunkan Allah pada
hakekatnya adalah untuk memperbaiki akhlak dan etika yang baik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep bisnis umum?


2. Bagaimana konsep bisnis syariah?
3. Apa saja perbedaan konsep bisnis umum dan syariah?
4. Bagaimana prinsip pelaku bisnis Islam?
5. Bagaimana etika bisnis dalam Islam?

1
1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk dapat mengetahui konsep bisnis umum


2. Untuk dapat mengetahui konsep bisnis syariah
3. Untuk dapat mengetahui perbedaan konsep bisnis umum dan syariah
4. Untuk dapat mengetahui prinsip pelaku bisnis Islam
5. Untuk dapat mengetahui etika bisnis dalam Islam

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Bisnis Umum

Untuk memahami tentang bisnis, pertama kita harus mengetahui apa yang dimaksud
dengan bisnis. Bisnis adalah pertukaran, barang, jasa, atau uang yang saling menguntungkan atau
memberikan manfaat (Skinner, 1992) ”Bisnis is all those activities in providing the goods and
services needed and desired by people.” Dalam pengertian ini bisnis sebagai aktivitas yang
menyediakan barang dan jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen, dapat dilakukan
oleh organisasi perusahaan yang memiliki badan hokum, perusahaan yang memiliki badan
uasaha, maupun perorangan yang tidak memiliki badan hokum hokum maupun badan usaha
seperti pedagang kaki lima, warung yang tidak memiliki SITU dan SIUP serta usaha lainnya.
Menurut Gary Hamel, untuk menjadi revolusioner industri atau dapat membuat aturan
permainan baru di era sulit atau era revolusi harus menciptakan konsep bisnis beserta komponen-
komponennya. Suatu konsep bisnis di era sulit terdiri dari empat komponen utama, yaitu strategi
inti (Core Strategy), sumber daya strategis (Strategic Resources), perantara pelanggan (Customer
Interface) dan jaringan nilai (Value Network). Empat komponen utama tersebut dikaitkan oleh
tiga komponen jembatan.
Antara komponen strategi inti dan sumberdaya strategis dikaitkan oleh komponen
konfigurasi aktivitas (Configuration of Activities). Komponen manfaat bagi pelanggan
(Customer Benefits) mengaitkan strategi inti dan perantara pelanggan. Sedangkan komponen
batasan perusahaan (Company Boundaries) menjadi jembatan antara sumberdaya strategis
dengan jaringan nilai. Dalam model bisnis di era sulit tersebut mencakup empat elemen penentu
potensi profit yang terdiri dari efisiensi, keunikan, kecocokan dan pendorong keuntungan.
Komponen pertama dari konsep bisnis ini adalah strategi inti (Core Strategy), yang
merupakan inti dari bagaimana suatu perusahaan memilih cara untuk berkompetisi. Unsur-unsur
dari strategi inti tersebut meliputi visi dan misi bisnis, cakupan produk / pasar dan basis
diferensiasi. Visi bisnis merupakan apa yang diinginkan perusahaan yang bersifat ideal dan misi
bisnis merupakan operasionalisasi dari visi bisnis. Visi dan misi bisnis ini akan mengarah pada
pernyataan nilai, kehendak strategi, tujuan dan sasaran yang besar, banyak dan berani serta
semua sasaran kinerja. Visi dan misi bisnis ini untuk memberi arah dan seperangkat kriteria
untuk mengukur kemajuan yang dicapai. Visi yang dilandasi modal spiritual terbukti dapat

3
melabungkan perusahaan. Merck Pharmaceutical mempunyai visi bahwa perusahaan ini eksis
karena menyediakan obat-obatan bagi yang membutuhkannya, sehingga menggerakkan bagian
riset untuk bekerja optimal.
Komponen kedua dari suatu konsep bisnis di era sulit adalah sumberdaya strategis
(Strategic Resources), yang terdiri dari kompetensi inti, aset-aset strategis dan proses inti.
Sumberdaya strategis bersifat spesifik dan unik yang dapat mengubah secara dramatis
sumberdya kompetisi menjadi sumber inovasi konsep bisnis.
Kompetensi ini merupakan sesuatu keunggulan yang dimiliki perusahaan dan mampu
memberikan ketrampilan dan kemampuan yang unik. Misalnya Amazon.com, mempunyai
sebuah paten teknologi “One-Click” dan mempunyai merek yang sangat kuat merupakan di
antara kualitas kompetensi intinya. Tetapi sesungguhnya kompetensi inti dari Amazon.com
adalah pengalaman yang diciptakan untuk pelanggannya yaitu nyaman berbisnis dengan
Amazon.com. Mengapa nyaman? Karena mudah (One-Click), membuat orang mempersepsikan
bahwa mereka berbisnis dan menjual serta membeli produk dengan yang mempunyai merek
telah dikenal.
Komponen ketiga perantara pelanggan (Customer Interface) yang mempunyai empat
elemen, yaitu dukungan dan pemenuhan, informasi yang mendalam, dinamikan hubungan dan
struktur harga. Harley Davidson merupakan perusahaan yang mampu membangun hubungan
sejati dengan pelanggannya.
Sedangkan komponen keempat dari model bisnis adalah jaringan nilai yang mengelilingi
perusahaan dan yang memperkuat dan melengkapi sumberdaya yang dimiliki perusahaan.
Cisco dan Nokia menggunakan jaringan pemasok mereka sebagai cara untuk mengurangi
modal kerja dan meningkatkan fleksibilitas secara dramatis.1

1
http://makalahpaijo.blogspot.com/2013/04/konsep-bisnis.html di akses tgl 12 Des 2018 pkl 11.00

4
2.2 Konsep Bisnis Syariah

Bisnis syariah adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan jual beli yang berdasarkan
hokum syariah atau system islam. Bisnis syriah sendiri berasal dari dua kata yakni bisnis dan
syariah. Bisnis merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan jual beli atau berdagang.
Sementara syariah berarti sumber jaklan yang lurus.
Sementara secara istilah artinya perundang-undangan yang diturunkan oleh Allah SWT
melalui Rasulullah Nabi Muhammad SAW untuk seluruh umat manusia baik yang menyangkut
masalah ibadah, akhlak, makanan, minuman, pakaian maupun muamalah. Kegiatan bisnis
syariah bukan hanya kegiatan jual beli yang targetnya mendapatkan keuntungan. Namun bisnis
ini lebih mengarah kepada hukum islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadis. Jadi bisnis ini
dibatasi oleh cara mendapatkan keuntungan dan mengembangkannya dengan konsep halal dan
haram. Jika halal dijalankan namun jika haram maka ditinggalkan. Sehingga bukan melulu
keuntungan namun juga mendapatkan keridhoan dari Allah.
Adapun konsep bisnis syariah menurut Dr Muhammad Syafi’i Antonio, seorang pakar
ekonomi syriah:
1. Produk yang dijual harus halal.
Bisnis syariah tidak memperdagangkan produk yang diharamkan dalam syariat islam
seperti: babi, darah, bangkai, khamar (minuman keras), maysir (perjudian), trafficking
(penjualan manusia), dan pelacuran.
2. Bisnis terbebas dari unsur riba.
Segala sesuatu “tambhan keuntungan” yang diterima dengan tanpa dapat dibenarkan oleh
salah satu pihak dalam suatu transaksi perdagangan ddisebut riba al-fadl, termasuik juga
ruba dari bunga bank.
3. Akad dasar transaksi harus terbebas dari gharar (ketidak pastian) dan Maysir.
Gharar adalah unsur ketidak jelasan dalam transaksi, ada sesuatu yang disembunyikan.
Sedangkan unsur maysir adalah unsur untung-untungan yang didalamnya mengandung
perjudian. Prinsip ini menegaskan kepada kita, selaku pembisnis yang terikat dengan
syariat islam, harus melepaskan setiap aktivitas bisnis dari unsur gharar dan maysir.
Artinya dalam setiap transaksi bisnis harus jelas, baik dari sisi akad maupun implikasi
yang ditimbulkan oleh akad tersebut.

5
4. Adanya ijab qabul (tawaran dan penerimaan) antara dua pihak yang melakukan
transaksi.
Dengan adanya ijab qabul, maka aka nada kesepakatan yang jelas antara apa yang didapat
dana pa yang tidak didapat oleh pembeli. Dengan kesepakatan bersama, tawaran dan
penerimaan antara kedua belah pihak, suatu bentuk transaksi akan menjadi sempurna.

5. Dalam perdsagangan harus adil.


Prinsip keadilan harus dipegang dalam bisnis syariah. Setiap transaksi harus terbatas dari
Dzulm yang berarti “Aniaya”, memperlakukan dengan kesewenang-wenangan, lawan
kata dari adil. Islam melarang perbuatan dzalim dalam segala hal, termasuk dalam
praktek bisnis. Dzulm dapat merugikan salah satu pihak.

6
2.3 Perbedaan Konsep Bisnis Umum dan Syariah

Menurut Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma perbedaan konsep bisnis umum
dan syariah adalah sebagai berikut :

No Ruang Lingkup Konsep Bisnis Umum Konsep Bisnis Syariah


1. Asas Sekularisme Akidah Islam
2. Motivasi Dunia Dunia akhirat
3. Orientasi Profit dan benefit, Profit dan benefit,
pertumbuhan dan pertumbuhan dan
keberlangsungan keberlangsungan
keberkahan
4. Etos Kerja Bisnis adalah kebutuhan Bisnis adalah bagian dari
dunia ibadah
5. Keahlian Konsekuansi, reward dan Konsekuensi kewajiban
punishment system muslim
6. Amanah Tergantung keinginan Terpercaya, bertanggung
individu (pemilik modal) jawab dan tidak
tujuan menghalalkan menghalalkan segala cara
segala cara
7. Modal Halal - haram Halal
8. SDM Sesuai dengan akad kerja Sesuai dengan akad kerja
dan pemilik modal
9. Manajemen Visi dan misi terkait erat Visi dan misi terkait erat
Strategik dengan kepentingan dengan pencipta manusia
materi duniawi di dunia
10. Manajemen Tidak ada jaminan halal Jaminan halal pada input,
Operasi pada input, proses dan output dan proses,
output, produktivitas produktivitas Islami
dalam koridor manfaat

7
11. Manajemen Tidak ada jaminan halal jaminan halal pada input,
Keuangan pada input, proses dan proses dan output
output keuangan keuangan
12. Manajemen Strategi pemasaran Selalu dalam koridor
Pemasaran menghalalkan segala cara syariat Islam
13. Manajemen Profesionalisme, dimana Profesionalisme
SDM SDM adalah faktor berkepribadian Islami,
produksi, bertanggung dimana SDM adalah
jawab kepada diri sendiri pengelola bisnis,
dan atasan bertanggung jawab kepada
diri sendiri, atasan dan
Allah SWT.2

2.4 Prinsip Pelaku Bisnis Islam

Rasulullah SAW sangat banyak memberikan petunjuk mengenai etika bisnis yang dijadikan
sebagai prinsip, diantaranya ialah :

1. Kejujuran. dalam doktrin islam kejujuran merupakan syarat paling mendasar dalam
kegiatan bisnis. Rasulullah SAW sangat intens menganjurkan kejujuran dalam
aktivitas bisnis. Dalam hal ini, beliau bersabda. “siapa yang menipu kami, maka dia
bukan kelompok kami” (HR.MUSLIM)
2. Kesadaran. pelaku bisnis menurut islam tidak hanya sekedar mengejar keuntungan
sebanyak-banyaknya, tetapi juga berorientasi pada sikap ta’awun (menolong orang
lain) sebagai implikasi social kegiatan bisnis. Tegasnya, berbisnis bukan mencari
untung material semata, tetapi didasari kesadaran memberi kemudahan bagi orang
lain dengan menjual barang.
3. Tidak melakukan sumpah palsu. Nabi Muhammad SAW sangat melarang para
pelaku bisnis melakukan sumpah palsu dalam melakukan transaksi bisnis. Praktek
sumpah palsu dalam kegiatan bisnis saat ini sering dilakukan, karena dapat

2
Drs. Faisal Badroen, MBA, Etika bisnis dalam Islam, (Jakarta : KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2007),
hal : 143-144

8
menyakinkan pembeli dan pada gilirannya meningkatkan daya beli atau pemasaran.
Namun harus disadario bahwa meskipun keuntungan yang diperoleh berlimpah,
tetapi hasilnya tidak berkah.
4. Ramah-tamah. Seorang pelaku bisnis harus bersikap ramah dalam melakukan bisnis.
5. Tidak boleh menjelekkan bisnis orang lain. Nabi Muhammad SAW bersabda,
“janganlah seseorang diantara kalian menjual dengan maksud untuk menjelekkan
apa yang dijual oleh orang lain” (HR.Muttafaq’alaih)
6. Takaran, ukuran dan timbangan yang benar. Dalam perdagangan, timbangan yang
benar dan tepat harus benar-benar diutamakan.
7. Bisnis tidak boleh mengganggu kegiatan ibadah kepada Allah.
8. Membayar upah sebelum kering keringat karyawan. Nabi Muhammad SAW
bersabda “berikanlah upah kepada karyawan, sebelum kering keringatnya”. Hadist
ini mengindikasikan bahwa pembayaran upah tidak boleh ditunda-tunda.
Pembayaran upah harus sesuai dengan kerja yang dilakukan.
9. Bisnis dilakukan dengan suka rela, tanpa paksaan.
10. Bisnis yang dilaksanakan bersih dari unsur riba.
11. Membangun hubungan baik antar kolega. Islam menekankan hubungan konsturuktif
dengan siapapun antar sesame pelaku bisnis.
12. Menetapkan harga dengan transparan. Harga yang tidak transparan bisa
mengandung penipuan. Untuk itu menetapkan harga secara terbuka dan wajar sangat
dihormati dalam islam agar tidak terjerumus dalam riba.
13. Tertib administrasi. Dalam dunia perdagangan wajar terjadi praktik pinjam
meminjam. Dalam hubungan ini al-qur’an mengajarkan perlunya administari hutang
piutang tersebut agar manusia terhindar dari kesalahan yang mungkin terjadi.3

3
Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Islam: Tataran Teoritis dan Praktis, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hlm 101-
113

9
2.5 Etika Bisnis Syariah

Islam pada hakekatnya merupakan agama besar yang telah mengajarkan konsep konsep
unggul lebih dulu dari protestan, akan tetapi para penganjur dan pengikutnya kurang
memperhatikan dan tidak melaksanakan nilai-nilai yang terkandung di dalam islam sebagaimana
mestinya.

Secara Etimologi, Etika (etichs) yang berasal dari bahasa Yunani ethikos mempunyai arti
: sebagai analisis konsep-konsep terhadap apa yang harus, mesti, tugas, aturan-aturan, moral
benar, salah dll. Menurut Ahmad amin bahwa etika atau akhlak adalah ilmu yang menjelaskan
arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan manusia.
Sedangkan definisi bisnis yaitu : Kata bisnis dalam Al-qur’an biasanya yang digunakan
adalah al-tijarah yang berarti berdagang. Dalam hal ini ada dua definisi tentang pengertian
perdagangan, dari dua sudut pandang yang berbeda yaitu menurut mufasir dan ilmu fikih :
Menurut mufasir bisnis adalah pengelolaan modal untuk mendapat keuntungan.
Menurut ahli fikih, bisnis adalah saling menukarkan harta dengan harta secara suka sama suka.
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa, etika bisnis adalah norma-norma atau
kaidah etik yang dianut oleh bisnis, baik sebagai institusi atau organisasi, maupun dalam
interaksi bisnisnya dengan stakeholdersnya.

Berikut ini akan diungkapkan nilai-nilai etika syariah yang dapat mendorong bertumbuh dan
suksenya bisnis :

1. Konsep Ihsan
Ihsan adalah usaha individu untuk bersungguh-sungguh dalam bekerja, tanpa kenal
menyerah, memiliki dedikasi penuh menuju optimalisasi. Ihsan ini tidak sama dengan
perfeksionisme. Ihsan adalah optimalisme. Perfeksionalisme tidak dianjurkan, karena ini
tidak mungkin dicapai oleh manusia. Kesempurnaan itu adalah sifat Allah Swt. Kita
hanya mungkin mendekatinya, tidak mungkin sampai sempurna.
Jadi, kaum muslimin harus mengerjakan setiap pekerjaannya sebaik mungkin,
semaksimal mungkin, seperti misalnya kita beribadah, lakukanlah sebaik mungkin.
2. Itqan
Itqan artinya membuat sesuatu dengan teliti dan teratur. Jadi harus bisa menjaga kualitas
produk yang dihasilkan, adakan penelitian dan pengawasan kualitas sehingga hasilnya
maksimal. Allah Swt, telah menjanjikan bahwa siapa saja yang bersungguh-sungguh
maka Dia akan menunjukan jalan dalam mencapai nilai yang setinggi-tingginya.

10
3. Konsep Hemat
Umat muslim harus hemat dengan harta, tapi tidak kikir dan tidak menggunakannya
kecuali untuk untuk sesuatu yang benar-benar bermanfaat. Dengan berhemat ini, maka
kita dapat menghemat sumber-sumber alam, kita menyimpan dan menabung, dana
tabungan ini akan dapat digunakan sebagai sumber investasi lebih lanjut, yang pada
gilirannya digunakan untuk produksi.
4. Kejujuran dan keadilan
Ini adalah konsep yang membuat ketenangan hati bagi orang yang melaksanakannya.
Kejujuran yang ada pada diri seseorang membuat orang lain senang berteman dan
berhubungan dengannya.
5. Kerja keras
Rasulullah Saw, sangat terkenal dengan pelaksanaan konsep ini. Kita mengetahui
bagaimana Rasulullah Saw masa kecilnya telah mulai bekerja keras mengembala domba.
Setelah umur 12 tahun beliau berdagang dari satu kota ke kota lainnya. Sangat dianjurkan
kerja keras itu dilakukan sejak pagi hari. Setelah sholat subuh, janganlah tidur kembali,
namun carilah rizki dari Rabb-mu.4

4
Alma, Buchari, 2016, Manajemen Bisnis Syariah, Bandung: Alfabeta CV

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bisnis secara umum adalah pertukaran, barang, jasa, atau uang yang saling
menguntungkan atau memberikan manfaat (Skinner, 1992). Dalam bisnis terdapat empat elemen
penentu potensi profit yang terdiri dari efisiensi, keunikan, kecocokan dan pendorong
keuntungan. Sedangkan bisnis secara syariah adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan jual
beli yang berdasarkan hukum syariah atau system islam.

Terdapat beberapa perbedaan dari konsep bisnis umum dengan konsep bisnis syariah
dilihat dari berbagai sisi, seperti dari sisi etos kerja, dalam konsep bisnis umum, bisnis adalah
kebutuhan dunia sedangkan dalam konsep bisnis syariah, bisnis bukan hanya semata-mata untuk
kebutuhan dunia tetapi juga bagian dari ibadah.

Adapun beberapa prinsip yang dipakai pelaku bisnis Islam diantaranya, kejujuran,
kesadaran, ramah tamah, tidak melakukan sumpah palsu, adil dalam takaran dan tidak menjelek-
jelekean bisnis orang lain.

Islam pada hakekatnya merupakan agama besar yang telah mengajarkan konsep konsep
unggul lebih dulu dari protestan, akan tetapi para penganjur dan pengikutnya kurang
memperhatikan dan tidak melaksanakan nilai-nilai yang terkandung di dalam islam sebagaimana
mestinya. Seperti dalam etika berbisnis syariah, pelaku bisnis terkadang melupakan konsep dan
nilai dari etika bisnis syariah itu sendiri yang mana pembisnis harus bersungguh-sungguh dalam
menjalankan bisnisnya (konsep ihsan), membuat sesuatu dengan teliti dan teratur (konsep itqan),
menghemat dengan apa yang kita punya (konsep hemat), jujur dan adil serta bekerja keras.

12
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Badroen Faisal, MBA, 2007, Etika bisnis dalam Islam, Jakarta, KENCANA PRENADA
MEDIA GROUP

Djakfar, Muhammad, 2008, Etika Bisnis Islam: Tataran Teoritis dan Praktis, Malang: UIN
Malang Press

Alma, Buchari, 2016, Manajemen Bisnis Syariah, Bandung: Alfabeta CV

http://makalahpaijo.blogspot.com/2013/04/konsep-bisnis.html di akses tgl 12 Des 2018 pkl 11.00

13

Anda mungkin juga menyukai