Oleh:
Dewi Anggini Putri (1710007)
Muhammad Yusuf Ramadhan D. S. (1710009)
Gita Alinda Nursuciana (1710012)
Achmad Satibi (1710085)
Aji Ridwan Halim (1710086)
Sofyan (1710092)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
dan rahmat-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Manajemen Syariah
ini dengan judul “Ruang Lingkup Bisnis Islam”.
Dalam penyusunan makalah ini kami telah berusaha semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa, kami tidak luput
dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata
bahasa.Tetapi walaupun demikian kami berusaha sebisa mungkin menyelesaikan
makalah ini meskipun tersusun sangat sederhana.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Berlakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................2
C. Tujuan Makalah.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................4
A. Pengertian Bisnis...................................................................................................4
B. Sejarah Perkembangan Bisnis...............................................................................6
C. TUJUAN BISNIS..................................................................................................9
a. Tujuan Bisnis Secara Umum..............................................................................9
b. Tujuan Bisnis Dalam Islam..............................................................................10
D. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam...................................................................12
E. Hukum Bisnis Syariah...................................................................................13
a. Bisnis yang Boleh dan yang Terlarang.............................................................13
b. Potensi Konflik.................................................................................................13
c. Peraturan Perundang-undangan dan Asas-asas.................................................14
F. Manfaat Bisnis.................................................................................................14
G. Macam-Macam Bisnis.....................................................................................16
H. Ciri Khas Bisnis Syariah................................................................................17
I. Usaha Perusahaan..........................................................................................20
J. Peluang-peluang yang disediakan perusahaan........................................22
K. Motif Pembelian..............................................................................................24
L. Bisnis dan Dinamika Masyarakat...............................................................25
M. Kewirausahaan................................................................................................26
BAB III PENUTUP.....................................................................................................31
A. Kesimpulan.........................................................................................................31
B. Saran...................................................................................................................31
ii
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Berlakang
Dalam ekonomi modern manusia sering mengabaikan aspek aspek
syariah dalam berbisnis dimana manusia di era globalisasi lebih
mengedepankan system ekonomi yang cenderung ke arah riba karna banyak
sekali keuntngan yang di tawarkanya seperti bunga yang besar dalam
deposito dan ini jauh dari namanya hukum ekonomi syariah melenceng dari
ajaran dagang islam dimana memakan uang riba haram hukumnya.
Belakangan ini bisnis berbasis islam banyak diminati dan digeluti oleh
masyarakat luas. Khusunya di Indonesia, tidak hanya kaum muslim saja
namun kaum nonmuslim pun banyak yang berminat dalam bisnis yang
berbasis syariah ini. Karena dinilai menguntungkan karena banyaknya kaum
muslimin.
Dalam masyarakat riba tidak ada punggutan zakat, tidak ada unsur
membantu orang lemah. Variable riba memiliki korelasi negative terhadap
zakat, perdangangan dan tingkat kesejahteraan masyarakat, sering kali orang
yang terdesak tidak peduli dengan bunga yang besar padahal bunga yang
besar itu sangat merugikan apabila tidak bisa mengembalikan dengan tepat
waktu dan amat merugikan.
Dalam bisnis sering kali mengabaikan nilai nilai islami karena dalam
berbisnis kita menjumpai banyak clien, partner dan costumer dan mereka
punya pedoman sendiri dalam berbisnis, maka dari itu kita sebagai orang
islam harus memegang teguh nilai nilai islam dalam hal apapun agar
mendapat barokah dari apa yang dilakukan.
Kita sebagai umat muslim dengan melihat realita ekonomi nasional
dan internasional yang mulai ke arah system ekonomi liberal yang diterapkan
bangsa barat yang tidak sesuai dengan kaidah islam maka dari itu pentingnya
mengembalikan system ekonomi yang benar dan mensosialisasi kan
untungnya berbisnis secara syariah. Manusia tidak terlepas dari yang
1
namanya bisnis maka perlu sekali mengerti bisnis yang benar yang tidak
merugikan salah satu pihak dan mengandung unsur unsur yang
mensejahterakan masyarakat baik secara langsung ataupun tidak langsung
simbiosis mutualisme dalam berbisnis harus ada unsur syariahnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu bisnis islam?
2. Bagaimana sejarah perkembangan bisnis islam?
3. Apa tujuan adanya bisnis islam?
4. Seperti apa prinsip-prinsip ekonomi islam dalam bisnis islam?
5. Bagaimana hukum bisnis islam?
6. Seperti apa manfaat dari bisnis?
7. Apa saja macam-macam bisnis?
8. Apa ciri khas bisnis syariah?
9. Bagaimana skema usaha perusahaan?
10. Apa saja peluang usaha yang disediakan oleh perusahaan?
11. Bagaimana motif pembelian dalam bisnis?
12. Seperti apa bisnis dan dinamika dalam masyarakat?
13. Apa itu kewirausahaan?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui apa itu bisnis islam.
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan bisnis islam.
3. Untuk mengetahui tujuan adanya bisnis islam.
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip ekonomi islam dalam bisnis islam.
5. Untuk mengetahui hukum bisnis islam.
6. Untuk mengetahui manfaat dari bisnis islam.
7. Untuk mengetahui macam-macam bisnis islam.
8. Untuk mengetahui ciri khas bisnis syariah.
9. Untuk mengetahui skema usaha perusahaan.
10. Untuk mengetahui peluang usaha yang disediakan oleh perusahaan.
2
11. Untuk mengetahui motif pembelian dalam bisnis.
12. Untuk mengetahui bisnis dan dinamika dalam masyarakat.
13. Untuk mengetahui kewirausahaan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bisnis
Terdapat dua pengertian pokok mengenai bisnis, bisnis merupakan
kegiatan-kegiatan, dan bisnis merupakan sebuah perusahaan.
1. Definisi Raymond E. Glos dalam bukunya “Business: Its Nature and
Environment:, dianggap memiliki cakupan yang paling luas, yakni:
“Bisnis merupakan seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-
orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industri yang
menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan
memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka”.
2. Menurut Huzhes dan Kapoor
Bisnis merupakan suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk
menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Secara umum kegiatan ini ada di
dalam masyarakat dan ada dalam industri. Orang yang berusaha
menggunakan uang dan waktunya dengan menanggung resiko, dalam
menjalankan kegiatan bisnis disebut enterpreneur.
3. Menurut Brown dan Petrello
Bisnis merupakan suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang
dibutuhkan oleh masyarakat.
4. Menurut pandangan lain
Bisnis merupakan sejumlah total usaha yang meliputi pertanian, produksi,
kontruksi, disribusi, transportasi, komunikasi, usaha jasa, dan
pemerintahan yang bergerak dalam bidang membuat dan memasarkan
barang dan jasa ke konsumen.
Jadi, pengertian bisnis adalah suatu lembaga yang menghasilkan
dan mendistribusikan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat,
mencari profit, dan mencoba memuaskan keinginan para konsumen.
4
Agama Islam sangatlah menganjurkan setiap umat untuk selalu
bekerja. Tidak ada satu kata pun yang menyebut bahwa orang Islam yang
beriman itu disarankan untuk menjadi pengangguran karena hal tersebut
merupakan perilaku syaitan. Begitu pentingya perilaku yang menjunjung
tinggi etos kerja agar manusia selalu bekerja, bekerja, dan bekerja,
Rasululllah Muhammad SAW bersabda di dalam dalam suatu haris yang
artinya bahwa bekerja mencari rejeki yang halal merupakan kewajiban,
setelah kewajiban ibadah. (HR. Ath Thabrani dan Baihaqi).
Hadis ini kemudian diperkuat dengan firman Allah dalam surah al-
A’raff ayat 10:
)١٠( ولقدمكنكمفىاالرضوجعلنالكمفيهامعابشقليالماتشكرون
Artinya: “Sesungguhnya, Kami menempatkan kalian
sekalian di muka bumi dan Kami memberikan kalian di bumi itu
(sumber) penghidupan."
Al Quran di atas sudah sangat jelas dan gamblang meminta kepada
manusia untuk bekerja mencari sumber penghidupan yang sudah
disediakan oleh Allah Swt. Al Quran di atas kemudian dipertegas dalam
hadis agar dalam mencari sumber rejeki haruslah dengan jalan yang halal
karena mencari rezeki halal adalah wajib hukumnya.
Dari sini, bisa disimpulkan bahwa definisi pengertian bisnis
syariah Islam adalah segala bentuk bisnis dengan dibatasi oleh cara
mendapatkan dan memberdayakan harta agar selalu halal dan menolak hal-
hal yang bersifat haram. Yusanto dan Wijayakusuma (2002)
mendefisinikan lebih khusus tentang bisnis islami merupakan aktivitas
bisnis-ekonomi dengan berbagai bentuk yang tidak ada batasan dalam hal
kepemilikan harta baik itu jasa maupun barang, namun dibatasi dalam hal
cara memperoleh dan pendayagunaan harta lantaran aturan haram dan
halal menurut Islam.
Demikian perbedaan pengertian bisnis dalam perspektif/pandangan
Islam dan umum yang bisa dijadikan sebagai acuan dalam membuat
makalah ekonomi bisnis Islam lengkap. Semoga bisa memberikan
5
manfaat yang nyata, sebelum benar-benar mengimplementasikan konsep
bisnis syariah dalam kehidupan sehari-hari.
B. Sejarah Perkembangan Bisnis
Pada masa dulu, kegiatan bisnis ini dilakukan pada tingkat keluarga
secara tertutup. Usaha mereka terbatas hanya pada bidang yang sangat kecil
dan belum terpikirkan oleh mereka untuk membuat usaha dengan meminjam
modal untuk produksi dalam skala besar.
Kemudian muncul Revolusi Industri yang membawa perubahan secara
drastis dan sangat penting misalnya dengan adanya mesin uap, petani yang
awalnya membajak sawah menggunkan sapi/kerbau beralih menggunakan
traktor, lalu muncul pula tenaga kerja yang menerima upah dengan demikian
penghasilan keluarga bertambah. Dengan bertambahnya penghasilan keluarga
ini, mereka mampu memberi barang lain yang dbuat oleh orang lain pula.
Akhirnya, ekonomi tumbuh pesat dan memberi peluang berkembangnya
pabrik-pabrik, perdagangan besar, perdagangan eceran,dan perusahaan jasa
baik perseorangan maupun persekutuan.
Sekarang ini, zaman globalisasi, dunia yang makin transparan kita
lihat bagaimana hebatnya persaingan bisnis perusahaan nasional,
multinasional, perang ekonomi lewat perdagangan antar bangsa, yang saling
berebut untuk menguasai pasar dunia dalam bidang barang dan jasa.
Adapun sejarah bisnis secara garis besarnya meliputi beberapa hal
berikut ini:
1. Era Industri
Era indusutri dengan pionirnya Henry Ford pemilik dari Ford
industrimendapatkan penghasilan sebesar 10 triliun pertamanya dalam
kurun waktu karir kerja selama 25 tahun. Di masa ini barang siapa
yang tidak bekerja maka dia tidak akan mendapatkan
penghasilan,namun bagi yang bekerja dengan keras dan dengan
prestasi yang cukup baik dalam ruang lingkup kerjanya akan
mendapatkan jaminan pensiunan dari perusahaan. Tentunya jaminan
tersebut jauh dari cukup karena sudah tidak bekerja lagi.
6
2. Era Teknologi
Era Teknologi, masa-masa di mana teknologi menjadi tolak ukur
penghasilan yang tak terbatas karena semakin bagus mutu dari suatu
tekhnologi maka yang menciptakan akan menciptakan suatu passive
income yang tak terbatas dari hasil karya yang diciptakan dan
menghasilkan royalti. Di masa ini yang menjadi pionir adalah Bill
Gates pemilik Microsoft dengan penghasilan 10 triliun pertama
setelah 12 tahun. Tentunya dengan menciptakan sebuah teknonogi
komputer yang saat ini terus berkembang dan akan terus menciptakan
royalti terus menerus bagi Bill Gates.
3. Era Infromasi
Era Informasi yang di awali pada awal tahun 1990-an dan terus
berkembang pesat sampai saat ini dan diyakini akan terus berkembang
dari tahun ke tahun selanjutnya. Kecepatan dunia informasi akan
memegang penuh dalam perkembangan dunia bisnis dimasa
mendatang mulai dari industri kecil sampai industri besar,rumahan
hingga pabrik, toko, sekolah, organisasi, marketing dan masih banyak
lagi akan membutuhkan kecepatan dalam penyampaian bisnisnya.
Dalam hal ini bisa dikatakan melalui jaringan internet/website yang
akan selalu siap bersedia bekerja untuk Anda 24 jam non-stop tanpa
upah akan bekerja untuk Anda. Saat ini yang menjadi pionir di masa
ini adalah Jeff Besos pemilik dari amazon.com (Toko Online terbesar
dunia) dengan penghasilan 10 triliun pertama dalam kurun waktu 3
tahun perjalanan karir.
Bisnis Indonesia adalah surat kabar harian dengan segmentasi
pemberitaan bisnis dan ekonomi berbahasa Indonesia yang diterbitkan di
Jakarta, Indonesia, sejak 14 Desember 1985. Bisnis Indonesia diterbitkan oleh
PT Jurnalindo Aksara Grafika (PT JAG) yang merupakan kongsi bisnis empat
pengusaha Sukamdani Sahid Gitosardjono (Sahid Group), Ciputra (Ciputra
Group), Anthony Salim (Salim Group), dan Eric Samola. Pemimpin Redaksi
saat ini adalah Arief Budisusilo yang menggantikan Ahmad Djauhar sejak
7
2009, dengan Wakil Pemred Y. Bayu Widagdo, yang menggantikan Linda
Tangdialla sejak 2012. Setelah tidak bertugas sebagai Pemred, Ahmad
Djauhar menjabat sebagai Wakil Pemimpin Umum dengan tetap sebagai
Direktur Pemberitaan Bisnis Indonesia, sedangkan Linda Tangdialla kini
memimpin portal berita Kabar24.com selaku pemimpin redaksi. Kabar24.com
merupakan unit baru dalam kelompok media Bisnis Indonesia.
Awalnya, koran Bisnis Indonesia berkantor di bekas bengkel reparasi
mesin jahit Singer di Jalan Kramat V/8, Jakarta Pusat. Koran yang fokus pada
berita bisnis, ekonomi, dan umum ini meroket berkat booming yang melanda
lantai Bursa Efek Jakarta pada tahun 1987 dan akibat maraknya industri
perbankan sebagai hasil penerapan kebijakan Paket Oktober (Pakto) 1988.
Pertumbuhan yang baik tersebut membuat koran ini mampu
membangun gedung sendiri dan kantor pun pindah ke Wisma Bisnis
Indonesia (WBI) di Jalan Letjen S. Parman Kav. 12A Slipi, Jakarta Barat,
pada akhir 1990. Namun kemacetan luar biasa di lokasi tersebut dan
perhitungan bisnis pada masa depan membuat koran ini kembali pindah ke
wilayah Segitiga Emas Sudirman.
Mulai 1 Januari 2005 kegiatan operasional Bisnis Indonesia berpusat
di Wisma Bisnis Indonesia (WBI) lantai 5-8, Jalan KH Mas Mansyur No.
12A, Karet Tengsin, Jakarta Pusat. Saat ini, Bisnis Indonesia memiliki kantor
perwakilan di sejumlah kota di Indonesia yakni di Medan, Pekanbaru, Batam,
Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Balikpapan, dan Makassar.
Sebagai lembaga pemberitaan, Bisnis Indonesia juga menjadi
pemasok tetap beberapa lembaga pemberitaan internasional seperti NewsNet
Asia (yang menerjemahkan berita Bisnis ke dalam bahasa Jepang, Factiva
(usaha patungan Dow Jones dan Reuters), dan ISI Emerging Markets (dari
kelompok usaha Euromoney Institutional Investor Group Co.), Xinhua
(kantor berita China), dan Bloomberg (kantor berita berbasis di New York,
AS).
8
C. TUJUAN BISNIS
a. Tujuan Bisnis Secara Umum
Segala sesuatu tentunya memiliki tujuan, begitu pula dengan
bisnis. Tujuan bisnis yang paling utama yaitu untuk mendapat
keuntungan atau laba.
Tetapi sebenarnya bukan hanya profit yang dikejar oleh suatu
perusahaan, diantara tujuan didirikan perusahaan diantaranya:
1. Keuntungan atau Profit
2. Pengadaan barang/jasa
3. Kesejahteraan pemilik faktor produksi dan masyarakat
4. Full employment
5. Keberadaan perusahaan dalam jangka panjang
6. Kemajuan atau pertumbuhan
7. Prestise dan prestasi
Full employment merupakan keadaan dimana seluruh faktor
produksi telah digunakan secara efisien dan keadaan perekonomian
menuju kesejahteraan ditandai dengan tingkat pengangguran yang
hanya ≤ 4%
Sehingga bisa terlihat bahwa perusahaan bukan hanya bertujuan
untuk profit saja, melainkan juga mempunyai tujuan yang lain.
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai oleh pelaku bisnis itu diantaranya:
1. Ingin mencukupi berbagai kebutuhannya
2. Untuk memakmurkan keluarga
3. Ingin namanya dikenal banyak orang
4. Karena ingin menjadi penerus usaha keluarga
5. Ingin mencoba hal baru
6. Ingin memanfaatkan waktu luang
7. Ingin mempunyai usaha sendiri dan tidak bekerja pada orang lain.
8. Ingin mendapat simpati.
9
b. Tujuan Bisnis Dalam Islam
Bisnis dalam Islam bertujuan untuk mencapai empat hal utama:
1. target hasil: profit-materi dan benefit-nonmateri
2. pertumbuhan
3. keberlangsungan
4. keberkahan.
Target hasil: profit-materi dan benefit-nonmateri, artinya
bahwa bisnis tidak hanya untuk mencari profit (qimah madiyah atau nilai
materi) setinggi-tingginya, tetapi juga harus dapat memperoleh dan
memberikan benefit (keuntungan atau manfaat) nonmateri kepada
internal organisasi perusahaan dan eksternal (lingkungan), seperti
terciptanya suasana persaudaraan, kepedulian sosial dan sebagainya.
Benefit, yang dimaksudkan tidaklah semata memberikan manfaat
kebendaan, tetapi juga dapat bersifat nonmateri. Islam memandang
bahwa tujuan suatu amal perbuatan tidak hanya berorientasi pada qimah
madiyah. Masih ada tiga orientasi lainnya, yakni qimah
insaniyah, qimah khuluqiyah, dan qimah ruhiyah. Dengan qimah
insaniyah, berarti pengelola berusaha memberikan manfaat yang bersifat
kemanusiaan melalui kesempatan kerja, bantuan sosial (sedekah), dan
bantuan lainnya. Qimah khuluqiyah, mengandung pengertian bahwa
nilai-nilai akhlak mulian menjadi suatu kemestian yang harus muncul
dalam setiap aktivitas bisnis sehingga tercipta hubungan persaudaraan
yang Islami, bukan sekedar hubungan fungsional atau profesional.
Sementara itu qimah ruhiyah berarti aktivitas dijadikan sebagai media
untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Pertumbuhan, jika profit materi dan profit non materi telah
diraih, perusahaan harus berupaya menjaga pertumbuhan agar selalu
meningkat. Upaya peningkatan ini juga harus selalu dalam koridor
syariah, bukan menghalalkan segala cara.
10
Keberlangsungan, target yang telah dicapai dengan pertumbuhan
setiap tahunnya harus dijaga keberlangsungannya agar perusahaan dapat
exis dalam kurun waktu yang lama.
Keberkahan, semua tujuan yang telah tercapai tidak akan berarti
apa-apa jika tidak ada keberkahan di dalamnya. Maka bisnis Islam
menempatkan berkah sebagai tujuan inti, karena ia merupakan bentuk
dari diterimanya segala aktivitas manusia. Keberkahan ini menjadi bukti
bahwa bisnis yang dilakukan oleh pengusaha muslim telah mendapat
ridla dari Allah Swt., dan bernilai ibadah.
Segala aturan yang diturunkan Allah swt dalam system Islam
mengarah pada tercapainya kebaikan, kesejahteraan, keutamaan, serta
menghapuskan kejahatan, kesengsaraan, dan kerugian pada seluruh
ciptaan-Nya. Demikian pula dalam hal ekonomi, tujuannya adalah
membantu manusia mencapai kemenangan di dunia dan di akhirat.
Seorang fuqaha asal Mesir bernama Prof.Muhammad Abu Zahrah
mengatakan ada tiga sasaran hukum Islam yang menunjukan bahwa
Islam diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia, yaitu:
1. Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan
bagi masyarakat dan lingkungannya.
2. Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud
mencakup aspek kehidupan di bidang hukum dan muamalah.
3. Tercapainya maslahah (merupakan puncaknya). Para ulama
menyepakati bahwa maslahah yang menjadi puncak sasaran di
atas mencakup lima jaminan dasar:
keselamatan keyakinan agama ( al din)
kesalamatan jiwa (al nafs)
keselamatan akal (al aql)
keselamatan keluarga dan keturunan (al nasl)
keselamatan harta benda (al mal)
11
D. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam
Secara garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip dasar:
1. Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan
dari Allah swt kepada manusia.
2. Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu.
3. Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama.
4. Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang
dikuasai oleh segelintir orang saja.
5. Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan
penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak orang.
6. Seorang mulsim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan
di akhirat nanti.
7. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas
(nisab)
8. Islam melarang riba dalam segala bentuk.
12
Dialah sumbernya dan akan berakhir kepadaNya. Maka dari itu
kita sebagai manusia harus mengikuti aturannya dan batas-batas
yang ditetapkan.
4. Kehendak Bebas
Manusia diciptakan dengan satu potensi yaitu, mereka bebas
memilih apa yang mereka mau kerjakan. Tetapi kehendak bebas
yang di berikan Allah haruslah sejalan dengan prinsip dasar
diciptakannya manusia dan harus sejalan dengan kepentingan
individu terutama lagi kepada kepentingan umum.
13
perbankan syariah dilakukan oleh Gubernur Bank Indonesia
yang notabenenya adalah menganut sitem konvensional.
2. belum ditemukannnya sistem mudharabah yang betul-betul
berdasarkan syariah. Sistim bagi hasil yang kerap dilakukan
adalah pembagian hasil dari produk mudharabah suatu lembaga
keuangan syariah diawal kerjasama, padahal seharusnya dibagi
diakhir kerjasama atau apabila telah ada keuntungan. Dan juga
kerugian kerjasama mudharabah hanya ditanggung oleh
nasabah, karena keuntungan telah dipatok oleh pihak bank dan
telah dibayar diawal. Sehingga pihak bank tetap mendapat
keuntungan walaupun pihak nasabah rugi.
c. Peraturan Perundang-undangan dan Asas-asas
Peraturan Perundang-undangan pada prinsipnya adalah untuk
untuk melindungi semua pihak atau untuk melindungi kepentingan
umum. Dalam hal pereknomian syariah yang yang perlu dilindungi
adalah tersedianya pelayan ekonomi yang berbasis syariah. Karena
Indonesia mayoritas muslim dan mereka butuh tersedia pelayanan
ekonomi yang sesuai syariah.
F. Manfaat Bisnis
Manfaat bisnis paling utama yakni untuk mendapatkan
suatu keuntungan khususnya dalam bentuk uang. Berikut ini beberapa
manfaat bisnis yaitu :
14
1. Mendapatkan penghargaan/pengakuan
15
G. Macam-Macam Bisnis
Seperti yang dijelaskan di atas bahwa pengertian bisnis ini pada
akhirnya akan merujuk pada skup atau sektor tertentu yang dicakup. Adapun
macam-macam bisnis adalah sebagai berikut:
Bisnis Pertanian, yaitu usaha di bidang pertanian atau agro bisnis yang
meliputi pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan lain-lain.
Bisnis Produksi Bahan Mentah, yaitu bidang usaha yang bergerak di
sektor pertambangan, kehutanan, dan lain-lain, dimana produk yang
dihasilkan adalah bahan mentah untuk diolah kembali.
Bisnis Manufaktur, yaitu usaha di bidang pengolahan bahan baku atau
bahan mentah menjadi bahan jadi.
Bisnis Konstruksi, yaitu usaha di bidang pembangunan konstruksi
atau infrastruktur, misalnya jalan raya, gedung bertingkat, bandara
udara, dan lain-lain.
Bisnis Transportasi, yaitu usaha di bidang tranportasi yang membantu
mobilitas masyarakat dalam menyalurkan barang.
Bisnis Komunikasi, yaitu usaha di bidang komunikasi yang membantu
masyarakat dalam hal komunikasi dan informasi. Misalnya televisi,
radioa, telepon, dan lainnya.
Bisnis Perdaganan Besar/ Kecil, yaitu usaha di bidang niaga yang
berperan sebagai perantara antara produsen dengan konsumen.
Bisnis Finansial, Asuransi, dan Real Estate, yaitu usaha di bidang
keuangan yang membantu masyarakat dalam hal kredit permodalan,
asuransi, dan juga perencanaan dan kredit kepemilikan properti.
Bisnis Jasa, yaitu usaha yang kegiatannya menciptakan dan menjual
produk tak berwujud, yaitu jasa, untuk menghasilkan keuntungan.
16
H. Ciri Khas Bisnis Syariah
Bisnis syariah merupakan implementasi/perwujudan dari aturan
syari’at Allah. Sebenarnya bentuk bisnis syari’ah tidak jauh beda dengan
bisnis pada umumnya, yaitu upaya memproduksi/mengusahakan barang dan
jasa guna memenuhi kebutuhan konsumen. Namun aspek syariah inilah yang
membedakannya dengan bisnis pada umumnya. Sehingga bisnis syariah
selain mengusahakan bisnis pada umumnya, juga menjalankan syariat dan
perintah Allah dalam hal bermuamalah. Untuk membedakan antara bisnis
syariah dan yang bukan, maka kita dapat mengetahuinya melalui ciri dan
karakter dari bisnis syariah yang memiliki keunikan dan ciri tersendiri.
Beberapa ciri itu antara lain:
1. Selalu Berpijak Pada Nilai-Nilai Ruhiyah. Nilai ruhiyah
adalah kesadaran setiap manusia akan eksistensinya sebagai
ciptaan (makhluq) Allah yang harus selalu kontak dengan-Nya
dalam wujud ketaatan di setiap tarikan nafas hidupnya. Ada
tiga aspek paling tidak nilai ruhiyah ini harus terwujud , yaitu
pada aspek :
Konsep,
Sistem yang di berlakukan,
Pelaku (personil).
2. Memiliki Pemahaman Terhadap Bisnis yang Halal dan
Haram. Seorang pelaku bisnis syariah dituntut mengetahui
benar fakta-fakta (tahqiqul manath) terhadap praktek bisnis
yang Sahih dan yang salah. Disamping juga harus paham
dasar-dasar nash yang dijadikan hukumnya (tahqiqul hukmi).
3. Benar Secara Syar’iy Dalam Implementasi. Intinya pada
masalah ini adalah ada kesesuaian antara teori dan praktek,
antara apa yang telah dipahami dan yang di terapkan. Sehingga
17
pertimbangannya tidak semata-mata untung dan rugi secara
material.
4. Berorientasi Pada Hasil Dunia dan Akhirat. Bisnis tentu di
lakukan untuk mendapat keuntungan sebanyak-banyak berupa
harta, dan ini di benarkan dalam Islam. Karena di lakukannya
bisnis memang untuk mendapatkan keuntungan materi (qimah
madiyah). Dalam konteks ini hasil yang di peroleh, di miliki
dan dirasakan, memang berupa harta.
5. Namun, seorang Muslim yang sholeh tentu bukan hanya itu
yang jadi orientasi hidupnya. Namun lebih dari itu. Yaitu
kebahagiaan abadi di yaumil akhir. Oleh karenanya. Untuk
mendapatkannya, dia harus menjadikan bisnis yang
dikerjakannya itu sebagai ladang ibadah dan menjadi pahala di
hadapan Allah . Hal itu terwujud jika bisnis atau apapun yang
kita lakukan selalu mendasarkan pada aturan-Nya yaitu syariah
Islam.
Jika semua hal diatas dimiliki oleh seorang pengusaha muslim,
niscaya dia akan mampu memadukan antara realitas bisnis duniawi dengan
ukhrowi, sehingga memberikan manfaat bagi kehidupannya di dunia maupun
akhirat. Akhirnya, jadilah kaya yang dengannya kita bisa beribadah di level
yang lebih tinggi lagi.
18
keridhoan Allah. Keridhoan Allah diperoleh melalui implementasi prinsip-
prinsip syariah dalam melaksanakan kerjasama bisnis.
19
Barang siapa diwaktu sorenya kelelahan karena kerja tangannya, maka di
waktu sore itu ia mendapat ampunan. (HR.Thabrani dan Baihaqi)
I. Usaha Perusahaan
Manusia adalah hambah Allah SWT, adalah mkhaluk sosial yang
selalu ada dalam pergaulan dengan manusia lainnya. Demikian pula dunia
bisnis tidak bisa melepaskan diri dari masyarakat. Rumah Tangga Perusahaan
(RTP) sebagai bagian dari bisnis berada di tengah masyarakat, dan harus
menjaga hubungan baik, dengan lembaga, organisasi dan dengan individu
sebagai anggota masyarakat. dengan terjalinnya relasi yang baik, terjalinlah
hubungan sesama manusia hablumminannaas di samping hablumminallah,
tang akan memiliki efek kumulatif meningkatkan ketaqwaan muslim
pengelola bisnis.
Hubungan yang berjalan terus menerus, antara perusahaan dan
masyarakat, dapat dilihat dari bagan berikut:
RTK
Alam, tenaga, modal, manajemen
Permintaan efektif
RTP
Keterangan
20
RTP : Rumah Tangga Perusahaan, memerlukan tanah,modal, tenaga
kerja, dan tenaga ahli yang tersedia di masyarakat, ini disebut faktor
produksi.
RTK : Rumah Tangga Konsumsi, memerlukan barang, jasa dan uang
yang disediakan dan diberikan oleh perusahaan untuk memenuhi
kebutuhan hidup masyarakat.
Perusahaan membuat/memproduksi barang dan jasa dan berusaha
menjualnya sebagai usaha sehari–hari perusahaan. Masyarakat
mengkonsumsi barang dan jasa tersebut dengan membelinya. Terdapat lima
jenis RTP yang menghasailkan barang dan jasa, yaitu:
1. RTP agraris, yang mengolah pertanian, perkebunan, dan termasuk
juga peternakan dan perikanan.
2. RTP ekstratif, usaha dalam bidang pertambangan.
3. RTP industri, yaitu RTP yang mengolah bahan mentah menjadi
produk baru.
4. RTP perdagangan, usaha yang memperjualbelikan dan menyalurkan
barang dari produsen sampai ke konsumen.
5. RTP jasa, usaha yang bergerak dalam menghasilkan dan menjual jasa
kepada konsumen.
Dalam melaksanakan kegiatan bisnis pengusaha tidak terlepas dari
lingkungannya. Oleh sebab itu, setiap tidakan harus berpola pada pandangan
dan ajaran Islam dan memperhatikan kepentingan masyarakat seperti yang
diriwayatkan oleh Abu Daud:
“Ibnu Masud memberitakan: ketika kami bersama Rasulullah dalam
perjalanan dan Rasulullah pergi berhajat. Kami tangkap kedua anak
itu, kemudian induknya datang dan terbang diatas kami. Lalu dilihat
oleh Rasulullah dan berkata: siapakah yang menyusahkan burung ini
dan mengambil anaknya? Lembalikanlah anaknya ke induknya.
Kemudian Nabi melihat pula sarang semut terbakar, maka beliau
bertanya: siaapakah yang membakar ini? Jawab kami, kami ya
21
Rasulullah. Bersabda Nabi: Sesungguhnya tidak patut menyiksa
dengan api kecuali Tuhan menjadikan api.” (HR. Abu Daud)
Pada dasarnya bisnis apapun yang digeluti harus ada kaitannya dengan
kebutuhan masyarakat. Jika bisnis yang dilakukan tidak ada kaitannya dengan
kepentingan masyarakat, maka bisnis itu akan menjadi bisnis yang sekedar
menciptakan perubahan-perubahan. Intinya, perhatikan manfaat dari suatu
bisnis untuk masyarakat dalam hal berbisnis.
Usaha perusahaan bergerak dalam bidang memenuhi kebutuhan
konsumen akan barang dan jasa. Usaha perusahaan ini ialah memproduksi
barang dan jasa, memproses bahan baku menjadi barang jadi, atau barang
setengah jadi. Usaha ini dapat pula berbentuk usaha jasa seperti bank dan
asuransi. Bermacam–macam bisnis ini akan makin berkembang sejalan
dengan perkembangan masyarakat. akhirnya terjadilah persaingan antara satu
bisnis dengan bisnis lainnya. Persaingan yang sehat akan menimbulkan
beberapa keuntungan, yaitu :
1. Harga bagi konsumen bisa lebih rendah, karena produsen berusaha
bekerja efisien dan menurunkan harga jual.
2. Bisnis berusaha meningkatkan pelayanan bagi konsumen.
3. Bisnis berusaha menciptakan barang baru dan dengan mutu yang baik.
4. Menghilangkan bisnis yang tidak mampu bekerja secara efisien dan
yang memboroskan sumber daya.
Dari hasil penjualan barang dan jasa, bisnis memperoleh laba. Dan
tidak dibenarkan mencari laba sebesar–besarnya tanpa memperhatikan
kepentingan masyarakat.
22
2. Produksi bahan mentah
Meliputi usaha yang bergerak dalam bidang kehutanan,
pertambangan dan juga perikanan air tawar ataupun ikan laut.
3. Pabrik/Manufaktur
Merupakan suatu usaha yang mengolah barang mentah menjadi
bahan baku sampai menjadi hasil jadi.
4. Konstruksi
Merupakan suatu usaha yang bergerak dalam bidang
pembangunan, seperti pembangunan jalan, pembangunan gedung,
rumah sakit, sekolah dan berbagai bangunan lainnya.
5. Usaha perdagangan besar dan kecil.
Merupakan suatu usaha yang menunjang inti kegiatan sistem
distribusi yang menghubungkan antara produsen dengan
konsumen.
6. Transportasi dan komunikasi
Merupakan suatu usaha yang dapat membantu kelancaran kegiatan
bisnis dan memudahkan kegiatan transaksi bisnis secara cepat dan
efisien.
7. Usaha finansial, asuransi, dan real estate
Merupakan suatu usaha yang memberikan kemudahan kepada
kegiatan bisnis. Seperti memberi fasilitas kredit, membantu
mengatasi resiko yang dihadapi dan membantu membangun
perumahan dengan perencanaan pengaturan lingkungan yang sehat.
8. Usaha jasa
Merupakan suatu usaha yang kegiatannya dilakukan dengan
menggunakan jasanya untuk memuaskan kebutuhan orang lain.
Seperti tukang cukur, salon kecantikan, guru, dosen, pengacara,
dokter, dsb.
9. Usaha yang dilakukan oleh pemerintah
23
Merupakan pembeli terbesar dari barang dan jasa, di samping itu
juga berperan dalam mengatur kegiatan bisnis dan menjaga
kestabilan perekonomian.
K. Motif Pembelian
Setiap keputusan pembelian pasti dilandasi dengan motif
dibelakangnya. Motif pembelian adalah sebuah dorongan atau keinginan
untuk membeli produk. Penjual yang ingin sukses harus dapat menemukan
motif prospek dalam membeli produk.
1. Motif pembelian emosional
Motif pembelian emosional adalah motif membeli yang
banyak dipengaruhi oleh gejolak hati, misalnya membeli produk
karena merasa nyaman atau untuk kesenangan semata. Pengaruh
emosional ini sangat luar biasa dan banyak mendominasi motif
pembelian.
2. Motif pembelian rasional
Motif pembelian rasional adalah motif membeli dengan
pertimbangan terlebih dahulu, misalnya membeli produk dengan
mempertimbangkan manfaatnya, ada garansi atau tidak.
Penjual perlu mengetahui motif seorang prospek sebelum membeli
produk. Jika ia menyukai diskon, prospek seperti ini berarti memiliki motif
emosional. Apabila prospek lebih mengutamakan layanan maka prospek lebih
bermotif rasional.
Para pembeli memiliki motif-motif pembelian yang mendorong
mereka untuk melakukan pembelian. Mengenai buying motives ada 3 macam:
1. Primary buying motive
Yaitu motif untuk membeli yang sebenarnya. Misalnya,
kalau orang mau makan ia akan mencari nasi
2. Selective buying motive
24
Yaitu pemilihan terhadap barang, ini berdasarkan ratio.
Misalnya, apakah ada keuntungan bila membeli karcis. Seperti
seseorang ingin pergi ke Jakarta cukup dengan membeli karcis
kereta api kelas ekonomi, tidak perlu kelas eksekutif. Berdasarkan
waktu misalnya membeli makanan dalam kaleng yang mudah
dibuka, agar lebih cepat. Berdasarkan emosi, seperti membeli
sesuatu karena meniru orang lain. Jadi selective dapat berbentu
Rational Buying Motive, emotional buying motive atau impulse
(dorongan seketika)
3. Patronage buying motive
Ini adalah selective buying motive yang ditujukan kepada
tempat atau toko tertentu. Pemilihan ini bisa timbul karena
layanan memuaskan, tempatnya dekat, cukup persediaan barang,
ada halaman parkir, orang-orang besar suka berbelanja ke situ
dsb.
25
para pedagang yang sangat tinggi, transportasi demikian maju dan canggih.
Seperti pada Q.S. al-Mulk: 15,
َ ْهُ َو الَّ ِذي َج َع َل لَ ُك ُم األر
ض َذلُوال فَا ْم ُشوا فِي َمنَا ِكبِهَا َو ُكلُوا ِم ْن ِر ْزقِ ِه َوإِلَ ْي ِه النُّ ُشو ُر
Artinya: Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu,
maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian
dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali
setelah) dibangkitkan.
Dalil diatas menjadi landasan bagi manusia-manusia yang berjiwa
perantau. Mereka meninggalkan daerah kelahirannya, tidak terpaku pada
suatu tempat, akan tetapi mereka mengembara dengan niat mencari ilmu
pengetahuan, menimba pengalaman demi pengalaman, mencari rezeki ke
tempat lain, dengan selalu berpegang pada tali Allah SWT.
Perjalanan ini banyak dilakuan oleh orang-orang yang bergerak di
bidang bisnis, dibandingkan dengan orang-orang yang bekerja di kantor.
Perjalanan orang bisnis betul-betul mencari hubungan, relasi, jual beli yang
mendatangkan rizki bagi mereka. Orang yang bergerak dalam bidang bisnis
dan berhasil, akan mampu memberi sumbangan untuk pembangunan
ekonomi, terutama melalui etos kerja, mengembangkan sikap jujur dalam
bisnis, orientasi dan perilaku yang merangsang dan mendorong
pembangunan, melalui aksi dan refleksi kegiatan usaha bisnisnya. Muslim
yang kreatif dan maju memiliki gairah bekerja dan taat melaksanakan
perintah agama, membantu masyarakat sekitar dengan sedekah, dan zakat
perdagangannya.
M. Kewirausahaan
Secara umum, pengertian kewirausahaan adalah suatu proses dalam
melakukan atau menciptakan sesuatu yang baru dengan cara kreatif dan
penuh inovasi yang memberikan manfaat bagi orang lain dan bernilai tambah.
Ada juga yang menjelaskan definisi kewirausahaan adalah suatu sikap
mental seseorang yang memiliki kreativitas, aktif, bercipta daya untuk
membuat sesuatu yang unik dan baru dan dapat bermanfaat bagi banyak
26
orang. Kewirausahaan memiliki proses yang dinamis untuk menciptakan
sesuatu yang disertai tenggang waktu, modal, sumber daya dan juga risiko.
Secara bahasa dalam Wikipedia, arti kewirausahaan adalah suatu
proses untuk mengembangkan, mengindentifikasi, dan mewujudkan visi dan
misi dalam kehidupan. Kata “Kewirausahaan” berasal dari
kata wira dan usaha. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, Wira berarti;
pejuang, berani dan berwatak agung, berbudi luhur. Sedangkan kata Usaha
berarti; bekerja, berbuat amal, berbuat sesuatu.
a. Pengertian Kewirausahaan Menurut Para Ahli
Agar lebih memahami apa arti kewirausahaan, maka kita dapat merujuk
pada pendapat para ahli berikut ini:
1. Drs. Joko Untoro
Menurut Drs. Joko Untoro, pengertian kewirausahaan
adalah suatu keberanian untuk melakukan berbagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan hidup yang dilakukan oleh seseorang,
berdasarkan kemampuan dengan memanfaatkan segala potensi
yang dimiliki untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi
dirinya dan orang lain.
2. Eddy Soeryanto Soegoto
Menurut Eddy Soeryanto Soegoto, pengertian
kewirausahaan adalah usaha kreatif yang dilakukan berdasarkan
inovasi untuk menghasilkan sesuatu yang baru, memiliki nilai
tambah, memberikan manfaat, menciptakan lapangan kerja dan
hasilnya berguna bagi orang lain.
3. Ahmad Sanusi
Menurut Ahmad Sanusi, definisi kewirausahaan adalah
suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan
hasil bisnis.
4. Soeharto Prawiro
27
Menurut Soeharto Prawiro, pengertian kewirausahaan
adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai usaha dan
mengembangkan usaha.
5. Peter Drucker
Menurut Peter Drucker, pengertian kewirausahaan
adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda dari yang lain.
6. Zimmerer
Menurut Zimmerer, pengertian kewirausahaan adalah
sebuah proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan bisnis
7. Siswanto Sudomo
Menurut Siswanto Sudomo, pengertian kewirausahaan
adalah segala sesuatu yang penting mengenai seorang
wirausaha, yakni orang yang memiliki sifat pekerja keras dan
mau berkorban, memusatkan segala daya dan berani mengambil
risiko untuk mewujudkan gagasannya.
Seseorang yang ingin memulai bisnis tentu harus memiliki jiwa
kewirausahaan. Tanpa jiwa kewirausahaan bisa jadi bisnis yang sedang
dirintis berhenti di tengah jalan karena penyebab yang sederhana, seperti
ketidakmampuan mengatasi kepercayaan diri untuk menjalankan bisnis.
Bagaimana seorang pebisnis bisa dikatakan memiliki jiwa
kewirausahaan? Mengacu pada pengertian kewirausahaan, adapun beberapa
ciri-ciri kewirausahaan adalah sebagai berikut:
1. Mempunyai Keberanian dan Daya Kreasi yang Tinggi
Pebisnis yang sukses adalah seseorang yang memiliki
keberanian yang tinggi untuk berkreasi. Karena memiliki
kreativitas saja tidak cukup untuk menuju kesuksesan berbisnis.
Orang yang memiliki keberanian untuk memulai tidak akan
takut dengan resiko kegagalan yang bisa saja terjadi sewaktu-
28
waktu. Tapi bukan berarti harus berani saja tanpa adanya
pertimbangan dan perencanaan yang mumpuni.
Jiwa kewirausahaan tercipta karena timbulnya kepercayaan
diri untuk mewujudkan mimpi dan keinginan untuk hidup lebbih
baik dan lebih besar.
29
bangun akan semakin berkembang dengan terus memanfaatkan
keuntungan sebagai modal untuk bisnis yang lebih besar.
5. Membuat Keputusan dan Melaksanakannya
Pebisnis yang hebat adalah yang mampu membuat
keputusan dengan cepat dan tepat untuk menghasilkan sesuatu.
Pebisnis yang memiliki jiwa kewirausahaan adalah yang memiliki
perhitungan dalam setiap keputusannya dalan melaksanakan
keputusan tersebut sesuai yang sudah disepakati bersama timnya.
Melaksanakan keputusan dengan cepat meminimalisir hilangnya
peluang.
6. Memiliki Pengabdian yang Besar Terhadap Bisnisnya
Jiwa wirausaha dimiliki oleh seseorang yang bisa
mengabdikan diriya terhadap pekerjaannya. Pebisnis yang sedang
memulai bisnisnya harus mengesampingkan kepentingan-
kepentingan yang bisa ditunda demi pekerjaanya.
Berdasarkan ciri-ciri diatas, dapat kita identifikasi sikap seorang
wirausahawan yang dapat dilihat dari kegiatannya sehari-hari sebagai berikut:
1. Disiplin
2. Komitmen tinggi
3. Jujur
4. Kreatif dan inovatif
5. Mandiri
6. Realistis
Salah satu faktor yang mempersulit tumbuhnya kewirausahawan di
Indonesia adalah masalah birokrasi pemerintahan. Masalah birokrasi dimulai
dari perizinan sampai kebijakan dunia perbankan, yang sampai saat ini masih
menjadi perbincangan yang tak ada ujung pangkalnya. Sehingga kita harus
membangun semangat diri yang kuat bahwa baik buruknya kondisi hidup
seseorang bergantung pada diri kita sendiri tanpa menggantungkan diri
kepada orang lain. Semangat kewirausahaan harus dibangun berdasarkan asas
pokok sebagai berikut:
30
1. Kemauan kuat untuk berkarya dan semangat mandiri.
2. Mampu membuat keputusan yang tepat dan berani mengambil
resiko.
3. Kreatif dan inovatif.
4. Tekun, teliti, dan produktif.
5. Berkarya dengan semangat kebersamaan dan etika bisnis yang
sehat.
31
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bisnis adalah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat/konsumen. Bisnis berarti sejumlah
total usaha yang meliputi pertanian, produksi, konstruksi, distribusi,
transportasi, komunikasi, usaha jasa dan pemerintahan yang bergerak dalam
bidang membuat dan memasarkan barang dan jasa konsumen.
Pada masa dulu, kegiatan bisnis ini dilakukan pada tingkat keluarga
secara tertutup. Kemudian muncul Revolusi Industri yang membawa
perubahan secara drastis dan sangat penting misalnya dengan adanya mesin
uap, petani yang awalnya membajak sawah menggunkan sapi/kerbau beralih
menggunakan traktor, lalu muncul pula tenaga kerja yang menerima upah
dengan demikian penghasilan keluarga bertambah. Pada zaman globalisasi,
dunia yang makin transparan kita lihat bagaimana hebatnya persaingan bisnis
perusahaan
Perusahaan membuat/memproduksi barang dan jasa dan berusaha
menjualnya sebagai usaha sehari–hari perusahaan. Masyarakat
mengkonsumsi barang dan jasa tersebut dengan membelinya.
Faktor Pendorong untuk Berwirausaha: Personal, jujur, bisa bergaul
dengan orang lain, percaya diri, mau kerja keras, rajin, dan sebagainya.
Sicological, mereka yang mau membantu dan sangat menyongong kegiatan
wirausaha. Ada pemutusan kerja (PHK) sehingga menganggur. Tidak puas
dengan kondisi pekerjaan yang sekarang digeluti. Dorongan dari keluarga.
Didesak kebuhan hidup, mencoba-coba berwirausaha dan berhasil.
B. Saran
Sekarang ruang lingkup bisnis sudah berkembang pesat. Banyak
sekali bisnis-bisnis baru yang bermunculan. Bagi para pemula di bidang
bisnis sebaiknya bisa memilih dengan cermat bisnis yang dipilih agar bisa
berkembang pesat.
32
DAFTAR PUSTAKA
http://www.yuksinau.id/bisnis-definisi-jenis-manfaat-tujuan-fungsi/
https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-bisnis.html
http://pelatihbisnis.blogspot.com/2012/07/tujuan-bisnis-dalam-islam.html
http://reza-rahmat.blogspot.com/2012/06/ruang-lingkup-bisnis-syariah.html
https://hukumitubuta.wordpress.com/bahan-kuliah/hukum-bisnis-syariah/
https://www.academia.edu/34967913/RUANG_LINGKUP_BISNIS_SYARIAH..
rtf
http://makalah2107.blogspot.com/2016/11/makalah-ruang-lingkup-bisnis-
ekonomi.html
http://afifjenenge.blogspot.com/2014/10/makalah-ruang-lingkup-bisnis.html