Anda di halaman 1dari 16

HADIS TENTANG KEWIRAUSAHAAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah:


HADIS EKONOMI
Dosen Pengampu:
Bayu Fermadi., Lc. M. Hum

Disusun Oleh:

Vanida Fikrriyah 21401056

Qoirun Nanisa 21401063

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah- Nya sehingga
kami bisa menyelesaikan penyusunan makalah Hadis Ekonomi ini, dengan judul Hadis Tentang
Kewirausahaan. Makalah ini difokuskan dan spesifik membahas Hadis Tentang Kewirausahaan.
Hal tersebut kami bahas untuk mengetahui serta menambah wawasan mengenai Hadis Tentang
Kewirausahaan.
Selain itu makalah ini juga kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah yang
diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah “Hadis Ekonomi” pada semester 3 Prodi Ekonomi
Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Institut Agama Islam Negeri Kediri. Kami
menyadari jika masih terdapat banyak kesalahan dalam penyususnan makalah kami ini, oleh
karena itu kami mohon agar pembaca berkenan memberi kritik dan saran agar kami dapat
memperbaiki dan menyusun makalah yang lebih baik lagi selanjutnya. Kami juga mengucapkan
terima kasih sebanyak-banyaknya kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah
ini. Semoga makalah “Hadis Ekonomi” ini bermanfaat bagi pembaca.

Kediri, 07 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................................................. iii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................................. 2
BAB II ............................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 3
A. Pengertian Kewirausahaan ................................................................................................... 3
B. Hadis Tentang Kewirausahaan ............................................................................................ 3
C. Dasar-Dasar Kewirausahaan ................................................................................................ 5
D. Prinsip-prinsip Kewirausahaan ............................................................................................ 6
E. Posisi Kewirausahaan dalam Islam ...................................................................................... 7
F. Tujuan Berwirausaha ........................................................................................................... 8
G. Bidang Wirausaha yang Sesuai Anjuran Nabi ..................................................................... 9
H. Wirausaha yang Sesuai dengan Hadis Nabi Saw ............................................................... 10
BAB III ......................................................................................................................................... 12
PENUTUP..................................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 12
B. Saran .................................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kewirausahaan merupakan pilar utama terbentuknya peradaban umat beragama.
Peradaban Islam lebih sahih jika ajaran Nabi Muhammad benar-benar dilaksanakan.
Karakter umat Islam dapat dilihat dalam kehidupan Nabi Muhammad dan para
sahabatnya. Islam tidak hanya mengajarkan manusia tentang akhirat, tetapi juga tentang
kehidupan di dunia agar seimbang antara akhirat dan dunia dan tidak mengganggu atau
membebani orang lain, yang disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW. “…dan
jangan sekali-kali kalian menjadi beban bagi orang lain.” Umat Islam diperintahkan
untuk hidup mandiri ketika bekerja sebagai wirausaha atau sesuai dengan ajaran hukum
dan kewajiban Islam, dan berwirausaha adalah pilihan, dalam berbisnis seorang
wirausaha harus memiliki beberapa sifat yang harus dikuasai yaitu menghargai waktu,
istiqomah, pekerja keras. . dan bertanggung jawab. Nabi juga menjelaskan dalam
haditsnya bahwa setiap wirausahawan harus memiliki etika yang baik seperti kejujuran,
amanah, toleransi dan profesionalisme.1 Bisnis pun harus memiliki maksud dan tujuan
yang baik, yaitu untuk mencapai ibadah dan keridhaan Allah, untuk memenuhi kebutuhan
hidup dan untuk memenuhi kepentingan sosial. Dalam berbagai bidang usaha, Nabi juga
menganjurkan beberapa pekerjaan yang layak, seperti pertanian, budidaya laut dan
peternakan.
Islam memberikan perhatian mengenai penguasaan keahlian atau keterampilan.
Penguasaan keterampilan yang serba material merupakan tuntutan yang harus dilakukan
oleh setiap muslim dalam melaksanakan tugas kehidupan. Al-Quran dan hadist
menganjurakan agar umat islam menggali ilmu pengetahuan dan memperdalam
keterampilan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kewirausahaan?
2. Apa Saja Hadis Tentang Kewirausahaan?
3. Apa Saja Dasar-Dasar Kewirausahaan?
4. Apa Saja Prinsip-Prinsip Kewirausahaan?

1
Yusuf, H. M. (2013). Meraih Keajaiban Rezeki dengan Wirausaha. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

1
5. Bagaimana Posisi Kewirausahaan Dalam Islam?
6. Apa Tujuan Kewirausahaan?
7. Apa Saja Bidang Wirausaha yang Sesuai Anjuran Nabi?
8. Bagaimana Wirausaha yang Sesuai dengan Hadis Nabi Saw?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Pengertian Kewirausahaan!
2. Untuk Mengetahui Hadis Tentang Kewirausahaan!
3. Untuk Mengetahui Dasar-Dasar Kewirausahaan!
4. Untuk Mengetahui Prinsip-Prinsip Kewirausahaan!
5. Untuk Mengetahui Posisi Kewirausahaan Dalam Islam!
6. Untuk Mengetahui Tujuan Kewirausahaan!
7. Untuk Mengetahui Bidang Wirausaha yang Sesuai Anjuran Nabi!
8. Untuk Mengetahui Wirausaha yang Sesuai dengan Hadis Nabi Saw!

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kewirausahaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kewirausahaan adalah suatu
usaha yang dimulai dari definisi produk, produksi hingga distribusi. Kewirausahaan, di
sisi lain, adalah kemampuan seseorang untuk suatu gagasan dengan ide yang kreatif,
inovatif, menciptakan sesuatu yang baru, dan berbeda dengan yang lainnya serta mencari
peluang untuk didistribusikan ide-ide yang telah ditemukan sebelumnya.2
Kewirausahaan berasal dari wira dan usaha. Wira berati pejuang, pahlawan,
manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha, berati
perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Dari segi etimologi (asal usul kata). 3 Pengertian
kewirausahaan menurut instruksi presiden RI No. 4 Tahun 1995: “kewirausahaan adalah
semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau
kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja,
teknologi dan prouk baru dengan meningkatkan efsiensi dalam rangka memberikan
pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar”.
Jadi, wirausaha itu mengarah kepada orang yang melakukan usaha atau kegiatan
sendiri dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan kewirausahaan
menunjuk kepada sikap mental yang dimiliki seorang wirausaha dalam melaksanankan
usaha atau kegiatan.

B. Hadis Tentang Kewirausahaan


1. Hadis Pertama
ِ ‫ لَي‬: ‫ال رسل هللاِ صلَّى هللا علَي ِه وسلَّم‬ ٍ ِ‫َعن أَنَس ب ِن مل‬
ُ‫س ِبَِْْيُك ْم َم ْن تَ َرَك ُدنْيَاه‬
َ ْ َ َ َ ْ َ َ ُ ُ َ َ ‫ق‬
َ ، ‫ال‬
َ ‫ق‬
َ ‫ك‬ َ ْ َ ْ
ِ ‫ُّْن بالغٌ إِ ََل‬ ِ ِ ‫صي‬ ِ ‫آخرتُه لِ ُدنْياه ح‬
ِ ِِ ِ
َّ‫اآلخَرةِ َوالَتَ ُك ْونُ ْوا كال‬ َ َْ ‫ب منْ ُه َما ََجْي ًعا فَِإ َّن الد‬
ُ ْ ُ‫ىت ي‬
َّ َ ُ َ ُ َ ‫آلخَرته َوال‬
)‫َعلَى النَّاس ( رواه الديلمي وابن عساكر‬

2
Asnawi, N. (2011). Wirausaha sebagai Solusi Pengangguran Terdidik di Indonesia. Iqtishoduna: Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Islam
3
Basrowi, Kewirausahaan, Ghalia Indonesia, Bogor, 2011 h. 1

3
Artinya: “Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah Saw. bersabda: “Bukanlah orang
yang terbaik di antara kalian, seseorang yang mengabaikan urusan duniawinya demi
urusan akhiratnya, dan bukan pula seseorang yang mengabaikan urusan akhiratnya
demi urusan duniawinya, sehingga ia mendapatkan keduanya secara bersamaan.
Sesungguhnya dunia itu merupakan sarana atau jalan untuk menuju ke akhirat, dan
jangan sekali-kali kalian menjadi beban bagi orang-orang lain” HR. ad-Dailami dan
Ibnu ‘Asakir (Al-Hasyimi, 1993).
2. Hadis Kedua
َ َ ‫ َما َأ‬: ‫هللا عَلَ ْي ِه َو َس َ ََل قَ َال‬
‫َك َا َح ٌد َط َعا ًما‬ ُ ‫هللا َع ْن ُه َعن النيب َص ىَّل‬
ُ ‫ِض‬َ ِ ‫َع ْن الْ ِم ْقدَ ا ِم ْب ِن َم ْع ِديَ ْك ِر َب َر‬
‫ رواه‬.‫َك ِم ْن َ ََعلِ ي َ ِد ِه‬ ‫ َوا ىن ن ِ ىَيب هللا د َُاو َد عَلَ ْي ِه ى‬، ‫َك ِم ْن َ ََعلِ ي َ ِد ِه‬
ُ ُ ْ‫الس َالم ََك َن يَأ‬ َ ُ ْ‫قَطُّ خ ْ ًَْيا ِم ْن َأ ْن يَأ‬
ِ
‫البخارى‬
Artinya: “Dari al-Miqdam RA., dari Rasulullah Saw., beliau bersabda: “Seseorang
yang makan hasil usahanya sendiri, itu lebih baik. Sesungguhnya Nabi Daud As.,
makan dari hasil usahanya sendiri” HR. Bukhari (An-Nawawi, 1999).
Wirausaha berkaitan erat dengan pengembangan setiap produk sederhana
untuk kemudian dikembangkan secara professional. Allah SWT menciptakan segala
sesuatu di bumi ini untuk perkembangan umat manusia, sebagaimana Allah SWT
berfirman dalam surat Ar-rahman ayat 10-13 :

ُۚ ِۖ ‫و ْاالرض وضعها لِالَن ِِۙم فِي ها فاكِهة والنَّخل ذات ْاالكم‬


‫الرْْيَا ُن فَبِاَ ِي‬ ِ‫ص‬
َّ ‫ف َو‬ ‫ع‬ ‫ل‬
ْ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ذ‬ ‫ب‬ ‫ْل‬
ْ ‫ا‬
‫و‬ ِ
‫ام‬
َْ ُ ُّ َ َ َ ْ َ ُ َ ُ ْ َّ ٌ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َ َ َْ َ
ۤ
‫اَٰال ِء َربِ ُك َما تُ َك ِذبٰ ِن‬
Artinya : “Dan bumi telah dibentangkan-Nya untuk makhluk(Nya). di bumi itu ada
buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang. dan biji-bijian
yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. Maka nikmat Tuhan kamu yang
manakah yang kamu dustakan?”
Ayat-ayat diatas menjelaskan tentang bumi dan sekelumit keadannya. Allah
berfirman bahwa: dan, disamping keadaan langit yang diatur Nya sedemikian rupa,
bumi diletakkan-Nya, yakni dihamparkan-Nya dan dipersiapkan-Nya, untuk

4
kenyamanan semua makhluk hidup yang menghuninya. Dalam Al-quran juga
disebutkan bahwa bumi untuk manusia diciptakan berbentuk tanah datar, bagaikan
tikar yang dihamparkan, sebagai tempat usaha untuk manusia, Seperti dalam firman
Allah, dalam surat Nuh ayat 19-20:

‫اجا‬‫ج‬ِ‫ٱَّلل جعل لَ ُكم ْٱْلَرض بِساطًا لِتسلُ ُك ۟وا ِمْن ها سب ًال ف‬


ً َ ُُ َ ْ َ َ َ ْ ُ َ َ َ َُّ ‫َو‬
artinya: “Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya kamu
menjalani jalan-jalan yang Luas di bumi itu".
Demikianlah Al-quran mengungkapkannya, yaitu tanah yang datar sehingga
mudah untuk membudidayakannya, baik sebagai tempat tinggal maupun sebagai
lahan-lahan pertanian, seperti sawah, ladang-ladang, dan tanaman lainnya yang
membutuhkan air secara permanen. Manusia diperintahkan agar tidak tinggal diam,
tetapi memanfaatkan bumi yang luas dan baik ini untuk berjalan mencari rezeki-Nya.4

C. Dasar-Dasar Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah proses dinamis untuk menciptakan nilai tambah atas barang dan
jasa serta kemakmuran. Tambahan nilai dan kemakmuran ini diciptakan oleh wirausaha
yang memiliki keberanian untuk menangguung resiko, menghabiskan waktu serta
menyediakan berbagai produk barang dan jasa.5

Untuk bisa mengembangkan peluang usaha, maka seorang entrepreneur harus


memahami dan memiliki dasar-dasar untuk menjadi wirausaha, sebagai beikut:

1. Intergrity atau intergritas merupakan sifat standard dan karakter utama seorang
pengusaha yaitu kejujuran yang mengikat utuh karakter positif lainnya. Muhammad
SAW memang sejak kecil sudah mengembangkan sifat jujurnya sehingga kemudian
menjadi terkenal dengan julukan “Al Amin” ( orang yang terpercaya ).
2. Loyality atau loyalitas merupakan sifat pendukung yang menguatkan kepercayaan
orang banyak. Loyalitas berhubungan dengan kesetiaan dan komitmen jangka
panjang.6
3. Profesionality atau professional merupakan kapasitas untuk menjalankan suatu profesi

4
Kementrian Agama, Tafsir Tematik Kerja dan Ketenagakerjaan, Litbang dan diklat, Jakarta, 2010, h. 75
5
Op,cit hl 5
6
Ma’ruf Abdullah, Wirausaha Berbasis Syariah, Antasari Pres, Banjarmasin, 2011, h. 52

5
dengan ukuran standar serta kualitas terbaik.
4. Spirituality atau spiritualitas, terbangun lebih kuat saat Muhammad SAW menikah
dengan Khadijah ra. Muhammad SAW lebih banyak menghabiskan waktunya untuk
berkontemplasi seperti disebutkan dalam sejarah kerap menyendiri dalam gua Hira.
Sebagai pengelola bisnis Muhammad SAW juga peduli dengan masalah-masalah
akhlaq sehingga Muhammad SAW adalah tokoh utama yang kemudian melahirkan
konsep spiritual marketing.7

D. Prinsip-prinsip Kewirausahaan
Untuk bisa mengembangkan peluang usaha, maka seorang entrepreneur harus
memahami dan memiliki prinsip-prinsip kewirausahaan. Khafidhul ulum mengemukakan
prinsip kewirausahaan sebagai berikut:
1. Passion (semangat)
2. Independent (mandiri)
3. Marketing sensitivity (peka terhadap pasar)
4. Creative and innovative (kreatif dan inovatif)
5. Calculated risk taker (mengambil resiko penuh perhitungan)
6. Persistent (pantang menyerah)
7. High ethical standard ( berdasarkan standar etika )8
Sedangkan Dhidiek D, Machyuin mengungkapkan hal yang hampir sama, yakni :
1. Harus optimis
2. Ambisius
3. Dapat membaca peluang pasar
4. Sabar
5. Jangan putus asa
6. Jangan takut gagal
7. Kegagalan pertama dan kedua itu biasa, anggaplah kegagalan adalah kesuksesan
yang tertunda

7
Ibid, h. 55
8
Saban Echdar, Manajemen Entrepreneurship Kiat Sukses Menjadi Wirausaha, CV Andi Offset, Yogyakarta, cet I,
2013, h. 33-34

6
E. Posisi Kewirausahaan dalam Islam
Islam memiliki perspektif yang luar biasa dibanding dengan berbagai agama samawi
lainnya. Islam memberikan ruang yang cukup demikian luas dan menganggap penting
semua kerja yang produktif. Sikap Islam terhadap kerja telah disebutkan dalam Al-Quran
dalam Surat At-Taubah ayat 105:
ِ‫ب والشَّهادة‬ ِ ِ َۗ
َ َ َ ِ ‫َو َستُ َرُّد ْو َن ا َٰل ٰعل ِم الْغَْي‬ ‫َوقُ ِل ْاع َملُ ْوا فَ َسيَ َرى ٰاَّللُ َع َملَ ُك ْم َوَر ُس ْولُهٗ َوالْ ُم ْؤِمنُ ْو َن‬

ٗ‫فَيُنَبِئُ ُك ْم ِِبَا ُكنْ تُ ْم تَ ْع َملُْو َن‬


Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah)
yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu
apa yang telah kamu kerjakan”.(QS.Al-Taubah)9
Serta dalam Surat Al- Najm ayat 39-41 :
ۡ ۡ ۡ ِ ۡ ِ ۡ َّ ۡ
‫ف يُ ٰرى ُُثَّ ُ ُۡي ٰزٮهُ اۡلََزآءَ االَ ۡو ٰ ِۙف‬‫و‬ۡ ‫ان اَِّال ما س ٰعى ِۙوا َّن س ۡعيه س‬
َ َ ََ َ َ َ َ ِ ‫س‬َ ‫س لال‬
‫ن‬ َ ‫َواَن لي‬
Artinya: “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya). kemudian
akan diberi Balasan kepadanya dengan Balasan yang paling sempurna”(QS.Al-Najm)
Sikap Al-Quran pada kerja dan bisnis telah mengantarkan kita pada sebuah
kesimpulan bahwasanya Al-Quran bukan saja mengizinkan transaksi bisnis, namun juga
mendorong dan mendorong hal tersebut. Bekerja dan berusaha termasuk berwirausaha
boleh dikatakan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia karena
keberadaanya sebagai khalifah fil-ardh dimaksudkan untuk memakmurkan bumi dan
membawanya kearah yang lebih baik.
Sebagai agama yang menekankan pentingnya pemerdayaan umat, maka Islam
memandang bahwa berusaha atau berwirausaha merupakan bagian integral dari ajaran
Islam. Terdapat sejumlah ayat dan hadis Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan
pentingnya aktifitas berusaha itu, diantaranya dalam Surat Al-Jumu’ah ayat 10 Allah
Berfirman :

9
Depatement Agama RI, Al-quran dan Terjemahannya, PT Sygama Examedia Arkanleema, Jakarta, 2011, h. 203

7
‫ض ِل ٰاَّللِ َواذْ ُك ُروا ٰاَّللَ َكثِْي ًرا لَّ َعلَّ ُك ْم‬
ْ َ‫ض َوابْتَ غُ ْوا ِم ْن ف‬
ِ ‫الص ٰلوةُ فَانْتَ ِش ُرْوا ِف ْاالَْر‬
َّ ‫ت‬ ِ ِ
ِ ‫ضي‬
َ ُ‫فَا َذا ق‬
‫تُ ْفلِ ُح ْو َن‬
Artinya: “apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi;
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”

F. Tujuan Berwirausaha
Bekerja bagi seorang muslim sudah jelas merupakan sebuah keniscayaan. Namun
demikian aktivitas kerja yang dilakukan oleh seorang muslim bukanlah sekedar untuk
memenuhi naluri yaitu hanya untuk kepentingan perut. Dalam kapasitasnya sebagai
makhluk hidup, manusia bisa saja bekerja untuk memenuhi kebutuhan pokok biologisnya
yaitu untuk keperluan makan, minum, sandang dan papan, sedangkan dalam kapasitasnya
sebagai makhluk social, manusia bisa saja bekerja dengan tujuan ibadah, memenuhi
kebutuhan keluarga dan amal social kepada orang lain, selain untuk mengangkat harga
diri agar tidak menjadi beban orang lain.10
Berikut ini tujuan-tujuan seseorang untuk berwirausaha menurut Islam:
1. Kepentingan Ibadah untuk meraih Mardatillah
Islam sebagai agama yang haq jelas akan memberi petunjuk kejalan yang
benar yang akan menuntun manusia untuk meraih kebahagiaan yang hakiki baik
di dunia maupun akhirat. Ini berarti, dalam melakukan apapun, manusia
hendaknya tidakhanya mengejar kepentingan duniawi yang profan dan sementara.
Sebab itu, dalam kaitan aktivitas bisnis, hendaknya manusia tidak hanya
bertujuan untuk mengumpulkan harta kekayaan, namun sekaligus untuk
litta’abbudiyah (penghambaan diri) kepada Allah SWT,dzat penguasa alam
semesta dan pemberi rezeki. Karena pada hakikatnya inilah tujuan pokok
penciptaan makhluk manusia, Abduh menjelaskan, ibadah terdiri dari dua bentuk,
mahdah (ibadah murni) dengan ghairu mahdah ( tidak murni), ibadah mahdah
yang telah ditentukan oleh bentuk, kadar dan waktunya, seperti, shalat, puasa,
zakat dan ibadah haji. Ibadah ghairu mahdah, adalah segala aktivitas lahir dan
batin manusia yang dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

10
Hamzah Ya’qub, Etos Kerja Islami, Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta, 2001, h.16

8
Apabila dikaitkan dengan ayat diatas, ibadah dan bisnis bisa mempunyai
relasi yang erat, karena semuanya sama-sama mempunyai nilai ibadah, tergantung
pada motivasinya (niat). Jika niat yang dicanangkan untuk ibadah, maka bisnis itu
akan mempunyai nilai ibadah.
2. Memenuhi kebutuhan hidup
Islam memerintahkan umatnya untuk memenuhi segala kebutuhan hidup,
terutama kategori primer dan sekunder. Hanya saja Islam berpesan agar
pemeluknya tidak menyalahi ketentuan syariat mengenai segala apa yang
dimakan, diminum, dipakai dan ditempati. Dalam arti, untuk memenuhi semua
kebutuhan tersebut, para pelaku bisnis muslim harus melakukannya dengan cara
elegan, tidak melawan hukum atau menyalahi etika yang terpuji. Karena bisa
terjadi dalam upaya keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, seorang pelaku
bisnis melakukannya dengan cara yang tidak fair, seperti melakukan praktek
monopoli, menetapkan harga yang tidak wajar, melakukan promosi yang menipu,
menebar iklan yang menyesatkan, menggunakan bahan yang membahayakan,
memanipulasi timbangan dan lain sebagainya yang bisa merugikan konsumen.
3. Memenuhi kepentingan sosial
Sebagai rahmatan lil alamin, agama islam sarat dengan ajaran
kedermawanan yang menganjurkan agar manusia tidak saja mementingkan
dirinya sendiri, namun juga perlu memperhatikan kepentingan orang lain. Sebab
itu dalam islam dikenal kewajiban membayar zakat dan disunahkan berqurban,
memberi infaq dan sedekah. Islam juga menekankan ajaran semangat memberi,
bukan sebaliknya, semangat menerima.
Karena Allah menjamin, tidak akan berkurang harta seseorang karena
telah menolong sesamanya, melainkan akan bertambah dalam bentuk keberkahan,
seperti seseorang yang mengamalkan ilmunya, tidak akan berkurang ilmunya
sedikitpun, melainkan akan menjadi berkah pada dirinya, dan bermanfaat bagi
orang lain.

G. Bidang Wirausaha yang Sesuai Anjuran Nabi


Semua jenis pekerjaan manusia selalu dipandang baik dan dihargai oleh islam,
sepanjang pekerjaannya itu dapat meningkatkan harkat dan derajat orang yang

9
bersangkutan, mampu meningkatkan kesejahteraan dirinya, bahkan jika mungkin
pekerjaan tersebut dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat.
Berikut ini macam-macam bidang usaha yang sesuai dengan anjuran nabi :
1. Pertanian
Pertanian dalam Islam begitu diperhatikan, lantaran melalui pertanian,
manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya terutama dalam hal mendapatkan
makanan.
2. Perindustrian
Secara harfiah, industri berasal dari bahasa yunani, yaitu industrian yang
artinya buruh atau tenaga kerja, dalam arti luas industri adalah kegiatan ekonomi
yang dilakukan manusia dalam mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan
setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi nilai yang lebih tinggi dalam
penggunaannya.
3. Produksi Madu
Bahan makanan yang bersumber dari alam ini telah lama digunakan oleh
masyarakat diseluruh dunia, madu merupakan salah satu bahan makanan yang
istimewa. Madu tidak sekedar untuk pemanis makanan atau minuman, tetapi lebih
dari itu madu dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit.
4. Peternakan dan produksi susu
Peternakan merupakkan kegiatan mengembangbiakkan hewan ternak serta
membudidayakan hewan tersebut dengan tujuan untuk mendapatkan hasil dan
manfaat dari hewan tersebut, adapun contohnya seperti, kambing, unta, sapi dan
lain sebagainya. Rasulullah sendiri sangat menganjurkan umatnya untuk
berternak. Karena banyak memberikan manfaat, dagingnya, susunya, serta
kulitnya bisa diolah menjadi sesuatu yang bisa dikonsumsi.

H. Wirausaha yang Sesuai dengan Hadis Nabi Saw


Dalam upaya memahami hadis tentang kewirausahaan, Nabi didalam hadisnya
menjelaskan bahwa bekerja merupakan suatu keniscayaan serta kewajiban, dalam
berwirausaha seorang wirausahawan harus mempunyai beberapa karakter yang harus
dimiliki, yaitu menghargai waktu, istiqomah, pekerja keras dan bertanggung jawab.

10
Nabi juga menjelaskan dalam hadisnya, bahwa setiap wirausahawan dalam
menjalankan usahanya, harus mempunyai etika-etika yang baik, seperti, jujur, amanah,
toleransi, serta profesional. dalam berwirausaha juga harus diniati serta bertujuan yang
baik, yaitu untuk kepentingan ibadah serta meraih ridha Allah, untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan untuk memenuhi kepentingan sosial.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kewirausahaan berasal dari wira dan usaha. Wira berati pejuang, pahlawan,
manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha, berati
perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Dari segi etimologi (asal usul kata).11
Pengertian kewirausahaan menurut instruksi presiden RI No. 4 Tahun 1995:
“kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam
menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan,
menerapkan cara kerja, teknologi dan prouk baru dengan meningkatkan efsiensi dalam
rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang
lebih besar”.
Jadi, wirausaha itu mengarah kepada orang yang melakukan usaha atau kegiatan
sendiri dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan kewirausahaan
menunjuk kepada sikap mental yang dimiliki seorang wirausaha dalam melaksanankan
usaha atau kegiatan.

B. Saran
Dari penulisan makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca dalam
memahami materi-materi yang telah diuraikan di atas, dengan berbagai keterbatasan
sumber dan bahan yang dikumpulkan sehingga, tidak menutup kemungkinan adanya
kekurangan. Sebagai pertimbangan, penulis menyarankan agar pembaca dapat mencari
berbagai literatur lain demi melengkapi materi terkait yang belum secara sempurna
dibahas dalam makalah ini.

11
Basrowi, Kewirausahaan, Ghalia Indonesia, Bogor, 2011 h. 1

12
DAFTAR PUSTAKA

M. Yusuf, H. (2013). Meraih Keajaiban Rezeki dengan Wirausaha. Jakarta: PT. Gelora Aksara
Pratama.
N. Asnawi (2011). Wirausaha sebagai Solusi Pengangguran Terdidik di Indonesia. Iqtishoduna:
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam
Basrowi, Kewirausahaan, Ghalia Indonesia, Bogor, 2011 h. 1
Kementrian Agama, Tafsir Tematik Kerja dan Ketenagakerjaan, Litbang dan diklat, Jakarta,
2010, h. 75
Abdullah Ma’ruf, Wirausaha Berbasis Syariah, Antasari Pres, Banjarmasin, 2011, h. 52
Echdar Saban, Manajemen Entrepreneurship Kiat Sukses Menjadi Wirausaha, CV Andi Offset,
Yogyakarta, cet I, 2013, h. 33-34
Depatement Agama RI, Al-quran dan Terjemahannya, PT Sygama Examedia Arkanleema,
Jakarta, 2011, h. 203
Ya’qub Hamzah, Etos Kerja Islami, Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta, 2001, h.16

13

Anda mungkin juga menyukai