Anda di halaman 1dari 16

AYAT TENTANG SUMBER DAYA MANUSIA

Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah

Tafsir Ekonomi

Dosen pengampu: Bayu Fermadi, LC, M.Hum

Disusun Oleh:

1. Salma Dewi Nur Fitria (21401144)


2. Deska Putri Efendi (21401177)
3. Fadhila Wika Wahyuni (21401182)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUSI AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ayat tentang Sumber Daya
Manusia”.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai syarat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Ekonomi serta sebagai kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan.
Makalah ini dapat selesai dengan baik atas dukungan moral dan materil yang
diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka kami mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Bayu Fermadi, LC, M.Hum sebagai dosen yang telah memberikan
bimbingan dalam makalah ini.
2. Orang tua yang telah memberikan doa dan dorongan kepada kami sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
3. Semua pihak yang telah memberi dukungan sehingga makalah ini dapat selesai
dengan baik.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun masih terdapat kekurangan
dalam berbagai hal. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
butuhkan agar kami dapat memperbaiki makalah ini dan dapat menyusun makalah yang
lebih baik lagi.

Kediri, 02 November 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan ................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

A. Pengertian Sumber Daya Manusia ...................................................... 3


B. Sumber Daya Manusia Berkualitas Menurut Al Qur`an ...................... 4
C. Penafsiran Ayat Tentang Sumber Daya Manusia ................................ 6
D. Pengelolaan Sumber Daya Manusia Menurut Islam ........................... 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 11

A. Kesimpulan ........................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan fokus yang sangat penting dalam pengembangan
sebuah organisasi untuk mencapai keunggulan yang kompetitif. Sumber daya manusia
mempunyai peranan yang besar dalam suatu organisasi. Sumber daya manusia
merupakan strategis dari organisasi. Sumber daya manusia harus dipandang sebagai
perluasan dari pandangan tradisional untuk mengelola orang secara efektif dan untuk
itu membutuhkan pengetahuan tentang perilaku manusia dan kemampuan
mengelolannya.
Begitu pentingnya kedudukan sumber daya manusia dalam suatu usaha sehingga
menjadi penentu bagi maju mundurnya organisasi. Karena betapapun besarnya
bangunanataupun modal yang digunakan serta matangnya rencana dan strategi, semua
tidak akan berarti tanpa orang-orang yang melaksanakan rencana tersebut.
Al-qur.an menegaskan bahwa manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab,
yang diciptakan dengan kesempurnaan dari pada mahluk lainnya. Oleh karena itu
manusia dikaruniai akal, perasaan, dan tubuh yang sempurna. Melalui ayat-ayat al-
Qur’an islam telah mengisyaratkan tentang kesempurnaan diri manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Sumber Daya Manusia?
2. Bagaimana Sumber Daya Manusia berkualitas menurut Islam?
3. Bagaimana penafsiran ayat tentang Sumber Daya Manusia
4. Bagaimana pengelolaan Sumber Daya Manusia menurut Islam?

C. Tujuan
1. Untuk memahami dan mampu menjelaskan pengertian Sumber Daya Manusia

1
2. Untuk memahami dan mampu menjelaskan Sumber Daya Manusia berkualitas
menurut Islam.
3. Untuk memahami dan mampu menjelaskan penafsiran ayat tentang Sumber Daya
Manusia
4. Untuk memahami dan mampu menjelaskan pengelolaan Sumber Daya Manusia
menurut Islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sumber Daya Manusia


Setiap pekerjaan atau pembangunan memerlukan sumber daya
(resources), yang berupa manusia (human resources) maupun sumber daya
alam (nature resources). Kedua sumber daya tersebut sangat penting dalam
pekerjaan, berhasil atau tidak bergantung dari dua kondisi sumber tersebut.
Keberhasilan suatu pembangunan, apapun bentuk pengembangannya peran
human resources merupakan bagian yang sangat menentukan. Jepang sebuah
negara yang pernah tidak berdaya, namun karena gigihnya dan semangat human
resourcesnyamaka akhirnya menjadi negara maju yang ada di asia. Sebaliknya
jika nature resources yang banyak dan tidak dimbangi dengan kemajuan sumber
daya manusianya maka sumber alam tersebut tidak bisa tergali dengan
maksimal. Jadi sumber daya manusia merupakan kebutuhan organisasi yang
tidak bisa ditinggalkan dalam menjalankan semua aspek pekerjaan, baik dalam
usaha jasa maupun produksi 1
Sumber daya manusia merupakan kekuatan terbesar dalam pengolahan
seluruh sumber daya yang ada di muka bumi. Manusia diciptakan oleh Allah
swt. sebagai khalifah di bumi untuk mengelola bumi dan sumber daya yang ada
di dalamnya demi kesejahteraan manusia sendiri, makhluk dan seluruh alam
semesta, karena pada dasarnya seluruh ciptaan Allah yang ada di muka bumi
ini sengaja diciptakan oleh Allah untuk kemaslahatan umat manusia. 2

1
Kartasasmita. 1997. Pemberdayaan Masyarakat, Reneka Cipta: Jakarta.
2
Shafira Nadilah, https://www.kompasiana.com/firasafira/57df6a56ed9673f046e6c23a/sumber-
daya-manusia-menurut-perspektif-islam , 19 September 2016.

3
B. Sumber Daya Manusia Berkualitas Menurut Al-Qur’an
Manusia diciptakan oleh Allah sebagai penerima dan pelaksana ajaran
sehingga ia ditempatkan pada kedudukan yang mulia. Untuk mempertahankan
kedudukannya yang mulia dan bentuk pribadi yang bagus itu, Allah
melengkapinya dengan akal dan perasaan yang memungkinkannya menerima
dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan membudayakan ilmu yang
dimilikinya. Ini berarti bahwa kedudukan manusia sebagai makhluk yang mulia
itu karena akal dan perasaan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang
seluruhnya dikaitkan kepada pengabdian pada Pencipta.3
Potensi-potensi yang diberikan kepada manusia pada dasarnya
merupakan petunjuk (hidayah) Allah yang diperuntukkan bagi manusia supaya
ia dapat melakukan sikap hidup yang serasi dengan hakekat penciptaannya4.
Sejalan dengan upaya pembinaan seluruh potensi manusia, Muhammad Quthb
berpendapat bahwa Islam melakukan pendidikan dengan melakukan
pendekatan yang menyeluruh terhadap wujud manusia, sehingga tidak ada yang
tertinggal dan terabaikan sedikitpun, baik dari segi jasmani maupun segi rohani,
baik kehidupannya secara mental, dan segala kegiatannya di bumi ini. Islam
memandang manusia secara totalitas, mendekatinya atas dasar apa yang
terdapat dalam dirinya, atas dasar fitrah yang diberikan Allah kepadanya, tidak
ada sedikitpun yang diabaikan dan tidak memaksakan apapun selain apa yang
dijadikannya sesuai dengan fitrahnya. Pendapat ini memberikan petunjuk
dengan jelas bahwa dalam rangka mencapai pendidikan Islam mengupayakan
pembinaan seluruh potensi secara serasi dan seimbang.5
Hasan Langgulung melihat potensi yang ada pada manusia sangat
penting sebagai karunia yang diberikan Allah untuk menjalankan tugasnya
sebagai khalifah di muka bumi. Suatu kedudukan yang istimewa di dalam alam

3
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Cet. III; Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm 3.
4
Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Islam (Cet. II; Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1996), hlm 108.
5
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Cet. I; Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm 51.

4
semesta ini. Manusia tidak akan mampu menjalankan amanahnya sebagai
seorang khalifah, tidak akan mampu mengemban tanggung jawabnya jikalau ia
tidak dilengkapi dengan potensi-potensi tersebut dan mengembangkannya
sebagai sebuah kekuatan dan nilai lebih manusia dibandingkan makhluk
lainnya6. Artinya, jika kualitas SDM manusianya berkualitas maka ia dapat
mempertanggungjawabkan amanahnya sebagai seorang khalifah dengan baik.
Kualitas SDM ini tentu saja tak hanya cukup dengan menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek), tetapi juga pengembangan nilai-nilai
rohani,-spiritual, yaitu berupa iman dan taqwa (imtaq). Dari penjabaran di atas
dapat dimengerti bahwa pengembangan SDM sangat penting, tak hanya dari
sudut ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun, tak kalah pentingnya adalah
dimensi spiritual dalam pengembangan SDM. Kualitas SDM tidak akan
sempurna tanpa ketangguhan mental-spiritual keagamaan. Sumber daya
manusia yang mempunyai dan memegang nilai-nilai agama akan lebih tangguh
secara rohaniah. Dengan demikian akan lebih mempunyai tanggung jawab
spiritual terhadap ilmu pengetahuan serta teknologi.
Sumber daya manusia yang tidak disertai dengan kesetiaan kepada nilai-
nilai keagamaan, hanya akan membawa manusia ke arah pengejaran
kenikmatan duniawi atau hedonisme belaka. Dan jika semangat hedonisme
sudah menguasai manusia, bisa diramalkan yang terjadi adalah eksploitasi alam
sebesar-besarnya tanpa rasa tanggung jawab dan bahkan penindasan manusia
terhadap manusia lain. Dengan demikian pengembangan SDM berdasarkan
konsep Islam adalah membentuk manusia yang berakhlak mulia, yang
senantiasa menyembah Allah yang menebarkan rahmat bagi alam semesta dan

6
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan (Cet. III;
Jakarta: Pustaka al-Husna, 1995), hlm 57.

5
bertaqwa kepada Allah.Inilah yang menjadi arah tujuan pengembangan SDM
menurut konsep Islam.7

C. Penafsiran Ayat tentang Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia menurut Al-Qur'an adalah potensi manusia yang
dapat dikembangkan untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dan menjadi
khalifah Allah SWT menjadi diri kita atau pemimpin sebagai tauladan atau
memberi serta menjadi contoh baik dalam berbicara maupun dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari, manusia diberikan potensi oleh Allah yang
berupa beragama sejak manusia itu dilahirkan, potensi ini disebut fitrah,
sebagaimana firman Allah dalam surat Ar-Ruum: 30

ِ‫ق ه‬
ۚ ‫َّللا‬ ِ ‫علَ ْي َها ۚ ََل تَ ْبدِي َل ِلخ َْل‬ َ َ‫َّللا اله ِتي ف‬
َ ‫ط َر ال هن‬
َ ‫اس‬ ِ ‫ط َرتَ ه‬ ْ ِ‫ِين َح ِنيفًا ۚ ف‬ ِ ‫فَأَقِ ْم َوجْ َهكَ ِللد‬
ِ ‫ِين ْالقَ ِي ُم َولَ ِك هن أ َ ْكثَ َر ال هن‬
َ‫اس ََل َي ْعلَ ُمون‬ ُ ‫ذَلِكَ الد‬
Terjemahan : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada
agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang
lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
Sedangan potensi yang lainnya etos kerja Allah SWT memerintahkan
manusia bekerja dan berusaha untuk kepentingan urusan duniawi dan ukhrawi
secara seimbang. Tidak boleh orang mengejar duniawinya saja, dan melupakan
akhiratnya.Begitu juga sebaliknya.Keduanya hendaknya berjalan dan
diperhatikan secara seimbang. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Qashash:
77

7
Wakhudin, Tarmizi Taher; Jembatan Umat, Ulama dan Umara (Bandung: Granesia, 1998), hlm 240-
241.

6
ۖ ‫َصي َبكَ ِمنَ ٱلدُّ ْن َيا‬ َ ‫اخ َرة َ ۖ َو ََل ت‬
ِ ‫َنس ن‬ َ ‫َوٱ ْبت َِغ فِي َما ٓ َءاتَىكَ ٱ هّللُ ٱلد‬
ِ ‫هار ٱ ْل َء‬
ُّ‫ض ۖ ِإ هن ٱ هّللَ ََل ي ُِحب‬ َ َ‫سنَ ٱ هّللُ ِإلَيْكَ ۖ َو ََل تَب ِْغ ٱ ْلف‬
ِ ‫سادَ ِفى ٱ ْْل َ ْر‬ َ ْ‫َوأَحْ سِن َك َما ٓ أَح‬
َ‫ٱ ْل ُم ْف ِسدِين‬
Terjemahan : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang
lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi.”
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan dan tidak mengerjakan apa yang diucapkan, Allah SWT berfirman
dalam QS. As-Saff ayat 2-3

ِ َ‫} َكب َُر َم ْقتًا ِع ْند‬٢{ َ‫َيآ َ ُّي َهااله ِذيْنَ ا َمنُ ْوا ِل َم تَقُ ْولُ ْونَ َما َلَ تَ ْفعَلُ ْون‬
َ‫هللا ا َ ْن تَقُ ْولُ ْوا َماَلَ تَ ْفعَلُ ْون‬
} ٣{

Terjemahan : Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu


mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan. Amat besar kebencian di sisi
Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.
Allah telah memerintahkan manusia untuk mengerjakan apa yang
mereka ketahui dan menyebarkan kebaikan melalui akhlak yaitu apa yang kita
ucapkan harus sesuai dengan apa yang kita lakukan karena ini merupakan
percerminan muslim yang memiliki kualitas ikhsan. Usaha yang halal dan
menghindari yang haram, keimanan bahwa materi di selurh dunia ini adalah
milik Allah, Jujur dan Amanah, memperhatikan kewajiban sebelum meminta
hak.8

8
Asy‟arie, Musa. 1992. Manusia Pembentuk Kebudayaan dalam alQur‟an, Lembaga Studi Filsafat
Islam: Jakarta.

7
D. Pengelolaan Sumber Daya Manusia menurut Islam
Dalam Islam pengelolaan sumber daya manusia mengacu pada apa yang
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW didasarkan pada konsep Islam
mengenai manusia itu sendiri. Konsep Pertama: Manusia diciptakan untuk
beribadah kepada Tuhan.9 Oleh karena itu segala kegiatan manusia harus
merupakan bentuk ibadah, ibadah dalam arti luas, tidak hanya ibadah yang
bersifat ritual.Setiap kegiatan manusia bisa bernilai ibadah jika diniatkan untuk
mencari ke-ridlo-an Tuhan. Bermasyarakat yang baik adalah ibadah, bekerja
dengan giat merupakan ibadah, bahkan tidur pun bisa bernilai ibadah. Konsep
kedua: Manusia adalah khalifatullah fil ardhli – wakil Allah di bumi, yang
bertugas memakmurkan bumi. Konsekuensi dari kedua konsep ini adalah
segala kegiatan manusia akan dinilai dan dipertanggungjawabkan kelak di
akhirat.Dengan konsep tersebut Islam memandang bahwa masalah memange
manusia bukan masalah yang sepele.Islam mengusahakan sumber daya
manusia untuk ikut memakmurkan bumi dalam lingkup pengabdian kepada
Tuhan dengan memanfaatkan seoptimal mungkin potensi yang telah
dianugerahkan oleh Tuhan.
Dalam hal recruitment & selection, beliau sangat mementingkan
profesionalisme. Beliau bersabda, “Jika suatu urusan diserahkan kepada yang
bukan ahlinya, maka tunggulah saat (kehancuran)-nya.” (HR Bukhari dan
Ahmad). Rasulullah juga bersabda, “Siapa yang mengangkat seseorang sebagai
pegawai dari suatu kaum, padahal pada kaum itu terdapat seseorang yang
diridhai Allah (cakap, soleh dan beriman) maka ia telah berkhianat kepada
Allah, Rasul-Nya dan orang-orang beriman. (HR al-Hakim).
Rasulullah sangat memperhatikan masalah remunerasi.Dalam hadis
riwayat Abdur-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri, Nabi

9
Islam dan Manajemen Sumber Daya Manusia yang Berkualitas, Djaelany Halutty (Institut Agama
Islam Negeri Sultan Amai Gorontalo)

8
s.a.w.bersabda: “Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah
upahnya.” Sedangkan dalam Hadis Riwayat Ibn Majah dari Ibnu Umar, bahwa
Nabi bersabda: “Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering.”
Hasan Langgulung mengemukakan beberapa pemikirannya tentang
strategi pendidikan Islam dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia
diantaranya dapat di tempuh melalui dari dua model, yaitu strategi pendidikan
yang bersifat makro dan strategi pendidikan yang bersifat mikro.Strategi yang
bersifat makro terdiri dari tiga komponen utama, yaitu pertama, tujuan
pendidikan Islam yang mencakup pembentukan insan shaleh dan masyarakat
shaleh. Kedua, dasar-dasar pokok pendidikan Islam yang menjadi landasan
kurikulum terdiri dari 8 aspek; keutuhan, keterpaduan, kesinambungan,
keaslian, bersifat ilmiah, bersifat praktikal, kesetiakawanan, dan keterbukaan.
Ketiga, prioritas dalam tindakan yang meliputi penyerapan semua anak-anak
yang mencapai usia sekolah, kepelbagaian jalur perkembangan, meninjau
kembali materi dan metode pendidikan, pengukuhan pendidikan agama,
administrasi dan perencanaan, dan kerja sama regional dan antar negara di
dalam dunia Islam. Sedangkan strategi yang bersifat mikro hanya terdiri dari
satu komponen saja, yaitu tazkiyah al-nafs (pembersihan jiwa). Tazkiyah itu
bertujuan membentuk tingkah laku baru yang dapat menyimbangkan roh, akal,
dan badan seseorang
Dalam hubungannya dengan organizational management, Rasulullah
adalah manager yang piawai dalam mendelegasikan suatu tugas kepada para
sahabatnya.Kemampuan pendelegasian yang baik ini dikarenakan beliau sangat
mengenal karakter, potensi dan (minat) masing-masing sahabatnya. Ada yang
menarik dalam sejarah Islam, Umar bin Khatab adalah seorang yang tinggi
besar, kuat serta pandai berperang. Akan tetapi Umar tak pernah diangkat
menjadi panglima perang. Justru Usamah, pemuda 16 tahun, pernah ditugaskan
menjadi seorang panglima perang. Itu karena Rasulullah paham, bahwa selain

9
memiliki kompetensi dalam berperang, Umar memiliki kompetensi sebagai
seorang pemimpin (khalifah). Dan ia disiapkan untuk itu
Rasulullah juga telah mencontohkan implementasi Participative
Management.Beliau kerap melibatkan para sahabatnya dalam pengambilan
keputusan.Contoh yang monumental tentang manajemen partisipatif ini bisa
dilihat dari keberhasilan Rasul dan sahabat dalam perang Khandaq.Di samping
itu, Rasulullah juga sangat piawai dalam memberikan motivasi kepada
sahabatnya secara tepat sesuai keadaan sahabatnya.Beliau tidak hanya
memotivasi untuk masalah akhirat saja, Beliau juga memotivasi para
sahabatnya untuk selalu optimal di semua posisi dan peran kehidupan masing-
masing.Yang menarik adalah Rasulullah memberikan perhatian yang istimewa
kepada semua sahabatnya, sehingga diriwayatkan bahwa setiap sahabat merasa
bahwa dia adalah orang yang paling diperhatikan dan dicintai Rasul-Nya.Inilah
salah satu bentuk immaterial compensation yang dicontohkan oleh
Rasulullah.Pada praktiknya, Rasulullah tidak hanya sebagai seorang manager,
beliau adalah seorang leader.Dan lebih dari itu, beliau tidak hanya menjadi
seorang leader, tetapi leader yang mampu mencetak leader-leader unggul.Hal
ini bisa dilihat dari jejak khulafaur rasyidin dan semua sahabatnya.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan ayat tentang sumber daya manusia dalam makalah
ini dapat disimpulkan sebagaimana berikut:
1. Sumber daya manusia merupakan kekuatan terbesar dalam
pengolahan seluruh sumber daya yang ada di muka bumi. Manusia
diciptakan oleh Allah swt. sebagai khalifah di bumi untuk
mengelola bumi dan sumber daya yang ada di dalamnya demi
kesejahteraan manusia sendiri, makhluk dan seluruh alam semesta,
karena pada dasarnya seluruh ciptaan Allah yang ada di muka bumi
ini sengaja diciptakan oleh Allah untuk kemaslahatan umat
manusia.
2. Sumber daya manusia yang tidak disertai dengan kesetiaan kepada
nilai-nilai keagamaan, hanya akan membawa manusia ke arah
pengejaran kenikmatan duniawi atau hedonisme belaka. Dan jika
semangat hedonisme sudah menguasai manusia, bisa diramalkan
yang terjadi adalah eksploitasi alam sebesar-besarnya tanpa rasa
tanggung jawab dan bahkan penindasan manusia terhadap manusia
lain. Dengan demikian pengembangan SDM berdasarkan konsep
Islam adalah membentuk manusia yang berakhlak mulia, yang
senantiasa menyembah Allah yang menebarkan rahmat bagi alam
semesta dan
3. - manusia diberikan potensi oleh Allah yang berupa beragama sejak
manusia itu dilahirkan, potensi ini disebut fitrah, sebagaimana
firman Allah dalam surat Ar-Ruum: 30
- Allah SWT memerintahkan manusia bekerja dan berusaha untuk
kepentingan urusan duniawi dan ukhrawi secara seimbang.

11
Tidak boleh orang mengejar duniawinya saja, dan melupakan
akhiratnya.Begitu juga sebaliknya.Keduanya hendaknya
berjalan dan diperhatikan secara seimbang. Allah SWT
berfirman dalam QS. Al-Qashash: 77
- Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan dan tidak mengerjakan apa yang diucapkan, Allah
SWT berfirman dalam QS. As-Saff ayat 2-3
4. Dalam Islam pengelolaan sumber daya manusia mengacu pada apa
yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW didasarkan pada
konsep Islam mengenai manusia itu sendiri.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Cet. I; Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1997), hlm 51.

Asy‟arie, Musa. 1992. Manusia Pembentuk Kebudayaan dalam alQur‟an,


Lembaga Studi Filsafat Islam: Jakarta.

Djaelany Halutty Islam dan Manajemen Sumber Daya Manusia yang


Berkualitas, (Institut Agama Islam Negeri Sultan Amai Gorontalo)

Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisa Psikologi dan


Pendidikan (Cet. III; Jakarta: Pustaka al-Husna, 1995), hlm 57.

Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Islam (Cet. II; Jakarta: RajaGrafindo Persada,


1996), hlm 108.

Kartasasmita. 1997. Pemberdayaan Masyarakat, Reneka Cipta: Jakarta.

Shafira Nadilah,
https://www.kompasiana.com/firasafira/57df6a56ed9673f046e6c23a/sumber-daya-
manusia-menurut-perspektif-islam , 19 September 2016.

Wakhudin, Tarmizi Taher; Jembatan Umat, Ulama dan Umara (Bandung:


Granesia, 1998), hlm 240-241.

Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Cet. III; Jakarta: Bumi Aksara, 1996),
hlm 3.

13

Anda mungkin juga menyukai