MAKALAH
“Manajemen Pendidikan”
Dosen Pengampu :
Dr. Feriyansyah,M.Pd
Disusun Oleh :
1. Agus Munawar
2. Ahmad tri handoko
3. Subhan
4. Eti nur setianingsih
5. Muhammad risky
Alhamdulillah, Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan Rahmat, Taufik dan Hinayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini yang berjudul “MANAJEMEN SUMBER DAYA
MANUSIA DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN ISLAM” dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana.
Shalawat dan salam tak lupa kita panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama
Islam hingga sampai kepada kita.
Adapun sesudah itu, kami menyadari bahwa mulai dari perencanaan
sampai penyusunan makalah ini,kami telah banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak.Oleh karena itu dengan segala hormat kami sampaikan rasa terima
kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan
makalah ini.
2. Teman – teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam
penyelesaian makalah.
Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut kami hanya dapat berdo’a
dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi
amal soleh di mata Allah SWT. Amin.
Dan dalam penyusunan makalah ini kami sadar bahwa masih banyak
kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu kami mengharapkan keritikan positif,
sehingga bisa diperbaiki seperlunya.
(PENYUSUN)
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan ………………………………………......…...... 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) ?
2. Bagaimana komponen MSDM di lingkungan pendidikan Islam?
3. Apa tugas dan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia di Lembaga
Pendidikan ?
4. Bagaimanakah prinsip-prinsip Islam dalam MSDM?
5. Bagaimanakah usaha-usaha peningkatan mutu dalam MSDM di lembaga
pendidikan Islam?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
2. Untuk mengetahui komponen MSDM di lingkungan pendidikan Islam
3. Untuk mengetahui tugas dan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia di
Lembaga Pendidikan
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip Islam dalam MSDM
5. Untuk mengetahui usaha-usaha peningkatan mutu dalam MSDM di lembaga
pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
1
John M. Echols, kamus inggris indonesia(Jakarta: PT Gramedia, 2005), hal. 372.
2
Sondang P siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia(Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
hal. 9.
3
George R. Terry, Guide to Management, Alih Bahasa J. Smith. D.F.M(Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), hal. 7.
4
Sondang P siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia. Hal. 9.
5
Wikipedia, Manajemen sumber daya manusia, dalam...
https://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_manusia. Diunggah pada selasa, 01 maret 2016 pukul
23.10 WIB.
3
4
6
Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia(Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2011), hal. 40.
7
George R. Terry, Guide to Management, Alih Bahasa J. Smith. D.F.M.(Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), hal. 9.
8
Ibid, hal. 15-16.
5
9
M. Suyanto, Muhammad Business Strategy & Ethics, Etika dan Strategi Bisnis Nabi
Muhammad SAW(Yogyakarta: Andi Offset, 2008), hal. 223.
10
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam: Strategi Baru Pengelolaan Lembaga
Pendidikan Islam(Jakarta: Erlangga, 2009), hal. 131.
11
Departemen agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya(Jakarta: Pustaka Al-Fatih, 2009),
hal. 455.
6
lembaga guna lebih menjamin bahwa dalam lembaga tersedia SDM yang tepat
untuk menduduki berbagai kedudukan, jabatan dan pekerjaan yang tepat pada
waktu yang tepat pula.12 Manajer lembaga pendidikan Islam harus membuat
perencanaan pegawai untuk memenuhi kebutuhan lembaga ke depan dan
mengontrol atau menghindari kesalahan penerimaan pegawai. Dalam melakukan
perencanaannya, manajer harus mempertimbangkan jumlah pegawai yang
direncanakan, keahlian apa yang dibutuhkan, tingkat pendidikan apa yang sedang
dibutuhkan, dan lain sebagainya. Suatu perencanaan yang baik adalah
perencanaan yang bisa terlaksana sepenuhnya. Oleh karena itu, perencanaan harus
didasarkan pada tiga dimensi waktu, yaitu masa lampau, masa sekarang, dan masa
yang akan datang.13
2. Penyediaan Sumber Daya Manusia (Personnel Procurement)
Islam memperbolehkan seseorang atau institusi untuk merekrut kemudian
mengontrak tenaga kerja atau sumber daya manusia, agar mereka bekerja
untuk orang atau institusi tersebut. Allah SWT berfirman:
َ ض ُه ْم فَ ْو
ق َ شتَ ُه ْم فِي ا ْل َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا ۚ َو َرفَ ْعنَا َب ْع َ َس ُمونَ َر ْح َمتَ َربِّكَ ۚ نَ ْحنُ ق
َ س ْمنَا َب ْينَ ُه ْم َم ِعي ِ َأ ُه ْم َي ْق
َس ْخ ِريًّا ۗ َو َر ْح َمتُ َربِّ َك َخ ْي ٌر ِم َّما يَ ْج َمعُون ُ ضا ُ ت لِيَتَّ ِخ َذ بَ ْع
ً ض ُه ْم َب ْع ٍ ض َد َر َجا ٍ بَ ْع
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah
menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan
Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa
derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. dan
rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”(Qs. Az-
Zukhruf: 32)14
Sumber daya manusia yang baik adalah suatu individu muslim yang
memiliki dua sifat mendasar, yaitu kuat dan amanah. Sebagaimana dalam surat al-
Qashash ayat 26, Allah berfirman:
ِ ُّ ت الْ َق ِو ِ َاست ِ اهما يا َأب
ين
ُ ي اَأْلم َ ْأج ْر ْ ْأج ْرهُ ۖ ِإ َّن َخ ْي َر َم ِن
َ َاست ْ ت َ َ َ ُ َت ِإ ْح َد
ْ قَال
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia
sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang
12
Veitzal Rivai & Ella Jauvani Sagala, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Lembaga dari Teori ke Praktek(Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal33.
13
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, hal. 131.
14
Departemen agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, hal. 491.
7
paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat
lagi dapat dipercaya".(Qs. Al-Qashash: 26)15
Ayat inilah yang menjadi dasar hukum dalam proses rekrutmen dan
seleksi calon pegawai yang dilakukan oleh suatu institusi. Selain itu, Sinn
mengungkapkan, calon pegawai harus dipilih berdasarkan kepatutan dan
kelayakan. Sinn menambahkan, prosesi pemilihan calon pegawai yang
dilakukan institusi dewasa ini merupakan pengembangan dan penyempurnaan
prinsip-prinsip seleksi di awal perkembangan Islam. Calon pegawai diseleksi
pengetahuan dan kemampuan teknisnya sesuai dengan beban dan tanggung
jawab pekerjaannya. Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin senantiasa
menerapkan prinsip untuk tidak membebankan tugas dan tanggung jawab
kepada orang yang tidak mampu mengembannya.16
15
Ibid, hal. 388.
16
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah: Sebuah Kajian Historis dan
Kontemporer, terj. Dimyauddin Djuwaini(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 105.
17
Departemen agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, hal. 281.
8
18
Willson Gustiawan & Yulyanti Fahruna, Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pelatihan sebagai Pengembangan Sumber Daya Manusia Suatu Perspektif Syariah(Bandung: t.p.,
2009), hal. 16-17.
9
ٰ َوقُ ِل ا ْع َملُوا فَ َسَي َرى اللَّهُ َع َملَ ُك ْم َو َر ُسولُهُ َوال ُْمْؤ ِمنُو َن ۖ َو َسُت َردُّو َن ِإل
ِ َى َعالِ ِم الْغَْي
ب
اد ِة َفُينَبُِّئ ُك ْم بِ َما ُك ْنتُ ْم َت ْع َملُو َن َّ َو
َ الش َه
“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”(Qs. At-
Taubah: 105)20
5. Kompensasi
Werther & Davis dalam Wibowo mendefinisikan kompensasi sebagai apa
yang diterima SDM sebagai tukaran atas kontribusinya kepada lembaga.
Penentuan upah bagi para pegawai sebelum mereka mulai menjalankan
pekerjaannya, telah dijelaskan dalam hadis Nabi SAW. Rasulullah
memberikan petunjuk bahwa dengan memberikan informasi gaji yang akan
diterima, diharapkan akan memberikan dorongan semangat bagi pegawai
untuk memulai pekerjaan, dan memberikan rasa ketenangan.21
Upah ditentukan berdasarkan jenis pekerjaan. Hal ini merupakan asas
pemberian upah sebagaimana ketentuan yang dinyatakan Allah dalam firman-
Nya surat al-Ahqaf ayat 19:
ات ِم َّما َع ِملُوا ۖ َولُِي َو ِّفَي ُه ْم َأ ْع َمال َُه ْم َو ُه ْم اَل يُظْلَ ُمو َن
ٌ َولِ ُك ٍّل َد َر َج
“Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka
kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-
pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan.”(Qs. Al-Ahqaf: 19)22
ُّ َيد بْ ِن َع ِطيَّة
السلَ ِم ُّى َح َّد َثنَا َع ْب ُد ِ يد الدِّم ْش ِق ُّى ح َّد َثنَا و ْهب بن س ِع ِ ِح َّد َثنَا الْعبَّاس بن الْول
َ ُْ ُ َ َ َ َ ُْ ُ َ َ
صلى اهلل- ول اللَّ ِه َ ََأسلَ َم َع ْن َأبِ ِيه َع ْن َع ْبدِ اللَّ ِه بْ ِن عُ َم َر ق ِ
ُ ال َر ُسَ َال ق ْ الر ْح َم ِن بْ ُن َزيْد بْ ِن
َّ
ُف َع َرقُهَّ َأج َرهُ َق ْب َل َأ ْن يَ ِج ِ « َأ ْعطُوا-» عليه وسلم
ْ اَألج َير
“Dari ‘Abbas bin walid Ad-damasyqi telah menceritakan kepada kami Wahab
bin Sa’id bin ‘Atiyyah As-Sulami telah menceritakan kepada kami Abdul
Rahman bin Zaid bin Aslam dari ayahnya dari Abdullah bin Umar ia berkata,
bersabda Rasulullah SAW: “berikan upah pekerja sebelum keringatnya
kering”.(HR. Ibnu Majah)28
ِ َوقُ ِل ا ْع َملُوا فَ َسَي َرى اللَّهُ َع َملَ ُك ْم َو َر ُسولُهُ َوال ُْمْؤ ِمنُو َن َو َسُت َردُّو َن ِإلَى َعالِ ِم الْغَْي
ب
اد ِة َفُينَبُِّئ ُك ْم بِ َما ُك ْنتُ ْم َت ْع َملُو َن َّ َو
َ الش َه
“Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS.At-Taubah:
105)29
Allah Swt, memerintahkan kita untuk senantiasa bekerja, bekerja itu
diniatkan tidak hanya untuk kepentingan duniawi tetapi juga untuk kebaikan di
akhirat kelak. Karena apapun yang dikerjakan oleh manusia langsung atau
tidak langsung tanpa disadari akan memberikan pengaruh kepada orang lain.
Dan Allah menyaksikan itu semua dan akan disampaikan di akhirat kelak.
Maka dalam pendidikan, seorang guru tidak hanya bekerja untuk urusan dunia
namun akhirat juga, karena mereka bertugas untuk memberikan pendidikan
agama serta penanaman akhlak kepada peserta didiknya.
29
Departemen agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, hal. 204.
15
30
Said Agil Husin Al-Munawar, Aktualisasi Nilai-nilai Qur’ani dalam Sistem Pendidikan
Islam (Ciputat: Ciputat Press, 2005), hal. 8.
16
31
H.A.R Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional Kajian Pendidikan Masa
Depan(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 142-143.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah proses mendayagunakan manusia
sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar potensi fisik dan psikis yang
dimilikinya berfungsi maksimal bagi pencapaian tujuan organisasi.
2. Mujamil Qomar mengungkapkan bahwa manajemen sumber daya manusia
mencakup tujuh komponen, yaitu: (1) perencanaan pegawai, (2) pengadaan
pegawai, (3) pembinaan dan pengembangan pegawai, (4) promosi dan mutasi,
(5) pemberhentian pegawai, (6) kompensasi, dan (7) penilaian pegawai.
3. Tenaga Kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan. pendidik merupakan tenaga profesional
yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi.
4. Prinsip-Prinsip Islam dalam Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM):
a. Memikirkan masa depan. Dalam Bahasa Manajemen, pemikiran masa depan
yang dituangkan dalam konsep yang jelas dan sistematis ini disebut
perancangan (planning). Perencanaan ini menjadi sangat penting karena
berfungsi sebagai pengarah bagi kegiatan, target – target dan hasil –
hasilnya di masa depan sehingga apa pun kegiatan yang dilakukan dapat
berjalan dengan tertib.
b. Kewajiban untuk memberikan amanah kepada yang memiliki kompetensi
dalam menjalankan amanah tersebut.
c. Memberikan upah kepada yang berhak sebelum mengering keringatnya.
d. seorang guru tidak hanya bekerja untuk urusan dunia namun akhirat juga,
karena mereka bertugas untuk memberikan pendidikan agama serta
penanaman akhlak kepada peserta didiknya.
17
18
19