Anda di halaman 1dari 22

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN ISLAM

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Manajemen Pendidikan”

Dosen Pengampu :

Dr. Feriyansyah,M.Pd

Disusun Oleh :

1. Agus Munawar
2. Ahmad tri handoko
3. Subhan
4. Eti nur setianingsih
5. Muhammad risky

PROGRAM PASCASARJANA IAI AN NUR LAMPUNG


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan Rahmat, Taufik dan Hinayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini yang berjudul “MANAJEMEN SUMBER DAYA
MANUSIA DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN ISLAM” dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana.
Shalawat dan salam tak lupa kita panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama
Islam hingga sampai kepada kita.
Adapun sesudah itu, kami menyadari bahwa mulai dari perencanaan
sampai penyusunan makalah ini,kami telah banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak.Oleh karena itu dengan segala hormat kami sampaikan rasa terima
kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan
makalah ini.
2. Teman – teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam
penyelesaian makalah.

Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut kami hanya dapat berdo’a
dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi
amal soleh di mata Allah SWT. Amin.

Dan dalam penyusunan makalah ini kami sadar bahwa masih banyak
kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu kami mengharapkan keritikan positif,
sehingga bisa diperbaiki seperlunya.

Akhirnya semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu


acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan
Amin Yaa Robbal ‘Alamin.

(PENYUSUN)

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………………………….…..… i


Kata Pengantar …………………………………………………..…. ii
Daftar Isi …………………………………………………..…. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………….. 1


B. Rumusan Masalah ……………………………………… 2
C. Tujuan Masalah ………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA


DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN ISLAM
A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 3

B. Komponen MSDM di Lingkungan Pendidikan Islam……..... 5


C. Tugas san fungsi MSDM di Lembaga Pendidikan Islam .... 6
D. Prinsip-prinsip islam dalam MSDM......... ........... ….......... 9
E. Usaha-usaha Peningkatan Mutu dalam MSDM di Lembaga
Pendidikan Islam .................................................................. 14

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ………………………………………......…...... 17

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………....... 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam perspektif Islam, pendidikan telah memainkan peran penting dalam
upaya melahirkan manusia yang handal dan dapat menjawab tantangan zaman.
Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai posisi sentral dalam mewujudkan
kinerja pembangunan, yang menempatkan manusia dalam fungsinya sebagai
Resource pembangunan. Sumber daya manusia sangat berperan dalam
menentukan kemajuan suatu negara. Walaupun negara mempunyai sumber daya
alam yang sangat melimpah ruah tapi kalau tidak ditopang atau didukung dengan
sumber daya manusia yang berkualitas, negara tersebut tidak akan bisa maju.
Maka banyak para ahli menyatakan bahwa sumber daya manusia (SDM)
merupakan faktor sentral dalam suatu organisasi atau dalam suatu lembaga.
Apapun bentuk serta tujuan organisasi atau lembaga, dibuat berdasarkan
berbagai visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola
dan diurus oleh manusia pula. Jadi, manusia merupakan faktor strategis dalam
semua kegiatan organisasi atau lembaga
kegiatan organisasi atau lembaga.Eksistensi bangsa Indonesia ditengah
percaturan era global sekarang, akan dipengaruhi kemampuan sumber daya
manusia Indonesia, terutama yang bercirikan kemampuan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan pemantapan iman dan taqwa terhadapTuhan Yang
Maha Esa. Salah satu sumber daya yang penting dalam manajemen adalah sumber
daya manusia atau human resources.
Pentingnya sumber daya manusia ini, perlu disadari oleh semua tingkatan
manajemen termasuk juga manajemen pendidikan Islam. Bagaimanapun majunya
teknologi saat ini, namun faktor manusia tetap memegang peranan penting bagi
keberhasilan suatu organisasi. Bahkan dapat dikatakan bahwa manajemen itu pada
hakikatnya adalah manajemen sumber daya manusia atau manajemen sumber
daya manusia adalah identik dengan manajemen itu sendiri.Hakikat sumber daya

1
2

manusia pada setiap organisasi atau perusahaan khususnya pada lembaga


pendidikan diperlukan adanya suatu sumber daya manusia sebagai tenaga kerja.
Dari permasalahan-permasalahan inilah penulis merasa penting untuk
membahas tentang manajemen pendidikan sumber daya manusia di lingkungan
pendidikan islam dalam bentuk maupun isi yang sangat sederhana.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) ?
2. Bagaimana komponen MSDM di lingkungan pendidikan Islam?
3. Apa tugas dan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia di Lembaga
Pendidikan ?
4. Bagaimanakah prinsip-prinsip Islam dalam MSDM?
5. Bagaimanakah usaha-usaha peningkatan mutu dalam MSDM di lembaga
pendidikan Islam?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
2. Untuk mengetahui komponen MSDM di lingkungan pendidikan Islam
3. Untuk mengetahui tugas dan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia di
Lembaga Pendidikan
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip Islam dalam MSDM
5. Untuk mengetahui usaha-usaha peningkatan mutu dalam MSDM di lembaga
pendidikan Islam
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Secara bahasa manajemen berasal dari bahasa inggris “management” yang


berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan dan pengelolaan.1 Secara istilah manajemen
memiliki beberapa pengertian, yaitu:
1. Menurut Harold Koontz & O’ Donnel dalam bukunya yang berjudul
“Principles of Management” mengemukakan, “Manajemen adalah
berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan
dengan orang-orang lain”.2
2. Menurut George R. Terry dalam buku dengan judul “Principles of
Management” memberikan definisi: “Manajemen adalah suatu proses yang
membedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan pelaksanaan
dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat
menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya”.3
3. Menurut Ensiclopedia of The Social Sciences, Manajemen diartikan sebagai
proses pelaksanaan suatu tujuan tertentu yang diselenggarakan dan diarvasi.4
Sumber daya manusia (SDM) dalam ensiklopedi bahasa indonesia adalah
salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah
organisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM juga merupakan kunci yang
menentukan perkembangan perusahaan atau lembaga. Pada hakikatnya, SDM
berupa manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi atau lembaga sebagai
penggerak untuk mencapai tujuan organisasi itu.5

1
John M. Echols, kamus inggris indonesia(Jakarta: PT Gramedia, 2005), hal. 372.
2
Sondang P siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia(Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
hal. 9.
3
George R. Terry, Guide to Management, Alih Bahasa J. Smith. D.F.M(Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), hal. 7.
4
Sondang P siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia. Hal. 9.
5
Wikipedia, Manajemen sumber daya manusia, dalam...
https://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_manusia. Diunggah pada selasa, 01 maret 2016 pukul
23.10 WIB.

3
4

Menurut Hadari Nawawi mengenai pengertian Sumber Daya Manusia,


yaitu:
a. Sumber Daya Manusia (SDM) adalah manusia yang bekerja di lingkungan
suatu organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan).
b. Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak
organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.
c. Sumber Daya Manusia adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi
sebagai modal (non material/non financial) di dalam organisasi bisnis, yang
dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non-fisik
dalam mewujudkan eksistensi organisasi.6
Menurut Tery mencakup kegiatan untuk mencapai tujuan, dilakukan oleh
individu-individu yang menyumbangkan upayanya yang terbaik melalui tindakan-
tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya.7Lebih lanjut menurut Terry
memberikan gambaran tentang fungsi manajemen dalam 5 kombinasi:
1) Perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), memberi dorongan
(actuating), dan pengawasan (controlling).
2) Perencanaan, pengorganisasian, memberi motivasi (motivating), dan
pengawasan.
3) Perencanaan, pengorganisasian, staffing, memberi pengarahan, dan
pengawasan.
4) Perencanaan, pengroganisasian, staffing, memberi pengarahan, pengawasan,
inovasi, dan memberi peranan.
5) Perencanaan, pengorganisasian, memberi motivasi, pengawasan dan
koordinasi.8
Jadi manajemen sumber daya manusia adalah proses mendayagunakan
manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar potensi fisik dan psikis yang
dimilikinya berfungsi maksimal bagi pencapaian tujuan organisasi.

6
Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia(Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2011), hal. 40.
7
George R. Terry, Guide to Management, Alih Bahasa J. Smith. D.F.M.(Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), hal. 9.
8
Ibid, hal. 15-16.
5

B. Komponen Manajemen Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pendidikan


Islam
Strategi pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW meliputi: (1) merencanakan dan menarik sumber daya manusia
yang berkualitas, (2) mengembangkan sumber daya manusia agar berkualitas, (3)
menilai kinerja sumber daya manusia, (4) memberikan motivasi, dan (5)
memelihara sumber daya yang berkualitas.9 Sejalan dengan langkah yang diambil
Nabi Muhammad tersebut, Mujamil Qomar mengungkapkan bahwa manajemen
sumber daya manusia mencakup tujuh komponen, yaitu: (1) perencanaan pegawai,
(2) pengadaan pegawai, (3) pembinaan dan pengembangan pegawai, (4) promosi
dan mutasi, (5) pemberhentian pegawai, (6) kompensasi, dan (7) penilaian
pegawai.10 Komponen MSDM tersebut merupakan proses yang dilakukan suatu
lembaga agar memperoleh sumber daya manusia yang unggul dan mampu
mengemban tanggung jawab sesuai keahliannya.
1. Perencanaan Sumber Daya Manusia (Human Resources Planning)
Perencanaan merupakan langkah awal dari suatu tindakan yang menentukan
sebuah strategi secara efektif bisa mencapai hasil yang maksimal.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam surat Shaad ayat 27, bahwa Allah
menciptakan semesta beserta isinya ini dengan sebaik-baik perencanaan.
ِ
َ ‫ين َك َف ُروا َف َويْ ٌل لِّلَّذ‬
‫ين َك َف ُروا‬ ِ َّ َ ِ‫اطاًل َذل‬
َ ‫ك ظَ ُّن الذ‬
ِ ‫السماء واَأْلرض وما بيَنهما ب‬
َ َ ُ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َّ ‫َو َما َخلَ ْقنَا‬
‫ِم َن النَّا ِر‬
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara
keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang
kafir. Maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk
neraka.”(Qs. Ash-Shad : 27)11
Veitzal Rivai mengatakan bahwa perencanaan sumber daya manusia
adalah langkah-langkah tertentu yang diambil oleh manajemen dalam suatu

9
M. Suyanto, Muhammad Business Strategy & Ethics, Etika dan Strategi Bisnis Nabi
Muhammad SAW(Yogyakarta: Andi Offset, 2008), hal. 223.
10
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam: Strategi Baru Pengelolaan Lembaga
Pendidikan Islam(Jakarta: Erlangga, 2009), hal. 131.
11
Departemen agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya(Jakarta: Pustaka Al-Fatih, 2009),
hal. 455.
6

lembaga guna lebih menjamin bahwa dalam lembaga tersedia SDM yang tepat
untuk menduduki berbagai kedudukan, jabatan dan pekerjaan yang tepat pada
waktu yang tepat pula.12 Manajer lembaga pendidikan Islam harus membuat
perencanaan pegawai untuk memenuhi kebutuhan lembaga ke depan dan
mengontrol atau menghindari kesalahan penerimaan pegawai. Dalam melakukan
perencanaannya, manajer harus mempertimbangkan jumlah pegawai yang
direncanakan, keahlian apa yang dibutuhkan, tingkat pendidikan apa yang sedang
dibutuhkan, dan lain sebagainya. Suatu perencanaan yang baik adalah
perencanaan yang bisa terlaksana sepenuhnya. Oleh karena itu, perencanaan harus
didasarkan pada tiga dimensi waktu, yaitu masa lampau, masa sekarang, dan masa
yang akan datang.13
2. Penyediaan Sumber Daya Manusia (Personnel Procurement)
Islam memperbolehkan seseorang atau institusi untuk merekrut kemudian
mengontrak tenaga kerja atau sumber daya manusia, agar mereka bekerja
untuk orang atau institusi tersebut. Allah SWT berfirman:
َ ‫ض ُه ْم فَ ْو‬
‫ق‬ َ ‫شتَ ُه ْم فِي ا ْل َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا ۚ َو َرفَ ْعنَا َب ْع‬ َ َ‫س ُمونَ َر ْح َمتَ َربِّكَ ۚ نَ ْحنُ ق‬
َ ‫س ْمنَا َب ْينَ ُه ْم َم ِعي‬ ِ ‫َأ ُه ْم َي ْق‬
َ‫س ْخ ِريًّا ۗ َو َر ْح َمتُ َربِّ َك َخ ْي ٌر ِم َّما يَ ْج َمعُون‬ ُ ‫ضا‬ ُ ‫ت لِيَتَّ ِخ َذ بَ ْع‬
ً ‫ض ُه ْم َب ْع‬ ٍ ‫ض َد َر َجا‬ ٍ ‫بَ ْع‬
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah
menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan
Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa
derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. dan
rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”(Qs. Az-
Zukhruf: 32)14

Sumber daya manusia yang baik adalah suatu individu muslim yang
memiliki dua sifat mendasar, yaitu kuat dan amanah. Sebagaimana dalam surat al-
Qashash ayat 26, Allah berfirman:
ِ ُّ ‫ت الْ َق ِو‬ ِ َ‫است‬ ِ ‫اهما يا َأب‬
‫ين‬
ُ ‫ي اَأْلم‬ َ ‫ْأج ْر‬ ْ ‫ْأج ْرهُ ۖ ِإ َّن َخ ْي َر َم ِن‬
َ َ‫است‬ ْ ‫ت‬ َ َ َ ُ ‫َت ِإ ْح َد‬
ْ ‫قَال‬
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia
sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang

12
Veitzal Rivai & Ella Jauvani Sagala, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Lembaga dari Teori ke Praktek(Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal33.
13
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, hal. 131.
14
Departemen agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, hal. 491.
7

paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat
lagi dapat dipercaya".(Qs. Al-Qashash: 26)15

Ayat inilah yang menjadi dasar hukum dalam proses rekrutmen dan
seleksi calon pegawai yang dilakukan oleh suatu institusi. Selain itu, Sinn
mengungkapkan, calon pegawai harus dipilih berdasarkan kepatutan dan
kelayakan. Sinn menambahkan, prosesi pemilihan calon pegawai yang
dilakukan institusi dewasa ini merupakan pengembangan dan penyempurnaan
prinsip-prinsip seleksi di awal perkembangan Islam. Calon pegawai diseleksi
pengetahuan dan kemampuan teknisnya sesuai dengan beban dan tanggung
jawab pekerjaannya. Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin senantiasa
menerapkan prinsip untuk tidak membebankan tugas dan tanggung jawab
kepada orang yang tidak mampu mengembannya.16

3. Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Training and


Development)
Pegawai yang telah dimiliki lembaga pendidikan Islam, harus diberi
wahana untuk proses pembinaan dan pengembangan agar memberikan
kontribusi yang sebaik-baiknya bagi lembaga. Oleh karena itu, Islam
mendorong untuk melakukan pembinaan dan pengembangan sumber daya
manusia melalui pelatihan (training) terhadap para pegawai dengan tujuan
mengembangkan kompetensi dan kemampuan teknis pegawai dalam
menunaikan tanggung jawab pekerjaannya. Allah menjelaskan bahwa dalam
melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap pegawai atau SDM,
hendaknya melalui hikmah, sebagaimana firman-Nya:
ِ ِ ِ ‫ْحكْم ِة والْمو ِعظَ ِة ال‬
ِ َ ِّ‫يل رب‬
ْ ‫ْح َسنَة َو َجادل ُْه ْم بِالَّتِي ه َي‬
‫َأح َس ُن‬ َ ْ َ َ َ ‫ك بِال‬ ِ
َ ِ ‫ا ْدعُ ِإلَى َسب‬
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik….”(Qs. An-Nahl:
125)17

15
Ibid, hal. 388.
16
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah: Sebuah Kajian Historis dan
Kontemporer, terj. Dimyauddin Djuwaini(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 105.
17
Departemen agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, hal. 281.
8

Menurut Yusanto, SDM yang profesional adalah SDM yang kafa’ah


(memiliki keahlian), amanah (terpercaya), serta himmatul amal (memiliki
etos kerja yang tinggi). Untuk menciptakan SDM yang profesional tersebut,
diperlukan pembinaan yang bertumpu pada tiga aspek, yaitu: (1)
Syakhshiyyah Islamiyyah atau kepribadian Islamnya, (2) skill atau keahlian
dan keterampilannya, dan (3) kepemimpinan dan kerjasamanya dalam tim.
Selain itu, Cecep Darmawan mengungkapkan, pola pembinaan dan
pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan Rasulullah diwujudkan
dalam empat jenis, yaitu:
a. Metode Tilawah, implikasinya adalah membudayakan membaca Al-Quran
sebagai bentuk pembinaan psikologis untuk meningkatkan kesalehan
pribadi, dengan mengajak pegawai untuk membaca ayat Allah
b. Metode Taklim, implikasinya ialah dengan mengajarkan kepada karyawan
perihal etos kerja, sosialisasi nilai-nilai, teori-teori, kiat-kiat sukses, kiat
kerja produktif, aturan, atau tata tertib, visi, misi lembaga serta
tugas/kewajiban karyawan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja
atau mengingatkan kembali motivasi kerja yang sebenarnya;
c. Metode Tazkiyyah, implikasinya pelatihan untuk mengubah perilaku dan
kinerja yang perlu diperbaiki;
d. Metode Hikmah, yaitu kemampuan untuk menarik suatu pelajaran
tersembunyi atau pengetahuan filosofis dari suatu kejadian18.

4. Penilaian Prestasi Kerja


Pada dasarnya, menurut Sadili Samsudin, penilaian prestasi kerja
merupakan suatu evaluasi terhadap penampilan kerja SDM dalam suatu
institusi. Jika pelaksanaan pekerjaan sesuai atau melebihi uraian pekerjaan,
maka SDM dalam lembaga tersebut melakukan pekerjaan dengan baik.
Begitu pula sebaliknya, bila pelaksanaan pekerjaan menunjukkan hasil di

18
Willson Gustiawan & Yulyanti Fahruna, Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pelatihan sebagai Pengembangan Sumber Daya Manusia Suatu Perspektif Syariah(Bandung: t.p.,
2009), hal. 16-17.
9

bawah uraian pekerjaan, berarti pelaksanaan tersebut kurang baik.19 Mengapa


kita harus melakukan penilaian prestasi kerja? Jawabannya adalah karena
Allah telah memberikan perintah dalam surat at-Taubah ayat 105:

ٰ ‫َوقُ ِل ا ْع َملُوا فَ َسَي َرى اللَّهُ َع َملَ ُك ْم َو َر ُسولُهُ َوال ُْمْؤ ِمنُو َن ۖ َو َسُت َردُّو َن ِإل‬
ِ ‫َى َعالِ ِم الْغَْي‬
‫ب‬
‫اد ِة َفُينَبُِّئ ُك ْم بِ َما ُك ْنتُ ْم َت ْع َملُو َن‬ َّ ‫َو‬
َ ‫الش َه‬
“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”(Qs. At-
Taubah: 105)20

5. Kompensasi
Werther & Davis dalam Wibowo mendefinisikan kompensasi sebagai apa
yang diterima SDM sebagai tukaran atas kontribusinya kepada lembaga.
Penentuan upah bagi para pegawai sebelum mereka mulai menjalankan
pekerjaannya, telah dijelaskan dalam hadis Nabi SAW. Rasulullah
memberikan petunjuk bahwa dengan memberikan informasi gaji yang akan
diterima, diharapkan akan memberikan dorongan semangat bagi pegawai
untuk memulai pekerjaan, dan memberikan rasa ketenangan.21
Upah ditentukan berdasarkan jenis pekerjaan. Hal ini merupakan asas
pemberian upah sebagaimana ketentuan yang dinyatakan Allah dalam firman-
Nya surat al-Ahqaf ayat 19:

‫ات ِم َّما َع ِملُوا ۖ َولُِي َو ِّفَي ُه ْم َأ ْع َمال َُه ْم َو ُه ْم اَل يُظْلَ ُمو َن‬
ٌ ‫َولِ ُك ٍّل َد َر َج‬
“Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka
kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-
pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan.”(Qs. Al-Ahqaf: 19)22

6. Pemanfaatan Sumber Daya Manusia (Personnel Utilization)


19
Sadili Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia(Bandung: Pustaka Setia, 2006),
hal. 162.
20
Departemen agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, hal. 203.
21
Wibowo, Manajemen Kinerja(Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hal. 348. Wibowo,
Manajemen Kinerja(Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hal. 348.
22
Ibid, hal. 504.
10

Pada dasarnya, langkah ini merupakan upaya untuk memelihara pegawai


agar senantiasa sejalan dengan perencanaan strategis suatu lembaga. Lembaga
biasanya melakukan beberapa program untuk tetap memastikan tenaga
kerjanya senantiasa sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan
lembaga. Di antara program tersebut adalah promosi, demosi, transfer
ataupun separasi.
Promosi adalah proses pemindahan tenaga kerja ke posisi yang lebih tinggi
secara struktural dalm suatu lembaga, dengan kata lain “naik pangkat”. Yang
menjadi kebalikan dari promosi adalah demosi, yaitu penurunan tenaga kerja
ke bagian kerja yang lebih rendah karena adanya penurunan kualitas SDM
dalam pekerjaannya. Sedangkan transfer merupakan upaya untuk
memindahkan tenaga kerja ke bagian lain. Dan separasi adalah upaya
lembaga untuk melakukan pemindahan lingkungan kerja tertentu dari tenaga
kerja ke lingkungan yang lain.
Berbagai bentuk perlakuan tersebut dikarenakan berbagai faktor yang
mempengaruhinya, sesuai dengan tingkat keberhasilan dalam pekerjaan,
pelaksanaan tanggung jawabnya, serta prestasi kerja. Hal ini sesuai dengan
firman Allah swt.:
َّ ‫ش ُر َأ ْمثَالِ َها َو َمنْ َجا َء بِال‬
َ‫سيَِّئ ِة فَال يُ ْجزَى ِإال ِم ْثلَ َها َو ُه ْم ال يُ ْظلَ ُمون‬ ْ ‫سنَ ِة فَلَهُ َع‬
َ ‫َمنْ َجا َء بِا ْل َح‬
“Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali
lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka Dia
tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang
mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).”(Qs. An-An’am: 160)23

C. Tugas dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia di Lembaga


Pendidikan
Berdasarkan undang-undang no. 20 tahun 2003 pasal 39: (1) Tenaga
Kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,
pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada
satuan pendidikan. (2) pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
23
Departemen agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, hal. 150.
11

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada


perguruan tinggi.
Dalam menjalankan tugas dan fungsi manajemen sumber daya manusia dalam
pendidikan harus memiliki kompetensi yang disyaratkan baik oleh peraturan
pemerintah maupun masyarakat lain :
(1) pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan
jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
(2)pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh
perguruan tinggi yang terakreditasi.
Tenaga pendidik dan kependidikan memiliki hak dan kewajiban dalam
melaksanakan tugas yaitu:
1) Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh :
 Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai
 Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja
 Pembinaan karier sesuai dengan tuntunan pengembangan kualitas
 Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil
kekayaan intelektual
 Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan
untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
2) Pendidikan dan tenaga kependidikan berkewajiban
 Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis
 Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan
 Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang di berikan tenaga pendidik dan
kependidikan.24
24
Ria Prendhiana, Manajemen Sumber Daya Manusia, dalam....
http://riaprend.blogspot.co.id/2012/11/manajemen-sumber-daya-manusia-pendidikan.html.
Diungguh pada Rabu, 11 Desember 2016, pukul 18.11 WIB.
12

D. Prinsip-Prinsip Islam dalam Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)


Prinsip-prinsip islam dalam MSDM telah dijelaskan oleh Allah dan RasulNya
dalam beberapa ayat Al-qur’an dan hadits, diantaranya:
1. Dalam Al-Qur’an surat Al-Hasyr Allah berfirman:

‫ت لِغَ ٍد َو َّات ُقوا اللَّهَ ِإ َّن اللَّهَ َخبِ ٌير بِ َما‬


ْ ‫َّم‬
َ ‫س َما قَد‬ َّ
ٌ ‫آمنُوا َّات ُقوا اللهَ َولَْت ْنظُْر َن ْف‬
َ ‫ين‬
ِ َّ
َ ‫يَا َُّأي َها الذ‬
‫َت ْع َملُو َن‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(Qs. Al-Hasyr: 18)25

Menurut Muhammad Ali Al Shabuni, yang dimaksud dengan “wa al


tandzur nafsun maa qaddamat li ghadin “ adalah hendaknya masing – masing
individu memerhatikan amal – amal shaleh apa yang diperbuat untuk
mengahadapi Hari Kiamat atau hari esok.26 Ayat ini memberi pesan kepada
orang – orang yang beriman untuk memikirkan masa depan. Dalam Bahasa
Manajemen, pemikiran masa depan yang dituangkan dalam konsep yang jelas
dan sistematis ini disebut perancangan (planning). Perencanaan ini menjadi
sangat penting karena berfungsi sebagai pengarah bagi kegiatan, target – target
dan hasil – hasilnya di masa depan sehingga apa pun kegiatan yang dilakukan
dapat berjalan dengan tertib.

2. Rasulullah SAW dalam suatu riwayat menyebutkan:


‫ « ِإ َذا‬- ‫ صلى اهلل عليه وسلم‬- ‫ول اللَّ ِه‬ ُ ‫ال َر ُس‬
َ َ‫ال ق‬َ َ‫ ق‬- ‫ رضى اهلل عنه‬- ‫َع ْن َأبِى ُه َر ْي َر َة‬
‫ُأسنِ َد‬ َ َ‫ول اللَّ ِه ق‬
ْ ‫ال « ِإ َذا‬ َ ‫اعُت َها يَا َر ُس‬
َ‫ض‬ َ ‫ف ِإ‬
َ ‫ال َك ْي‬
َ َ‫ ق‬. » َ‫اعة‬
َ ‫الس‬َّ ‫اَألمانَةُ فَا ْنتَ ِظ ِر‬ ِ ُ
َ ‫ضِّي َعت‬
َ‫اعة‬ َّ ‫ فَا ْنتَ ِظ ِر‬، ‫اَألم ُر ِإلَى غَْي ِر َْأهلِ ِه‬
َ ‫الس‬ ْ »
25
Departemen agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, hal. 548.
26
Muhammad Ali al Shabuni , Shafwat al Tafsir, Jilid IV(Beirut : Dar al Fikr, tt), hal.
355.
13

“Dari Abu hurairah ia berkata, telah bersabda Rasulullah SAW: “apabila


amanah telah diabaikan, maka tunggulah hari kiamat(akan segera datang)”. Ia
menjawab bagaimanakah mengabaikannya itu ya Rasulullah? Beliau
menjawab: “apabila diberikan suatu perkara kepada yang bukan ahlinya, maka
tunggulah hari kiamat(akan segera tiba). (HR. Bukhari)27

Hadits tersebut menjelaskan tentang kewajiban untuk memberikan amanah


kepada yang memiliki kompetensi dalam menjalankan amanah tersebut. Jika
hal tersebut tidak dilakukan dan tidak dilakukan pelatihan dan pengembangan,
maka yang terjadi adalah kiamat. Kiamat dalam organisasi adalah ketika
organisasi menjadi stagnan tidak berkembang. MSDM diharapkan dapat
menempatkan orang yang tepat pada tempat yang tepat. Sehingga ketika orang
yang tepat mendapatkan amanah yang tepat, yang terjadi adalah proses
melengkapi satu sama lain. Ada tanggungjawab sosial antara seorang pendidik
dengan yang lain.
3. Dalam riwayat lain disebutkan :

ُّ َ‫يد بْ ِن َع ِطيَّة‬
‫السلَ ِم ُّى َح َّد َثنَا َع ْب ُد‬ ِ ‫يد الدِّم ْش ِق ُّى ح َّد َثنَا و ْهب بن س ِع‬ ِ ِ‫ح َّد َثنَا الْعبَّاس بن الْول‬
َ ُْ ُ َ َ َ َ ُْ ُ َ َ
‫صلى اهلل‬- ‫ول اللَّ ِه‬ َ َ‫َأسلَ َم َع ْن َأبِ ِيه َع ْن َع ْبدِ اللَّ ِه بْ ِن عُ َم َر ق‬ ِ
ُ ‫ال َر ُس‬َ َ‫ال ق‬ ْ ‫الر ْح َم ِن بْ ُن َزيْد بْ ِن‬
َّ
ُ‫ف َع َرقُه‬َّ ‫َأج َرهُ َق ْب َل َأ ْن يَ ِج‬ ِ ‫ « َأ ْعطُوا‬-‫» عليه وسلم‬
ْ ‫اَألج َير‬
“Dari ‘Abbas bin walid Ad-damasyqi telah menceritakan kepada kami Wahab
bin Sa’id bin ‘Atiyyah As-Sulami telah menceritakan kepada kami Abdul
Rahman bin Zaid bin Aslam dari ayahnya dari Abdullah bin Umar ia berkata,
bersabda Rasulullah SAW: “berikan upah pekerja sebelum keringatnya
kering”.(HR. Ibnu Majah)28

Rasulullah Saw mengingatkan kita agar senantiasa memberikan upah


kepada yang berhak sebelum mengering keringatnya. Artinya bahwa dalam
memuliakan orang yang bekerja (dalam hal ini adalah seorang pendidik dalam
suatu lembaga sekolah) dapat dilakukan dengan memberikan upah sesegera
mungkin. Sehingga tidak menimbulkan kekecewaan bagi orang yang
dipekerjakan.
4. Dalam ayat Al-Qur’an disebutkan:
27
Muhammad Ibnu Ismail Abu Abdillah Al-Bukhori Al-Ja’fi, al-Jami’ ash-Shahiih al-
Mukhtashar,Juz I(Beirut: Daaru Ibnu Katsir), hal. 33
28
Abu Abdilllah Muhammad Ibnu Yazid Al-Qazawayny, Sunanu Ibnu Maajah, Juz 7
(Mesir: Kementrian Wakaf, 2003), hal. 398.
14

ِ ‫َوقُ ِل ا ْع َملُوا فَ َسَي َرى اللَّهُ َع َملَ ُك ْم َو َر ُسولُهُ َوال ُْمْؤ ِمنُو َن َو َسُت َردُّو َن ِإلَى َعالِ ِم الْغَْي‬
‫ب‬
‫اد ِة َفُينَبُِّئ ُك ْم بِ َما ُك ْنتُ ْم َت ْع َملُو َن‬ َّ ‫َو‬
َ ‫الش َه‬
“Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS.At-Taubah:
105)29
Allah Swt, memerintahkan kita untuk senantiasa bekerja, bekerja itu
diniatkan tidak hanya untuk kepentingan duniawi tetapi juga untuk kebaikan di
akhirat kelak. Karena apapun yang dikerjakan oleh manusia langsung atau
tidak langsung tanpa disadari akan memberikan pengaruh kepada orang lain.
Dan Allah menyaksikan itu semua dan akan disampaikan di akhirat kelak.
Maka dalam pendidikan, seorang guru tidak hanya bekerja untuk urusan dunia
namun akhirat juga, karena mereka bertugas untuk memberikan pendidikan
agama serta penanaman akhlak kepada peserta didiknya.

E. Usaha-usaha Peningkatan Mutu dalam manajemen Sumber Daya Manusia


di Lembaga Pendidikan Islam
Dalam upaya membangun sumber daya manusia yang Qur’ani dan unggul,
diperlukan adanya aktualisasi nilai-nilai Al-Qur’an. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Said Agil Husin al-Munawar bahwa secara normatif, proses
aktualisasi nilai-nilai Al-Qur’an dalam pendidikan meliputi tiga dimensi atau
aspek kehidupan yang harus dibina dan dikembangkan oleh pendidikan yaitu:
a. Dimensi Spiritual, yakni iman, takwa, dan akhlak yang mulia. Dimensi ini
ditekankan kepada akhlak. Akhlak merupakan alat kontrol psikis dan sosial
bagi individu dan masyarakat. Pendidikan akhlak dalam Islam tersimpul dalam
prinsip “berpegang teguh pada kebaikan dan kebajikan serta menjauhi
keburukan dan kemungkaran” berhubungan erat dalam upaya mewujudkan
tujuan dasar pendidikan Islam, yaitu ketakwaan, ketundukan, dan beribadah
kepada Allah SWT. Terbinanya akhlak yang baik dapat menjadikan

29
Departemen agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, hal. 204.
15

terbentuknya individu dan masyarakat dalam kumpulan suatu masyarakat yang


beradab.
b. Dimensi Budaya, yakni kepribadian yang mantap dan mandiri, tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. Dimensi ini menitikberatkan pembentukan
kepribadian muslim sebagai individu yang diarahkan kepada peningkatan dan
pengembangan faktor dasar dan faktor ajar (lingkungan) dengan berpedoman
pada nilai-nilai ke-Islaman. Faktor dasar dikembangkan dan ditingkatkan
kemampuan melalui bimbingan dan kebiasaan berpikir, bersikap, dan
bertingkah laku menurut norma Islam. Sedangkan faktor ajar dilakukan dengan
cara mempengaruhi individu melalui proses dan usaha membentuk kondisi
yang mencerminkan pola kehidupan yang sejalan dengan pola-pola kehidupan
Islam.
c. Dimensi Kecerdasan, merupakan dimensi yang dapat membawa kemajuan,
yaitu cerdas, kreatif, terampil, disiplin, dll. Dimensi kecerdasan dalam
pandangan psikologi merupakan suatu proses yang mencakup tiga proses yaitu
analisis, kreativitas, dan praktis. Tegasnya dimensi kecerdasan ini berimplikasi
bagi pemahaman nilai-nilai Al-Qur’an dalam pendidikan.30

Secara rinci, upaya yang dapat dilakukan yaitu antara lain:


a) Menanamkan akhlakul mahmudah melalui teladan dan pembiasaan;
b) Mengembangkan pola pikir dengan mempertimbangkan kebaikan atau
keburukan tentang suatu hal tertentu;
c) Membangun dan mengembangkan mental SDM yang mandiri, dan berjiwa
kompetitif;
d) Saling tolong menolong dalam kebaikan;
e) Menghayati nilai-nilai moral yang berlaku;
f) Menerapkan proses humanisasi;
g) Menanamkan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan, informasi, teknologi;
h) Mengaplikasikan nilai-nilai Islam ke dalam proses pendidikan;

30
Said Agil Husin Al-Munawar, Aktualisasi Nilai-nilai Qur’ani dalam Sistem Pendidikan
Islam (Ciputat: Ciputat Press, 2005), hal. 8.
16

i) Mengaplikasikan metode tilawah, taklim, tazkiyyah, dan hikmah seperti yang


telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Tilaar mengungkapkan strategi untuk peningkatan kualitas guru adalah:
a. Profesi guru harus memiliki status yang sama dengan profesi yang lain yang
selalu membutuhkan pengembangan. Guru profesional harus memenuhi syarat
berikut: memiliki program pendidikan yang jelas, kuat dan aktif dalam
program pendidikan secara umum, unggul, cerdas dan antusias untuk
membantu peserta didik.
b. Pendidik profesional harus mendapatkan sumber yang cukup.
c. Profesionalisme guru harus diimbangi dengan peningkatan kinerja yang baik.
Kinerja suatu organisasi sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang ada
di dalamnya. Apabila sumber daya manusianya memiliki motivasi tinggi,
kreatif dan mampu mengembangkan inovasi, kinerjanya akan menjadi semakin
baik. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya untuk meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia. Berdasarkan pendekatan sifat usaha
peningkatan mutu sumber daya manusia dapat dilakukan dengan dua jalan,
yaitu top-down, dari atasan kepada bawahan berupa pelatihan dan
pengembangan atau biasa disebut pembinaan sumber daya manusia. Dan
bottom-up, yaitu pengembangan sumber daya manusia melalui pemberdayaan,
yaitu mendorong mereka menjadi lebih terlibat dalam keputusan dan aktivitas
yang memengaruhi pekerjaan mereka31.

31
H.A.R Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional Kajian Pendidikan Masa
Depan(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 142-143.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah proses mendayagunakan manusia
sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar potensi fisik dan psikis yang
dimilikinya berfungsi maksimal bagi pencapaian tujuan organisasi.
2. Mujamil Qomar mengungkapkan bahwa manajemen sumber daya manusia
mencakup tujuh komponen, yaitu: (1) perencanaan pegawai, (2) pengadaan
pegawai, (3) pembinaan dan pengembangan pegawai, (4) promosi dan mutasi,
(5) pemberhentian pegawai, (6) kompensasi, dan (7) penilaian pegawai.
3. Tenaga Kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan. pendidik merupakan tenaga profesional
yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi.
4. Prinsip-Prinsip Islam dalam Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM):
a. Memikirkan masa depan. Dalam Bahasa Manajemen, pemikiran masa depan
yang dituangkan dalam konsep yang jelas dan sistematis ini disebut
perancangan (planning). Perencanaan ini menjadi sangat penting karena
berfungsi sebagai pengarah bagi kegiatan, target – target dan hasil –
hasilnya di masa depan sehingga apa pun kegiatan yang dilakukan dapat
berjalan dengan tertib.
b. Kewajiban untuk memberikan amanah kepada yang memiliki kompetensi
dalam menjalankan amanah tersebut.
c. Memberikan upah kepada yang berhak sebelum mengering keringatnya.
d. seorang guru tidak hanya bekerja untuk urusan dunia namun akhirat juga,
karena mereka bertugas untuk memberikan pendidikan agama serta
penanaman akhlak kepada peserta didiknya.

17
18

5. Usaha-usaha Peningkatan Mutu dalam manajemen Sumber Daya Manusia di


Lembaga Pendidikan Islam
a) Menanamkan akhlakul mahmudah melalui teladan dan pembiasaan;
b) Mengembangkan pola pikir dengan mempertimbangkan kebaikan atau
keburukan tentang suatu hal tertentu;
c) Membangun dan mengembangkan mental SDM yang mandiri, dan berjiwa
kompetitif;
d) Saling tolong menolong dalam kebaikan;
e) Menghayati nilai-nilai moral yang berlaku;
f) Menerapkan proses humanisasi;
g) Menanamkan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan, informasi, teknologi;
h) Mengaplikasikan nilai-nilai Islam ke dalam proses pendidikan;
i) Mengaplikasikan metode tilawah, taklim, tazkiyyah, dan hikmah seperti
yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
DAFTAR PUSTAKA

Abu Abdilllah Muhammad Ibnu Yazid Al-Qazawayny. 2003. Sunanu Ibnu


Maajah, Juz 7. Mesir; Kementrian Wakaf
Abu Sinn, Ahmad Ibrahim. 2008. Manajemen Syariah Sebuah Kajian Historis
dan Kontemporer, terj. Dimyauddin Djuwaini. Jakarta; Raja Grafindo
Persada
Al-Munawar, Said Agil Husin. 2005. Aktualisasi Nilai-nilai Qur’ani dalam Sistem
Pendidikan Islam. Ciputat; Ciputat Press
Al Shabuni Muhammad Ali, tanpa tahun. Shafwat al Tafsir, Jilid IV. Beirut; Dar
al Fikr
Departemen agama RI. 2009. Al-Qur’an dan terjemahnya. Jakarta; Pustaka Al-
Fatih
Echols, John M. 2005. kamus inggris indonesia. Jakarta; PT Gramedia.
Muhammad Ibnu Ismail Abu Abdillah Al-Bukhori Al-Ja’fi. Tanpa tahun. al-Jami’
ash-Shahiih al-Mukhtashar,Juz I. Beirut; Daaru Ibnu Katsir
M. Suyanto, Muhammad Business. 2008. Strategy & Ethics, Etika dan Strategi
Bisnis Nabi Muhammad SAW. Yogyakarta; Andi Offset.
Nawawi, Hadari. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta; Gadjah
Mada University Press.
Prendhiana, Ria. Manajemen Sumber Daya Manusia, dalam....
http://riaprend.blogspot.co.id/2012/11/manajemen-sumber-daya-manusia-
pendidikan.html. Diungguh pada Rabu, 11 Desember 2016, pukul 18.11
WIB.
Qomar, Mujamil. 2009. Manajemen Pendidikan Islam Strategi Baru Pengelolaan
Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta; Erlangga
Samsudin, Sadili. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung; Pustaka
Setia
Siagian, Sondang P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta; Bumi
Aksara
Terry, George R. 2009. Guide to Management, Alih Bahasa J. Smith. D.F.M.
Jakarta; Bumi Aksara
Tilaar, H.A.R. 2008. Manajemen Pendidikan Nasional Kajian Pendidikan Masa
Depan. Bandung; Remaja Rosdakarya
Veitzal Rivai & Ella Jauvani Sagala. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk Lembaga dari Teori ke Praktek. Jakarta; Rajawali Pers
Wikipedia, Manajemen Sumber Daya Manusia, dalam...
https://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_manusia. Diunggah pada selasa,
01 maret 2016 pukul 23.10 WIB.
Willson Gustiawan & Yulyanti Fahruna. 2009. Pengembangan Sumber Daya
Manusia Pelatihan sebagai Pengembangan Sumber Daya Manusia Suatu
Perspektif Syariah. Bandung; t.p
Wibowo. 2013. Manajemen Kinerja. Jakarta; Rajawali Pers

19

Anda mungkin juga menyukai