Disusun oleh:
Resa Damastuti (220106210009)
i
II. Hakekat Dan Kedudukan MSDM dalam Organisasi/Institusi Pendidikan
Islam
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan aspek terpenting dalam pembangunan
manusia di muka bumi. Karena manusia diciptakan untuk dua tugas utama,
yaitu pertama pada tahun sebagai Abdullah (hamba Allah), yang memiliki
beberapa tugas dan perintah yang harus ia selesaikan pada tahun untuk
memenuhi perintah Tuhannya. Yang kedua adalah, orang yang menjadi
khalifah Tuhan (wakil atau wakil Tuhan), yang juga memiliki beberapa
uraian tugas untuk khalifah Tuhan di bumi pada tahun. Oleh karena itu,
untuk menunaikan tugasnya-hamba Allah dan khalifah Allah-orang
membutuhkan ilmu, ilmu yang mendukungnya, agar tugas dan
kewajibannya dapat dipenuhi semaksimal mungkin, maka hanya orang
melalui pendidikan semua mengambil bentuk pengetahuan dan
pembelajaran baik melalui pendidikan formal, nonformal maupun
informal.
Oleh karena itu pendidikan memiliki tempat yang sangat strategis
dalam peningkatan sumber daya manusia, walaupun menurut penulis
kemajuan suatu bangsa tidak hanya dilihat dari kemajuan sumber daya
alamnya saja, tetapi yang terpenting adalah peningkatan daya manusianya.
sumber daya, karena ketika personelnya dikembangkan dan ditingkatkan
dengan baik, maka sumber daya alamnya juga digunakan dengan baik.
Oleh karena itu, pendidikan memiliki peran dan tanggung jawab dalam
pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia. “Muhaimin” dalam
bukunya berpendapat bahwa pendidikan dalam arti filosofisnya adalah
upaya untuk mempercepat dan mengkoordinasikan perubahan dan evolusi
umat manusia, menyebabkan dan mendorong perubahan dengan
membimbing kehidupan manusia itu sendiri.1
1
Muhaimin, Konsep Pendidikan Islam: Sebuah Telaah Komponen Dasar Kurikulum,
(Solo: Ramadhani, 1991), hl
1
2
2
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendikan
Nasional Bab II Pasal 3,(Jakarata: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7
3
2. Rumusan Masalah
a. Bagaiaman Konsep Dasar Manajemen Sumber Daya Manusia dalam
Institusi Pendidikan Islam?
b. Bagaiaman Proses Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Institusi
Pendidikan Islam?
c. Bagaiman Hakekat Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Institusi
Pendidikan Islam?
3. Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui Konsep Dasar Manajemen Sumber Daya Manusia
dalam Institusi Pendidikan Islam
b. Untuk mengetahui Proses Manajemen Sumber Daya Manusia dalam
Institusi Pendidikan Islam
c. Untuk mengetahui Hakekat Manajemen Sumber Daya Manusia dalam
Institusi Pendidikan Islam
4
B. PEMBAHASAN
1. Konsep Dasar Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Institusi
Pendidikan Islam
a. Definisi MSDM
Pengertian manajemen sumber daya manusia menurut beberapa
ahli, diantaranya: Menurut Hall T. Douglas dan Goodale G. James
bahwa Manajemen sumber daya manusia adalah the prosess through
which optimal fit is achieved among the employee, job, organization,
and environment so that employees reach their desired level of
satisfaction and performance and the organization meets it’s goals”.3
(Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses melalui mana
kesesuaian optimal yang diperoleh di antara pegawai, pekerjaan
organisasi dan lingkungan sehingga para pegawai mencapai tingkat
kepuasan dan performansi yang mereka inginkan dan organisasi
memenuhi tujuannya).
Menurut Edwin Flippo yang dialih bahasakan oleh Moh. Masud
bahwa “Manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas pengadaan tenaga
kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharan, dan
pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk
mencapai sasaran perorangan, organisasi, dan masyarakat”.4
1) Sedangkan menurut Malayu Hasibuan “Manajemen sumber daya
manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan
tenaga kerja, agar efektif dan efisien membantu terwujudnya
tujuan”.5
3
Hall T. Douglas & James Goodale G, Human Resources Management, Strategy, Design
and Impelementation, (Glenview: Scott Foresman and Company, 1986), Hal. 6.
4
Edwin. B. flippo Alish Bahasa oleh Moh Masud, Manajemen Personalia, (Jakarta:
Erlangga, 1984), Hal. 5
5
Malayu Hasibuan S. P, Manajemen, Dasar, Pengertian, Dan Masalah Edisi Revisi
( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), hlm. 21.
5
b. Tujuan MSDM
Adapun tujuan utama dari manajemen sumber daya manusia
adalah untuk meningkatkan kontribusi sumber daya manusia
(karyawan) terhadap organisasi dalam rangka mencapai produktivitas
organisasi yang bersangkutan (T. Hani Handoko, 2001: 118).
6
Basir Barthos, Manajemen Sumber Daya Manusia Suatu Pendekatan Makro, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 1990), hlm. 1.
7
Amin Widjaja Tunggal, Manajemen Suatu Pengantar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hlm.
250
8
T. Hani Handoko, Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia Edisi 2,
(Yogyakarta: BPFE, 2001), hlm. 4.
6
9
James A.F Stoner dkk Alih Bahasa Oleh Drs. Alexander Sindoro, Manajemen Sumber
Daya Manusia, (Yakarta: PT. Indeks Gramedia Grup, 1996), hlm. 14-15
10
Chandra Sukrisna dan Riza Azhari, Hakekat dan Kedudukan MSDM dalam Organisasi
/Institusi Pendidikan Islam, Jurnal Educan, Vol. 2, No. 1, Agustus 2017, Hal. 185-186
9
11
Anwar Prabu Mangkunegara, Perencanaan dan Pengembangan SDM, (Bandung: Refika
Aditama, 2003), hlm. 10.
12
A. S Nitisemito, Manajemen Personalia. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996), hlm. 16.
10
b. Seleksi Pegawai
Seleksi pegawai adalah suatu proses untuk mencari calon atau
kandidat pegawai untuk memenuhi kebutuhan SDM organisasi, greer
mengemukakan:
“Excellent selection procedures are essential for obtaining a
workforce that can become a source of competitive advantage. While
training and employee development also are critical, it is very difficult
to overcome the built-in headwind of poorly qualified or mismatched
employees. Furthermore, while some skill deficiencies can be overcome
by training, the additional financial outlays required to make up for
poor selection can place a firm at a disadvantage to its customers. High
performing companies are very selective in their staffing decisions”.14
Berdasarkan penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa proses
seleksi yang baik dapat menarik karyawan yang dapat menjadi sumber
keunggulan dibandingkan dengan pesaingnya. Pada saat yang sama,
13
Chandra Sukrisna dan Riza Azhari, Hakekat dan Kedudukan MSDM dalam Organisasi
/Institusi Pendidikan Islam, Jurnal Educan, Vol. 2, No. 1, Agustus 2017, Hal. 187
14
C.R. Greer,Strategic Human Resource Management. (Boston: A Pearson Education
Company, 2001), hlm. 406
11
16
Pandia, K., dkk,Manajemen Sumber Daya Manusia. (Medan: Universitas Sumatera
Utara, 2006), hlm. 48
17
Tim Pakar Manajemen Pendidikan UM. Op.Cit., hlm. 87
13
18
S. Samsudin, Manajemen SDM, (Bandung: Pustaka Setia, 2006), hlm. 110
19
A. E. Sikula, Personnel Administration and Human Resources Management, (Santa
Barbara: Jhon Wiled and Sons Inc, 1981), hlm. 368
14
e. Mutasi
Proses pemindahan karyawan dari satu pekerjaan ke pekerjaan
lain yang dianggap setingkat adalah kegiatan mutasi. Nitisemito
meyakini bahwa kegiatan mutasi dilakukan untuk menerapkan prinsip
penempatan staf yang tepat pada tempat yang tepat. Ada beberapa
alasan terjadinya mutasi, antara lain kemampuan kerja, rasa tanggung
jawab, dan kesenangan. Dengan adanya mutasi karyawan, diharapkan
karyawan dapat melakukan pekerjaannya secara efektif dan efisien serta
meningkatkan kinerjanya. Namun, perlu dicatat bahwa karyawan
mungkin salah memahami gagasan bahwa transfer adalah hukuman.
Hal ini dapat menyebabkan penurunan efisiensi, efektivitas dan kinerja.
Mutasi dapat berasal dari manajemen dan karyawan itu sendiri.
MSDM adalah sumber utama untuk membuat keputusan dan
menetapkan semua kebijakan yang terkait dengan masalah personalia.
Ide mutasi berasal dari keinginan karyawan untuk mengajukan
permintaan mutasi untuk bekerja di organisasinya. Menurut UU No. 20
20
Chandra Sukrisna dan Riza Azhari, Hakekat dan Kedudukan MSDM dalam Organisasi
/Institusi Pendidikan Islam, Jurnal Educan, Vol. 2, No. 1, Agustus 2017, Hal. 190
15
f. Promosi
Promosi yang didasarkan kepada senioritas dihitung dari lamanya
bekerja. Organisasi menempuh cara ini menurut handoko dengan
pertimbangan:
1) Sebagai penghargaan atas jasa seseorang paling sedikit dilihat dari
segi loyalitas kepada organisasi.
2) Penilaian biasa bersifat objektif dengan membandingkan masa
kerja.
3) Mendorong organisasi untuk mengembangkan karyawan untuk di
promosikan.21
Seorang guru yang cocok harus mempertimbangkan beberapa
faktor termasuk pengalaman, tingkat pendidikan, komitmen, kejujuran,
tanggung jawab, keterampilan komunikasi, efisiensi kerja dan
kreativitas. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan evaluasi untuk
mengetahui siapa saja yang dapat dipromosikan. Evaluasi dilakukan
sesuai dengan pedoman dan dilakukan secara berkala, komprehensif
dan objektif. Kondisi yang harus dipenuhi untuk promosi juga harus
21
T. Handoko,Manajemen. (Yogyakarta: BPFE, 2000), hlm. 171
16
g. Kompensasi
Kompensasi untuk orang yang bekerja di organisasi dengan gaji,
insentif dan tunjangan. Pengusaha harus mengembangkan dan
memelihara sistem penggajian dan penggajian dasar mereka. Program
insentif seperti bagi hasil (berbagi lebih banyak dengan pekerja
produksi) dan bonus juga digunakan untuk meningkatkan produktivitas.
Untuk mencapai tujuan, terutama pelayanan kesehatan para pegawai
yang menunggu untuk melaksanakan pesan utama organisasi, segera
tingkatkan produktivitas. Penting bagi sekolah untuk fokus pada
peningkatan efektivitas guru dan kualitas pendidikan.
kompensasi sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar
tenaga kerja di lingkungan eksternal. Kompensasi yang tidak memenuhi
kondisi yang ada dapat menyebabkan masalah pekerjaan di masa depan
atau merugikan organisasi. Para pekerja juga harus dilindungi agar
mereka dapat melakukan pekerjaannya dengan tenang sehingga
pekerjaan dan kontribusi para pekerja tersebut tetap maksimal dari
waktu ke waktu.
Armstong mengemukakan:
Reward management is concerned with formulation and
implementation of strategies and policies, the purposes which are to
reward people fairly, equitably, and consistenly in accordance with
their value to the organization and thus help the organization to
achieve its strategic goals.22
22
M. Armstong,A Handbook of Human Resource Management Practice, (London and
Philadelphia: Kogan Page, 2006), hlm 623
17
23
Syamsul Nizar, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam (Jakarta: Gaya
Media Prakarsa, 2001), hlm. 86
24
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Prespektif Islam, (Bandung: Remaja
Rosydakarya, 2001) Cet. Keempat. hlm. 34.
18
25
Syamsul Nizar, Op.Cit,. hlm. 85.
26
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hlm. 11.
27
Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, (Bandung: Al-
Ma’arif, 1980), hlm. 94
28
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1980),
hlm. 23.
19
C. KESIMPULAN
Berdasar pembahasan yang penulis coba paparkan diatas, maka pada
bagian ini mencoba mengambil benang merah yang menjadi rumusan
masalah yang telah dirumuskan sebelumnya. Maka dapat disimpulkan
bahwa hakikat dan kedudukan manajemen sumber daya manusia dalam
organisasi/ institusi pendidikan Islam adalah:
1. Konsep dasar manajemen sumber daya manusia dalam institusi
pendidikan Islam dilihat dari definisinya adalah suatu proses mulai
dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengendaliannya atas perekrutan tenaga kerja -tenaga pendidik
maupun tenaga kependidikan - yang sesuai dengan kebutuhan dalam
lembaga pendidikan tersebut guna untuk mencapai apa yang menjadi
tujuan pendidikan Islam. Dilihat dari tujuannya, yang menjadi tujuan
utamanya adalah untuk meningkatkan konstribusi sumber daya
manusia tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dalam rangka
mencapai produktivitas institusi pendidikan Islam. Dilihat dari segi
fungsinya, maka manajemen sumber daya manusia dalam institusi
pendidikan Islam tidak jauh berbeda dengan manajemen sumber daya
umum, yakni ada fungsi manajerial, dan ada pula fungsi operasional.
2. Dalam prosesnya, manajemen sumber daya manusia dalam institusi
pendidikan Islam, bisa dilakukan dari awal mula perekrutan sumber
daya manusianya, baik dari tenaga pendidik, tenaga kependidikan
maupun dari siswanya juga. Jikalau dari segi tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan, bisa dilakukan dengan analisis jabatan, seleksi
pegawai, orientasi penempatan, pelatihan, mutasi, promosi, dan bisa
pula dengan kompensasi. Itu semua dilakukan agar apa yang menjadi
filosofi dasar pendidikan dikelola dengan baik dan bisa mencapai
tujuan yang diharapkan.
21
James A.F Stoner dkk Alih Bahasa Oleh Drs. Alexander Sindoro, Manajemen
Sumber Daya Manusia, (Yakarta: PT. Indeks Gramedia Grup, 1996)
Chandra Sukrisna dan Riza Azhari, Hakekat dan Kedudukan MSDM dalam
Organisasi /Institusi Pendidikan Islam, Jurnal Educan, Vol. 2, No. 1,
Agustus 2017