MANAJEMEN SUMBER
DAYA MANUSIA DALAM
PENDIDIKAN
Pattasang
Dosen: Prof. Dr.H. Martinis Yamin, M.Pd .
DAFTAR ISI
i
Contents
2020/2021...............................................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................i
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
B Rumusan Masalah......................................................................................................11
C Tujuan...........................................................................................................................12
BAB II...................................................................................................................................13
PEMBAHASAN...................................................................................................................13
A. Mengenal Manajemen Sumberdaya....................................................................13
B Tenaga Pendidik sebagai Sumberdaya...............................................................15
2. Pengembangan Tenaga Pendidik........................................................................15
C. Strategi Pengembangan Tenaga Pendidik......................................................17
D Fungsi Tenaga Pendidik........................................................................................19
F. Konsep Dasar Manajemen Sumber Daya Manusia...................................................24
F. Urgensi Manajemen Sumber Daya Manusia...............................................................28
8. Peran Fungsi SDM.................................................................................................34
BAB III.................................................................................................................................36
PENUTUP.............................................................................................................................36
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
Gary Dessler, “Manajemen Sumber Daya Manusia,” in Pelatihan Dan Pengembangan, 2017.
2
Faustino Cardoso Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia, Andi, 2003.
1
people more productive dan satisfie” atau ” manajemen sumber daya
manusia adalah pengelolaan yang efektif dari manusia dalam pekerjaan
mereka, (dan) manajemen sumber daya manusia meneliti hal-hal yang
dapat atau harus dilakukan untuk menjadikan orang yang bekerja menjadi
lebih produktif dan lebih puas3.
Adapun Dessler berpendapat bahwa Manajemen sumber daya
manusia adalah proses memperoleh, melatih, menilai, dan memberikan
kompensasi kepada karyawan, memerhatikan hubungan kerja mereka,
kesehatan, keamanan, dan masalah keadilan. 3 Definisi lain dari
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yaitu segala kegiatan yang
berkaitan dengan pengakuan pada pentingnya pendidik dan tenaga
kependidikan pada sekolah sebagai sumber daya manusia yang vital,
yang memberikan sumbangan terhadap tujuan sekolah, dan
memanfaatkan fungsi dan kegiatan yang menjamin bahwa sumber daya
manusia dimanfaatkan secara efektif dan adil demi kemaslahatan
individu, sekolah, dan masyarakat4.
Dari beberapa pengertian tersebut posisi sumber daya manusia
tidak bisa digantikan oleh faktor-faktor lain dilihat dari nilai sumbangannya
terhadap lembaga pendidikan (sekolah). Seorang pendidik dan tenaga
kependidikan dinyatakan memiliki nilai sumbangan terhadap sekolah,
memiliki nilai tambah terhadap produktivitas sekolah dan kegiatannya
berada dalam mata rantai keutuhan sistem sekolah itu untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan. Hal ini senada dengan pengertian pendidik
dan tenaga pendidikan sebagaimana yang diungkapkan Undang-Undang
No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 5
dan 6 yakni:
Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelengaraan
pendidikan. Sedangkan pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,
3
Malayu S. P Hasibuan, “Manajemen Sumber Daya Manusia,” Edisi Revisi Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
4
Kusuma Chandra Kirana; Ririn Tri Ratnasari, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Evaluasi
Kinerja Sumber Daya Manusia, 2017.
2
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai
dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam penyelengaraan
pendidikan5.
Mengacu pada hal tersebut maka pendidik dan tenaga
kependidikan memiliki peran yang sangat penting dalam manajemen
SDM. Dalam hal ini manajemen SDM merupakan proses pengelolaan
secara efektif dan sistematik yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
SDM sesuai dengan kebutuhan sekolah, memperlakukan pendidik dan
tenaga kependidikan secara adil dan bermartabat, serta menciptakan
kondisi yang memungkinkan pendidik dan tenaga kependidikan
memberikan sumbangan optimal terhadap sekolah 6.
Perencanaan manajemen sumber daya manusia; Pada konteks
manajemen sumber daya manusia disekolah, perencanaan merupakan
proses penentuan kebutuhan sumber daya manusia pada masa yang
akan datang berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi dan
persediaan tenaga yang ada disekolah.
Rekrutmen sumber daya manusia; Rekrutmen diartikan sebagai
proses penarikan sejumlah calon yang berpotensi untuk diseleksi oleh
para pegawai. Proses ini dilakukan dengan mendorong atau merangsang
calon yang mempunyai potensi untuk mengajukan lamaran dan berakhir
dengan didapatkannya sejumlah calon7.
Seleksi sumber daya manusia: Seperti namanya seleksi , maka
fungsi tahap ini adalah menyaring pelamar dengan setepat mungkin
sehingga organisasi dapat menerima orang yang tepat.
Orientasi dan Penempatan; Orientasi pada dasarnya merupakan
usaha dalam membantu pegawai baru untuk mengenali dan memahami
tugas-tugas mereka, kondisi organisasi, kebijakan organisasi, rekan
sekerja, nilai-nilai. Keyakinan-keyakinan dan lain-lain. Selanjutnya setelah
dilakukan orientasi maka yang harus dilakukan sekolah adalah
5
Verra Nitta Turere, “Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan…,” Emba, 2013.
6
Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia., E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 2010.
7
Edi Saputra Pakpahan, “Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada
Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang),” Jurnal Administrasi Publik Mahasiswa Universitas
Brawijaya, 2014.
3
melaksanakan penempatan yaitu sebagai proses penugasan/pengisian
jabatan atau penugasan kembali pegawai pada tugas/jabatan baru atau
jabatan yang berbeda. Penugasan ini dapat berupa penugasan pertama
untuk pegawai sekolah yang baru direkrut, tetapi dapat juga melalui
promosi, pengalihan (transfer) dan penurunan jabatan (demosi) atau
bahkan pemutusan hubungan kerja bagi pegawai yang telah bekerja 8.
Pelatihan dan Pengembangan; Pelatihan dan pengembangan
dapat didefinisikan sebagai usaha yang terencana dari organisasi untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan pegawai.
Penilaian Kinerja; Menurut Hadari Nawawi, penilaian kinerja
secara sederhana berarti proses organisasi melakukan penilaian
terhadap pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya 9.
Pengelolaan dan Perencanaan Karir; Pengelolaan dan
perencanaan karier bagi organisasi sekolah merupakan kegiatan dan
kesempatan yang diberikan organisasi dalam upaya membantu pegawai
untuk mencapai tujuan kariernya dan sekaligus juga penting untuk
meningkatkan kemampuan organisasi.
Kompensasi; Kompensasi adalah keseluruhan balas jasa yang
diterima oleh pegawai sebagai akibat dari pelaksanaan pekerjaan di
organisasi dalam bentuk uang atau lainnya, yang dapat berupa gaji,
upah, bonus, insentif, dan tunjangan lainnya seperti tunjangan kesehatan,
tunjangan hari raya, uang makan, uang cuti dan lain-lain10.
Dessler menyatakan ada aktifitas spesifik yang terlibat dalam
setiap fungsi MSDM yakni, sebagai berikut:
11
Herson Anwar, “Proses Pengambilan Keputusan Untuk Mengembangkan Mutu Madrasah,” Nadwa,
2014, https://doi.org/10.21580/nw.2014.8.1.569.
5
pendidik dan kependidikan (SDM), rekruitmen dan seleksi yang optimal,
orientasi, penempatan yang tepat dengan prinsip the right man on the
right job at the right time, pelatihan dan pengelolaan karier yang kontinyu.
Demikian pula kebijakan kompensasi (penggajian dan kesejahteraan) dan
penilaian kinerja yang dilakukan dengan adil dan tepat dapat melahirkan
motivasi berprestasi pada para tenaga pendidik dan kependidikan. Jika
hal tersebut dapat terlaksana dengan baik maka peluang untuk memiliki
pendidik dan tenaga kependidikan yang bermutu dan kompeten dapat
terwujud. Madrasah merupakan salah satu institusi pendidikan yang lahir
dari peradaban asli Indonesia dan merupakan sistem pendidikan pertama
dan tertua di negeri ini. Madrasah juga warisan tradisi bangsa yang
bersama untuk memiliki akar sejarah terhadap pembangunan. Sebab itu
menjadi tanggung jawab melakukan inovasi dan pengembangan lembaga
madrasah ini karena keberadaanya sebagai sub sistem pendidikan
nasional mempunyai peran yang sama dengan lembaga pendidikan lain,
yakni berusaha meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Menurut
H.A.R. Tilaar, perlu diupayakan reposisi pendidikan madrasah agar
sesuai tuntutan dan harapan masyarakat dan pembangunan bangsa.
Madrasah diyakini mampu mengintegrasikan kematangan religius
dan keahlian ilmu moderen kepada peserta didik sekaligus. Kehadiran
madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam setidaktidaknya mempunyai
empat latar belakang, yaitu: (1) Sebagai manifestasi dan realisasi
pembaharuan sistem pendidikan Islam. (2) Usaha penyempurnaan
terhadap sistem pesantren kearah suatu sistem pendidikan yang lebih
memungkinkan lulusannya untuk memperoleh kesempatan yang sama
dengan sekolah umum, misalnya masalah kesamaan kesempatan kerja
dan perolehan ijazah.(3) Adanya sikap mental pada sementara golongan
umat Islam, hususnya santri yang terpukau pada barat sebagai sistem
pendidikan mereka. (4) Sebagai upaya untuk menjembatani antara sistem
pendidikan tradisional yang dilakukan oleh pesantren dan sistem
pendidikan modern dari hasil akulturasi.
Sebagai lembaga pendidikan keislaman, Madrasah memiliki nilai
6
eksotik yang membedakan dengan lembaga pendidikan pada umumnya.
Madrasah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki subkultur unik,
berupa nilai-nilai keadaban, kekulturan, serta warisan khazanah
intelektual Islam yang termanifestasikan dalam literatur klasik yang
menjadi tradisi keilmuannya12.
“Transformasi nilai intelektualitas dan akhlak merupakan misi
lembaga pendidikan Madrasah yang tidak bisa dipisahkan.Madrasah
tidak sekedar mencetak generasi intelektual tetapi manusia yang
beriman, berilmu, dan beramal sebagai khalifah Tuhan di bumi.
Madrasah merupakan salah satu sistem pendidikan Islam tertua di
Indonesia dan memiliki kontribusi sangat penting dalam mencerdaskan
bangsa ini, terutama perannya dalam membangun bangsa di bidang
pendidikan, keagamaan dan moral. Dilihat dari sejarahnya Madrasah
memiliki pengalaman yang luar biasa dalam hal membina, mencerdaskan
dan mengembangkan masyarakat, bahkan lebih luas lagi Madrasah
mampu mengembangkan dirinya sendiri secara mandiri dengan menggali
potensi yang dimiliki masyarakat di sekelilingnya 13.
Sejak awal berdirinya, Madrasah telah menunjukkan keunikannya.
Pada mulanya Madrasah sebagai pusat pengembangan dan
penggemblengan nilai-nilai Islam,berfungsi disamping menjadi pusat
pendidikan keagamaan Islam di nusantara, juga menjadi simbol
perlawanan terhadap penjajah terutama pada akhir abad ke-19 dan awal
pada abad ke-2014.
Militansi Madrasah berhadapan dengan penjajah asing sangatlah
efektif ketika perlawanan Madrasah disosialisasikan lewat simbol-simbol
16
“perang mengusir orang kafir”. Tuntutan zaman dan perubahan global
memposisikan Madrasah untuk melakukan transformasi Madrasah dalam
upaya memodernisasikan dirinya dalam merespons arus perubahan
12
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016.
13
Alfian Tri Kuntoro, “Manajemen Mutu Pendidikan Islam,” Jurnal Kependidikan, 2019,
https://doi.org/10.24090/jk.v7i1.2928.
14
Rahendra Maya and Iko Lesmana, “PEMIKIRAN PROF. DR. MUJAMIL QOMAR, M.AG.
TENTANG MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM,” Islamic Management: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 2018, https://doi.org/10.30868/im.v1i2.281.
7
tersebut. Kaidah yang menjadi acuan kalangan Madrasah
1. Problem Kualitas
2. Kesejahteraan guru
Pada umumnya satu-satunya penyangga financial kehidupan
madrasah adalah wali murid sendiri. Sekalipun madrasah berada di
bawah yayasan, tidak berarti bahwa yayasan tersebut mampu
mencukupi seluruh kebutuhan madrasah. Pendanaan yang bersumber
masyarakat, sesungguhnya tidak mencukupi, baik yang dibayar awal
masuk atau bulanan. Besarnya dana yang dipungut dari wali murid itu,
umumnya juga tidak besar, apalagi madrasah yang berlokasi di daerah
masyarakat miskin, amat kecil. Akibatnya, dana yang dapat
dikumpulkan oleh madrasah juga kecil. Madrasah, sebagaimana
tertuang dalam pasal 17 (2) UU Sisdiknas19.
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Sistem Pendidikan
Nasional. Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang mempunyai
fungsi yang sama dengan satuan pendidikan lainnya, terutama dalam
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa, madrasah bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
18
Deviana Ika Maharani, M. Huda, A. Y, and Imron Arifin, “Manajemen Pembelajaran Pondok
Pesantren,” Jurnal Manajemen Dan Supervisi Pendidikan, 2016,
https://doi.org/10.17977/um025v1i12016p017.
19
Sri Marmoah, “Administrasi Dan Supervisi Pendidikan Teori Dan Praktek,” Deepublish, 2018.
10
bertanggung jawab. Madrasah sering juga disebut dengan “sekolah
umum berciri khas agama Islam”; karena di samping menerima
pelajaran umum20.
B Rumusan Masalah
20
Muhammad Fadhli, “Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan,” Tadbir : Jurnal Studi Manajemen
Pendidikan, 2017, https://doi.org/10.29240/jsmp.v1i2.295.
21
Kuntoro, “Manajemen Mutu Pendidikan Islam.”
11
Tenaga Kependidikan di Madrasah .?
C Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
12
A. Mengenal Manajemen Sumberdaya
Manajemen sumber daya manusia merupakan bidang strategis
dari organisasi. Manajemen sumber daya manusia harus dipandang
sebagai perluasan dari pandangan tradisional untuk mengelola orang
secara efektif dan untuk itu membutuhkan pengetahuan tentang perilaku
manusia dan kemampuan untuk mengelola22.
22
Robert L. Mathis and John H. Jackson, “Manajemen Sumber Daya Manusia,” in Manajemen Sumber
Daya Manusia, 2012.
23
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar Pengertian Dan Masalah, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
13
semua warga masyarakat, Pendidikan demokratsi, Pendidikan yang
bertumpu kepada budaya lokal, dan pendidikan yang seimbang antara
ilmu pengetahuan dan teknologi dan Iman dan taqwa (IPTEK dan
IMTAQ)24.
24
Maharani, Y, and Arifin, “Manajemen Pembelajaran Pondok Pesantren.”
25
Donni Juni Priansa, “Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah,” Manajemen Supervisi
& Kepemimpinan Kepala Sekolah, 2005.
14
wewenang dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
28
ASTUTI Astuti, “MANAJEMEN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI
SEKOLAH,” Adaara: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 2018,
https://doi.org/10.35673/ajmpi.v7i1.308.
29
Abdul Aziz Hasibuan, Darwyan Syah, and Marzuki Marzuki, “MANAJEMEN PENDIDIKAN
KARAKTER DI SMA,” Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan, 2018,
https://doi.org/10.32678/tarbawi.v4i02.1230.
16
substansi pengembangan profesi pendidik otomatis terjadi.
18
D Fungsi Tenaga Pendidik
21
menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua.ia harus mampu
menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswannya. Pelajaran
apapun yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi
siswanya dalam belajar. Bila seorang guru dalam penampilannya
sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama ia tidak akan dapat
menanamkan benih pengajaranya itu kepada siswanya. Para siswa
akan enggan mengahadapi guru yang tidak menarik. Pelajaran tidak
dapat diserap sehinnga setiap lapisan masyarakat (homo ludens,
homopuber, dan homo sapiens) dapat di mengerti bila mengahadapi
guru33.
2. Model, Peran guru sebagai model atau contoh bagi anak. Setiap
anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau
model baginya. Oleh karena itu tingkah laku pendidik baik guru,
orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan
norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara.
Karena nilai nilai dasar negara dan bangsa Indonesia adalah
Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu diresapi oleh
nilai-nilai Pancasila.
33
Marmoah, “Administrasi Dan Supervisi Pendidikan Teori Dan Praktek.”
22
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar fungsi
sekolah seperti persiapan perkawinan dan kehidupan keluarga,
hasil belajar yang berupa tingkah laku pribadi dan spiritual dan
memilih pekerjaan di masyarakat, hasil belajar yang berkaitan
dengan tanggurfg jawab sosial tingkah laku sosial anak.
23
membimbing dan mengawasi, memperlakukan dengan seksama34,
mengurus perniagaan atau urusan-urusan, mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan secara terminologi, Ada beberapa definisi
mengenai mana- jemen, diantaranya yang dikemukakan oleh R.C.
Devis: management is the function of executive leadership
anywhere. Manajemen itu merupakan fungsi dari kepemimpinan
eksekutif pada organisasi apa pun. William Spriegel: ma- nagement
is that function of an enterprise which concers with the direction and
control of the various activities to attain the business abjectives. Di
sini Spriegel memandang manajemen sebagai kegiatan perusahaan
(yang mestinya dapat di- terapkan bagi kegiatan non-perusahaan juga).
ftanajemen dipandangnya seba- gai fungsi perusahaan yang berupa
pemberian pengarahan dan pengendalian bermacam-macam kegiatan
dalam rangka mencapai tujuan perusahaan35.
George R. Terry mengatakan management is the procces of
34
Ratnasari, Eval. Kinerja Sumber Daya Mns.
35
Dr. Juliansyah Noor, “Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya Ilmiah,” in
Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya Ilmiah, 2011.
36
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Ilmiah, Rineka Cipta, Jakarta, 2010.
24
sosial, politis dan sumbangan-sumbangan teknis serta pe-
ngendaliannya.
Dari beberapa pendapat dan keterangan definisi manajemen,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa: manajemen itu merupakan
kegiatan pimpinan de- ngan menggunakan segala sumber yang
diperlukan untuk mencapai tujuan or- ganisasinya. Sehingga dengan
manajemen yang baik, maka diharapkan tujuan dapat tercapai dengan
efektif dan efisien37.
Setelah mengetahui pengertian manajemen secara lengkap,
selanjutnya akan dijelaskan tentang pengertian manajemen sumber
daya manusia. Per- tumbuhan dan perkembangan konsep manajemen,
dari masa ke masa niscaya berupaya mencapai maksimalisasi keluaran
dan optimalisasi hasil. Berbagai teknik dan metode serta pendekatan-
pendekatan baru dikembangkan untuk menyempurnakan yang sudah
ada. Bahkan kini perkembangan manajemen hampir menemukan
sosoknya yang kian canggih, serba automatis dan serba komputer.
Namun kalau semua alat ini dikembangkan pada tujuan akhirnya,
tetaplah kesejahteraan manusia yang menjadi idaman terakhir.
Betapapun juga manusia tetaplah jadi subyek dan titik kulminasi dari
segala tujuan manajemen. Ada banyak teori untuk memanajemeni
sumber daya manusia di dalam organisasi. Ini tergantung dari tujuan
dan sasaran organisasi itu. Bervariannya cara dan metode yang
digunakan untuk memanajemeni sumber daya manusia ini karena
terdapatnya asumsi tentang sifat dasar manusia. Akan tetapi apapun
bentuk manajemen sumber daya manusia yang digunakan oleh suatu
organisa- si, yang pertama-tama harus disadari oleh organisasi tersebut
adalah bahwa ma- nusia merupakan aset termahal dan terpenting dari
organisasi. sebab eksistensi38
sebuah organisasi ditentukan oleh manusia-manusia yang
mendukungnya. Manajemen merupakan aktivitas yang perlu di dalam
37
Alan Bryman and Emma Bell, Business Research Methods. Methods, 4th Edition, 2015.
38
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Remaja
Rosdakarya, 2003, https://doi.org/10.1038/cddis.2011.1.
25
semua orga-
nisasi. Keputusan manajer mempengaruhi tidak hanya
keberhasilannya, tetapi juga perilaku-perilaku karyawan, kinerja dan
kepuasan mereka, fokus mereka terhadap pemuasan karyawan,
perasaan mereka terhadap perlakuan yang adil, yang akan menentukan
efesiensi dan efektifitas organisasi.
Secara konseptual manajemen sumber daya manusia di
Indonesia menun- juk pada pengertian perencanaan, implementasi
rencana, dan perhatian yang lebih besar terhadap aspek manajerial
serta pendayagunaan orang-orang se- bagai sumber daya organisasi
secara lebih baik. Dengan kata lain manajemen sumber daya manusia
adalah perefleksian peningkatan signifikasi yang berke- naan dengan
pengelolaan orang-orang di dalam organisasi dan juga perspektif yang
lebih luas atas pengkajian bidang ini39.
Manajemen Amerika dikembangkan berangkat dari tradisi peng-
hargaan atas prestasi dalam persaingan antar individu secara positif,
dalam su- asana informal dan pembagian kerja yang spesifik. Oleh
karena itu manajemen SDft Amerika sangat membuka peluang mobilitas
struktural individu berda- sarkan prestasinya. Sedangkan manajemen
SDft Jepang berangkat dari tradisi penghargaan atas nilai-nilai
kebersamaan dalam keluarga, saling tolong-meno- long dan kerjasama.
Oleh karena itu manajemen SDft Jepang sangat menun- junjung tinggi
nilai kebersamaan, dikembangkan rotasi kerja panjang sehigga orang
bisa berganti-ganti posisi pekerjaan sehingga dapat saling mendukung
untuk mencapai prestasi yang gemilang40.
Pengembangan SDft Indonesia lebih condong kepada
manajemen SDft ala Jepang, karena masyarakat Indonesia juga
mempunyai kultur menghargai keluarga dan kebersamaan. Saat ini
belum ada studi yang komprehensif ten- tang manajemen SDft
pendidikan berangkat dari local culture Indonesia. Juga belum ada studi
yang memadahi tentang manajemen SDft dalam konteks pendidikan
39
Marwansyah, “Manajemen Sumber Daya Manusia,” Manajemen Sumber Daya Manusia, 2012.
40
Husaini, Manajemen: Teori, Praktik Dan Riset Pendidikan.
26
Islam, dimana studi SDft dikembangkan dari nilai-nilai Islam.
William B. Castetter dalam bukunya The Human Resource
Function in Educational Administration perubahan internal dan
lingkungan eksternal ber- pengaruh terhadap proses belajar mengajar
adalah merupakan jantung realitas lembaga pendidikan kontemporer.
Kegagalan untuk memahami dan meng- atasi perubahan pendidikan
saat ini, akan mencegah sistem lembaga pendi- dikan dari penanggalan
imajinasi tak baik saat ini dan kelemahan-kelemahan organisasi. Dia
menekankan arti penting fungsi SDft dalam administrasi pen- didikan,
dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengontrolan un-
tuk mencapai efektifitas organisasi41.
Kemudian Hendry Simamora dalam bukunya, Manajemen
Sumber Daya Manusia. ftenurutnya organisasi yang berhasil adalah
yang secara efektif dan efisien mengkombinasikan sumber-sumber
dayanya guna menerapkan strategi- strateginya. Yang menjadi pusat bagi
setiap strategi untuk setiap penggunaan sumber daya adalah karyawan-
karyawan yang merencanakan dan melaksanakan strategi sebuah
oranisasi. Seberapa baik sebuah organisasi memperoleh, memelihara,
dan mempertahankan sumber-sumber daya manusianya merupa- kan
determinan utama dari keberhasilan dan kegagalan.
Manajemen SDM merupakan aktivitas yang perlu diterapkan
dengan baik dalam semua organisasi. Keputusan manajer
mempengaruhi tidak hanya keberhasilannya, tetapi juga perilaku-
perilaku karyawan, kinerja dan kepuasan mereka, fokus mereka
terhadap pemuasan karyawan, perasaan mereka terha- dap perlakuan
yang adil, yang akan menentukan efesiensi dan efektifitas orga- nisasi42.
43
Muhyadi Muhyadi, “Teknik Pengambilan Keputusan,” EFISIENSI - KAJIAN ILMU ADMINISTRASI,
2015, https://doi.org/10.21831/efisiensi.v3i2.3796.
28
karya- wan-karyawan dan organisasi. ftanajemen sumber daya manusia
merupakan efektivitas-efektivitas atau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
agar sumber daya manusia di dalam organisasi dapat digunakan secara
efektif supaya men- capai berbagai tujuan.
Terdapat empat hal yang kian penting berkitan dengan manajemen sum-
ber daya manusia:
a. Penekanan yang lebih dari biasanya pada pengintegrasian berbagai
kebijakan sumber daya manusia dengan perencanaan bisnis.
b. Tanggung jawab untuk mengelola sumber daya manusia tidak lagi
terletak hanya pada manajer khusus, tetapi sekarang dianggap terle-
tak pada manajemen lini senior.
c. Perubahan focus dari hubungan serikat pekerja manajemen menjadi
hubungan manajemen-karyawan, dan kolektifitas menjadi individu-
alisme.
29
1. Pemecahan Masalah
Dalam makalah ini di harapkan memahami dengan baik tentang
Manajemen Sumber Daya Manusia yang meliputi:
2. Lingkungan eksternal
3. Lingkungan Internal
4. Kontingensi teori
5. Dimensi etis
6. Dampak pada kinerja
7. Peran Manajer SDM
8. Peran fungsi SDM
9. Peran praktisi SDM
2. Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal terdiri dari perkembangan sosial, politik, hukum,
ekonomi dan tekanan kompetitif. Persaingan global seperti sektor produksi
dan jasa akan semakin meningkat. Hal ini dibantu oleh kemajuan teknologi
yang dengan mudah dipindahtangankan dan dapat mengurangi hambatan
perdagangan internasional. Pelanggan menuntut lebih sebagai standar
baru yang dicapai melalui kompetisi internasional. Organisasi bereaksi
terhadap kompetisi ini dengan menjadi “fokus pelanggan”, mempercepat
waktu respon, menekankan kualitas dan perbaikan terus-menerus,
mempercepat pengenalan teknologi baru, yang beroperasi lebih fleksibel
dan “kehilangan biaya”. Tekanan bagi lembaga untuk menjad“ramping dan
berarti”, perampingan dan memotong lapisan manajemen dan
pengawasan. Organisasi mengurangi staf permanen inti pekerja penting,
meningkatkan penggunaan pekerja perifer (subkontraktor, staf sementara)
dan kerja “outsourcing” ke penyedia layanan eksternal. Tekanan ini bisa
menjadi cukup besar dalam penurunan ekonomi seperti yang dimulai pada
tahun 2008.
30
3. Lingkungan Internal
Berikut aspek lingkungan internal yang mempengaruhi kebijakan SDM dan praktik MSDM:
Jenis bisnis atau organisasi; swasta, publik atau sektor sukarela;
pabrikatau layanan.
Ukuran organisasi.
4. Teori Kontingensi
Teori kontingensi mengatakan kepada kita bahwa definisi tujuan
SDM, kebijakan dan strategi, daftar kegiatan,dan analisis peran MSDM dari
manajer lini dan peran fungsi SDM hanya berlakujika mereka terkait
dengan situasi organisasi dalam lingkungannya. Karen Legge
(1978),menjelaskan yang berpengaruh bagi dayainovasi dan pemecahan
masalah manajemen personalia adalah komentator pertama yang
bersikeras bahwa pendekatan kontingen harus diadopsi yaitu: “desain dan
implementasi dari kebijakan yang cocok, atau bergantung pada organisasi
yang ditentukan kebutuhan dan keadaan”. Paauwe (2004), menjelaskan,
“teori Contingency menyatakan bahwa hubungan antara
variabelindependen yang relevan (misalnya kebijakan dan praktik SDM)
dan variabel dependen (kinerja) akan bervariasi sesuai dengan pengaruh
seperti ukuran lembaga, umur dan teknologi, intensitas modal, tingkat
31
serikat pekerja, industri / kepemilikan sektor dan lokasi”. Teori kontingensi
dikaitkan dengan konsep kebutuhan untuk mencapai keselarasan antara
strategi SDM, kebijakan organisasi dan praktik, dan strategi bisnis, dalam
konteks lingkungan eksternal dan internal.
45
Ibnu Syamsi, Pengambilan Keputusan Dan Sistem Informasi, Bumi Aksara, 2000.
33
besar menunjukkan bahwa ada hubungan antara praktik MSDM yang baik
dan kinerja lembaga.
7. Peran Manajer MSDM
Berdasarkan penelitian, Tamu dan Raja (2004), mencatat bahwa
“SDM lebih baik tidak bergantung begitu banyak pada prosedur tapi lebih
baik pada implementasi dan kepemilikan pelaksanaan oleh manajer”.
Seperti yang ditunjukkan oleh Purcell et al (2003), tingginya tingkat kinerja
organisasi tidak tercapai hanya dengan memiliki berbagai kebijakan SDM
dipahami dengan baik dan praktik di tempat. Apa yang membuat
perbedaan adalah bagaimana kebijakan dan praktik-praktik ini
dilaksanakan. Hal tersebut merupakan peran penting manajer lini dalam
melakukan manajemen orang, “Cara manajer lini menerapkan dan
memberlakukan kebijakan, menunjukkan kepemimpinan dalam menangani
tenaga kependidikan dan dalam melakukan kontrol sebagai isu utama 46.
46
Jonathan Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik (Gramedia Widiasarana, 2015).
34
bagaimana pimpinan dan karyawan bekerja sama serta berhubungan satu
sama lain), membangun kontrak psikologis yang positif (perjanjian tidak
tertulis yang berupa adanya ekspektasi timbal balik antara karyawan dan
pimpinan mereka) dan melayani berbagai hal yang berkaitan dengan
pekerjaan, pengembangan, kesejahteraan individu serta hubungan antara
manajemen dan tenaga kerja. Hal ini menjadi bagian penting dari
pembentukan lingkungan yang memungkinkan individu untuk
menggunakan kemampuan mereka secara maksimal untuk dapat
mengetahui potensi mereka demi keuntungan organisasi dan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
35
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap
pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian,
pemeliharaan, dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Sejarah Manajemen
Sumber Daya Manusia sebelum permulaan abad ke-20 manusia dipandang
sebagai barang, benda mati yang dapat diperlakukan sekehendak oleh
majikan, hingga saat ini peningkatan kualitas sumber daya masih terus
dilakukan, karena meskipun suatu negara tidak mempunyai keunggulan
komparatif yang baik, namun mempunyai keunggulan kompetitif, maka negara
tersebut bisa lebih bersaing dengan negara lain. Pendekatannya Manajemen
Sumber Daya Manusia yaitu dilakukan dengan pendekatan mekanis,
pendekatan paternalisme, dan, pendekatan system social. Tahap
pelaksanaannya yaitu recruitment (pengadaan), maintenance (pemeliharaan),
dan development (pengembangan). Fungsi adanya MSDM yaitu perencanaan
tenaga kerja, pengembangan tenaga kerja, penilaian prestasi kerja, pemberian
kompensasi, pemeliharaan tenaga kerja, dan pemberhentian. Urgensi adanya
MSDM yaitu karena MSDM berarti mengatur, mengurus SDM berdasarkan visi
perusahaan/Pendidikan agar tujuan organisasi dapat dicapai secara optimum,
staffing dan personalia dalam organisasi, meningkatkan kinerja,
mengembangkan budaya korporasi yang mendukung penerapan inovasi dan
fleksibilitas.
B. Saran
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi Mahasiswa
pascasarna uin Jambi khususnya para pembaca agar terus dapat
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam Pendidikan, dan dapat
menambah pengetahuan bagi rekan-rekan mahasiswa. Demi penyempurnaan
DAFTAR PUSTAKA
38
Fartika Ifriqia. “Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, Dan Supervisi Pendidikan
Volume 1, No. 1, Juli-Desember 2017.” American Journal of Education, 2017.
Sedarmayanti. Manajemen Sumber Daya Manusia. E-Jurnal Manajemen Universitas
Udayana, 2010.
Somad, Rismi, and Donni Juni Priansa. Manajemen Supervisi Dan Kepemimpinan
Kepala Sekolah. Bandung: Alfabeta, 2014.
Suryana. “Metodologi Penelitian : Metodologi Penelitian Model Prakatis Penelitian
Kuantitatif Dan Kualitatif.” Universitas Pendidikan Indonesia, 2012.
SUSAN, ERI. “MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA.” Adaara: Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, 2019. https://doi.org/10.35673/ajmpi.v9i2.429.
Syamsi, Ibnu. Pengambilan Keputusan Dan Sistem Informasi. Bumi Aksara, 2000.
39