MAKALAH
Oleh:
Thalla Jushera Effendy (02011282328271)
KELAS A INDRALAYA
PROGRAM STUDI PENGANTAR ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Alip D. Pratama,
S.H.,M.H .sebagai dosen pengampu mata kuliah Pengantar Ilmu Politik yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
2
DAFTAR ISI
Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………
1.4 Tujuan Penulisan …………………………………………………..........
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kekuasaan……………………………………………………..
2.1.1 Kekuasaan Menurut Para Ahli………………………………………
2.2 Sumber Kekuasaan……………………………..………………………
2.3 Jenis Kekuasaan……………………………………………………….
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa arti kekuasaan itu sendiri?
b. Apa sumber dari kekuasaan?
c. Apa saja jenis kekuasaan?
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI KEKUASAAN
Banyak ahli yang mencoba untuk menjabarkan apa itu kekuasaan sendiri,
seperti Max Weber berpendapat lewat bukunya wirtschaft and gesellshaft (1992)
kekuasaan adalah kemampuan untuk dalam suatu hubungan sosial,melaksanakan
kemauan sendiri sekalipun mengalami perlawanan,dan apapun dasar kemampan
ini.
Perumusan yang umumnya di kenal adalah kekuasaan merupakan
kemampuan seseorang atau suatu kelompok manusia untuk mempengaruhi perilaku
seseorang atau kelompok lain sedemikian rup sehingga tingkah laku itu sesuai
dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai tujuan itu.Dalam hal ini
pelaku bisa berupa seorang, sekelompok orang,atau suatu kolektifitas.
"kekuasaan biasanya berbentuk hubungan (relationship)dalam arti bahwa
satu pihak yang memerintah dan pihak lain yang diperintah.Satu pihak yang
memberi perintah dan pihak lain yang mematuhi perintah."
1. John Locke
John Locke mendefinisikan kekuasaan sebagai suatu hal yang harus dipisah
dan tidak boleh berada dalam satu unsur yang sama. John Locke membagi
kekuasaan kedalam tiga bagian, yakni:
6
2. Montesquieu
“Trias Politica”
3. Miriam Budiardjo
5. Walter Nord
7
B. SUMBER KEKUASAAN
Kekuasaan itu sendiri bisa berasal dari jabatan pribadi atau dari garis
keturunan. Dalam hal ini, jabatan pribadi bisa didapatkan ketika menjabat suatu
organisasi atau lembaga yang di mana seseorang itu menjabat sebagai ketua. Ketika
menjabat sebagai ketua, sudah seharusnya untuk memikirkan bagaimana caranya
untuk memajukan sebuah organisasi atau lembaga tersebut. Maka dari itu, seorang
ketua atau pemegang kuasa harus memiliki wawasan yang luas, sehingga bisa
menemukan berbagai macam cara agar organisasi atau lembaga yang dipimpinnya
dapat berkembang.
8
b) Kekuasaan Personal (Personal Power) adalah kekuasaan yang berasal
dari karakteristik unik yang dimiliki seorang individu. Kekuasaan ini dapat be- rasal
dari:
Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki posisi sebagai
pejabat pada struktur organisasi formal. Orang ini memiliki kekuasaan resmi untuk
mengendalikan dan menggunakan sumber-daya yang ada dalam organ- isasi.
Kekuasaannya meliputi kekuatan untuk memaksa dan memberi imbalan. Anggota
9
organisasi biasanya akan mendengarkan dan melaksanakan apa yang dikatakan oleh
pemimpinnya, karena ia memiliki kekuasaan formal dalam organisasi yang
dipimpinnya.
10
Saunders, 1990 (Brooks, 2006) mengatakan bahwa kekuasaan pada tingkat
de- partemen atau kelompok dapat berasal dari 5 sumber yang potensial, yang
mungkin saja saling tumpang-tindih (overlap), yaitu:
11
Departemen yang memiliki kekuasaan lebih tinggi akan memiliki daya
tawar (bargaining power) dan pengaruh (influencing power) yang lebih besar
dibandingkan departemen yang kekuasaannya lebih rendah.
C. JENIS KEKUASAAN
Monarki berasal dari kata 'monarch' yang berarti raja, yaitu jenis kekuasaan
politik di mana raja atau ratu sebagai pemegang kekuasaan dominan negara
(kerajaan). Para pendukung monarki biasanya mengajukan pendapat bahwa jenis
kekuasaan yang dipegang oleh satu tangan ini lebih efektif untuk menciptakan suatu
stabiltas atau konsensus di dalam proses pembuatan kebijakan. Perdebatan yang
bertele-tele, pendapat yang beragam, atau persaingan antarkelompok menjadi
relatif terkurangi oleh sebab cuma ada satu kekuasaan yang dominan.
Negara-negara yang menerapkan jenis kekuasaan monarki hingga saat ini
adalah Inggris, Swedia, Denmark, Belanda, Norwegia, Belgia, Luxemburg, Jepang,
Muangthai, dan Spanyol. Di negara-negara ini, monarki menjadi instrumen
pemersatu yang cukup efektif, misalnya sebagai simbol persatuan antar berbagai
kelompok yang ada di tengah masyarakat. Kita perhatikan negara yang modern dan
maju seperti Inggris dan Jepang pun masih menerapkan sistem monarki.
Bentuk pemerintahan yang buruk di dalam satu tangan adalah Tirani. Tiran-
tiran kejam yang pernah muncul dalam sejarah politik dunia misalnya Kaisar Nero,
Caligula, Hitler, atau Stalin. Meskipun Hitler atau Stalin memerintah di era negara
modern, tetapi jenis kekuasaan yang mereka jalankan pada hakekatnya
terkonsentrasi pada satu tangan, di mana keduanya sama sekali tidak mau membagi
kekuasaan dengan pihak lain, dan kerap kali bersifat kejam baik terhadap rakyat
sendiri maupun lawan politik
12
2. Aristokrasi dan Oligarki
Dalam jenis kekuasaan monarki, raja atau ratu biasanya bergantung pada
dukungan yang diberikan oleh para penasihat dan birokrat. Jika kekuasaan lebih
banyak ditentukan oleh orang-orang ini (penasihat dan birokrat) maka jenis
kekuasaan tidak lagi berada pada satu orang (mono) melainkan beberapa (few).
Aristokrasi sendiri merupakan pemerintahan oleh sekelompok elit (few)
dalam masyarakat, di mana mereka ini mempunyai status sosial, kekayaan, dan
kekuasaan politik yang besar. Ketiga hal ini dinikmati secara turun-temurun
(diwariskan), menurun dari orang tua kepada anak. Jenis kekuasaan aristokrasi ini
disebut pula sebagai jenis kekuasaan kaum bangsawan (aristokrasi).
Hingga saat ini, di parlemen Inggris terdapat dua kamar yaitu House of
Lords dan House of Commons. Kamar yang pertama berisikan kaum bangsawan
(namanya didahului dengan Sir), sementara yang kedua banyak diisi oleh kaum
kaya yang berpengaruh, meskipun mereka bukan berdarah bangsawan. House of
Commons lebih menentukan jalannya parlemen Inggris ketimbang House of Lords.
Dengan demikian, oligarki-lah yang lebih berkuasa di Inggris ketimbang aristokrasi
pada masa kini.
Jika kekuasaan dipegang oleh seluruh rakyat, bukan oleh mono atau few,
maka kekuasaan tersebut dinamakan demokrasi. Di dalam sejarah politik, jenis
kekuasaan demokrasi yang dikenal terdiri dari dua kategori. Kategori pertama
adalah demokrasi langsung (direct democracy) dan demokrasi perwakilan
(representative democracy).
Di dalam demokrasi langsung, memang kedaulatan rakyat lebih terpelihara
oleh sebab kekuasaannya tidak diwakilkan. Semua warganegara ikut terlibat di
dalam proses pengambilan keputusan, tanpa ada yang tidak ikut serta. Namun, di
zaman pelaksanaan demokrasi langsung sendiri, yaitu di masa negara-kota Yunani
13
Kuno, ada beberapa kelompok masyarakat yang tidak diizinkan untuk ikut serta di
dalam proses demokrasi langsung yaitu: budak, perempuan, dan orang asing.
Dengan alasan kelemahan demokrasi langsung, terutama oleh
ketidakrealistisannya untuk diberlakukan dalam keadaan negara modern, maka
demokrasi yang saat ini dikembangkan adalah demokrasi perwakilan. Di dalam
demokrasi perwakilan, tetap rakyat yang memerintah. Namun, itu bukan berarti
seluruh rakyat berbondong-bondong datang ke parlemen atau istana negara untuk
memerintah atau membuat UU. Tentu tidak demikian.
Dengan demokrasi perwakilan, rakyat tidak terlibat secara penuh di dalam
membuat UU negara. Misalnya saja, dari hampir 200 juta jiwa warganegara
Indonesia, proses pemerintahan demokrasi di tingkat parlemen hanya dilakukan
oleh 500 orang wakil rakyat yang duduk menjadi anggota DPR. Bandingkan kalau
saja Indonesia menerapkan demokrasi langsung di mana 200 juta rakyat Indonesia
duduk
di parlemen. Kacau dan pasti memakan biaya mahal, bukan? Dengan
kenyataan ini maka demokrasi perwakilan lebih praktis ketimbang demokrasi
langsung.
14
4. Timokrasi
5. Plutokrasi
15
(pasukan, senjata, teknologi). Dalam kondisi seperti ini, Plutokrat biasanya, secara
de facto, lebih berkuasa ketimbang pemerintah resmi.
6. Kleptokrasi
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sudah menjadi ketentuan alam bahwa dalam suatu hubungan kekuasaan
akan ada pihak yang lebih kuat daripada pihak yang lain, hal inilah yang
menjadi deskripsi singkat dari kekuasaan itu sendiri
3.2 Saran
Penulis berharap bahwa dengan adanya makalah ini dapat memberi manfaat
bagi pembacanya, menambah pengetahuan dan membuat pembaca lebih ingin
untuk mempelajari materi ini lebih dalam lagi.
17
DAFTAR PUSTAKA
Teks Situs Ilmu Pengetahuan. (2022, Desember 10) Identitas Nasional : Pengertian
Secara Umum Dan Menurut Para Ahli Serta Tujuan, Fungsi, Peran, Unsur,
Jenis, Karakteristik. Dikutip dari https://teks.co.id/pengertian-identitas-
nasional/
Maria Merry Marianti. (2011, Mei 7) Kekuasaan dan Taktik Mempengaruhi Orang
Lain Dalam Organisasi. Dikutip dari
https://media.neliti.com/media/publications/72350-ID-kekuasaan-dan-
taktik- mempengaruhi-orang.pdf
18