Anda di halaman 1dari 3

TEORI POLITIK Teori politik merupakan kajian mengenai konsep penentuan politik, bagaimana mencapai tujuan tersebut serta

segala konsekuensinya. Bahan dalam teori politik antara lain adalah filsafat politik, konsep tentang sistem politik, negara, masyarakat, kedaulatan, kekuasaan, legitimasi, lembaga negara, perubahan sosial, pembangunan politik, perbandingan politik, dsb. Mungkin lebih baik jika kita memisahkan sudut pandang yang terkotak dengan 2 kata teori politik menjadi 2 kata berbeda yang mempunyai arti, dimulai dengan teori. Teori kita kenal dengan hasil/buah karya yang diungkapkan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa baik akademis maupun non akademis. Setelah itu terdapat kata politik yang berarti usaha untuk mendapat kehidupan yang lebih baik atau dapat diasumsikan sebagai bagaimana cara mendapat kekuasaan dan bagaimana cara mempertahankannya. jika digabungkan ke2 kata tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa teori politik adalah usaha penyamaan pikiran dalam menanggapi fenomena fenomena politik baik nasional maupaun di kancah internasional. Selain dari itu teori politikpun berguna sebagai batu pijakan awal dalam mengahadapi konsep konsep politik yang cenderung bersifat abstrak sehingga teori politik memadukan konsep konsep politik yang bersifat abstrak dengan fenomena fenomena politik yang bersifat nyata. Berbicara mengenai hubungan antara konsep dan teori, sebagaimana telah diketahui bahwa konsep bersifat abstrak, dan teori merupakan hasil buah karya dari sana, karena itulah ada beberapa jangkauan yang dijangkau oleh teori politik yaitu Sifat dari Alam Semesta (The Nature of Universe); Sifat Manusia (Human Nature); Pandangan tentang Masyarakat (Views of Society); Sistem Ekonomi (Economic Systems); Bentuk-Bentuk Negara (Forms of State). 1. Sifat Alam Semesta Hukum tentang tata Alam bersifat absolut, Hal ini sangat erat kaitannya dengan dianutnya kepercayaan seseorang, yang berbeda-beda satu sama lain. Namun sayangnya sebagian besar manusia telah mengesampingkan hukum absolut, lantas memilih, menggunakan dan menaati hukum produk akal manusia yang bersifat relatif, tidak kekal and error.

2. Sifat Manusia Semua ilmu sosial mempelajari manusia sebagai anggota kelompok. Timbulnya kelompok-kelompok itu ialah karena dua sifat manusia yang bertentangan satu sama lain; di satu fihak dia ingin kerjasama. di fihak lain dia cenderung untuk bersaing dengan sesama manusia. 3. Pandangan Tentang Masyarakat Di sini kata politik dipakai dalam konotasinya yang biasa, yaitu yang berhubungan dengan negara. Kata negara mengacu pada kategori khusus dari kelompok-kelompok manusia atau masyarakat. 4. Sistem Ekonomi Didasari sifat manusia yang memproduksi semua kebutuhannya oleh karena itu ada proses membangun atau konstruktif yang didalamnya terdapat ilmu pengetahuan, pengalaman dan tenaga yang dikeluarkan sebagai bentuk perkembangan. 5. Bentuk-Bentuk Negara Negara dengan sistem dan pahamnya masing masing memberi perbedaan dan menjadi perbandingan satu sama lainnya mengenai jalannya proses politik. . FILSAFAT POLITIK Filsafat politik merupakan cakupan atau bagian penting dari teori politik. tapi sebelumnya kita perlu mengetahui apa makna dari filsafat politik dan kita harus memiliki kesamaan cara baca terhadap apa itu filsafat politik. kata filsafat sendiri memiliki arti yang sangat luas tapi dapat dikerucutkan menjadi cinta akan kebijaksanaan yang didapat dari asal kata filosofi yaitu philo berarti cinta dalam arti lebih luas atau umum yaitu keinginan, kehendak dan sophia yang berarti hikmah, kebijaksanaan, dan kebenaran. Filsafat sebagai bentuk proses berpikir yang sistematis dan radikal mempunyai objek material dan objek formal. Objek material filsafat adalah segala yang ada. Dan segala yang ada mencakup ada yang tampak (visible). Ada yang tampak (visible) di sini adalah dunia empiris artinya yang dapat dialami manusia, sedangkan ada yang tidak tampak adalah dunia ide-ide yang disebut dunia metafisik.

Setelah mengetahui pengertian filsafat dan politik, maka definisi filsafat politik diperoleh melalui gabungan keduanya, yaitu sebagai suatu upaya untuk membahas hal-hal yang berkaitan dengan politik secara sistematis, logis, bebas, mendalam, serta menyeluruh. Berfilsafat berarti bergulat dengan masalah-masalah dasar manusia dan membantu manusia untuk memecahkannya. Kenyataan ini tentu membawa filsafat pada pertanyaan-pertanyaan tentang tatanan masyarakat secara keseluruhan yang nota bene adalah bidang politik tempat masyarakat bernaung. Dan di situ filsafat muncul sebagai kritik. Dalam upaya kritisnya tersebut, filsafat menuntut agar segala klaim para pelaku politik untuk menata masyarakat dapat dipertanggungjawabkan dengan benar dan tidak membiarkan segala macam kekuasaan menjadi mapan begitu saja. Artinya pelaku-pelaku politik dituntut untuk sungguh-sungguh menjadi pengayom dan pelayan masyarakat banyak. Dan bukan sebaliknya yaitu penindas masyarakat. Di negara-negara modern, penguasa punya tanggung jawab mensejahterakan rakyatnya. Rakyat sejahtera berarti tujuan kebijakan-kebijakan politiknya terlaksana dengan baik. Dengan kata lain, janji-janjinya kepada rakyat terpenuhi. Dalam arti lain filsafat politik yaitu pemikiran-pemikiran yang berkaitan tentang politik. Bidang politik merupakan tempat menerapkan ide filsafat. Ada berbagai macam ide-ide filsafat yang ikut mendorong perkembangan politik modern. Disinilah terjadi hubungan yang saling mengisi atau ketergantungan dari filsafat dan politik. Walaupun terlihat sangat bertolak belakang ditinjau dari sifatnya, filsafat yang cenderung memakai akal budi, teori yang mendasari alam pikiran, dan penafsiran-penafsiran menduduki posisi penting. Sedangkan politik yang lebih bersifat nyata masalah kenegaraan, kebijakan pemerintahan, cara bertindak pemerintahan menghadapi dan menangani masalah dalam dan luar negeri. Tapi walaupun dari sifatnya berbeda terdapat kesinambungan dari sitem kerja keduanya, dimana politik membutuhkan ide ide brilian dari filsafat untuk membantu jalannya pemerintahan, pengambilan keputusan agar menjadi yang terbaik bagi jalannya politik di negara tersebut. filsafatpun memberikan sikap kritis dalam pengambilan keputusan sehingga pengambilan keputusan dipertimbangkan sematang mungkin tidak asal menerima keputusan. Di sisi lain filsafat membutuhkan dunia politik sebagai canvas yang menjadi wadah ide ide dan pemikiran mengenain jalannya pemerintahan dll. tanpa politik ide ide filsafat hanya akan menjadi wacana yang membasi oleh waktu.

Anda mungkin juga menyukai