Anda di halaman 1dari 38

PERANG DALAM TATA KEHIDUPAN SURAKARTA

ANTARBANGSA 2008
PERANG DALAM TATA KEHIDUPAN
ANTARBANGSA

Yang saya hormati

Bapak Rektor/Ketua Senat, Sekretaris Senat dan para


Anggota Senat Universitas Sebelas Maret;
Para Anggota Dewan Penyantun;
Para Pejabat Sipil dan Militer;
Para Pembantu Rektor, Direktur dan Asisten Direktur
Pasca Sarjana, Dekan dan Pembantu Dekan di
Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Teori Politik
lingkungan UNS;
Internasional
Para Ketua dan Sekretaris Lembaga, Kepala Biro,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Kepala UPT, serta seluruh pejabat di lingkungan
Universitas Sebelas Maret
UNS;
Para Ketua Jurusan/Bagian, Ketua Laboratorium di
lingkungan UNS;
Disampaikan dalam Sidang Senat Terbuka
Para Rekan Sejawat, Dosen, Staf Administrasi, dan
Universitas Sebelas Maret
Mahasiswa UNS, khususnya Fakultas Ilmu Sosial
Pada Tanggal 19 April 2008
dan Ilmu Politik UNS;
Para Tamu Undangan, Wartawan, Sanak Keluarga,
Handai Taulan serta Hadirin yang berbahagia.
Oleh:
Prof. Drs. H. Totok Sarsito, SU, MA
Bissmillahirrahmanirrahiim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Selamat pagi dan salam sejahteran untuk kita semua.

Pertama-tama marilah kita terlebih dahulu


memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
telah memberikan limpahan rahmad, taufik, hidayah,

1
inayah serta barokah-Nya kepada kita semua sehingga datang dalam kaitannya dengan peperangan tampaknya
sampai saat ini kita masih bisa hadir di sini dalam semakin mengerikan. (http://ancok.staff. ugm.ac.id/h-
keadaan sehat walafiat, tiada kurang suatu apa. Atas 17/psikologi-dan-perdamaian.html
perkenan-Nya pulalah hari ini saya dapat berdiri di Perang tampaknya telah menjadi bahagian tak
mimbar terhormat ini untuk menyampaikan pidato terpisahkan dari kehidupan manusia. Dalam artikelnya
pengukuhan saya sebagai Guru Besar dalam bidang yang berjudul ”The Great War Figures Hoax: an
Teori Politik Internasional pada Fakultas Ilmu Sosial Investigation in Polemomythology,”
dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, di hadapan (http://rechten.eldoc.ub.rug.nl/FILES/departments/Alge
para hadirin yang mulia. meen/overigepublicaties/2005enouder/HOAX/HOAX.p
df) B. Jongman dan J. Van der Dennen
melaporkan bahwa bahwa sejak tahun 3600 SM dunia
PENDAHULUAN hanya mengenyam periode perdamaian selama 292
tahun. Selama masa tersebut terhitung telah terjadi
Hadirin yang saya hormati, perang sebanyak 14,531 kali, baik perang besar atau
kecil, dengan korban jiwa sebanyak 3,640,000,000
Pada hari yang berbahagia ini perkenankanlah orang. (RAND Internal Pub, 1961) Catatan lain
saya menyampaikan pidato pengukuhan guru besar menyebutkan bahwa sejak tahun 1496 SM sampai
dengan judul “Perang Dalam Tata Kehidupan tahun 1861, atau selama 3,358 tahun, terdapat masa
Antarbangsa.” Judul tersebut saya pilih sejalan damai selama 227 tahun dan sisanya 3,130 tahun
dengan semakin besarnya rasa keprihatinan kita dipenuhi dengan perang, atau 13 tahun masa perang
terhadap keadaan dunia saat ini yang tidak pernah untuk setiap tahun masa damai. (Novicow, 1912)
berhenti dari ancaman dan bahaya perang, dan yang Angka ini tidak jauh berbeda dengan kalkulasi yang
tidak pernah terhindar dari penderitaan yang tak dibuat para ahli dari Soviet yang menyebutkan dalam
terperikan sebagai akibat dari terjadinya perang. kurun waktu 5,500 tahun yang lewat telah terjadi
Di dalam bukunya berjudul ”Nobody Wanted 14,500 perang besar dan kecil dengan korban terbunuh
War: Misperception in Vietnam and Other Wars” sebanyak 3,600 juta orang. (Tabunov, 1986)
sebagaimana dikutip oleh psikolog Djamaludin Ancok, Namun, sekalipun pengalaman sejarah telah
Ralph K. White (1968) mengatakan bahwa siapapun membuktikan bahwa tidak semua negara yang
tidak menyukai peperangan. Walaupun demikian sejak melakukan perang dengan negara lain berhasil
dahulu kala peperangan adalah suatu hal yang tidak mencapai tujuan yang diinginkan, beberapa bahkan
dapat dihindari. Lembaran sejarah hampir semua telah membuat negara tersebut terpecah belah, hingga
bangsa di dunia ini dibasahi oleh darah dan air mata sampai sekarang masih saja ada negara yang
akibat peperangan. Sejarah manusia di masa yang akan melancarkan perang dengan yang lain demi cita-cita

2 3
yang mereka perjuangkan. Betapa pun berat resiko Berakhirnya Perang Dunia II juga telah
yang dihadapi, banyak negara, termasuk Amerika membawa harapan baru bagi terwujudnya dunia yang
Serikat, yang mau berperang secara terbuka melawan lebih aman dan damai. Segera setelah perang usai,
negara lain. negara-negara pemenang perang yaitu “The Big Fives”
Upaya para pemimpin negara di dunia untuk (Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Cina dan Uni
menghapus atau mencegah terjadinya perang telah Soviet) sepakat untuk membentuk suatu organisasi
dilakukan sejak berakhirnya Perang Dunia I (1914– internasional yang baru, dengan keanggotaan yang
1918) yaitu dengan melalui pembentukan Liga Bangsa lebih luas, yang diberi nama Perserikatan Bangsa
Bangsa atau LBB (10 Januari 1920), namun hingga Bangsa atau PBB (24 Oktober 1945). Salah satu tujuan
sampai sekarang perang dengan segala bentuk dan utama PBB sebagaimana dinyatakan di dalam Pasal 1
manifestasinya masih saja terus terjadi. Piagam adalah memelihara perdamaian dan keamanan
internasional atas dasar prinsip keamanan bersama (to
Tidak lama setelah berdirinya LBB, pecah
maintain international peace and security based on
Perang Dunia II (1939–1945) dengan skala yang lebih
collective security principle).
besar, cakupan yang lebih luas, serta korban harta dan
jiwa yang jauh lebih mengerikan dibanding dengan Akan tetapi, di dalam kenyataannya PBB juga
perang-perang yang terjadi sebelumnya. Ironisnya, tidak sepenuhnya mampu menjaga agar dunia tetap
negara-negara yang memulai perang justru negara- aman dan damai terbebas dari ancaman dan bahaya
negara yang kebetulan duduk sebagai anggota tetap perang. Tidak lama setelah PBB didirikan, dunia
Council LBB, yaitu Jepang, Italia dan Jerman. Liga kembali dilanda perang baru yang dikenal dengan nama
Bangsa Bangsa yang didirikan atas dasar Treaty of Perang Dingin (the Cold War), yang melibatkan dua
Versailles (1919-1920) ternyata telah gagal blok kekuatan besar yang membagi dunia, yaitu Blok
mewujudkan cita-citanya yaitu: melakukan perlucutan Barat yang kapitalis di bawah kepemimpinan Amerika
senjata, mencegah perang melalui prinsip keamanan Serikat dan Blok Timur yang komunis di bawah
bersama, menyelesaikan pertikaian antarnegara melalui kepemimpinan Uni Soviet, yang masing-masing
negosiasi, diplomasi dan peningkatan kesejahteraan. berusaha menjaga dan atau memperluas daerah
Kegagalan LBB dibuktikan oleh ketidakmampuannya pengaruhnya (sphere of influence) di dan atau ke
mencegah Jepang melakukan penyerbuan ke seluruh penjuru dunia.
Manchuria (1931), ekspansi militer Italia ke Ethiopia Manifestasi dari Perang Dingin ini adalah
(1935), intervensi militer Jerman ke Austria, dan terjadinya perang di berbagai kawasan dunia yang
Cekoslovakia (1938-1939), serta serbuan Rusia atas secara langsung ataupun tidak langsung hampir selalu
Polandia Timur, Estonia dan Lithuania (1939-1940), melibatkan dua kekuatan adidaya yang saling
yang kesemuanya itu kemudian telah menyulut bermusuhan tersebut, seperti Perang Korea (1950-
pecahnya Perang Dunia II.

4 5
1953), Perang Vietnam (1959-1975), Perang Cina-India Amerika Serikat kembali memperlihatkan
(1962), Perang Arab-Israel (1967), dan lain sebagainya. kekuatannya tidak lama setelah tragedi 11 September
Awal tahun 1990an Perang Dingin berakhir 2001 yang menyebabkan runtuhnya World Trade
dengan kekalahan di pihak Blok Timur dan Center di New York. Dengan dalih memerangi
kemenangan di pihak Blok Barat. Berakhirnya Perang terorisme, Amerika Serikat kembali mengobarkan
Dingin disambut dengan pesta kemenangan di pihak perang (War on Terror) dengan menginvasi
Blok Barat. Kemenangan ini semakin meneguhkan Afghanistan (Oktober 2001) dan kemudian Irak (Maret
keyakinan mereka akan kebenaran dan keunggulan 2003). Hingga sampai saat ini kedua perang tersebut
sistem demokrasi liberal atau demokrasi kapitalisme masih terus berlanjut bersamaan dengan perang-perang
yang selama ini dianutnya. Namun, di pihak lain telah lainnya yang terjadi di berbagai wilayah dunia,
timbul kekhawatiran bahwa keruntuhan sistem politik termasuk perang saudara (civil war). Beberapa di
internasional dua kutub (bipolar system) sebagai akibat antaranya bahkan telah berlangsung cukup lama, akan
ambruknya rejim Uni Soviet akan menjadikan Amerika tetapi, sekalipun telah dilakukan berbagai upaya untuk
Serikat keluar sebagai satu-satunya kekuatan adidaya mengakhirinya, belum terdapat tanda-tanda perang
yang tak tertandingi, yang akan dengan mudah tersebut segera akan selesai.
bertindak sebagai polisi dunia. Perang atau konflik bersenjata yang hingga
Kekhawatiran itu terbukti benar. Ketika Irak di sampai saat ini masih terus berlangsung antara lain
bawah Presiden Saddam Hussein menyerbu dan adalah:
menganeksasi Kuwait (2 Agustus 1990), Amerika 1. Konflik internal di Burma (1948)
Serikat dengan mudah mendapatkan persetujuan 2. Konflik bersenjata di Kolombia (1964)
Dewan Keamanan PBB untuk memimpin pasukan 3. Konflik Israel-Palestina (1967)
koalisi guna menyerbu Irak dan mengusirnya keluar 4. Pemberontakan gerilyawan Muslim dan Komunis
dari Kuwait (1991). Sekalipun Irak adalah sekutu di Filipina (1969)
dekatnya, Uni Soviet samasekali tidak membelanya 5. Pemberontakan suku Hmong di Laos (1975)
ketika Irak dikenai sanksi oleh Dewan Keamanan PBB 6. Konflik internal di Peru (1980)
karena tindakannya tersebut, sesuatu yang kecil 7. Perang saudara di Srilanka (1983)
kemungkinannya terjadi seandainya Perang Dingin 8. Pemberontakan suku Kurdi di Turki (1984)
masih berlangsung. Sekali lagi terjadinya Perang Teluk 9. Perang saudara ke-2 di Uganda (1987)
telah memperlihatkan sisi gelap dari sifat dan watak 10. Perang saudara di Somalia (1988)
manusia yang suka akan kekerasan, dan itu bukanlah 11. Konflik Kashmir (1989)
yang terakhir. Setelah Perang Teluk usai, masih terjadi 12. Konflik Kasamanka di Senegal (1990)
serentetan perang yang lain yang dampak dan 13. Konflik Delta Niger di Nigeria (1992)
akibatnya semakin membuat kita prihatin. 14. Konflik etnis di Nagaland, India (1993)

6 7
15. Perang Chechnya ke-2 (1999) ibu, anak, saudara, dan lain sebagainya) karena menjadi
16. Perang Afghanistan (2001) korban dari ganasnya perang. Belum lagi kerugian
17. Konflik Aljazair (2002) material maupun imaterial yang tak ternilai harganya.
18. Perang Irak (2003) Sebagai contoh, sejak invasi militer ke Irak dimulai (20
19. Konflik Darfur di Sudan (2003) Maret 2003) hingga sampai 19 Maret 2008, Amerika
20. Konflik Balukistan di Pakistan (2004) Serikat telah kehilangan tentaranya karena tewas
21. Perang Waziristan di Pakistann (2004) sejumlah 4,462 orang
22. Konflik bersenjata di Thailand Selatan (2004) (http://projects.washingtonpost.com/fallen/), sementara
23. Perang Chad (2005) korban jiwa di kalangan tentara maupun penduduk sipil
24. Perang Narkoba di Mexico (2006) Irak diperkirakan berjumlah 655 ribu jiwa (Washington
25. Konflik Fatah-Hamas di Palestina (2006) Post, October 11 2006) sampai 1,189,173 jiwa
26. Pemberontakan Tuareg ke-2 di Nigeria dan Mali (http://www.antiwar.com/casualties/). Jumlah korban
(2007) tersebut masih akan terus bertambah mengingat tindak
27. Konflik Ogaden di Ethiopia (2007) kekerasan di Irak masih terus berlanjut.
Selain itu, Perang Irak yang telah berlangsung
(Disarikan dari: Sumber dari: Wikipedia, the free enam tahun telah menelan biaya lebih dari 12 milyar
encyclopedia, US dollar per bulan, belum termasuk kerugian yang
http://en.wikipedia.org/wiki/Ongoing_conflicts) diderita Irak karena kerusakan atas fasilitas-fasiltas
penting seperti instalasi listrik, instalasi air minum,
Peta Daerah Perang industri perminyakan, pabrik-pabrik, rumah sakit,
sekolahan, dan sarana ekonomi penting lainnya, akibat
pemboman yang dilakukan Amerika Serikat.
Diperkirakan oleh Joseph E. Stiglitz (pemenang hadiah
Nobel bidang ekonomi) dan Linda J. Bilmes dalam
bukunya “The Three Trillion Dollar War,” hingga
sampai tahun 2017 nanti, proyek perang dan
pendudukan Afghanistan dan Irak akan menelan biaya
antara 1,7 sampai 2,7 trilliun US dollar, dua pertiganya
digunakan untuk membeayai operasinya di Irak.
Apabila dihitung dengan beaya ekonomi dan sosial
lainnya maka jumlahnya masih akan bertambah hingga
Perang selalu menyisakan duka bagi mereka jadi 5 trilliun US dollar.
yang terpaksa harus meregang nyawa, atau mereka
yang terpaksa kehilangan sanak keluarga (apakah ayah,

8 9
(http://news.yahoo.com/s/ap/20080309/ap_on_re_mi_e political communities, motivated by a sharp
a/iraq_war costs). disagreement over governance). “Perang adalah
penggunaan kekuatan masa yang disengaja untuk
menyelesaikan perselisihan atas persoalan
DEFINISI PERANG kepemerintahan” (War is the intentional use of mass
force to resolve disputes over governance). “Perang
Carl von Clausewith, seorang filosof perang adalah kepemerintahan dengan menggunakan
dari Jerman, dalam bukunya “On War” mengartikan pemukul” (War is, indeed, governance by bludgeon).
perang sebagai “suatu tindakan kekerasan yang “Perang adalah gejala antropologis, yaitu tentang
dimaksudkan untuk memaksa lawan kita guna kelompok masyarakat mana yang dapat mengatakan
memenuhi keinginan kita” (War is an act of violence apa yang boleh berlaku di suatu wilayah tertentu”
intended to compel our opponent to fulfil our will). (War is profoundly anthropological: it is about which
“Perang adalah seperti duel akan tetapi dalam skala group of people gets to say what goes on in a given
yang luas” (War is like a duel, but on an extensive territory). (Stanford Encyclopedia of Philosophy,
scale). Dikatakan pula oleh Clausewith bahwa perang http://www.science.uva.nl/~seop/entries/war/)
bukan merupakan sesuatu yang berdiri sendiri. ”Perang Pendek kata, perang adalah konflik bersenjata
adalah merupakan kelanjutan politik dengan cara lain” yang nyata, disengaja dan luas yang terjadi di antara
(War is the continuation of policy by other means). dua komunitas politik atau lebih yang saling
(Stanford Encyclopedia of Philosophy, bermusuhan. Baku hantam di antara orang-orang yang
http://www.science.uva.nl/~seop/entries/war/) bersifat individual tidak dapat dikatakan sebagai
Dalam kalimat lain dapat dijelaskan bahwa perang, termasuk juga perkelahian antargang atau
“jika para diplomat gagal menyelesaikan pertikaian perseteruan antara warga yang berasal dari suatu
dengan cara damai maka para jendral akan mengambil daerah tertentu dengan warga yang berasal dari daerah
alih tugasnya dengan menggunakan perang sebagai alat lain. (Stanford Encyclopedia of Philosophy,
untuk menyelesaikan pertikaian.” http://www.science.uva.nl/~seop/entries/war/)
Michael Gelven di dalam bukunya “War and Perang adalah gejala yang terjadi di antara
Existence” (1994) juga mengatakan bahwa ”perang komunitas politik yang didefiniskan sebagai entitas
adalah konflik bersenjata yang nyata, luas dan yang bisa berupa negara atau yang bermaksud menjadi
disengaja antara komunitas-komunitas politik yang negara. Perang klasik adalah perang internasional, yaitu
dimotivasi oleh ketidaksepahaman yang tajam atas suatu perang yang melibatkan negara-negara yang
persoalan kepemerintahan” (War is intrinsically vast, berbeda, seperti misalnya Perang Dunia I dan II.
communal [or political] and violent. It is an actual, Sedangkan perang sipil atau perang saudara adalah
widespread and deliberate armed conflict between perang yang terjadi di dalam suatu negara yang

10 11
melibatkan kelompok-kelompok atau komunitas- SEBAB-SEBAB TERJADINYA PERANG
komunitas yang saling bermusuhan. Kelompok
penekan tertentu, seperti organisasi teroris, bisa Ada dua macam sebab terjadinya perang, yaitu
dianggap sebagai komunitas politik karena mereka sebab langsung atau casus belli dan sebab-sebab
adalah juga sekumpulan orang yang memiliki tujuan umum. Sebab langsung hanyalah merupakan peristiwa
politik tertentu. Banyak di antara kelompok-kelompok yang mendorong suatu pihak merasa sah dan adil untuk
ini yang telah mengaspirasikan atau memimpikan memulai perang atas yang lain. Sebab langsung ini
berdirinya suatu negara atau mempengaruhi tidak akan timbul seandainya tidak ada sebab-sebab
pengembangan negara di suatu wilayah tertentu. umum yang mendahuluinya.
(Stanford Encyclopedia of Philosophy, Sebab-sebab perang bisa bermacam-macam,
http://www.science.uva.nl/~seop/entries/war/) yaitu sebab-sebab psikologis, sebab-sebab kultural dan
Suatu kelompok kombatan dan pendukung- ideologis, sebab-sebab ekonomi dan sebab-sebab
pendukungnya disebut tentara, angkatan laut, dan politis.
angkatan udara. Perang bisa dilaksanakan secara
serentak di beberapa medan yang berbeda. Di masing- A. Sebab-sebab psikologis
masing medan bisa ada satu atau lebih kampanye Djamaludin Ancok dalam tulisannya ”Psikologi
militer yang berturutan. Satu kampanye militer meliputi dan Perdamaian” (2007)
tidak hanya perkelahian tetapi juga intelijen, gerakan (http://ancok.staff.ugm.ac.id/h-17/psikologi-dan-
pasukan, pasokan kebutuhan makan dan persenjataan, perdamaian.html) mengatakan bahwa peperangan
propaganda, dan lain-lain. Konflik yang terjadi secara adalah suatu jenis tingkah laku dari sekian banyak
berturutan disebut pertempuran, walaupun istilah ini tingkah laku manusia di dunia ini. Karena perang
tidak selalu dapat diterapkan pada konflik yang adalah “tingkah laku” maka penyebab perang dapat
melibatkan pesawat tempur, peluru kendali atau bom dilihat dari beberapa pendekatan yang berbeda antara
sendiri, tanpa kehadiran pasukan darat atau angkatan satu dengan lainnya, yaitu: (1) Pendekatan
laut. Perang saudara adalah penggunaan kekuatan Motivasional, (2) Pendekatan Reinforsemen, (3)
untuk menyelesaikan persoalan-persoalan dalam Pendekatan Kognitif, dan (4) Pendekatan Struktur
negeri. (http://en.wikipedia.org/wiki/War) Sosial.
Menurut pendekatan Motivasional sumber
penyebab terjadinya peperangan terdapat di dalam diri
manusia sendiri. Ada beberapa pandangan tentang
aspek Motivasional yang mempengaruhi perilaku
perang:

12 13
1. Teori Psikoanalisis: J. Dollard dkk. (1939) membuat hipotesis
bahwa: “Agresi selalu merupakan konsekuensi dari
a) Freud (1932) beranggapan bahwa perang terjadi
frustasi, dan keberadaan frustasi selama
oleh karena adanya dorongan agresif yang
menyebabkan terjadinya tindakan dalam bentuk
destruktif di dalam diri manusia. Dorongan ini
agresi” (Agression is always a consequence of
bersumber dari ”thanatos” (instinct untuk mati)
frustation, and the existence of frustration always
yang sudah ada sejak manusia dilahirkan.
lead to some form of agression.” Miller (1941)
Dorongan ini timbul karena manusia kehilangan
kemudian memperhalusnya dengan menggantikan
rasa dicintai (loss of love). Walaupun Freud
kata “always” dengan “usually.”
percaya bahwa akal sehat manusia dapat
mengontrol munculnya dorongan untuk Ditinjau dari teori Frustrasi-Agresi, perang
membunuh atau merusak, akan tetapi dorongan bersumber dari adanya rasa frustasi yang berupa
tersebut tidak pernah bisa dihilangkan karena frustrasi terhadap penguasa, ataupun frustrasi
sudah merupakan kebutuhan dasar manusia, terhadap suatu bangsa lain yang ingin berkuasa di
yang tidak berbeda dengan kebutuhan makan bidang politik, ekonomi ataupun aspek lainnya.
dan minum. Perang, kekerasan terhadap orang
lain (pembunuhan), dan kekerasan terhadap diri Menurut pendekatan Untung-Rugi setiap orang
sendiri (bunuh diri) akan terjadi bila manusia di cenderung melakukan perbuatan yang menghasilkan
dalam kehidupannya bersama orang lain keuntungan atau terhindar dari kerugian. Bandura
mengalami frustasi. (1973) mengatakan bahwa perbuatan agresi dilakukan
b) Adler (1956) beranggapan bahwa “dorongan orang karena perbuatan tersebut menghasilkan
superior” lah yang mendorong seseorang untuk “reward.” Di dalam bukunya “Agression: A Social
berbuat agresif-destruktif. Pendapat yang sama Learning Analysis,” Bandura menulis: “Sejumlah besar
diajukan oleh Rollo May (1943) dengan agresi didorong oleh harapan memperoleh keuntungan”
mengatakan bahwa adanya keinginan manusia (A great deal of aggression is prompted by its
untuk “mengukuhkan kembali kekuasaaan anticipated benefits). Perang yang dilakukan dengan
dirinya” (restructuring of power) yang tadinya tujuan ”kolonialisasi” atau “ekspansi territorial” yang
tenggelam oleh adanya hambatan dari orang dapat memberikan keuntungan secara ekonomis adalah
lain mendorong seseorang untuk berbuat merupakan contohnya.
agresif-destruktif. Pengukuhan kembali Menurut pendekatan Kognitif konflik
kekuasaan ini bertujuan untuk menegakkan internasional terjadi karena adanya proses persepsi
“indetitas diri” dan “mengaktualisasi diri.” yang keliru (misperception) di dalam menanggapi suatu
situasi yang sedang terjadi. Ralph K. White (1970)
2. Teori Frustasi-Agresi mengatakan bahwa terdapat enam hal yang merupakan

14 15
mispersepsi yang seringkali menimbulkan konflik a. Pandangan bahwa musuh jahat seperti setan:
internasional yaitu: Bila dua negara dalam keadaan konflik, negara-
1. “Diabolical enemy image” (pandangan bahwa negara tersebut akan melihat negara musuhnya
musuh jahat seperti setan). dalam bayangan yang serba negatif. Masing-masing
2. “Vipile self image” (pandangan bahwa diri sendiri negara melihat musuhnya sebagai “agresor” dan
jantan). negara tersebut sebagai obyek agresi.
3. “Moral self image” (pandangan bahwa diri sendiri b. Pandangan bahwa diri sendiri adalah jantan:
adalah moralis) White menggunakan kasus perang Vietnam untuk
4. “Selective in attention” (tidak memperhatikan hal- menunjukkan adanya pandangan seperti di atas.
hal yang bertentangan dengan keyakinan). Pidato-pidato yang disampaikan oleh para senator
5. “Absence of empathy” (tidak adanya rasa empati). di Kongres Amerika Serikat dalam kaitannya
6. “Military over confidence” (keyakinan yang dengan perang Vietnam pada umumnya berisikan
berlebih-lebihan akan kekuatan militer). pernyataan bahwa Amerika harus bersikap jantan,
tidak penakut di dalam menghadapi masalah
Dijelaskan lebih lanjut oleh White (White 1969: 1970): Vietnam. Amerika harus berani berperang demi
menjaga nama baik.
Pandangan-pandangan seperti ini tampaknya
berdampak buruk bagi setiap upaya untuk
menyelesaikan persengketaan secara damai.
c. Pandangan bahwa diri sendiri adalah moralis:
Negara yang berada dalam konflik dengan negara
lain melihat dirinya sebagai yang benar, dan Tuhan
bersama dia. Buat kebanyakan orang Amerika,
segala tindakan Amerika di luar negeri dianggap
benar, karena memperjuangkan hak azasi manusia
dan menciptakan perdamaian dunia. Pikiran yang
berkaitan dengan keuntungan bagi Amerika Serikat
sendiri dari tindakannya di luar negeri biasanya
tidak begitu terlintas di pikiran mereka.
d. Tidak memperhatikan hal-hal yang
bertentangan dengan keyakinan:

16 17
Di dalam keadaan konflik orang-orang seringkali menimbulkan kesalahan di dalam melihat sesuatu
tidak mau mengindahkan pendapat dan atau berita- masalah internasional.
berita yang bertentangan dengan apa yang dia
yakini. Segala informasi dari negara musuh Selanjutnya pendekatan Struktural
dianggap tidak benar. Semua pendapat atau berita mengatakan bahwa masalah pada struktur kehidupan
yang berasal dari sumber lain yang bertentangan yang ada di masyarakat merupakan sumber terjadinya
akan dianggap tidak benar dan diabaikan. Pokoknya konflik, kekerasan, atau peperangan. Adanya strata di
yang paling benar hanyalah dirinya sendiri. dalam kehidupan bermasyarakat dan kehidupan
bernegara dapat menjadi sumber pertikaian, terutama
e. Tidak adanya rasa empati:
apabila strata tersebut menjadi sumber ketidak-adilan.
Dalam keadaaan konflik negara yang terlibat tidak Stratifikasi sosial, seperti golongan kaya, golongan
memiliki sama sekali rasa empati terhadap menengah, dan golongan miskin dapat menjadi sumber
penderitaan yang dirasakan oleh lawan. Hadirnya bentrokan dan tindakan kekerasan apabila terjadi
rasa empati terhadap penderitaan lawan dianggap ketidak-adilan dalam distribusi kekayaan dalam suatu
suatu “ketidak jantanan”(ummanly), dan hal ini negara.
akan memperlemah keyakinan bahwa pihak
Ancaman tersebut dapat terjadi oleh karena
merekalah yang benar, dan lawanlah yang salah.
pengelompokan yang ada dalam kehidupan
f. Keyakinan yang berlebih-lebihan terhadap bermasyarakat memberi peluang bagi terjadinya
kekuatan militer: “konflik antar kelompok" (group conflict). Pengelom-
Perang antarnegara akan terjadi apabila masing pokan akan membuat perasaan “in group” vs “out
masing negara merasa yakin akan keampuhan group” semakin jelas. Anggota-anggota kelompok
kekuatan militer yang dimilikinya. Masing masing biasanya merasakan kelompok dialah yang paling baik,
negara yakin bahwa negaranya pasti menang di dan oleh karena itu harus diperhatikan
dalam peperangan. Pikiran yang demikian kesejahteraannya. Pengelompokan ini apabila disertai
seringkali hanya merupakan ilusi. dengan kompetisi dalam bidang tertentu akan dapat
menimbulkan konflik yang meregangkan hubungan
Di samping ke-enam hal tersebut di atas, masih ada antar kelompok. Di dalam kelompok, orang-orang lebih
lagi suatu bentuk kesalahan pandangan mudah kehilangan kontrol sosial, sehingga mereka
(mispersepsi) yang dapat menimbulkan konflik lebih mudah melakukan tindakan-tindakan yang a-
internasional, yaitu cara berpikir “hitam-putih.” sosial. Dalam kelompok, dorongan destruktif yang
Cara berpikir ini biasanya hanya melihat sesuatu dimiliki dapat dengan mudah dilepaskan, salah satu
dari dua kemungkinan “kalau bukan kawan saya, cara pelepasannya adalah dengan perang.
pasti lawan saya” atau ”kalau tidak Amerika, pasti
Rusia.” Cara berpikir demikian seringkali B. Sebab-sebab kultural dan ideologis

18 19
Adanya perbedaan dalam pandangan dan nilai- Pendapat kedua mengatakan perang terjadi
nilai di antara anggota masyarakat nasional maupun karena adanya hambatan-hambatan dalam
internasional secara riel maupun potensial merupakan perdagangan. Tarif yang tinggi, pajak impor yang
sumber perselisihan dalam masyarakat. Sebetulnya mahal, larangan dan pembatasan ekspor, dan lain
tidak ada karakteristik kebudayaan tertentu yang erat sebagainya akan mengakibatkan terhambatnya
kaitannya dengan batas-batas nasional, oleh karena itu perdagangan antara bangsa-bangsa yang ada di dunia
perasaan adanya perbedaan kebudayaan sering yang akibatnya akan menimbulkan perang. Perang akan
menjadi penyebab yang lebih besar terjadinya perang dapat dihindari manakala hambatan-hambatan
dibanding dengan adanya perbedaan kebudayaan itu perdagangan tersebut dihapuskan sehingga tercipta
sendiri. sistem perdagangan bebas. Perdagangan bebas akan
Perang Salib Katholik-Protestan atau perang mendapatkan jalinan hubungan ekonomi antar bangsa
Hindu-Muslim adalah merupakan contoh-contoh di dunia dan hal ini akan merupakan ikatan kuat
perang disebabkan oleh adanya perbedaan dalam dipertahankannya perdamaian.
sistem nilai, meskipun hal itu bukanlah satu-satunya. Pendapat ketiga mengatakan bahwa perang
Perang dalam masa revolusi Perancis adalah timbul karena adanya dorongan untuk memperoleh
merupakan perang yang diakibatkan adanya keuntungan yang tinggi dari penjualan perlengkapan-
pertentangan antara kekuatan demokrasi (liberty, perlengkapan perang. Adanya perang akan
egality, fraternity) melawan kekutan ortodoks yang mengakibatkan permintaan amunisi perang, senjata,
konservatif dan feodalistis. Kemudian Perang Dingin tank, pesawat tempur, peluru kendali, dan lain
antara Uni Soviet dan Amerika Serikat merupakan sebagainya meningkat dan hal ini akan sangat
perang yang disebabkan oleh adanya perbedaan menguntungkan para industrialis-industrialis perang
ideologi kapitalisme melawan komunisme. (merchant of dead), bankir-bankir internasional dan
kapitalisme wall-street yang haus perang (war monger).
C. Sebab-sebab ekonomi Pendapat keempat disampaikan oleh kaum
Marxis yang mengatakan bahwa perang sangat erat
Ada banyak pendapat tentang perang yang
kaitannya dengan kolonialisme dan imperialisme.
disebabkan oleh alasan-alasan ekonomi. Pendapat
Keduanya merupakan akibat yang langsung dari
pertama mengatakan bahwa perang dilakukan dengan
adanya kapitalisme. Kapitalisme telah menyebabkan
maksud meningkatkan taraf hidup (standard of living)
terjadinya produksi yang melebihi kebutuhan di dalam
rakyatnya. Jepang, Jerman dan Italia melakukan perang
negeri. Over produksi ini terjadi karena kaum kapitalis
karena mereka merasa dirinya “the have not countries”
telah membayar buruhnya dengan cara yang tidak
yang membutuhkan daerah yang lebih luas guna
wajar sehingga mereka bisa menumpuk keuntungan.
menambah sumber penghasilan mereka sehingga
Untuk mengatasi over produksi mereka terpaksa
rakyatnya akan hidup dengan lebih sejahtera.

20 21
menyalurkan hasil produksinya ke daerah-daerah yang memelihara, meningkatkan dan mendemonstrasikan
belum maju dan di daerah-daerah tersebut mereka power mereka guna menjamin keamanan nasionalnya.
memanamkan modalnya serta mendapatkan bahan Di dalam keadaan tanpa adanya lembaga supranasional
mentah guna mendukung produksinya. Sejalan dengan ini maka setiap negara harus mengandalkan kekuatan
semakin berkembangnya daerah tersebut sebagai sendiri di dalam usahanya untuk menjamin keamanan
daerah pamasaran akan hasil-hasil produksinya dan nasionalnya yang besarnya diukur berdasar
sumber penyediaan barang mentah yang diperlukan kemampuannya untuk membeayai perang.
maka kebutuhan akan perlindungan keamanan atas Negara-negara yang memiliki persamaan
kepentingan mereka di daerah tersebut menjadi kepentingan atau setidak-tidaknya kepentingan mereka
semakin besar. Untuk itu kemudian diciptakanlah tidak bertentangan cenderung untuk membentuk aliansi
kekuasan-kekuasaan kolonial yang didukung dengan apabila mereka merasa power yang dimilikinya tidak
kekuatan senjata. Sebagai akibatnya konflik cukup untuk menopang keamann nasionalnya di dalam
kepentingan antara kaum kapitalis untuk melawan kekuatan negara lain. Sebaliknya, aliansi
mengeskploitir daerah tersebut melawan kepentingan semacam ini akan menimbulkan meningkatnya rasa
rakyat yang bersangkutan untuk melindungi hak-hak tidak aman atas diri negara lain dan oleh karena itu
mereka sering terjadi dan berakhir pada terjadinya mereka juga akan berusaha untuk mengimbanginya
perang. Kapitalisme akan memperluas daerah dengan meningkatkan power-nya, kalau perlu juga
kolonisasinya (kolonialisme) ke seluruh penjuru dunia dengan jalan membangun aliansi. Dan karena power itu
(imperialisme) apabila eksploitasi di daerah tersebut sifatnya relatif, maka tidak akan pernah ada satu negara
telah habis. pun atau kelompok negara pun yang merasa telah
terjamin keamanan nasionalnya apabila power yang
D. Sebab-sebab politik mereka miliki secara riel bukan yang paling besar. Jadi,
ketakutan dan kekhawatiran suatu negara atas adanya
Perang terjadi karena tidak adanya lembaga
ancaman dari negara lain terhadap keamanan nasional-
pemerintahan yang efektif. Dengan kata lain perang
nya dan sampai akhirnya terjadi perang adalah
timbul karena adanya anarki, yaitu suatu kondisi di
merupakan akibat dari usaha sia-sia untuk mencapai
mana inidividu atau kelompok individu mencoba hidup
keamanan itu sendiri.
tanpa pemerintahan yang efektif. Keadaan demikian
menyebabkan tiadanya kerjasama atau tiadanya Namun, sangat sulit untuk menentukan apakah
kepastian untuk bertindak di antara unsur-unsur yang suatu perang disebabkan oleh alasan psikologis,
ada dalam masyarakat (nasional maupun internasiona) kultural ideologis, ekonomi ataupun politik. Yang jelas,
dan pada akhirnya menyebabkan terjadinya perang. di dunia ini tidak ada sebuah perang pun yang
mempunyai sebab tunggal karena perdamaian adalah
Perang mungkin juga terjadi karena adanya
usaha dari setiap negara untuk selalu mendapatkan,

22 23
merupakan keseimbangan dari banyak faktor yang ada Para tokoh-tokoh idealis terkemuka seperti
dalam masyarakat. Henri de Saint-Simon, William Ladd, Richard Cobden,
Perdamaian yang memiliki derajad yang Mahatma Gandhi, Woodrow Wilson, Bertrand Russel
berbeda-beda adalah suatu kondisi di mana individu dan lain sebagainya yang masih diguncang oleh
atau kelompok individu dalam suatu masyarakat kenangan pahit Perang Dunia I telah mengadopsi suatu
termasuk masyarakat dunia terbebas dari penggunaan pendekatan yang bersifat moralistik-legalistik, yang
kekuatan fisik di dalam berhubungan satu dengan yang memandang perang sebagai suatu kecelakaan atau
lain. Sebab-sebab perang adalah senantiasa berupa suatu dosa. Sebagai suatu kecelakaan karena perang
elemen-elemen ataupun kekuatan-kekuatan fisik oleh terjadi sebagai akibat dari tiadanya lembaga
individu atau kelompok individu atau kelompok internasional yang efektif yang menyediakan alternatif-
masyarakat atau negara untuk melawan yang lain. alternatif yang berarti bagi para pemimpin negara untuk
saling berargumentasi secara langsung. Sebagai suatu
dosa karena perang telah mempertontonkan sisi gelap
dari sifat manusia dan oleh karena itu perang apapun
BERBAGAI TEORI MENGHAPUS PERANG
bentuk dan manifestasinya harus segera diakhiri
Meskipun rumit dan tidak mudah, manusia dengan sekuat tenaga.
tidak pernah jera maupun lelah untuk berupaya Pandangan kaum idealis (utopian) yang
menghapuskan perang dari muka bumi. Perang telah mendominasi masa antara PD I dan PD II ini
menggugah kesadaran manusia akan perlunya mencari selanjutnya mengatakan bahwa perang terjadi karena
solusi yang tepat dan memadai guna mencegahnya atau adanya perjanjian-perjanjian rahasia antarnegara dan
mengontrolnya apabila sudah terlanjur terjadi. jika setiap warganegara dari setiap negara tersebut
Kesadaran tersebut salah satunya telah membawa ke menyadari maka perjanjian yang sedemikian ini tidak
arah pengembangan studi ilmu hubungan internasional akan bisa ditolerir. Kaum idealis, oleh karena itu,
sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri di berbagai menyerukan diakhirinya diplomasi rahasia serta
universitas di Amerika Serikat (1920) yang kemudian mendesak partisipasi masyarakat dalam perumusan dan
meluas ke seluruh penjuru dunia. Dari pengembangan penyelenggaraan politik luar negeri. (Maghroori &
studi ilmu hubungan internasional ini kemudian Ramberg, 1982: 10)
muncul berbagai pemikiran tentang perang, terutama Kaum idealis juga mendesak perlunya dibentuk
tentang bagaimana menghindari atau organisasi internasional yang akan menyediakan suatu
menghapuskannya dari muka bumi. forum bagi negara-negara untuk merundingkan
perbedaan-perbedaan yang terjadi di antara mereka.
a. Perspektif Idealis Program idealis adalah ditinggalkannya “sistem
perimbangan kekuatan” (balance of power system) dan

24 25
menggantinya dengan “sistem keamanan bersama” menamakan dirinya kaum realis, seperti Edward H.
(collective security system) yang akan mewajibkan Carr, Hans J. Morgenthau, Frederick Schuman,
negara-negara mengurangi kesiapan militernya sampai Nicholas Spykman, Kenneth Thompson dan lain
ke tingkat yang paling rendah, dan kemudian sebagainya. Mereka ini pada prinsipnya menolak
menyandarkan keamanan nasional mereka kepada konsep moralistik-legalistik dalam diplomasi dan
kemampuan militer gabungan dari masyarakat dunia sebaliknya menekankan pada pendapat bahwa
guna melawan agresi bersenjata yang mungkin terjadi. kebijakan yang didasarkan pada power atau kekuatan
(Maghroori & Ramberg, 1982: 10) akan mampu mewujudkan keamanan global.
Dengan kata lain, mereka menghendaki (Coulumbis & Wolfe, 1978: 4)
dibentuknya “pemerintahan dunia” (world government) Teori-teori kaum realis - yang kebanyakan
yang dilengkapi dengan kewenangan untuk mengadili merupakan kritik terhadap pandangan kaum idealis -
dan kekuatan pemaksa yang memadai untuk sangat menjunjung tinggi hak-hak negara nasional yang
menyelesaikan setiap persengketaan yang terjadi di berdaulat sebagai unit dasar analisis untuk mengejar
antara negara-negara. Ide kaum idealis ini kemudian power serta mengandalkan pada balance of power
diwujudkan dengan pembentukan Liga Bangsa-Bangsa system guna merintangi kompetisi yang terjadi di antara
(LBB) di tahun 1920. negara-negara.
Cita-cita kaum idealis adalah jelas yaitu Hans. J. Morgenthau dalam bukunya “Politics
terbentuknya suatu tata dunia dan tata kehidupan yang Among Nations” mengatakan bahwa: “As of all
penuh dengan kedamaian (fulfil with peace), dan hal itu politics, international politics is of necessity power
akan dapat terwujud hanya apabila manusia/negara politics,” bahwa pengejaran national power merupakan
tunduk pada aturan-aturan, baik itu aturan yang dorongan yang bersifat alami (natural drive) dan
memiliki daya paksa (punishment) maupun yang bahwa negara yang tidak berusaha meningkatkan
sifatnya sukarela. Ketika manusia/negara tunduk power-nya sebenarnya justru akan mengundang perang.
kepada suatu aturan, dan juga norma-norma universal, Selain itu masyarakat negara yang terdiri dari aktor-
maka seluruh manusia/negara akan bersinergi demi aktor individu yang sedang berjuang untuk
meraih kepentingan dan cita-cita bersama. meningkatkan power, pengaruh dan keamanannya yang
(http://phyto.wordpress.com/2007/09/17/damai-dan- bersifat mendasar akan secara alamiah ditarik kedalam
perang/) suatu pesekutuan yang bersifat sementara yang secara
bergantian akan cenderung untuk memaksakan balance
b. Perspektif Realis of power tertentu di antara blok-blok negara yang
saling bermusuhan. (Mahgroori & Ramberg, 1982: 10)
Segera sesudah berakhirnya Perang Dunia II
Bagi kaum realis, perdamaian dipersepsikan
suatu generasi baru ilmuwan pragmatis muncul dengan
sebagai suatu keadaan bersama yang dijamin oleh

26 27
perimbangan kekuatan yang bertanding. (Jurnal Luar republik konstitusional perlu dibangun untuk menjamin
Negeri, Tahun I-Desember 1983: 35) Perimbangan perdamaian yang universal. Menurut Kant “semakin
kekuatan merupakan suatu rancangan pengaturan yang merdeka rakyat ikut memerintah kehidupannya,
baik. Apabila kekuasaan terbagi seimbang di antara semakin banyak kekuasaan pemerintah dibatasi secara
negara-negara, maka akan tidak ada satu negara pun konstitusional, semakin besar pemimpin
yang mencapai hegemoni internasional. (Dougherty & bertanggungjawab melalui pemilihan umum yang
Platzgraf Jr, 1983: 78). Cita-cita tentang perdamaian bebas terhadap rakyatnya, maka para pemimpinnya
dan keamanan internasional sebagaimana dimaksudkan akan semakin lebih terkendali dalam memutuskan
oleh kaum realis dikembangkan berdasarkan pada perang.”
konsep-konsep kekuatan; perdamaian seolah-olah bisa Kaum liberal, seperti Kant, de Montesquieu,
dijamin apabila tercipta suatu perimbangan kekuatan, Thomas Paine, Jeremy Bentham, John Stuart Mill, dan
baik sebagai potensi daya tempur maupun potensi daya lain sebagainya, percaya bahwa ada harmoni
tangkal. (Jurnal Luar Negeri, Tahun I-Desember 1983: kepentingan yang bersifat alami di antara bangsa-
35) bangsa di dunia, dan bahwa perdagangan bebas akan
Pendek kata, perang tak akan pernah terjadi memfasilitasi terbentuknya harmoni ini dan
apabila terdapat keseimbangan kekuatan (balance of mempromosikan perdamaian. Menurut keyakinan
power) di antara kedua belah pihak. Jika salah satu mereka, aristokrasi monarki (monarchical
pihak lebih lemah dibanding pihak lain, maka aristocracies) memiliki kepentingan tetap “vested
genderang perang sudah pasti akan ditabuh oleh pihak interest” untuk melakukan perang. (R.J. Rummel May,
yang lebih kuat. Nasehat yang diberikan oleh kaum http://www.firearmsandliberty.com/rummel.war.html)
realis kalau kita menghendaki perdamaian adalah
bersiaplah untuk perang: “If you want to keep peaceful d. Perspektif Ekonomi Politik
in the world, prepare yourself to war!” Bagi para
pemikir realis, tata nilai perdamaian yang diagung- Bruce Bueno de Mesquita dalam tulisannya
agungkan oleh negara dan juga oleh lembaga-lembaga berjudul “Game Theory, Political Economy, and the
internasional seperti LBB atau PBB hanyalah omong Evolving Study of War and Peace”(American Political
kosong belaka. http://phyto.wordpress. Science Review, Vol. 100, No. 4, November 2006)
com/2007/09/17/damai-dan-perang/) mengatakan bahwa perspektif ekonomi politik yang
menekankan pada kepentingan dan insentif politik
dalam negeri, menemukan logika yang membedakan
c. Perspektif Liberalisme Klasik
politik luar negeri dari para pemimpin yang demokratis
Immanuel Kant (1795) secara sistematik dan yang tidak demokratis (otoriter). Kekalahan dalam
mengartikulasikan peran positif kemerdekaan politik perang, sebagai misal, merupakan pengalaman yang
dalam mengeliminasi perang dan mengusulkan bahwa mahal bagi masyarakat dan oleh karena itu lebih

28 29
menyakitkan bagi pemimpin demokratis yang demokrat tidak berpendapat bahwa mereka pasti men-
akuntabel, dibanding bagi pemimpin-pemimpin dekati kemenangan, maka mereka memilih untuk
monarki, otokratis atau junta. melakukan negosiasi daripada berperang.
Berkaitan dengan beaya politik dari suatu Model ekonomi politik menyimpulkan bahwa
kekalahan, pemimpin demokrat hanya mau berperang para pemimpin negara demokrasi yang saling
apabila mereka percaya kesempatan untuk menang bermusuhan cenderung lebih suka berunding daripada
tinggi dan atau apabila semua upaya negosiasi berkelahi. Sebaliknya, karena tidak menghadapi
menemui kegagalan. Dikarenakan pemimpin otokratis rintangan seperti yang dihadapi para pemimpin
tetap menduduki jabatan atau berhenti menduduki demokratis, khususnya dalam proses pembuatan
jabatan bukan karena dukungan rakyat, maka keputusan, para pemimpin otoriter lebih siap untuk
kekalahan dalam perang bagi mereka sering secara berperang bahkan sekalipun kemungkinan untuk
politik tidaklah dianggap begitu mahal dibanding bagi menang sangat kecil. Tampaknya mereka lebih suka
pemimpin demokrat. Hal yang demikian ini membuat membelanjakan sumber kekayaan negara untuk
para pemimpin otokratis lebih suka berperang membeayai perang meskipun dengan resiko kalah,
walaupun akibatnya mungkin akan membuat negaranya yang memberi kesempatan bagi para kroninya
menjadi lebih miskin. memperoleh ganjaran untuk kepentingan pribadinya,
Karena para pemimpin demokrat selektif dalam daripada membagikan sumber kekayaan negara untuk
melakukan perang, mereka pada umumnya berhasil kesejahteraan para pendukungnya.
memenangkan perang yang diinginkannya. Selama dua Berdasar pada realitas tersebut upaya untuk
abad terakhir negara-negara demokrasi berhasil mengeliminasi perang, menurut pandangan ekonomi
memenangkan 92 persen dari perang yang dilakukan, politik, dapat dilakukan melalui perluasan demokrasi
sementara negara-negara otokratis hanya berhasil ke seluruh penjuru dunia.
memenangkan 60 per sen dari perang yang mereka
lakukan. e. Perspektif Ahli Psikologi
Jika dua orang demokrat terlibat perselisihan,
Apabila telah diyakini bahwa perang terjadi
perang tidak mungkin terjadi. Masing-masing
karena adanya kelompok-kelompok manusia yang
pemimpin demokrasi memiliki insentif yang sama yang
merasa kepentingannya terancam, maka jalan untuk
didorong secara kelembagaan: masing-masing berusaha
menghindari peperangan itu tiada lain kecuali
keras untuk memenangkan perang jika perang terjadi;
melenyapkan adanya keterancaman tersebut. Oleh
masing-masing memerlukan keberhasilan kebijakan
karena perasaan terancam seringkali timbul oleh
untuk bisa menduduki jabatan lagi; masing-masing
mispersepsi terhadap situasi yang sebenarnya, maka
harus percaya di awal bahwa kemungkinan
memenangkan perang sangatlah tinggi. Bila pemimpin

30 31
usaha untuk menciptakan perdamaian harus diarahkan doktrin lain yang berbicara tentang apa yang harus
untuk menghilangkan mispersepsi ini: dilakukan manakala suatu negara terpaksa harus
(1) Orang-orang (kelompok atau negara) harus berperang. Doktrin ini disebut sebagai doktrin perang
berusaha untuk menyadari bahwa mispersepsi yang sah.
akan terjadi apabila ada ketertutupan di dalam Doktrin tentang Perang yang Sah adalah upaya
komunikasi. Usaha-usaha antar kelompok atau untuk membedakan antara cara-cara yang dapat
antarnegara untuk membuka komunikasi perlu dibenarkan dengan yang tidak dapat dibenarkan dalam
dilakukan guna mencapai saling pengertian penggunaan angkatan bersenjata yang terorganisasi.
(persepsi yang akurat). Program-program Doktrin Perang yang Sah membahas moralitas peng-
pertukaran pelajar, pemuda, mahasiswa gunaan kekuatan dalam tiga bagian, yaitu: (1) kapan
antarnegara atau saling kunjung mengunjungi suatu pihak dapat dibenarkan dalam menggunakan
pejabat pemerintah antarnegara dapat digunakan angkatan bersenjatanya atau dengan kata lain kapan
sebagai sarana. suatu negara diperbolehkan untuk berperang
(2). Penciptaan sesuatu yang merupakan kepentingan (keprihatinan tentang jus ad bellum), (2) cara-cara apa
bersama. Konsep “Super Ordinate Goal” dapat yang harus dilakukan dalam menggunakan angkatan
digunakan untuk mengurangi konflik antar bersenjata itu atau dengan kata lain bagaimana suatu
kelompok. Usaha untuk menciptakan “Super negara harus berperang (keprihatinan tentang jus in
Ordinate Goal” telah dibuktikan oleh Perancis bello), dan (3) bagaimana suatu peperangan dapat
dan Jerman; sebelum adanya Masyarakat diakhiri dengan adil dan perjanjian perdamaian dapat
Ekonomi Eropa yang kemudian berubah menjadi dicapai, sementara penjahat-penjahat perang juga dapat
Uni Eropa yang bertujuan untuk meningkatkan diadili atau dengan kata lain bagaimana suatu negara
kepentingan bersama sesama negara anggota, harus menghentikan suatu perang (keprihatinan tentang
Jerman dan Perancis telah berperang sebanyak jus post bellum).
tiga kali. Setelah kedua negara ini bergabung ("http://id.wikipedia.org/wiki/Doktrin_tentang_Perang
kedalam MEE, mereka hidup damai tanpa _yang_Sah)
peperangan. (http://ancok.staff. ugm.ac.id/h-
17/psikologi-dan-perdamaian.html g. Perspektif Pasifis
Pasifisme berkeyakinan bahwa perang seperti
f. Doktrin tentang Perang yang Sah apapun secara moral tidak sah. Kaum Pasifis
Sementara para pemikir idealis, realis, liberal menentang Doktrin tentang Perang yang Sah dengan
klasik, ekonomi politik, psikolog, dan pasifis berbicara argumentasi bahwa doktrin itu memang membela
tentang bagaimana menghindari perang, muncul perlindungan dan kesucian nyawa orang-orang yang
tidak bersalah, namun kenyataannya dalam suatu

32 33
peperangan nyawa orang-orang yang tidak bersalah Karena potensi itu tetap ada, upaya menghapus
tidak dapat dijamin perlindungannya. Karenanya, bila perang akan menjadi pekerjaan yang tidak mudah.
nyawa orang-orang yang tidak bersalah tidak dapat Yang paling memungkinkan adalah mencegah agar
dijamin, maka perang dalam bentuk apapun tidak dapat perang tidak terjadi atau mengelolanya sedemikian
dianggap sah dengan alasan apapun juga. rupa apabila perang sudah terlanjur terjadi, dengan
("http://id.wikipedia.org/wiki/ tujuan agar perang tersebut dapat segera diakhiri,
Doktrin_tentang_Perang_yang_Sah) perdamaian dan keamanan dapat dipulihkan, kebenaran
Bagi kaum pasifis, konsep moral dapat dan keadilan dapat ditegakkan, dan korban jiwa
diterapkan secara bermafaat dalam kehidupan maupun harta yang semakin terus bertambah dapat
masyarakat dunia. Tidak masuk akal mempertanyakan dicegah.
apakah perang itu adil atau tidak: itulah isu yang Berbagai pemikiran tentang bagaimana
penting dan bermakna. Tetapi hasil dari penerapan mencegah dan atau mengelola perang telah
normatif, dalam hal perang, adalah selalu bahwa perang berkembang begitu luas sebagaimana telah dipaparkan
tidak seharusnya dilakukan. Jika teori perang yang sah di atas, masing-masing memiliki kelemahan dan
dan adil kadang-kadang bersifat permisif dalam hal kekuatannya sendiri-sendiri. Tidak ada suatu konsep
perang, pasifisme selalu melarang perang. Bagi kaum tunggal yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
pasifis, perang adalah selalu salah. Selalu ada cara semua persoalan tentang perang yang terjadi di dunia
terbaik untuk menyelesaikan suatu masalah daripada ini.
dengan melalui perang. (Stanford Encyclopedia of 1. Pembentukan organisasi regional maupun
Philosophy, http://www.science.uva.nl/ internasional sebagaimana direkomendasikan kaum
~seop/entries/war/) idealis dalam batas-batas tertentu cukup efektif
untuk mencegah terjadinya perang, seperti
EVALUASI KRITIS DAN KESIMPULAN European Union (Juli 1947) yang telah
mempersatukan negara-negara Eropa Barat
Setiap manusia/negara pasti menginginkan sehingga, paling tidak untuk kurun waktu lebih dari
kehidupan yang aman dan damai, terhindar dari 50 tahun terakhir, Eropa Barat terhindar dari
malapetaka perang. Akan tetapi kalau terpaksa, ada malapetaka perang. Begitu juga pembentukan
banyak di antara mereka yang rela berkorban untuk ASEAN (Agustus 1967) yang dinilai telah cukup
berperang guna mempertahankan hak dan atau nilai- berhasil menjaga stabilitas politik dan keamanan di
nilai kebenaran yang dimiliki dan diyakini. Itu berarti kawasan Asia Tenggara untuk kurun waktu yang
bahwa potensi manusia/negara untuk melakukan cukup lama. Namun sebaliknya, sekalipun sudah
perang tetaplah ada dan tidak dapat dihapuskan. dibentuk cukup lama (Desember 1985), SAARC
(South Asian Association for Regional

34 35
Cooperation) yang beranggotakan Afghanistan, dimaknai bukan sebagai keadaan di mana kekuatan
Bangladesh, Bhutan, India, Maldives, Nepal, benar-benar terbagi secara seimbang. Yang terjadi
Pakistan, dan Srilanka hingga saat ini belum justru setiap negara berupaya untuk meningkatkan
mampu menciptakan kawasan yang aman dan kekuatannya hingga sampai titik di mana kekuatan
damai seperti yang dicita-citakan. Sampai saat ini, yang dimiliki dirasakan lebih unggul daripada
pergolakan bersenjata dan perang saudara masih kekuatan yang dimiliki negara lain. Keadaan ini
terjadi di kawasan tersebut. berakibat terjadinya perlombaan senjata dan
perebutan daerah pengaruh (sphere of influence)
PBB, sekalipun selalu diprotes karena sering yang tak pernah kunjung berhenti, khususnya di
dijadikan sebagai alat politik luar negeri negara- antara negara-negara adidaya.
negara adidaya, dalam hal tertentu juga telah
berhasil menjalankan tugasnya. Kalaupun tidak Selain itu, adanya anggapan bahwa untuk
sebagai peace maker, PBB telah berhasil memelihara perdamaian diperlukan suatu
menjalankan tugasnya sebagai peace keeper di kemampuan, baik kemampuan untuk merintangi
beberapa wilayah konflik di dunia, seperti di ataupun mengatasi kekuatan yang ada dalam
Libanon, Kongo, Bosnia, dan lain sebagainya. masyarakat guna menjaga keselamatan nilai-nilai
Namun di daerah di mana kepentingan negara lainnya; dan bahwa memelihara keamanan berarti
adidaya sangat besar, PBB telah gagal menjalankan mengontrol dan mengorganisir power, untuk itu
fungsinya. Sebagai misal, PBB telah gagal diperlukan kapasitas untuk mempengaruhi alokasi
mencegah Amerika Serikat beserta dengan dari banyak nilai serta kapasitas untuk
sekutunya melakukan tindakan unilateral dengan mempengaruhi alokasi dari banyak tujuan, (Karl W.
menyerang dan menduduki Irak dengan dalih untuk Deutsch 1968: 170) telah menumbuhkan keyakinan
mencari dan menghancurkan senjata pemusnah di kalangan penganut faham realis akan perlunya
masal yang ternyata tidak terbukti. Selain itu, PBB kekuatan dunia yang hegemonik (hegemonic
juga tidak berhasil memaksa Israel mengundurkan power), yaitu suatu kekuatan yang memiliki
diri dari wilayah Arab yang diduduki sejak Perang kemampuan untuk melakukan pengorbanan atas
Arab-Israel tahun 1967. kepentingan jangka pendeknya guna mencapai
2. Gagasan pemeliharaan perdamaian dengan lebih kepentingan jangka panjang. (Paul F. Diehl 1989:
mengandalkan ”perimbangan kekuatan” (balance 218) Akan tetapi dalam kenyataannya, hegemonic
of power) sebagaimana direkomendasikan oleh power telah sering mengakibatkan terjadinya
kaum realis dalam batas-batas tertentu memang ketegangan karena sikap dan tindakannya yang
dapat meredam terjadinya konflik bersenjata. Akan cenderung bersifat ”double standard.”
tetapi di dalam prakteknya, balance of power sering

36 37
3. Liberalisasi perdagangan atau perdagangan bebas 4. Pemeliharaan perdamaian dan keamanan melalui
(free market) sering direkomendasikan sebagai perluasan demokrasi ke seluruh penjuru dunia akan
wahana untuk menjauhkan dunia dari malapetaka berdampak baik apabila dilakukan melalui proses
perang. Dalam batas-batas tertentu perdagangan transformasi secara damai di antara elemen-elemen
bebas (free market) bisa menimbulkan saling masyarakat yang ada di masing-masing negara
ketergantungan (interdependensi) di antara bangsa- yang berkepentingan. Apabila proses
bangsa di dunia, interdependensi akan bisa demokratisasi, termasuk penerapan HAM,
memunculkan harmoni, dan harmoni pada akhirnya dilakukan secara paksa, apalagi digunakan sebagai
akan menciptakan perdamaian. alat politik luar negeri negara tertentu guna
mencapai kepentingannya sendiri, pasti akan
Akan tetapi di dalam prakteknya perdagangan menimbulkan ketegangan dan berakhir pada
bebas tidak selalu bisa memunculkan harmoni. terjadinya perang.
Robert Gilpin dalam bukunya ”The Political
Economy in International Relations” (1987) Di dunia yang sangat heterogen ini tidak ada
mengatakan di dunia yang terbagi di antara banyak pemahaman yang sama akan makna dari kata
kelompok atau negara yang berbeda dan sering ”demokrasi” dan ”kebebasan.” Hampir di masing-
saling bertentangan, maka pasar (meliputi masing negara, demokrasi dan atau kebebasan
perdagangan, modal dan investasi) telah memiliki mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Di negara-
pengaruh yang sangat berbeda dengan yang negara Islam, pemvisualisasian Nabi Muhammad
dikatakan para teoritikus ekonomi. Kegiatan- SAW dalam bentuk karikatur dipandang tidak
kegiatan ekonomi akan mempengaruhi politik, hanya sebagai penghinaan akan tetapi juga
sosial, dan kesejahteraan ekonomi dari berbagai pelanggaran terhadap nilai-nilai demokrasi dan
kelompok masyarakat dan negara secara secara kebebasan itu sendiri.
berbeda-beda. (Gilpin 1987: 22). Selain itu pula, Perlu diketahui bahwa pada tanggal 30 September
ekonomi pasar juga akan secara signifikan 2005, surat kabar terbesar Denmark, Jyllands-
mempengaruhi distribusi kekayaan dan kekuasaan Posten, telah memuat 12 karikatur Nabi
di dalam atau di antara masyarakat. Pertumbuhan Muhammad SAW, yang kemudian diikuti oleh
kekayaan dan penyebaran aktivitas ekonomi surat kabar lainnya seperti Magazinet, dari
cenderung tidak merata, di satu pihak ada negara Norwegia, 10 Januari 2006; surat kabar Jerman, Die
yang diuntungkan dan di pihak lain ada negara Welt; surat kabar Perancis, France Soir dan surat
yang dirugikan. (Gilpin 23) Keadaan semacam ini kabar lain di Eropa.
bukannya memunculkan harmoni, akan tetapi justru (http://id.wikipedia.org/wiki/Karikatur_Nabi_Muha
sebaliknya konflik dan ketegangan. mmad_Jyllands-Posten)

38 39
Kebebasan bukan berarti setiap orang
diperbolehkan berbuat apa saja termasuk melempar
tinja ke muka orang lain dan kemudian mengatakan
itu dilakukan demi kebebasan. Kalau perluasan
demokrasi dan kebebasan dibiarkan berkembang
menuju kesana, maka bukan perdamaian dan
keamanan yang diperoleh, akan tetapi ketegangan
dan konflik fisik.
Sangat sering terjadi dunia Barat mempraktekkan
kebijakan ”double standard” dalam masalah
demokrasi dan kebebasan. Sebagai contoh, ketika
Presiden Iran Ahmadinejad mengatakan bahwa
”holocaust” atau pemusnahan etnis Yahudi oleh
tentara Nazi Jerman di masa Perang Dunia II Karikatur ini diambil dari surat kabar Yordania Al Ghad yang
hanyalah omong kosong belaka, pemimpin Israel berpendapat bahwa Dunia Barat memakai standar ganda dalam
kontroversi Jyllands-Posten ini. Teks dalam gambar ini menyatakan
dan juga Presiden Bush menyatakan kemarahannya menurut arah jarum jam: "Yang ini rasis", "Yang ini anti-semitik", dan
bahkan disertai ancaman. "Yang ini termasuk kebebasan berpendapat."
(http://id.wikipedia.org/wiki/Karikatur_ Nabi_Muhammad_Jyllands-
Respons yang berbeda para pemimpin dunia Barat Posten)
terhadap kasus karikatur di surat kabar Jyllands- 5. Mispersepsi telah dipandang oleh para ahli
Posten dan pernyataan Iran tentang holocaust psikologi sebagai sumber terjadinya perang.
memperjelas adanya kebijakan ”double standard” Untuk mencegah terjadinya perang maka
di kalangan pemimpin dunia Barat. Sangat sering mispersepsi yang terjadi di antara masyarakat
terjadi, kebijakan ”double standard” yang dunia, utamanya di antara para pemimpin dunia,
dipraktekkan dunia Barat bukannya membantu perlu dihapuskan. Kesulitannya adalah bahwa
upaya pemeliharaan perdamaian dan keamanan mispersepsi sering kali sengaja dimunculkan
dunia, akan tetapi justru sebaliknya, memicu sebagai justifikasi atas kebijakan yang telah
terjadinya tindak kekerasan lainnya, salah satunya maupun akan diambil dalam upaya untuk
adalah dalam bentuk ”terrorisme.” mencapai tujuan nasional negara. Tuduhan-
tuduhan bahwa Irak di bawah Saddam Hussein
telah membuat atau menyimpan senjata
pemusnah massal, bahwa program nuklir Iran
ditujukan bukan untuk kepentingan damai akan
tetapi untuk kepentingan pembuatan senjata

40 41
nuklir, bahwa pengaruh Iran di Timur Tengah terdapat banyak rejim internasional yang
akan menguat apabila pasukan Amerika Serikat mengatur kehidupan masyarakat maupun
ditarik dari Irak, dan lain sebagainya, negara, seperti DK-PBB (keamanan), IMF
merupakan mispersepsi yang sengaja dihembus- (neraca pembayaran), WTO (perdagangan),
hembuskan untuk menyelubingi kepentingan- ILO (perburuhan), IAEA (nuklir), ICAO
kepentingan yang berada di balik tindakannya. (penerbangan sipil), dan lain sebagainya.
Keterkaitan antara Perang Irak dengan Rejim internasional didefinisikan oleh Stephen
kepentingan-kepentingan ekonomi Amerika D. Krasner dalam bukunya ”International
Serikat telah dicoba dibeberkan oleh Regimes” (1983) sebagai ”prinsip-prinsip,
komentator politik Naomi Klein dan Antonia norma-norma, aturan-aturan, dan prosedur
Juhasz. Dijelaskan secara rinci bahwa pembuatan keputusan di sekitar mana harapan-
pendudukan Irak telah memungkinkan Amerika harapan para aktor saling berkonvergensi dalam
Serikat memiliki kewenangan melakukan suatu area tertentu dalam hubungan
restrukturisasi ekonomi Irak yang didasarkan internasional.” (Krasner 1983: 3)
pada prinsip-prinsip neo-liberal yang ketat.
Majalah The Economist mengatakan bahwa Rejim internasional yang biasanya dalam
untuk memenuhi daftar harapan para investor bentuk organisasi internasional selain bisa
asing dan agen-agen donor yang menghendaki berfungsi sebagai pengubah secara sistematik
pengembangan pasar di Irak, pemerintah terhadap perilaku negara, atau sebagai aktor di
Washington telah mengadakan langkah-langkah panggung internasional, juga bisa berfungsi
ke arah privatisasi 200 perusahaan negara Irak sebagai instrumen kebijakan luar negeri suatu
yang memungkinkan 100% sahamnya dimiliki negara. Sekalipun demikian, tidak semua negara
oleh pemilik-pemilik modal asing, diluar mempunyai kemampuan yang sama untuk
perusahaan minyak dan sektor-sektor menjadikan rejim internasional sebagai alat
pengilangan, ”for full repatriation of profits, politik luar negerinya guna mencapai
and for a 15% cap on corporate taxes.” kepentingan nasionalnya. Keadaan ini sering
http://www.why-war.com/news/ menyebabkan prinsip-prinsip, norma-norma,
2004/10/01/arethewa.html aturan-aturan, dan prosedur pembuatan
keputusan dalam rejim internasional lebih
6. Pada akhirnya, mengandalkan pemeliharaan banyak mengabdi untuk kepentingan negara-
perdamaian dan keamanan dunia melalui negara besar atau negara-negara yang secara
enforcement of international laws atau potensial memiliki akses untuk melakukan hal
penegakkan hukum internasional juga belum itu.
merupakan jaminan. Di dunia sekarang ini telah

42 43
understood. To be understood, it must be studied,”
Dengan melihat kelemahan maupun kekuatan (http://en.wikipedia.org/wiki/Quincy_Wright) tulisan
dari masing-masing pendekatan, maka penerapan satu ini saya maksudkan untuk memberikan sumbangan
pendekatan tertentu tidaklah cukup untuk melakukan pemikiran yang bermanfaat bagi setiap upaya
pencegahan dan pengelolaan perang atau management mencegah dan atau mengakhiri perang serta
of conflict. Kecenderungan yang terjadi adalah mempromosikan perdamaian. Insyaallah.
mengadopsi beberapa pendekatan secara bersamaan
dengan memberikan penekanan pada satu atau dua
pendekatan yang dianggap paling sesuai dengan situasi UCAPAN TERIMA KASIH
dan kondisi yang ada di masing-masing wilayah.
Sebagai fenomena yang spektakuler dalam Hadirin yang saya hormati,
kehidupan umat manusia, perang selalu terjadi dalam
suatu keadaan di mana manusia berbeda pendapat Sebagai penutup pidato pengukuhan ini
tentang kapan dan di mana perdamaian harus dimulai. perkenankanlah saya menyampaikan ucapan terima
Oleh karena itu, peran seorang pemimpin negara yang kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak
terkait dalam perang akan sangat menentukan yang telah dengan tulus ikhlas membantu
keberhasilan upaya mewujudkan perdamaian. Sebagai mengantarkan saya mencapai jabatan akademik
contoh, sekalipun sebahagian besar rakyat Amerika tertinggi saya.
Serikat sendiri menghendaki agar Amerika Serikat Ucapan terima kasih dan penghargaan yang
segera mengakhiri pendudukannya atas Irak, Presiden setinggi-tingginya saya sampaikan kepada:
George W. Bush bersikukuh untuk melanjutkan perang
1. Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
dengan alasan bahwa sekarang ini belumlah saatnya
yang telah memberikan kepercayaan kepada saya
bagi dia untuk mengakhiri perang dan memulai
dan Direktur Jendral Pedidikan Tinggi yang telah
perdamaian. Hasil pooling The New York Times dan
meloloskan usulan sebagai Guru Besar di bidang
CBS News (20-22 Juli 2007): hanya 25% responden
Teori Politik Internasional, Fakultas Ilmu Sosial
yang menyatakan puas terhadap kinerja Presiden Bush
dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret;
di Irak, sedangkan 69% menyatakan tidak puas;
sementara itu jumlah responden yang menghendaki 2. Rektor yang juga Ketua Senat Universitas Sebelas
agar Amerika Serikat segera keluar dari Irak meningkat Maret, Bapak Prof. Dr. H. Syamsulhadi, dr., Sp.Kj.,
dari 28% menjadi 51%). dan Sekretaris Senat Bapak Prof. Dr. Aries
Sudiyanto, dr., Sp.Kj, (K) dan segenap anggota
Pada akhirnya, dengan meminjam kata-kata
Senat yang telah mengusulkan serta memberi
bijak yang diucapkan oleh Karl W. Deutsch dari
kemudahan dalam pengusulan saya sebagi Guru
Harvard University: "War, to be abolished, must be
Besar.

44 45
3. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 8. Guru-guru dan dosen-dosen saya, khususnya Bapak
Bapak Drs. H. Supriyadi SN, SU; Mantan Dekan R. Soejanto, Bapak Drs. H. Soewito
Fisip UNS/Pembantu Rektor III, Bapak Drs. H. Prawirohoedojo, dan Bapak Drs. H. Muchlas yang
Dwi Tiyanto, SU; Mantan Ketua Jurusan Ilmu dengan penuh kesabaran mengajar dan
Komunikasi Fisip UNS, Ibu Dra. Hj. Sofiah, M.Si; membimbing saya selama saya duduk di bangku
dan Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip UNS, SMA; begitu juga Bapak Prof. Dr. H. Amien Rais,
Ibu Dra. Prahastiwi Utari, Ph.D yang telah MA; Bapak Prof. Dr. H. Ichlasul Amal, MA; Bapak
mendukung dan memfasilitasi saya dalam meraih Prof. Dr. H. Mohtar Mas’oed, MA (Universitas
jabatan Guru Besar. Gadjah Mada) dan Prof. Dr. Dwight Y. King
4. Mantan Rektor Bapak Prof. Drs. H. Haris (Northern Illinois University, USA) yang dengan
Mudjiman, MA, PhD; Mantan Pembantu Rektor I, penuh keikhlasan telah membimbing skripsi dan
Bapak Prof. Drs. Haryono Darmowisastro; thesis saya serta memfasilitasi saya untuk bisa
Pembantu Rektor I, Bapak Prof. Dr. H. Ravik melanjutkan studi saya ke Amerika Serikat; juga
Karsidi, MS; Bapak Prof. Drs. Anton Sukarno, Bapak Prof. Dr. Mohammed Mustapha Ishak dan
M.Pd. dan yang lainnya yang tidak bisa saya Dr. Oemar Hamdan (Universiti Utara Malaysia)
sebutkan satu persatu, yang telah memberi yang selalu memotivasi saya untuk segera
dukungan dan semangat kepada saya untuk bisa menyelesaikan studi S-3 saya; Guru ngaji saya
meraih jabatan Guru Besar. Ustadz H. Muh. Bachran yang telah membimbing
saya dalam mencari apa arti kehidupan.
5. Kedua orang tua saya, masing-masing Almarhum
Bapak Haji Sirodj Soerodihardjo dan Almarhumah 9. Isteri tercinta Hj. Sarwanti beserta ketiga anak dan
Ibu Hajjah Karsiyem Soerodihardjo yang dengan menantu saya, Jessica Puspadayasari, ST, MM dan
kasih sayangnya telah mengasuh, mendidik dan suami Tejo Pramono, SP; Muhammad Oscar
mengajarkan kepada saya nilai-nilai kehidupan Prameshwara, dan Marissa Ayu Kusuma, S.Sos.
yang penuh keikhlasan, pengabdian dan yang sangat saya sayangi dan saya cintai, yang
keteladanan. telah dengan sabar menemani saya baik dalam suka
6. Kedua mertua saya, masing-masing Almarhum maupun duka, serta memberikan inspirasi bagi saya
Bapak Haji Darwan Mitrosudarmo dan Ibu Hajjah untuk selalu belajar dan bekerja untuk beribadah
Sumiji Mitrosudarmo yang selalu memberikan suri kepada Sang Maha Khaliq.
tauladan yang baik kepada saya, isteri, anak-anak 10. Kamas Samsuri dan mBakyu Ngatini; mBakyu
dan menantu saya.. Mariyah dan Kamas Djono (Alm); kakak-kakak
7. Bapak H. Bun Yahmin Siswopambudi yang telah dan adik-adik kandung saya, masing-masing:
dengan susah payah melatih saya, bekerja sambil Kamas H. Taru Hendromartono, S.Pd. (Alm) dan
menuntut ilmu. mBakyu Hj. Suprapti; Kamas Drs. H. Soewadji

46 47
Hadiwinoto dan mBakyu Hj. Suyanah teman-teman senasib yang sama-sama sedang
Merdikawati; mBakyu Hj. Warjiati Suyitno dan berjuang menuntut ilmu di Universiti Utara
Kamas Suyitno Hadimartono; Kamas Prof. Dr. H. Malaysia.
Bambang Marsono, MA, MSc, PhD dan mBakyu
Hj. Sriyati Marsono, MBA, B.Eng; mBakyu Saparti Sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas
dan Kamas Sukiran; Kamas H. Muhammad segala perhatian dan bantuannya serta mohon maaf atas
Dharsono Hadiwiharto, BA dan mBakyu Hj. segala kekurangan dan kekhilafan saya. Semoga Allah
Isbandiyah, BA; Adik H. Zaenal Arifin, Dipl. TEFL SWT senantiasa meridhloi semua yang menjadi
dan Adik Elida; Adik Siti Fatimah dan Adik Jono keinginan luhur kita bersama. Amien ya rabbal
Sihono, SH; Adik Titik Nur Umiyatun dan Adik alamien.
Haryono, S.Pd.
Billahit taufiq wal hidayah.
Begitu juga Kakak-kakak dan adik-adik ipar Wassalamu’alaikum Warrahmatullah
saya, masing-masing: Mbakyu Mursiti BA dan Wabarakatuh.
Kamas Ir. H. Sriyanto; Kamas Ir. H. Parmanto
Mitrosudarmo dan mBakyu Hj. Hendri Sudarti;
Kamas Ir. H. Iskandar Mitrosudarmo, MM dan
mBakyu dr. Hj. Dien Emawati; Adik Dra.
Triningsih dan Adik Drs. Koharuddin; Adik
Kiswanto, ST dan Adik Andrie Anie Sri
Mundarsih, SP; Adik Arief Nugroho, ST, MT, MM
dan Adik Dwi Retnani, ST.
Yang dengan penuh kasih sayang selalu
memberikan bantuan moril maupun material,
utamanya di saat-saat saya berada dalam kesulitan.
11. Keluarga Besar Almarhum Bapak Sastrosukarno,
utamanya Ibu Hj. Sukini Sastrosukarno yang biasa
menemani keluarga saya saat saya tinggal pergi
bertugas dan juga menunggui saya di kala saya
dirawat di rumah sakit.
12. Rekan-rekan sejawat, utamanya teman-teman PD
III periode 2001-2007, keluarga besar Bimbingan
Haji Mandiri Surakarta, pengurus dan jamaah
Masjid Darul Hayat, pengurus Perhumas Solo, serta

48 49
DAFTAR PUSTAKA Fuad Hasan, Upaya Pemeliharaan Perdamaian Dalam
Penyelesaian Sengketa Internasional, Jurnal
Are the War and Globalization Really Connected? Luar Negeri, Badan Litbang Deplu, Tahun I,
http://www.why No. 2, Desember 1983, pp. 19-44.
war.com/news/2004/10/01/arethewa.html. Gelven, M. War and Existence. Philadelphia, PA:
Clausewitz, Carl von. On War, trans. by A. Rapoport. Pennsylvania State University Press, 1994.
Harmondsworth, UK: Penguin, 1995. Gilpin, Robert. The Political Economy of International
Couloumbis, Theodore A and Wolfe, James H. Relations, Princeton: Princeton University
Introduction to International Relations: Power Press, 1987.
and Justice. Englewood Cliff, NJ: Prentice- Hanley, Charles J., Iraq costs US$12 B per month,
Hall, Inc., 1978. http://news.yahoo.com/s/ap/20080309/ap_on_re
Damai dan Perang, _mi_ea/iraq_war costs.
http://phyto.wordpress.com/2007/09/17/ damai- Hass, Ernst B. Conflict Management and International
dan-perang/. Organizations, 1945-1981, dalam Diehl, Paul
David Brown, Study Claims Iraq's 'Excess' Death Toll F. (ed). The Politics of International
Has Reached 655,000, Washington Post, Organizations: Patterns and Insights, Chicago.
Wednesday, October 11, 2006; Page A12. Ill.: Dorsey Press, 1989, pp. 189-223.
Deutsch, Karl W. The Analysis of International Jongman, B. and J. Van der Dennen, The Great War
Relations. Englewood Cliff: Prentice Hall, Inc., Figures Hoax: an Investigation in
1968. Polemomythology, http://rechten.eldoc.
ub.rug.nl/FILES/departments/Algemeen/overig
Djamaluddin Ancok, Psikologi dan Perdamaian,
epublicaties/2005enouder/HOAX/HOAX.pdf.
http://ancok. staff.ugm.ac.id/h-17/psikologi-dan
perdamaian.html. Krasner, Stephen D., ed. International Regimes. Ithaca:
Cornell University Press, 1983.
Doktrin Tentang Perang yang Sah,
http://id.wikipedia.org/wiki/ List of civil wars,
Doktrin_tentang_perang_yang_sah. http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_civil_wars.
Dougherty, James & Robert Platzgraf Jr, Contending Maghroori, Ray and Bennet Ramberg. Globalism
Theories of International Relations, versus Realism: International Relations Third
Philadelphia: J.B. Lippincot, 1978. Debate. Colorado: Westview Press. Inc., 1982.

50 51
May, R.J. Rummel, Political Systems, Violence, and War, http://www.science.uva.nl/~seop/entries/war/.
War,
http://www.firearmsandliberty.com/rummel.war
.html.
Mesquita, Bruce Bueno, Game Theory, Political
Economy, and the Evolving Study of War,
American Political Science Review, Vol. 100,
No. 4, November 200, pp. 637-641.
Military Fatalities: By Time Period,
http://icasualties.org/oif/.
Mochtar Masoed, Ilmu Hubungan Internasional,
Jakarta: LP3ES, 1994
Morgenthau, H. Politics Among Nations. New York:
Knopf, 5th ed., 1973.
Ongoing conflicts, From Wikipedia, the free
encyclopedia,
http://en.wikipedia.org/wiki/Ongoing_conflicts.
Pentland, Charles. International Organizations and
Their Roles, dalam Diehl, Paul F. (ed). The
Politics of International Organizations: Patterns
and Insights, Chicago. Ill.: Dorsey Press, 1989,
pp. 5-16.
The New York Times and CBS News Poll, July 20-22,
2007.
Totok Sarsito. Teori Politik Internasional Hans J.
Morgenthau: Suatu Analisis dan Kritik. Solo:
UNS Press, 1993.
Waltz, K. Man, The State and War. Princeton, NJ:
Princeton University Press, 1978.

52 53
LAMPIRAN 17. Invasi Vietnam 1979 oleh Republik Rakyat
Tiongkok
http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_civil_wars 18. Invasi Afghanistan 1979 oleh Uni Soviet
19. Invasi Uganda 1979 oleh Tanzania dan Front
Pembebasan Nasional Uganda
Daftar Perang 20. Invasi Tanzania 1978 oleh Uganda
21. Invasi Lebanon 1978 oleh Israel
A. Perang yang terjadi dari tahun 2000 – sekarang 22. Invasi Kamboja 1978 oleh Vietnam
23. Invasi Sealand 1978 (berlokasi di Menara
1. Invasi Irak utara 2008 oleh Turki Roughs) oleh rakyat sipil Jerman dan Belanda
2. Invasi Somalia 2006 oleh Ethiopia 24. Invasi Ethiopia 1977 oleh Somalia dan Front
3. Invasi Lebanon 2006 oleh Israel Pembebasan Somali Barat
4. Invasi Irak 2003 oleh Pasukan Koalisi Sekutu 25. Invasi Kepulauan Paracel 1974 oleh Vietnam
dipimpin Amerika Serikat Selatan
5. Invasi Afghanistan 2001 oleh Amerika Serikat 26. Invasi Timor Timur 1975 oleh Indonesia
dan sekutu 27. Invasi Sahara Spanyol 1975 oleh Maroko
28. Invasi Vietnam Selatan 1975 oleh Vietnam
B. Perang yang terjadi dari tahun 1947 – 1999 Utara
29. Invasi Siprus 1974 oleh Turki
1. Invasi Dagestan, Rusia 1999 oleh Chechnya. 30. Invasi Israel 1973 oleh Mesir, Suriah dan
2. Invasi India 1999 oleh Pakistan sekutu Arab lainnya
3. Invasi Eritrea 1999 oleh Ethiopia 31. Invasi Pakistan Timur 1971 oleh India
4. Invasi Ethiopia 1998 oleh Eritrea 32. Invasi Laos 1971 oleh Vietnam Selatan
5. Invasi Haiti 1994 oleh Amerika Serikat 33. Invasi Kamboja 1970 oleh Amerika Serikat dan
6. Invasi Kepulauan Spratly 1993 oleh Vietnam Vietnam Selatan
7. Invasi Kuwait 1991 oleh pasukan koalisi dari 34 34. Invasi Cekoslowakia 1968 oleh Pakta Warsawa
negara dipimpin oleh Amerika Serikat 35. Invasi Biafra 1967 oleh Nigeria
8. Invasi Kuwait 1990 oleh Irak 36. Invasi Nigeria 1967 oleh Biafra
9. Invasi Liberia 1989 oleh Front Patriotik 37. Invasi Suriah 1967 oleh Israel
Nasional Liberia 38. Invasi Yordania 1967 oleh Israel
10. Invasi Panama 1989 oleh Amerika Serikat 39. Invasi Israel 1967 oleh Suriah
11. Invasi Grenada 1983 oleh Amerika Serikat dan 40. Invasi Israel 1967 oleh Yordania
sekutunya di kepulauan Karibia 41. Invasi Mesir 1967 oleh Israel
12. Invasi Lebanon 1982 oleh Israel 42. Invasi Pakistan 1965 oleh India
13. Invasi Pulau Malvinas 1982 oleh Inggris 43. Invasi India 1965 oleh Pakistan
14. Invasi Pulau Malvinas 1982 oleh rakyat sipil 44. Invasi Dominika 1965 oleh Amerika Serikat
Argentina diikuti oleh pasukan 45. Invasi Eksklave Kokkina Turki 1964 oleh
15. Invasi Iran 1980 oleh Irak Siprus dan Yunani
16. Invasi Tiongkok 1979 oleh Vietnam 46. Invasi Nugini Belanda 1961 oleh Indonesia

54 55
47. Invasi Goa 1961 oleh India 11. Côte d'Ivoire Civil War, 1999–2000, 2002–
48. Invasi Kuba 1961 oleh Amerika Serikat dan present
Kuba yang merupakan sekutu Amerika Serikat 12. Darfur Conflict, Sudan, 2003–present
49. Invasi Hungaria 1956 oleh Uni Sovyet 13. East Timor/Indonesia, 1975–1999
50. Invasi Mesir 1956 oleh Perancis, Inggris dan 14. ETA separatist insurgency against the Spanish
Israel government, 1968? to present
51. Invasi Korea Utara 1951 oleh PBB dan Korea 15. Georgian Civil War, Abkhazia, South Ossetia in
Selatan Georgia, 1988–present
52. Invasi Korea Selatan 1951 oleh Republik 16. Guatemalan Civil War, 1960–1996
Rakyat Tiongkok dan Korea Utara 17. Guinea-Bissau Civil War, 1998–1999
53. Invasi Korea Utara 1950 oleh PBB dan Korea 18. Haiti Rebellion, 2004
Selatan 19. Internal conflict in Peru, 1981-present (once
54. Invasi Korea Selatan 1950 oleh Korea Utara extremely violent communist insurgency, which
55. Invasi Tibet 1950-1951 oleh Republik Rakyat has largely wound down since 2000).
Tiongkok 20. Israeli-Palestinian conflict 1948-present
56. Invasi Lebanon dan Mesir 1948 oleh Israel 21. Islamic insurgency in the Philippines, 1969-
57. Invasi Israel 1948 oleh Libanon, Suriah, Irak, present
Mesir, Yordania dan lain-lain 22. Iraq Civil War, 2003(?)–present
58. Invasi Kashmir 1947 oleh Pakistan 23. Kashmir Conflict, 1989–present
59. Invasi Vietnam Utara 1946 oleh Perancis 24. Kurdistan, Kurdish Democratic Party, Patriotic
Union of Kurdistan, 1961–1970, 1988–2003
C. Contemporary civil wars 25. Liberian Civil War, 1989–1996, 1999–2003
26. Nepalese Civil War, 1996–2006
1. Afghan Civil War, 1992–2001, armed conflicts 27. Communist insurgency of the New People's
persist Army in the Philippines, 1969-present
2. Algerian Civil War, 1991–2002, conflicts 28. Northern Irish civil war, 1969–1998
persist (Considered ongoing by extremist minority
3. Angolan Civil War, 1974–1989, 1995–1997, groups)
1998–2002 29. Palestinian Civil War, 2006–present
4. Burundi Civil War, 1988–1991, 1993–2005 30. Rwandan Civil War, 1990–1994
5. Cabindan Civil War, Angola, 1975–2006 31. Sierra Leone Civil War, 1991–2002
6. Cambodia, 1978–1993, 1997–1998 32. Somali Civil War, 1991–present
7. Casamance Conflict, Senegal, 1990–present 33. Sri Lankan Civil War, 1983–present
8. Chechen Wars, separatist conflicts against 34. Sudanese Civil War, 1955–1972, 1983–2005
Russian federal government, 1994-6; 1999 to 35. Tajikistan Civil War, 1992–1997
date 36. Ugandan Civil War, 1987–present
9. Colombian armed conflict, 1964–present 37. Yemen Civil War, 1979–1989, 1994, 2000s
10. Congo Civil War, 1996–1997, 1998–2003 38. Yugoslavian civil war, 1991–1995, Breakup —
Slovenia, Croatia, Bosnia (1st NATO

56 57
intervention), Kosovo (2nd NATO CURRICULUM VITAE
intervention), Preševo valley, Macedonia —
Kosovo War 1996–1999
A. DATA PRIBADI :
1. Nama : Prof. Drs. H. Totok Sarsito, SU; MA.
2. Tempat/Tgl. Lahir : Sukoharjo, 28 April 1949
3. Pekerjaan : Dosen Fisip UNS
4. Kelamin : Laki-laki
5. Status Perkawinan : Kawin/Tercatat di KUA Kecamatan
Ngemplak, Kabupaten Boyolali,
tanggal 5 Agustus 1975
6. A g a m a : Islam
7. Nama Isteri : Hj. Sarwanti (22-09-1953)
8. Nama Anak : 1. Jessica Puspadayasari, ST, MM
(29-12-1976)
: 2. Muhammad Oscar Prameshwara
(30-08-1980)
: 3. Marissa Ayu Kusuma, S.Sos.
(11-12-1982)
: 4. Tejo Pramono, SP (Menantu)
(16-12-1972)
9. Pangkat/Golongan : Pembina Utama Muda/IVc
10. Jabatan Fungsional : Guru Besar
11. Alamat Rumah : Jl. Adisumarmo 209, Banyuanyar, Sala
57137, Telpon/Fax. (0271)-718365,
HP: 0811295203, E-mail: t_sarsito@
yahoo.com / totoksarsito@gmail.com
12. Alamat Kantor : Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir.
Sutami 36 A, Kentingan, Sala 57126,
Telpon/Fax. (0271)–632478.

B. LATAR BELAKANG PENDIDIKAN FORMAL:

58 59
1. Kandidat PhD, Universiti Utara Malaysia, Sintok, 2. “Fulbright American Studies Summer Institute
Kedah Darulaman, Malaysia (Juni 2006 s/d on the Foundations of the United States’
sekarang) Foreign Policy,” disponsori oleh Departemen Luar
2. Northern Illinois University, Department of Political Negeri Amerika Serikat, di University of Delaware,
Science, majoring in Comparative Politics & USA, 31 Mei s/d 12 Juli 2000.
International Relations, Dekalb, Illinois, USA 3. “Comparative Study on the Implementation of
(Master of Arts/1991) the Philipine Local Government Code 1991,”
3. Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada, Asian Institute of Management, Ateneo University
Jurusan Ilmu Politik, Yogyakarta (Sarjana de Manila, Bulacan State University, Capiz
Utama/1987) Province, Bulacan Province, Marikina City, Naga
4. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas City, Municipal of Dumarao, Philipine, disponsori
Gadjah Mada, Jurusan Ilmu Hubungan oleh The Ford Foundation Jakarta, 22 Maret s/d 1
Internasional, Yogyakarta (Doctorandus/1975) April 2000.
5. SMA Negeri II Sala, Jurusan Sosial (1967) 4. “Pelatihan tentang Metode Riset dan Pengabdian
6. SMP Negeri V Sala (1964) pada Masyarakat” oleh Dikti-Depdikbud, di
7. SR Negeri VI Kismoyoso, Boyolali (1961) Cisarua-Bogor, 1997
5. “Penataran P-4 untuk Lektor Perguruan Tinggi
C. RIWAYAT KEPANGKATAN : Negeri” oleh BP-7 Pusat, di Pelabuhan Ratu, 1997
6. “Training on Instructional Planning in High
1. Guru Besar : IV/c (Pembina Utama
Education” oleh UNS, Solo, 1996
Muda)
7. “Pelatihan Penterjemah Buku Ajar Perguruan
2. Lektor Kepala : IV/c (Pembina Utama
Tinggi,” oleh Dikti Depdikbud, Denpasar, 1 s/d 14
Muda)
Oktober 1994.
3. Lektor Kepala Madya : IV/b (Pembina Tk. I)
4. Lektor : IV/a (Pembina)
E. RIWAYAT JABATAN :
5. Lektor Madya : III/d (Penata Tk. I)
6. Lektor Muda : III/c (Penata) 1. Pembantu Rektor III Universitas Sebelas Maret,
7. Asisten Ahli : III/b (Penata Muda Tk. I) (Jan 2001 s/d April 2007)
8. Asisten Ahli Madya : III/a (Penata Muda) 2. Pembantu Dekan III Fisip UNS (1999 s/d 2001)
3. Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi, Fisip UNS
D. KURSUS/PELATIHAN/PENATARAN (1992 s/d 1996)
4. Ketua Satgas Kegiatan Ilmiah, Fisip UNS (1988-
1. “Study Tour on Urban Government and 1989)
Participatory Budgetting,” ke tiga kota di Brazil:
Porto Alegre, Recife and Sao Paulo, disponsori oleh
F. JABATAN ORGANISASI:
The Ford Foundation Jakarta, dari 21 Maret s/d 4
April, 2003. 1. Ketua Umum BPSMI (Badan Pembina Seni
Mahasiswa Indonesia) Jawa Tengah (2001 s/d 2007)

60 61
2. Penasehat Pengda BAPOMI (Badan Pembina Olah 4. Anggota Tim Pencari Fakta “Tragedi 20 Oktober
Raga Mahasiswa Indonesia) Jawa Tengah (2001 s/d 1999 di Kota Solo” (Nopember 1999 s/d Januari
2007) 2000)
3. Ketua Bakorlak Emergency SAR UNS (2001 s/d 5. Anggota Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu)
2007) Propinsi Jawa Tengah (Maret s/d Oktober 1999)
6. Ketua Komite SD Negeri Mangkubumen Kidul No.
G. RIWAYAT MENGAJAR : 16, Surakarta (1987 s/d sekarang)
1. Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 7. Ketua Koperasi “Tri Satya Warga Utama” Surakarta
Universitas Sebelas Maret (1976 s/d sekarang) (1985 s/d sekarang)
untuk matakuliah Organisasi dan Administrasi 8. Ketua RW XII Banyuanyar, Banjarsari, Surakarta
Internasional, Politik Internasional, Teori Sosial (dari Mei 1999 s/d April 2000)
Politik, Sistem Politik Indonesia, Ekonomi Politik 9. Ketua RW VI Banyuanyar, Banjarsari, Surakarta
di Negara Berkembang, dan Komunikasi Politik. (dari Mei 1984 s/d April 1999)
2. Dosen Luar Biasa Fisip Universitas Slamet Riyadi 10. Direktur Oxford Course Indonesia Cabang
(1981 s/d 1994) Surakarta (1975 s/d 1998)
3. Dosen Luar Biasa Akademi Pariwisata Widya
Nusantara Surakarta (1994 s/d 1996) J. TANDA JASA/PENGHARGAAN :
H. KEANGGOTAAN ORGANISASI PROFESI:
1. Piagam Penghargaan Presiden Republik Indonesia
1. Perhumas (Indonesian Association of Public “Satyalencana Karya Satya 20 Tahun,” 2006.
Relations) Cabang Solo, (1997 s/d sekarang) 2. Piagam Penghargaan Menteri Pendidikan dan
2. AIPI (Indonesian Political Science Association), Kebudayaan RI sebagai Dosen Teladan Tahun
(dari 1994 s/d sekarang) 1994, 16 Agustus 1994
3. APSA (American Political Science Association), 3. Piagam Penghargaan Walikotamadya Surakarta
(dari 1989 s/d 1991) sebagai Ketua RW 06 Kalurahan Banyuanyar, 15
Mei 1993
I. KEGIATAN-KEGIATAN SOSIAL: 4. Piagam Penghargaan Walikotamadya Surakarta
sebagai Ketua KPPS Pemilu 1992, 16 Juni 1992
1. Anggota Pengurus Komite SMP Negeri I Surakarta
5. Piagam Penghargaan Rektor UNS, Berhasil Meraih
(2006 s/d sekarang)
Gelar Master of Arts, 2 Mei 1992
2. Koordinator Presidium IPGI (Indonesian 6. Piagam Penghargaan Kepala BKKBN sebagai
Partnership on Local Governance Initiatives) Solo Peserta Keluarga Berencana Lestari, 17 Agustus
(Februari 2001 s/d 2006) 1989.
3. Pembina KOPMA UNS (1997-2001, 2007-
sekarang)

62 63
K. KUNJUNGAN KE LUAR NEGERI 1. “Kosep Negara Islam Menurut Hizbut Tahrir
Indonesia” (Penelitian Mandiri/Fisip UNS/Juli
1. Malaysia, dalam rangka tugas belajar S-3 di
2005)
Universiti Utara Malaysia (Juni 2006 s/d sekarang).
2. “Budaya Jawa Sebagai Sumber Legitimasi
2. Vietnam, dalam rangka membimbing atlet UNS ke
Pemerintahan Soeharto” (Penelitian Mandiri/Fisip
POM ASEAN (17-20 Desember 2006).
UNS/10 Nopember 2000)
3. Singapura, Malaysia dan Thailand, dalam rangka
3. “Perusahaan/Lembaga Media Massa dan Lapangan
mengikuti “Academic Tour of Vice Rector for
Kerja” (Penelitian Kelompok/Fisip UNS/18
Students Affairs” ke tiga kota: Singapura,
Februari 1999/Ketua)
Kualalumpur, dan Bangkok (2 s/d 13 Desember
4. “Hubungan Terpaan Media Massa dan Sikap
2005).
mahasiswa Terhadap AIDS” (Penelitian
4. Kuching, Serawak, Malaysia dalam rangka
Kelompok/Fisip UNS/5 Desember 1997/Anggota)
kunjungan ke Institut Teknologi MARA di
5. "Politik Luar Negeri Amerika Serikat Terhadap
Samarand (2003)
Indonesia Pasca Perang Dingin" (Penelitian
5. Republik Jerman, dalam rangka membimbing PSM
Mandiri/Fisip UNS/1996)
(Paduan Suara Mahasiswa) “Voca Erudita” UNS
6. "Arah dan Strategi NGO Pasca IGGI" (Penelitian
mengikuti Lomba Paduan Suara di Miltenberg,
Kelompok/ PAU-SS-UGM/ 1995/Anggota)
Bayern (11 s/d 20 Juli 2002).
7. "Praktek Menyusun Program Perancangan Studio
6. Republik Brazil, dalam rangka mengikuti “Study
Radio Pada Radio Siaran" (Penelitian
Tour on Urban Government and Participatory
Kelompok/Fisip UNS/1995/Anggota)
Budgetting,” ke tiga kota di Brazil: Porto Alegre,
8. "Hubungan Penerapan Human Relations
Recife and Sao Paulo (21 Maret s/d 4 April 2003).
Terhadap Semangat Kerja Pegawai Administratif
7. Arab Saudi, dalam rangka menunaikan ibadah haji
di Lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
(7 Februari s/d 18 Maret 2002).
Politik UNS" (Penelitian Kelompok/Fisip
8. Amerika Serikat, dalam rangka mengikuti Fulbright
UNS/1994/Anggota).
American Studies Summer Institute on the
9. "Kerjasama Kebudayaan Indonesia Dengan
Foundations of the US Foreign Policy, di University
Negara-Negara Asia Pasifik Dalam Rangka
of Delaware, (31 Mei s/d 12 Juli 2000).
Peningkatan Citra Indonesia" (Penelitian
9. Filipina, dalam rangka Studi Banding Implementasi
Kelompok/UNS-Deplu RI/April 1993/Anggota)
UU Otonomi Daerah Tahun 1991 (22 Maret s/d 1
10. "Operasi Dewan Keamanan PBB Sebagai Suatu
April 2000).
Sistem Keamanan Kolektif di Masa Setelah
10. Amerika Serikat, dalam rangka tugas belajar di
Berakhirnya Perang Dingin" (Penelitian
Northern Illinois University, DeKalb, Illinois (1989-
Kelompok/Fisip UNS/ April 1993/Ketua)
1991).
11. “Pimpinan Fakultas di Universitas Sebelas Maret
L. SKRIPSI/THESIS/STARRED
dan Kritik" (Penelitian Kelompok/Fisip
PAPER/PENELITIAN :
UNS/1992/Ketua)

64 65
12. "Indonesia's and Thailand's Foreign Policies 9. "Politik Internasional", Suplemen Perkuliahan,
Towards Cambodian Conflict: A Comparative Fisip UNS, 1992.
Analysis" (Starred Paper, NIU-USA, 1991) 10. "Teori Sospol I: Demokrasi Kapitalisme",
13. “The Operation of the United Nations Security Suplemen Perkuliahan, Fisip UNS, 1992.
Council in the Absence of the Cold War" (Starred
Paper, NIU-USA, 1991) b) Buku Teks
14. "Politik Luar Negeri Indonesia dan Thailand
1. “Teori Realisme Politik Internasional Hans J.
Terhadap Konflik Kamboja" (Penelitian
Morgenthau: Suatu Studi Analisis", Buku Teks,
Kelompok/Fisip UNS/1991/Ketua)
Surakarta: Universitas Sebelas Maret University
15. "Teori Realisme Politik Internasional Hans J.
Press, 1994.
Morgenthau: Suatu Analisis dan Kritik" (Thesis,
UGM, 1987)
N. SEMINAR/DISKUSI/CERAMAH:
16. "Revolusi Kebudayaan Proletar Besar: Perjuangan
Kekuasaan di Dalam Tubuh Partai Komunis Cina" 1. Narasumber, Diskusi Internal Kompas Biro Jateng
(Skripsi, UGM, 1975) Dalam Rangka Pilgub Tahun 2008 dengan judul:
“Pekerjaan Rumah Gubernur Jateng Periode 2008-
M. PUBLIKASI/PENERBITAN: 2013 di Bidang Politik,” oleh Kompas Biro Jateng,
Semarang, 5 Desember 2007
a) BPK/Suplemen Perkuliahan/Handout Kuliah :
2. Pemakalah, Latihan Ketrampilan Manajemen
1. “Sistem Politik Indonesia", BPK, Fisip UNS, Mahasiswa Tingkat Wilayah B Tahun 2007 dengan
1995 judul “Pengembangan Sosftskills Mahasiswa,” oleh
2. "Sistem Politik Indonesia", Hand Out Kuliah UNS bekerjasama dengan Direktorat Kelembagaan
(RKBM Modifikasi), Fisip UNS, 1994. Ditjen Dikti, 20-23 Nopember 2007.
3. "Tanya Jawab Tentang: Komunisme, Demokrasi 3. Pemakalah, Forum Diskusi dan Sosialisasi
Kapitalisme, dan Sosialisme Demokrasi", Buku Mengenai Perundingan Multilateral dengan judul
Teks, Surakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu “Diplomasi Multilateral Indonesia: Perspektif
Politik, UNS, 1994. Teoritik dan Akademik,” oleh Departemen Luar
4. "Teori Sosial Politik", BPK, Fisip UNS, 1994 Negeri RI dan UNS, 15-16 Nopember 2007.
5. "Organisasi dan Administrasi Internasional", 4. Pemakalah, Laporan Kinerja Swamitra Solo
Suplemen Perkuliahan, Fisip UNS, 1993. Semester I Tahun 2007 dengan judul “Kondisi
6. "Teori Sospol II: Komunisme dan Sosialisme Sosial Politik dan Pengaruhnya Terhadap Dunia
Demokrasi", Suplemen Perkuliahan, Fisip UNS, Usaha di Surakarta,” oleh Bank Bukopin Cabang
1992. Solo, 20 Agustus 2007.
7. “Teori dan Praktek Politik Internasional", 5. Pemakalah, Seminar Internasional ASEAN
BPK, Fisip UNS, 1992. Menjelang Usianya ke-40 dengan judul “ASEAN as
8. "Organisasi dan Administrasi Internasional", a Regional Arrangement,” oleh UNS bekerjasama
BPK, Fisip UNS, 1992. dengan Universiti Utara Malaysia, Direktorat

66 67
Jendral Kerjasama ASEAN Deplu RI, dan Pemberantasan Terorisme, Kantor Menko Polhukam
Sekretariat Jendral ASEAN, UNS, 4-5 April 2007. RI, UNS, 18 Juli 2005.
6. Pemakalah, Training dan Workshop Pengembangan 14. Pemakalah, Seminar & Lokakarya BEM PT
Kepribadian dengan judul “Pengembangan UNISSULA Semarang “Kualitas Demokrasi Dalam
Softskills di Perguruabn Tinggi,” oleh Universitas pilkada Langsung di Jawa Tengah,” Bandungan, 26
Sebelas MNaret, 29 Desember 2006. Februari 2005.
7. Pemakalah, Pelatihan Manajemen Mutu Perguruan 15. Pemakalah, Diskusi Panel “Komitmen Aktor Politik
Tinggi dengan judul “Manajemen Bidang Lokal Terhadap Prinsip “Good Governance,”
Kemahasiswaan,” oleh STSI Surakarta, 12 Program Studi Fakultas Hukum, Program Pasca
Desember 2006. Sarjana, Universitas Sebelas Maret, 23 Agustus
8. Pemakalah, Pelatihan Instruktur Pengkaderan Partai 2004.
Golkar Kota Surakarta Angkatan I Tahun 2006 16. Pemakalah, Seminar Internasional tentang
dengan judul “Ideologi dan Konstitusi Paska Indonesia, Porto Alegre, Brazil, the 25th of March,
Amandemen UUD 1945,” oleh DPD Partai Golkar 2003, “Indonesian Politics of 2003 and
Kota Surakarta, 2 April 2006. Participatory Development Planning in Solo.”
9. Pemakalah, Seminar Kajian dan Peluang Investasi 17. Pemakalah, Latihan Dasar Kepemimpinan dan
di Kota Surakarta, dengan judul “Peningkatan Manajemen dengan judul: “Pengantar Ilmu
Investasi Ditinjau Dari Aspek Sumber Daya Politik,” oleh BEM Universitas Veteran, 5 October
Manusia,” oleh Badan Perencanaan Pembangunan 2002.
Daerah Kota Surakarta, 15 Desember 2005. 18. Pemakalah, Training Course on Rehabilitation for
10. Pemakalah, Seminar “Evaluasi 100 Hari Kinerja the Phisically Handicapped Persons, Pusat
Walikota dan Prospek Kota Solo di Masa Depan,” Rehabilitasi Sosial Bina Daksa Prof. Dr. Soeharso,
Solo, 15 Nopember 2005. Solo, 20 September 2002, “Indonesian Politics of
11. Pemakalah, Pelatihan Legal Drafting Anggota 2002.”
DPRD Kabupaten Sragen dengan judul “Etika 19. Pemakalah, Semiloka Perencanaan Pembangunan
Politik Dalam Rangka Pelaksanaan Demokrasi dan Partisipatif, Pemkot Surakarta, 14-15 Mei 2002:
Good Governance,” oleh Fakultas Hukum UNS, 23 “Perencanaan Pembangunan Partisipatif.”
Oktober 2005. 20. Pemakalah, Seminar “Pro dan Kontra Kepmen No.
12. Pemakalah, Seminar Nasional “Pembubaran Partai 138/U/2001 serta Implikasinya Terhadap PTS,” di
Politik,” oleh Pusat Studi Konstitusi dan HAM STIE Kartasura, Solo, 12 Mei 2002: “Kepmen No.
bekerjasama dengan Hukum Perdata Fakultas 138/U/2001 dan Akuntabilitas Perguruan Tinggi.”
Hukum UNS dan Mahkamah Konstitusi Republik 21. Pemakalah, Pradik Residen/Peserta PPDS-I Ilmu
Indonesia, UNS, September 2005. Bedah, Obsgyn, dan Psikiatri, Fakultas Kedokteran
13. Pemakalah, Seminar Nasional “Terorism & UNS, Solo, 1 Desember 2001: “Wawasan Alma
Ketidakadilan Global,” oleh FISIP UNS Mater.”
bekerjasama dengan Desk Kordinator 22. Pemakalah, Seminar Mahasiswa Fakultas Hukum
UNS, Solo, 31 Oktober 2001: “Tragedi WTC &

68 69
Dampaknya Terhadap Politik Internasional dan Pemerintahan Daerah Dalam Rangka Otonomi
Politik Luar Negeri Indonesia.” Daerah.”
23. Pemakalah, Pelatihan Penelitian oleh KMA-PBS 32. Pemakalah, Workshop YBKS, Karanganyar, 18
UNS, Solo, 22 September 2001: “Teknik Penulisan September: “Peta Politik, Sosial dan Ekonomi
Ilmiah dan Artikel.” Indonesia Pasca Sidang Tahunan MPR Tahun
24. Pemakalah, Training Course on Rehabilitation for 2000.”
the Physically Handicapped Persons, di Pusat 33. Pemakalah, Diskusi Gita Pertiwi, Solo, 7 Nopember
Rehabilitasi Sosial Bina Daksa Prof. Dr. Soeharso, 2000: “Implikasi Pembentukan Badan Perwakilan
Solo, 14 September 2001: “Indonesian Politics Desa.”
2001.” 34. Pemakalah, Solo, 4 Nopember 2000: “Peranan dan
25. Pemakalah, Seminar Nasional “Menanamkan Kualitas Partai Politik di Era Reformasi.”
Budaya Demokrasi” di Universitas Sebelas Maret 35. Pemakalah, Deputat Sospol & Hukum GKJ Klasis
bekerjasama dengan U.S. Embasy, Solo, 11 Sala XVIII, Solo, 21 September 2000: “Makna
September 2001: “Birokrasi dan Demokrasi.” Otonomi Daerah dan Dinamika Politik Lokal.”
26. Pemakalah, Pradik Residen/Peserta PPDS-I Ilmu 36. Pemakalah, Lokakarya Penciptaan Isu Strategis,
Bedah, Obsgyn, dan Psikiatri, Fakultas Kedokteran Cakrawala Timur, Ngawi, 8 Mei 200: “Otonomi
UNS, Solo, 11 Juni 2001: “Wawasan Alma Mater.” Daerah Dalam Perspektif Kemandirian, Pluralisme
27. Pemakalah, Seminar Internasional “The Indonesian dan Toleransi.”
Grand Strategy Concept Towards Global Market 37. Pemakalah, Kajian Kritis Terhadap Empat Raperda
Economy, Local Autonomy & Corporate Culture,” Pemerintah Desa Kabupaten Sragen, DPRD
di STIE Kartasura, Solo, 23 April 2001: “Otonomi Kabupaten Sragen, Sragen, 25 April 2000:
Daerah: Suatu Harapan dan Kenyataannya.” “Pemberdayaan Desa Melalui Peraturan Daerah
28. Pemakalah, Simposium dalam Rangka Lustrum V tentang Pemerintahan Desa yang Demokratis.”
UNS di Program Pasca Sarjana UNS, Solo, 17 38. Pemakalah, Dialog Kajian Daerah, di DPD Partai
Februari 2001: “Krisis Politik dan Alternatif Golkar Kabupaten Sragen, Sragen, 11 Maret 2000:
Pemecahannya.” “Potret Pemerintahan Desa Pasca UU No. 22
29. Pemakalah, Asistensi Anggota DPRD Kabupaten Tahun 1999.”
Klaten, Klaten, 18 Desember 2000: “Penataan 39. Pemakalah, Pendalaman Bidang Tugas Bagi
Kelembagaan Organisasi Pemda Kabupaten Anggota DPRD Kabupaten Sragen, Sragen, 4
Klaten.” Februari 2000: “Aktualisasi Peran dan Fungsi
30. Pemakalah, Remaja Masjid Banyuagung, Solo, 10 DPRD.”
Desember 2000: “Pengaruh Media Massa
Khususnya Internet Terhadap Kualitas Mental dan O. PUBLIKASI/PENERBITAN:
Intelektual Ummat Islam.”
a) Artikel di Surat Kabar
31. Pemakalah, Pemerintah Kota Surakarta, Solo, 30
Oktober 2000: “Penataan Struktur Organisasi 1. ”Catatan atas pengesahan RUU Pemilu,”
Solopos, 8 Maret 2008.

70 71
2. ”Menanti penarikan pasukan AS dri Irak,” 20. “Netralitas PNS, bagaimana realisasinya?”
Solopos, 5 Mei 2007. Solopos, 5 April 1999.
3. ”Romantisme hubungan Indonesia-Malaysia,” 21. “Menjauhkan Ide Separatisme,” Solopos, 27
Solopos, 24 September 2007. September 1998.
4. ”Anggaran Pendidikan 20% untuk apa?,” 22. “Timtim, otonomi khusus atau merdeka penuh,”
Solopos, 13 Juni 2006. Solopos, 19 Februari 1999.
5. “Murenbangkel saja tidak cukup,” Solopos, 23 23. “Antara satrio piningit dan calon presiden,”
September 2005. Solopos, 11 Januari 1999.
6. “Conflict Resolution di kalangan keluarga dan 24. “Gerakan Mahasiswa di persimpangan jalan,”
kerabat kraton,” Solopos, Agustus 2005. Solopos, 8 Desember 1998.
7. “Kualitas SDM Solo harus ditingkatkan,” 25. “SI MPR Berlumuran Darah,” Opini, November
Solopos, 21 Juni 2005. 1998.
8. “Mengkritisi kampanye Cawali/Cawwali dalam 26. “Mereposisikan Pancasila di era reformasi,”
Pilkada Solo: Visi misi mestinya didahului Solopos, 18 Nopember 1998.
SWOT,” Solopos, 20 Juni 2005. 27. “Seputar gagasan negara federasi,” Solopos, 13
9. “Mengutak-atik kemungkinan bakan Capres,” Oktober 1998.
Solopos, 27 April 2003. 28. “Menjauhkan ide separatisme,” Solopos, 27
10. “Belajar dari pengalaman buruk kampanye,” September 1998.
Solopos, 31 Maret 2004. 29. “Menyoal keanggotaan DPR dan MPR,”
11. “Paradigma baru dalam berkampanye,” Solopos, Solopos, 5 Agustus 1998.
20 Maret 2004. 30. “Seputar sebutan Cina dan Tionghoa,” Solopos,
12. “Kampanye di kampus, siapa takut,” Solopos, 13 Juli 1998.
19 Maret 2003. 31. “Menumbuhkan keberanian mahasiswa
13. “Strategi public relations untuk pemenangan berpendapat,” Solopos, 22 Juni 1998.
Pemilu,” Solopos, 12 Maret 2003. 32. “Polemik penggantian Soeharto oleh Habibie,”
14. “Mengapa AS ingin menyerang Irak?,” Solopos, Solopos, 2 Juni 1998.
24 Februari 2003. 33. “Amuk massa, bagaimana bisa terjadi,” Solopos,
15. “Pemboman Bali, mengapa Indonesia 25 Mei 1998.
dipojokkan?,” Solopos, 21 Oktober 2002.. 34. “Deregulasi, awal dari reformasi politik,”
16. “Politik Luar Negeri Pragmatis 2000,” Suara Solopos, 7 Mei 1998.
Merdeka, 18 Januari 2000. 35. “Memahami aksi unjuk rasa mahasiswa,”
17. “Politik di parlemen dan tuntutan masyarakat,” Solopos, 17 April 1998.
Solopos, 26 Oktober 1999. 36. “Kita dan IMF,” Solopos, 17 Februari 1998.
18. “Kebijaksanaan alternatif setelah Timor Timur 37. “Mencari format dialog politik nasional,”
lepas,” Pos Kita, 16 September 1999. Solopos, 23 Januari 1998.
19. “Demokrasi, terbanyak belum tentu menang,”
Solopos, 14 April 1999.

72 73
38. “Reorientasi perguruan tinggi dalam
menghadapi era globalisasi,” Solopos, 5 Januari c) Artikel di Jurnal Nasional Terakreditasi
1998.
1. “Analisis Kritis tentang Konsep Negara
39. “Analisis ekonomi politik terhadap kasus
Menurut Hizbut Tahrir Indonesia,” Dewa Ruci,
merosotnya nilai tukar rupiah,” Solopos, 27
Vol. 4, No. 2, Juli 2007, Program Pendidikan
Desember 1997.
Pasca Sarjana, ISI Surakarta.
40. “Pengembangan kebudayaan daerah dan industri
2. “Pengembangan Kebudayaan Daerah di Era
kepariwisataan dewasa ini", Wawasan, Jum'at,
Kemjuan di Bidang Kepariwisataan,”
28 April 1995
Dinamika Kebudayaan, Vol. VIII, No. 2, 2006,
Lembaga Penelitian Universitas Udayana,
b) Artikel di Jurnal Nasional
Denpasar, Bali.
1. "Plus Minus Musyawarah dan Voting", VISI,
Sema Fisip UNS, No. 10, Januari 1994. d) Artikel di Jurnal Internasional
2. "Dilemma in the Muslim World", The Message,
1. ”The Indonesian Constitution Of 1945: Why it
ISNIU Publication, Dekalb USA, Vol 2/No. 1,
was Ammended,” Journal of International
March 1991.
Studies, Vol. 3/2007, Fakulti Pengajian
3. "The Role of Military in Thai Politics : the
Antarbangsa, Universiti Utara Malaysia,
Route, the Legitimacy and the Relationship
Sintok, Kedah Darul Aman.
with Political Parties", Dinamika, Jurnal Ilmu
2. “Javanese Culture as the Source of Legitimacy
Sosial dan Ilmu Politik Fisip UNS, No. 10/
for Soeharto’s Government,” Asia-Europe
Tahun III, Nopember 1991.
Journal, Vol. 3, No. , September 2006, Springer,
4. "Mengantisipasi Peranan Pemuda", Dilema,
Germany.
Jurnal Sosiologi Fisip UNS, No. 4/Edisi II,
P. KEGIATAN LAIN-LAIN :
Desember 1988.
5. "Implementasi Disiplin Pegawai Negeri Sipil 1. Ketua Umum Panitia Dies Natalis UNS XXXI,
Ditinjau dari Segi Politik", Widya Bhawana, 2007.
UNS, No. 1/Tahun VIII, Maret 1988. 2. Juri Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) se Wilayah
6. "Dilema Antara Sarjana Ilmuwan dengan B (Jabar, Jateng, Jatim, dan seluruh Kalimantan),
Sarjana Teknikus", VISI, Sema Fisip UNS, 1994.
No. 1/Tahun I, Februari 1988. 3. Ketua Umum Panitia Dies Natalis UNS XVIII,
7. "Perang dan Damai Dalam Pandangan Kaum 1994.
Idealist dan Realist", Widya Bhawana, UNS,
No. 3, Juli 1986.
8. “Perang, Perang dan Perang Lagi. Apa
Sebabnya?", Widya Bhawana, UNS, No.
10/Tahun III, Oktober 1982.

74 75

Anda mungkin juga menyukai