Anda di halaman 1dari 46

HAMBATAN DALAM PENGAPLIKASIAN WAWASAN

NUSANTARA SEBAGAI WAWASAN NASIONAL

Diajukan sebagai persyaratan dalam mengikuti ujian akhir dalam mata


kuliah pendidikan kewarganegaraan
Pada program studi Administrasi Perkantoran

KELOMPOK VI

FAKULTAS ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2013

(i)
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,


yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “Hambatan Dalam Pengaplikasian Wawasan
Nusantara Sebagai Wawasan Naisonal”. Penulisan makalah merupakan
salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikanmata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak


kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima


kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah terlibat
didalamnya :

1. Bapak Lukman, S.pd.,M.pd. selaku Dosen Mata Kuliah


Pendidikankewarganegaraan yang telah memberikan bimbingan
dalam belajar.

2. Rekan-rekan anggota kelompok kami (Hambatan Dalam


Pengaplikasian Wawasan Nusantara Sebagai Wawasan Naisonal)
yang telah bekerja, guna menyelesaikan makalah atau tugas ini.

3. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan dukungan


baik dukungan moril maupun material.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang


setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat
menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin.

Makassar, Nopember 2013

Penulis,

Kelompok VI

(ii)
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................ I


Kata Pengantar ....................................................................................................... Ii
Daftar Isi ................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan ............................................................................................... 1
BAB II PERMASALAHAN
2.1 Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Wawasan Nusantara dan Wawasan Nasional ........................... 6
3.2 Unsur-Unsur Dasar Wawasan Nusantara .................................................... 12
3.3 Hakikat Wawasan Nusantara ....................................................................... 19
3.4 Kedudukan Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara .................................. 22
3.5 Pengaplikasian Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Nasional ............... 23
3.6 Hambatan Pengaplikasian Wawasan Nasional dalam Kehidupan
Nasional ....................................................................................................... 36
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN .............................................................................................. 42
4.2 SARAN ......................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

(iii)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Wawasan Nusantara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
mencakup kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan yang harus tercermin dalam pola pikir, pola sikap, dan pola
tindak yang senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan negara
kesatuan Republik Indonesia diatas kepentingan pribadi dan golongan.
Dengan demikian, wawasan nusantara menjadi nilai yang menjiwai
segenap peraturan perundang-undangan yang berlaku pada setiap dan
strata di seluruh wilayah negara, sehingga menggambarkan sikap dan
perilaku, serta semangat kebangsaan atau nasionalisme yang tinggi yang
merupakan identitas atau jati diri bangsa Indonesia.
Istilah wawasan nusantaraterdiri dari dua kata yakni wawasan dan
nusantara. Wawasan berasal dari kata“wawas” yang berarti pandangan,
tinjauan atau penglihatan inderawi. Akar kata inimembentuk kata
“mawas” yang berarti memandang, meninjau atau melihat.
Sehinggawawasan dapat berarti cara pandang, cara meninjau, atau cara
melihat. SedangkanNusantara berasal dari kata “nusa” yang berarti
pulau–pulau, dan “antara” yang berartidiapit di antara dua benua yaitu
benua Asia dan benua Australia, serta duasamudera yakni samudera
Pasifik dan samudera Hindia. Berdasarkan teori-teoritentang wawasan,
latar belakang falsafah pancasila, latar belakang pemikiran
aspekkewilayahan, aspek sosial budaya, dan aspek kesejarahan,
terbentuklah satu wawasan nasional indonesia yang disebut wawasan
nusantara. Sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia wawasan
nusantara memiliki pengertian dengan beberapa rumusan yang terus
berkembang.

1
Salah satu persyaratan mutlak yang harus dimiliki oleh sebuah
Negara adalah wilayah kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan
yang diakui. Konsep dasar wilayah negara kepulauan telah dicetuskan
melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. Deklarasi tersebut
memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia, karena telah
melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah
Indonesia. Laut Nusantara bukan lagi sebagai pemisah, akan tetapi
sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang disikapi sebagai wilayah
kedaulatan mutlak Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam mewujudkan tujuan nasional banyak mengalami kendala,
baik dalam tataran konsep maupun implementasinya. Setiap bangsa
memiliki wawasan tersendiri, begitupun dengan masing-masing negara.
Dalam penyelenggaraan kahidupannya tidak terlepas dari pengaruh
lingkungan dimana negara itu berada. Pengaruh yang ditimbulkan ini
didasarkan pada hubungan timbal balik dalam semua segi atau aspek
didalam suatu negara.
Implementasi atau penerapan wawasan nusantara harus tercermin
pada pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang senantiasa
mendahulukan kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan
pribadi atau kelompok. Dengan kata lain, wawasan nusantara menjadi
pola yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam rangka
menghadapi berbagai masalah menyangkut kehidupan bermayarakat,
berbangsa dan bernegara. Implementasi wawasan nusantara senantiasa
berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh
dan menyeluruh.
Perwujudan wawasan nusantara dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara merupakan salah satu proses pendewasaan pendirian
manusia secara sistematis. Dalam menjalani kehidupan secara
bertanggung jawab dan berani mengambil keputusan, serta tindakan
yang bijaksana sekaligus berani menanggung berbagai konsekuensi
yang ditimbulkan dalam kehidupan bermasyarakat.

2
Dalam perkembangan dunia sekarang ini banyak dijumpai berbagai
macam sikap dan tingkah laku yang kurang bahkan sangat merugikan
masyarakat, hal ini juga dipengaruhi dengan kurangnya pengetahuan
atau wawasan tentang bagaimana hidup berbangsa dan bernegara yang,
baik, sebagaimana tercantum dalam butir-butir Pancasila dan UUD 1945.
Berdasarkan falsafah pancasila bahwa manusia Indonesia adalah
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, memiliki naluri, akhlak, daya
pikir dan sadar akan keberadaanya yang saling terhubung baik itu
dengan sesama, lingkungan, alam dan penciptanya, untuk
mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidup.
Sebagai manusia yang mengerti akan wawasan nusantara juga
diajarkan bagaimana cara agar dapat menerapkannya dalam
masyarakat, tetapi yang terjadi justru sebaliknya, yang sebenarnya sudah
mengetahui hal tersebut justru menjadi pemicu terjadinya hal tersebut.
Sehingga apa yang dipelajari menjadi sia-sia.
Oleh karena itu wawasan nasional indonesia tidak disalah artikan
oleh masing-masing individu, tetapi dimengerti dan dijalankan demi
terciptanya persatuan dan kesatuan dengan tidak menghilangkan ciri,
sifat dan karakter kebhinekaan sebagai unsur pembentuk bangsa yakni
suku-suku bangsa, etnis, golongan dan daerah itu sendiri.
Wawasan nasional sangat diperlukan oleh tiap bangsa atau negara
dalam upaya untuk menyelenggarakan kehidupan nasionalnya.
Wawasan nasional ini dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan
hidup, keutuhan wilayah serta jati diri dari negara yang bersangkutan.
Disamping itu pula kehidupan nasional suatu bangsa sangat dipengaruhi
oleh perkembangan lingkungan strategis, karena setiap bangsa harus
mampu memberikan implikasi dan inovasi dalam menghadapi atau
mengatasi berbagai tantangan dan hambatan yang ada pada lingkungan
sehingga masing-masing negara dapat mengejar kajayaannya.

3
Berdasarkan uraian di atas apapun pemikirannya untuk
mewujudkan Indonesia Dream (mimpi bangsa Indonesia yang ideal)
perlu kesamaan persepsi, kesamaan pandangan, dan kesamaan dalam
implementasinya. Konsep Wawasan Nusantara memberikan solusi untuk
menyamakan pandangan yang sama sehingga dapat mewujudkan
Integrasi nasional seperti yang diharapkan bangsa Indonesia dan
integrasi nasional dapat mewujudkan kesejahteraan.

4
BAB II
PERMASALAHAN
2.1 Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang di atas kami merumuskan beberapa
permasalahan sehubungan dengan penulisan makalah ini. Adapun
masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana implikasi dari pengamplikasian wawasan nusantara
menuju wawasan nasional ?
2. Apa saja faktor-faktor penghambat dalam pengaplikasian
wawasan nusantara sebagai wawasan nasional ?

5
BAB III
PEMBAHASAN
Sebelum penulis menguraikan pembahasan sehubungan dengan
makalah yang dikaji dalam penulisan makalah ini terlebih dahulu penulis
menyajikan beberapa aspek penting mengenai pengertian, unsur dasar,
hakikat dan kedudukan wawasan nusantara sebagai berikut :
3.1 Pengertian Wawasan Nusantara dan Wawasan Nasional
1. Secara Etimologis
Wawasan mengandung arti pendangan, tinjauan, penglihatan
atau tanggap inderawi. Selain menunjukkan kegiatan untuk
mengetahui serta arti pengaruh-pengaruhnya dalam kehidupan
berbangsa, juga melukiskan cara pandang, cara tinjau, cara lihat
atau cara tanggap inderawi.
Nusantara dipergunakan untuk menggambarkan kesatuan
wilayah perairan atau gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak
di antara Samudra Pasifik dan Samudra Indonesia dan diantara
Benua Asia dan Benua Australia.
Nasional menunjukkan kata sifat yang berbentuk kata nation
yang berarti bangsa yang telah mengidentifikasi diri dalam
kehidupan menegara atau cara ringkas dapat dikatakan bangsa
yang telah menegara.
2. Secara Terminologis
Wawasan Nusantara diartikan sebagai cara pandang Bangsa
Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide
nasionalnya yang dilandasi Pancasila dan UUD 1945, yang
merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat dan
bermartabat serta menjiwai tata hidup dan tindakan
kebijaksanaannya dalam mencapai tujuan nasional.

6
Wawasan Nasional adalah cara pandang suatu bangsa yang
perwujudannya atau manifestasinya ditentukan oleh dialog dinamis
dari bangsa tersebut dengan lingkungannya sepanjang sejarahnya
sebagai kondisi obyektif dan goegrafis maupun kebudayaan sebagai
kondisi subyektif, serta idealistik yang dijadikan aspirasi dari bangsa
yang merdeka, berdaulat, dan bermartabat. Wawsan nasional
merupakan cara pandang suatu bangsa tentang diri dan
lingkungannnya. Wawasan ini merupakan penjabaran falsafah
bangsa sesuai dengan keadaan geografis suatu bangsa serta
kronologis sejarah yang dialaminya. Wawasan Nasional ini
menentukan :
1. Bagaimana bangsa itu memanfaatkan kondisi geografis,
kronologis sejarah serta kondisi sosial budayanya dalam
mencapai cita-cita dan menjadi kepentingan nasional.
2. Bagaimana bangsa itu memandang diri dan lingkungannya.

Ada beberapa pengertian lain tentang Wawasan Nusantara dan


Wawasan Nasional, diantaranya ialah:

1. Berdasarkan Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998 tentang


GBHN pengertian Wawasan Nusantara adalah sebagai berikut :
Wawasan Nusantara yang merupakan wawasan nasional
yang bersumber pada Pancasila dan berdasarkan UUD 1945
adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri
dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam
menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
2. Menurut Prof. DR. Wan Usman (Ketua Program S-2 PKN-UI)
“Wawasan Nusantara adalah cara pandangan bangsa
Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai Negara
kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.”

7
3. Pengertian Wawasan Nusantara, menurut Kelompok Kerja
Wawasan Nusantara, yang diusulkan menjadi Ketetapan MPR
dan dibuat di Lemhanas tahun 1999.
Secara garis besar wawasan nusantara adalah:“Pandangan bangsa
Indonesia yang bersumber pada Pancasila dan UUD 1945. Sedangkan
Wawasan Nasional adalah konsepsi dari wawasan nusantara”.

Latar belakang yang mempengaruhi tumbuhnya konsepsi wawasan


nusantara adalah sebagai berikut :

a. Aspek Historis

Dari segi sejarah, bahwa bangsa Indonesia menginginkan


menjadi bangsa yang bersatu dengan wilayah yang utuh adalah
karena dua hal yaitu :

1 Kita pernah mengalami kehidupan sebagai bangsa yang


terjajah dan terpecah, kehidupan sebagai bangsa yang
terjajah adalah penederitaaan, kesengsaraan, kemiskinan
dan kebodohan.Penjajah juga menciptakan perpecahan
dalam diri bangsa Indonesia. Politik Devide et impera.
Dengan adanya politik ini orang-orang Indonesia justru
melawan bangsanya sendiri.Dalam setiap perjuangan
melawan penjajah selalu ada pahlawan, tetapi juga ada
pengkhianat bangsa.

2 Kita pernah memiliki wilayah yang terpisah-pisah, secara


historis wilayah Indonesia adalah wialayah bekas jajahan
Belanda.Wilayah Hindia Belanda ini masih terpisah-pisah
berdasarkan ketentuan Ordonansi 1939 dimana laut teritorial
Hindia Belanda adalah sejauh 3 (tiga) mil. Dengan adanya
ordonansitersebut , laut atau perairan yang ada diluar 3 mil
tersebut merupakan lautan bebas dan berlaku sebagai
perairan internasional. Sebagai bangsa yang terpecah-pecah

8
dan terjajah, hal ini jelas merupakan kerugian besar bagi
bangsa Indonesia.Keadaan tersebut tidak mendukung kita
dalam mewujudkan bangsa yang merdeka, bersatu dan
berdaulat.Untuk bisa keluar dari keadaan tersebut kita
membutuhkan semangat kebangsaan yang melahirkan visi
bangsa yang bersatu. Upaya untuk mewujudkan wilayah
Indonesia sebagai wilayah yang utuh tidak lagi terpisah baru
terjadi 12 tahun kemudian setelah Indonesia merdeka yaitu
ketika Perdana Menteri Djuanda mengeluarkan pernyataan
yang selanjutnya disebut sebagai Deklarasi Djuanda pada 13
Desember 1957. Isi pokok dari deklarasi tersebut
menyatakan bahwa laut territorial Indonesia tidak lagi sejauh
3 mil melainkan selebar 12 mil dan secara resmi
menggantikam Ordonansi 1939.

Dekrasi Djuanda juga dikukuhkan dalam UU No.4/Perpu Tahun


1960 tenatang perairan Indonesia yang berisi :

1. Perairan Indonesia adalah laut wilayah Indonesia beserta


perairan pedalaman Indonesia.
2. Laut wilayah Indonesia adalah jalur laut 12 mil laut.
3. Perairan pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang
terletak pada sisi dalam dari garis dasar.

Keluarnya Deklarasi Djuanda melahirkan konsepsi wawasan


Nusantara dimana laut tidak lagi sebagai pemisah, tetapi sebagai
penghubung.UU mengenai perairan Indonesia diperbaharui
dengan UU No.6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia.

Deklarasi Djuanda juga diperjuangkan dalam forum


internasional. Melalui perjuangan panjang akhirnya Konferensi

9
PBB tanggal 30 April menerima “ The United Nation Convention
On The Law Of the Sea”(UNCLOS) . Berdasarkan Konvensi
Hukum Laut 1982 tersebut Indonesia diakui sebagai negara
dengan asas Negara Kepulauan (Archipelago State).

b. Aspek Geografis dan Sosial Budaya

Dari segi geografis dan Sosial Budaya, Indonesia


meruapakan negara bangsa dengan wilayah dan posisi yang unik
serta bangsa yang heterogen. Keunikan wilayah dan dan
heterogenitas menjadikan bangsa Indonesia perlu memiliki visi
menjadi bangsa yang satu dan utuh . Keunikan wilayah dan
heterogenitas itu antara lain sebagai berikut :

1. Indonesia bercirikannegara kepulauan atau maritim.


2. Indonesia terletak antara dua benua dan dua
samudera(posisi silang).
3. Indonesia terletak pada garis khatulistiwa.
4. Indonesia berada pada iklim tropis dengan dua musim.
5. Indonesia menjadi pertemuan dua jalur pegunungan yaitu
sirkumpasifik dan Mediterania.
6. Wilayah subur dan dapat dihuni.
7. Kaya akan flora dan fauna dan sumberdaya alam.
8. Memiliki etnik yang banyak sehingga memiliki kebudayaan
yang beragam.
9. Memiliki jumlah penduduk dalam jumlah yang besar.

Landasan wawasan nusantara dalam paradigma nasional


dapat dilihat dari stratifikasinya sebagai berikut:
1. Landasan Idiil

10
Pancasila sebagai faslafah ideologi bangsa dan dasar
negara.Berkedudukan sebagai landasan idiil daripada wawasan
nusantara.Karena pada hakikatnya wawasan nusantara
merupakan perwujudan dari pancasila.Pancasila merupakan
kesatuan yang bulat dan utuh serta mengandung paham
keseimbangan, keselarasan, dan keseimbangan.Maka wawasan
nusantara mengarah kepada terwujudnya kesatuan dan
keserasian dalam bidang-bidang politik, ekonomi, sosial budaya
dan pertahanan keamanan.

2. Landasan Konstitusional

UUD 1945 yang merupakan landasan konstitusi dasar


negara, yang menjadi pedoman pokok dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.Indonesia adalah negara kesatuan
yang berbentuk republik (Pasal 1 UUD 1945) yang kekuasaan
tertingginya ada pada rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh
MPR.

3. Landasan Visional.

Landasan visional atau tujuan nasional wawasan nusantara


sebagai wawasan nasional bangsa indonesia merupakan ajaran
yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat dengan tujuan
agar tidak terjadi penyesalan dan penyimpangan dalam rangka
mencapai dan mewujudkan cita-cita dan dan tujuan nasional
yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat
yaitu:

 Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah


darah Indonesia.
 Memajukan kesejahteraan umum.
 Mencerdaskan kehidupan bangsa.

11
 Ikut melaksanakan ketertiban dunia.

4. Landasan Konsepsional

Ketahanan nasional, yaitu merupakan kondisi dinamis yang


berissi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kemampuan sebagai konsepsi nasional,
berkedudukan sebagai landasan konsepsional. Dalam upaya
mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya, bangsa Indonesia
mengahadapi berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan (HTAG). Agar dapat mengatasinya, bangsa indonesia
harus memiliki kemampuan, keuletan, dan daya tahan yang
dinamakan ketahanan nasional.

5. Landasan Operasional

GBHN adalah sebagi landasan wawasan operasional dalam


wawasan nusantara, yang dikukuhkan MPR dalam ketetapan
Nomor : IV/MPR/1973 pada tanggal 22 Maret 1973.

3.2 Unsur-unsur Dasar Wawasan Nusantara


1. Unsur Wadah
Wadah sebagai unsur terbentuknya konsepsi wawasan
nusantara adalah tempat atau organisasi dimana bangsa Indonesia
memandang diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 yang berwujud sebagai satu kesatuan wilayah yang utuh
berupa Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Wilayah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan
satu kesatuan dari wilayah perairan dalam daratan sesuai Deklarasi
Djuanda dan sejalan dengan Asas Archipelago.
Asas Archipelago mengandung pengertian wilayah lautan
dengan kumpulan-kumpulan pulau-pulau didalamnya dengan kata
lain lautan yang diseraki pulau-pulau.Bagi bangsa Indonesia

12
Archipelago berarti satu kesatuan wilayah yang batas-batasnya
ditentukan oleh laut dan didalamnya terdapat pulau-pulau atau
gugusan pulau.Unsur-unsur Wadah adalah :
1. Bentuk Wujudnya adalah sebagai Nusantara yang menunggal
utuh dan menyeluruh.
a. Nusantara

Pengertian Nusantara yang sesuai dengan Asas


Archipelago mengandung arti kedalam dan arti keluar.Arti ke
dalam, Nusantara sebagai kesatuan wilayah laut dengan
pulau-pulau didalamnya, yang merupakan satu kesatuan utuh
dengan segenap unsur-unsurnya yang manunggal.

Arti Ke luar, Nusanatara yang terletak antara dua


samudera dan dua benua sehingga berada dipersimpangan,
jalan penghubung, memilki sifat dan ciri sebagai posisi silang
dengan segenap konsekuensinya, seingga merupakan
kepribadiannya.

Kedudukan Nusantara sebagai titik pusat dari posisi


silang dunia membawa pengaruh terhadap tata kehidupan dari
sifat peri kehidupan nasional sebagai berikut :

1) Indonesia akan menjadi lalu lintas dari aspek-aspek kehidupan


sosial, hal ini akan berpengaruuh terhadap kehidupan sosial
bangsa Indonesia yanhg memiliki sifat terbuka dan memiliki daya
adaptasi yang rendah.
2) Menjadi daerah perebutan pengaruh Negara-negara besar baik
di bidang Ideologi, Politik, Ekonomi, SosBud, maupun HanKam
hal ini dapat merusak persatuan dan kesatuan Bangsa dan
dapat mengganggu kelancaran pembangunan.
3) Menjadi perebutan Negara industri baik untuk kepentingan
pemasaran hasil industri maupun sebagai sumber bahan pokok.

13
Untuk menghadapi pengaruh terbesar agar bangsa Indonesia
dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya maka bangsa
Indonesia harus kuat lahir dan bathin dan harus tetap melaksanakan
politik bebas-aktif serta ikut mengatur lalu lintas kepentingan dan
pengaruh dari luar dengan tetap memelihara hubungan dengan
semua kekuatan yang melintas wilayah Nusantara.

1) Manunggal utuh menyeluruh


Wadah dari wawasan nusantara yang berwujud nusantara
memiliki sifat yang manunggal, utuh, dan menyeluruh meliputi:
manunggal di bidang wilayah, manunggal di bidang
bangsa,manunggal di bidang ideologi, manunggal di bidang politik,
manunggal di bidang ekonomi, manunggal di bidang sosbud,
manunggal di bidang hankam, dan berkesinambungan dalam
kehidupan.
2) Tata susunan pokok / inti organisasi
Tata susunan pokok/inti dari organisasi Negara tercantum dalam
UUD 1945 sebagai berikut:
a. Bentuk kedaulatan (BAB I Pasal 1).
 Negara Indonesia ialah Negara kesatuan yang
berbentuk Republik.
 kedaulatan ada di tangan rakyat dan dilakukan
sepenuhnya oleh MPR.
b. Kekuasaan pemerintah Negara (BAB III Pasal 4-15).
Presiden republik Indonesia memegang kekuasaan
pemerintah menurut UUD.
c. Sistem pemerintah Negara (Penjelasan UUD 1945).
 Indonesia ialah Negara yang berdasarkan atas hukum
dan tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka.

14
 Pemerintah berdasarkan sistem konstitusi dan tidak
berdasarkan absolutisme (kekuasaan yang tidak
terbatas).
 Kekuasaan Negara tertinggi di tangan MPR.
 Presiden ialah penyelenggara pemerintah Negara yang
tertinggal di bawah MPR.
 Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
 Menteri Negara ialah pembantu presiden tidak
bertanggung jawab kepada DPR.
 Kekuasaan kepala Negara tidak terbatas.
d. Sistem perwakilan (BAB VII Pasal 19).
 Kedudukan DPR adalah kuat dewan tidak dapat
dibubarkan oleh presiden.
 Anggota DPR semua merangkap menjadi anggota MPR
sehingga dapat senantiasa mengawasi tindakan
presiden sebagai mandataris MPR.
 Tata susunan perlengkapan/kelengkapan organisasi.
Kelengkapan organisasi tersebut adalah:
 Aparatur pemerintah Negara ialah semua warga
Negara yang bertanggung jawab untuk menjalankan
pemerintahan Negara dari pusat sampai dengan
daerah untuk mencapai tujuan nasional, maka
aparatur negara ini harus mampu untuk mendorong,
menggerakkan serta mengarahkan usaha-usaha
pembangunan ke sasaran yang telah ditetapkan
untuk kepentingan rakyat banyak berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
 Kesadaran politik dan kesadaran bernegara dari
masyarakat.Organisasi Negara harus mampu untuk
meningkatkan kesadaaraan politik dan kesadaraan
bernegara. Dari masyarakat, serta mampu

15
menampung aspirasi politik masyarakat baik
sebagai perorangan maupun organisasi (politik dan
masyarakat) dalam rangka meningkatkan stabilitas
politik.

 Pers
Organisasi Negara juga harus dapat menampung
dan membina kehidupan pers yang bebas yang
bertanggung jawab sehingga pers dapat
berpartisipasi.

 Partisipasi Rakyat
Partisipasi rakyat dapat disalurkan melalui lembaga-
lembaga musyawarah desa, lembaga perwakilan
rakyat, perguruan tinggi, media masa, dll. Partisipasi
rakyat yang tersalur baik akan menumbuh suburkan
kehidupan demokrasi.
2. Unsur Isi
Aspirasi bangsa Indonesia sebagai isi dari Wawasan Nusantara
dapat dirincikan sebagaai berkut:
A. Cita-cita
Cita-cita dari Wawasan Nusantara adalah sama dengan cita-cita
nasional seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yaitu “
MewujudkanNegara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat,
adil, dan makmur.Cita-cita dari wawasan nusantara bersifat kedalam
dan keluar. Diantaranya adalah:
a. Kedalam, Wawasan Nusantara bertujuan untuk:
1) Melindungi segenap bangsa dan tanah air Indonesia.
2) Memajukan kesejahteraan umum.
3) Mencerdaskan kehidupan bangsa.

16
b. Keluar,Wawasan Nusantara bertujuan untuk ikut
melaksanakanketertiban, kebahagiaan, dan perdamaian bagi
seluruh umat manusia.
B. Sifat atau Ciri-ciri
a. Manunggal
Didalam setiap aspirasi untuk mewujudkan Wawasan
Nusantara hendaknya ada keserasian dan keseimbangan
yang dinamis dalam segenap aspek kehidupan alamiah
maupun aspek sosial.
b. Utuh Menyeluruh
Aspirasi bangsa Indonesia dalam mewujudkan Wawasan
Nusantara harus merupakan aspirasi yang utuh menyeluruh
(komprehensif integral) dimana setiap kegiatan ditinju dari
segala macam aspek kehidupan sehingga akan
menghasilkan Nusantara dan rakyat Indonesia yang utuh bulat
dan tidak dapat di pecah belah oleh kekuatan apapun sesuai
dengan sumpah pemuda;satu nusa, satu bangsa, dan satu
bahasa.
C. Cara Kerja
Cara kerja bangsa Indonesia untuk mewujudkan Wawasan
Nusantara berpedoman kepada Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa dan UUD 1945 yang mengenai cara pengendalian
hidup bermasyarakat serta cara penetapan hak azasi dan
kewajiban bangsa Indonesia.
Kemampuan mawas diri dan olah budi diperlukan untuk dapat
mempersiapkan sikap mental bangsa menghadapi dampak
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga akan
diperoleh kebahagiaan lahir dan batin bagi bangsa Indonesia.
Untuk dapat mencapai kebahagiaan lahir dan batin serta untuk
mencapai tujuan dari Wawasan Nusantara, maka di persyaratkan
agar semua warga negara Indonesia dapat mengamalkan

17
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari baik secara obyektif
maupun subyektif.
a. Pelaksanaan obyektif yaitu pengalaman Pancasila dalam
segenap penyelenggaraan kenegaraan.
b. Individu bangsa Indonesia dalam tindakan dan kegiatan sehari-
hari (dalam cipta, cita, pelaksanaan subyektif yaitu
pengamalan Pancasila oleh rasa, karsa, dan karya).

3. Unsur Tata Laku


Tata laku sebagai unsur dari Wawasan Nusantara adalah
kegiatan/tindakan perilaku bangsa Indonesia dalam melaksanakan
aspirasinya guna mewujudkan Indonesia sebagai satu kesatuan yang
utuh menyeluruh dalam mencapai tujuan nasional.
Tata laku bangsa Indonesia dalam mengisi kemerdekaan dapat
dirinci menjadi tata laku batiniah dan tata laku lahiriah.
a. Tata laku batiniah berwujud pengalaman falsafah bangsa
(Pancasila) yang melahirkan sikap mental bangsa sesuai kondisi
lingkungan hidupnya dalam mewujudkan Wawasan
Nusantara.Tata laku batiniah terbentuk karena kondisi dalam
proses pertumbuhan hidupnya yang merupakan produk dan
kebiasan yang membudaya. Tata laku batiniah dipengaruhi oleh
keyakinan akan agama atau kepercayaan dan tuntunan budi
pekerti.
b. Tata laku lahiriah berwujud pelaksanaan dari UUD 1945 oleh
seluruh aparatur negara dan masyarakat dalam bentuk
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya untuk mewujudkan
Wawasan Nusantara.
Pada dasarnya unsur dasar Wawasan Nusantara terdiri dari 3
unsur, yakni unsure wadah, isi, dan tatalaku. Dimana, unsur wadah
berbicara tentang konsepsi, unsur isi berbicara tentang aspirasi
masyarakat, dan unsur tata laku berbicara tentang bagaimana sikap
masyarakat dalam menyampaikan aspirasi mereka. Ketiga unsur ini
tidak dapat dipisahkan karena memiliki kaitan.

18
3.3 Hakikat Wawasan Nusantara
Hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan nusantara, dalam
pengertian cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam
lingkungan nusantara demi kepentingan nasional.
1. Asas Wawasan Nusantara
Asas wawasan nusantara merupakan ketentuan-ketentuan
atau kaidah-kaidah dasar yang harus dipenuhi, ditaati, dipelihara,
dan diciptakan demi tetap taat dan setianya komponen
pembentukan bangsa Indonesia (suku bangsa atau golongan)
terhadap kesepakatan bersama.
Asas wawasan nusantara terdiri dari : kepentingan yang sama,
tujuan yang sama, keadilan, kejujuran, solidaritas, kerjasama, dan
kesetian terhadap ikrar atau kesepakatan bersama demi
terpeliharanya persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan.
Adapun rincian dari Asas Wawasan Nusantara tersebut adalah :
a. Kepentingan yang sama. Ketika menegakkan dan merebut
kemerdekaan, kepentingan bersama bangsa Indonesia adalah
menghadapi penjajahan secara fisik dari bangsa lain.
Sekarang, bangsa Indonesia harus menghadapi jenis
“penjajahan” yang berbeda dari Negara asing. Misalnya,
kehidupan dalam negeri bangsa Indonesia mendapat tekanan
dan paksaan baik secara halus maupun kasar dengan cara
adu domba dan pecah belah bangsa dengan menggunakan
dalih HAM, demokrasi, dan lingkungan hidup.
Sementara itu, tujuan yang sama adalah tercapainya
kesejahteraan dan rasa aman yang lebih baik daripada
sebelumnya.
b. Keadilan yang berarti kesesuaian pembagian hasil dengan
andil, jerih payah usaha dan kegiatan baik orang perorangan,
golongan, kelompok, maupun daerah.

19
c. Kejujuran, yang berarti keberanian berpikir, berkata, dan
bertindak sesuai realita serta ketentuan yang benar biarpun
realita atau ketentuan itu pahit dan kurang enak di dengarnya.
Demi kebenaran dan kemajuan bangsa dan Negara, hal ini
harus dilakukan.
d. Solidaritas, yang berarti diperlukan rasa setia kawan, mau
memberi dan berkorban bagi orang lain tanpa meninggalkam
ciri dan karakter budaya masing-masing.
e. Kerja sama berarti adanya koordinasi, saling pengertian yang
didasarkan atas kesetaraan sehingga kerja kelompok, baik
kelompok kecil maupun kelompok yang lebih besar, dapat
tercapainya demi terciptanya sinergi yang lebih baik.
f. Kesetiaan terhadap kesepatakan bersama untuk menjadi
bangsa dan mendirikan Negara Indonesia, yang dimulai,
dicetuskan, dan dirintis oleh Boedi Oetomo pada tahun 1908,
Sumpah Pemuda tahun 1928, dan Proklamasi Kemerdekaan
pada tanggal 17 Agustus 1945. Kesetiaan terhadap
kesepakatan bersama ini sangatlah penting dan menjadi
tonggak utama terciptanya persatuan dan kesatuan dalam
kebhinekaan. Jika kesetiaan terhadap kesepakatan bersama
ini goyah apalagi ambruk, dapat dipastikan bahwa persatuan
dan kesatuan dalam kebhinekaan bangsa Indonesia akan
hancur berantakan pula. Ini berarti bangsa Indoesia akan
kehilangannegara Kesatuan Indonesia.

2. Arah Pandang
Arah pandangan wawasan nusantara meliputi arah
pandang ke dalam dan ke luar.
a. Arah Pandangan ke Dalam
Arah pandang ke dalam bertujuan menjamin
perwujudan persatuan kesatuan segenap aspek

20
kehidupan nasional, baik aspek alamiah maupun aspek
sosial. Arah pandangan ke dalam mengandung arti
bahwa bangsa Indonesia harus peka dan berusaha
untuk mencegah dan mengatasi sedini mungkin faktor-
faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa dan
harus mengupayakan tetap terbina dan terpeliharanya
persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan.
b. Arah Pandangan ke Luar
Arah pandang ke luar ditunjukan demi
terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia yang
serba berubah maupun kehidupan dalam negeri serta
dalam melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial,
serta kerja sama dan sikap saling hormat menghormati.
Arah pandang ke luar mengandung arti bahwa dalam
kehidupan internasionalnya, bangsa Indonesia harus
berusaha mengamankan kepentingan nasionalnya
dalam semua aspek kehidupan, baik politik, ekonomi,
sosial budaya maupun pertahanan dan keamanan demi
tercapainya tujuan nasional sesuai dengan yang tertera
pada Pembukaan UUD 1945.

Hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan nusantara,


dalam pengertian cara pandang yang selalu utuh menyeluruh
dalam lingkungan nusantara demi kepentingan nasional. Asas
wawasan nusantara terdiri dari : kepentingan yang sama, tujuan
yang sama, keadilan, kejujuran, solidaritas, kerjasama, dan
kesetiaan terhadap ikrar atau kesepakatan bersama demi
terpeliharanya persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan. Arah
pandang bangsa Indonesia adalah menjamin kesatuan, persatuan,
dan kepentingan nasional.

21
3.4 Kedudukan, Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara
1. Kedudukan Wawasan Nusantara
a. Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional bangsa
Indonesia merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya
oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan dan
penyimpangan dalam upaya mencapai dan mewujudkan
cita-cita dan tujuan nasional. Dengan demikian, Wawasan
Nusantara menjadi landasan visional dalam
menyelenggarakan kehidupan nasional.
b. Wawasan Nusantara dalam paradigma nasional dapat
dilihat dari stratifikasinya sebagai berikut :
 Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa dan
dasar Negara berkedudukan sebagai landasan idiil.
 UUD 1945 sebagai landasan konstitusi Negara,
berkedudukan sebagai landasan konstitusional.
 Wawasan Nusantara sebagai visi nasional,
berkedudukan sebagai landasan visional.
 Ketahanan Nasional sebagai konsepsi nasional,
berkedudukan sebagai landasan konsepsional.
 GBHN sebagai politik dan strategi nasional atau
sebagai kebijaksanaan dasar nasional,
berkedudukan sebagai landasan operasional.

2. Fungsi Wawasan Nusantara


Wawasan Nusantara berfungsi sebagai pedoman,
motivasi, dorongan, serta rambu-rambu dalam menentukan
segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi
penyelenggaraan negara di tingkat pusat dan daerah maupun

22
bagi seluruh rakyat Indonesia dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
3. Tujuan Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan
nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat
Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional
daripada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku
bangsa, atau daerah. Hal tersebut bukan berarti
menghilangkan kepentingan-kepentingan individu, kelompok,
suku bangsa, atau daerah. Kepentingan-kepentingan tersebut
tetap dihormati, diakui, dan dipenuhi selama tidak
bertentangan dengan kepentingan nasional atau kepentingan
masyarakat banyak.

Kedudukan Wawasan Nusantara adalah sebagai


Wawasan Nasional dan Paradigma nasional, dan Fungsi
daripada wawasan nusantara diantaranya sebagai pedoman,
dan motivasi dalam menentukan keputusan, serta Tujuannya
adalah mewujudkan nasionalisme yang tinggi dari segala
aspek kehidupan rakyat.

3.5 Pengaplikasian Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Nasional


Negara Indonesia dikenal dengan Negara multikultur atau
plural. mempunyai beragam suku bangsa, budaya, bahasa,
kepercayaan, dan wilayah luas yang mencakup lautan dan
daratan. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara perbedaan
pendapat tentang kebudayaan,politik, ekonomi, kepercayaan
merupakan hal-hal yang sangat sering terjadi.
Hal tersebut membutuhkan suatu perekat agar bangsa yang
bersangkutan bersatu guna memelihara keutuhan negaranya.
Suatu bangsa dalam menyelenggarakan kehidupannya tidak
terlepas dari pengaruh lingkungan kondisi sosial masyarakat

23
kebudayaan, kepercayaan, keadaan alam dan wilayah serta
pengalaman sejarah.
Banyak kasus yang terjadi akhir-akhir ini yang mengancam
persatuan dan kesatuan bangsa. Masih ingatkah bagaimana
pulau Simpadan dan Linggitan akhirnya lepas dari wilayah
Republik Indonesia dan Negara Timor Lesteyang dulunya masih
wilayah Indonesia sekarang memisahkan diri dan merdeka.
Kasus kedua adalah perselisihan Indonesia dan Malaysia terkait
dengan sengketa Pulau Ambalat dan kasus pengklaiman budaya
asli Indonesia seperti Batik, Reok Ponorogo, Lagu Rasa Sayange,
Wayang Kulit dan masih banyak lagi. Hal tersebut membuat
ketegangan diplomatik, militer, partisipasi masyarakat dalam
bentuk demonstrasi dan lainnya.
Jawaban dari permasalahan ini adalah peningkatan
pemahaman dan implementasi tentang negara dan
kedaulatannya. Dalam penegakan kedaulatan negara semua
warga harus mengarahkan semua potensi, dari politik, ekonomi,
sosial budaya dan pertahanan. Kehidupan negara senantiasa
dipengaruhi perkembangan lingkungan strategis sehingga
wawasan harus mampu memberi inspirasi pada suatu bangsa
dalam menghadapi berbagai hambatan dan tantangan.

Wawasan Nusantara sebagai cara pandang bangsa


Indonesia yang melihat Indonesia sebagai satu kesatuan Politik,
Ekonomi, Sosial Budaya, dan Hankam, yang merupakan
landasan dan dasar hakekat ancaman yang timbul, baik dari luar
maupun dalam segala aspek kehidupan bangsa.
Untuk dapat mewujudkan konsepsi Wawasan Nusantara
tersebut perlu dilakukan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari
sebagai berikut:

24
1. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan
Politik.
1) Bagaimana kita membina dan mengamankan
kebulatan wilayah nasional sebagai satu kesatuan
wilayah yang utuh.Perlu diambil tindakan pencegahan
terhadap timbulnya segala aspirasi yang bersifat
kedaerahan dan kesukuan antara lain:
 Meniadakan faktor-faktor yang dapat menjadi
alasan timbulnya ketidak puasan daerah kepada
pemerintah Pusat seperti mempercepat tingkat
pertumbuhan di Daerah, mempercepat
kemandirian atau otonomi daerah berdasarkan
aspirasi dan tuntutan Reformasi yang sangat kuat
saat ini.
 Membina mobilitas penduduk khususnya para
pemuda dan pelajar dengan meningkatkan wisata
pemuda/pelajar agar dapat tercegah aspirasi politik
yang bersifat kedaerahan dan kesukuan.
 Agar dapat diusahakan bagi pegawai negeri
mutasi/tour of area secara teratur dalam rangka
mempercepat proses persatuan dan kesatuan.
2) Bagaimana mencegah timbulnya hal-hal yang negatif
dari kenyataan bahwa bangsa Indonesia yang terdiri
dari berbagai suku dan berbicara dalam berbagai
bahasa daerah, memeluk dan meyakini berbagai
agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, harus merupakan satu kesatuan bangsa yang
bulat dalam arti yang seluas-luasnya.Untuk itu dapat
dilakukan hal-hal sebagai berikut:

25
 Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
 Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta
ideologi Negara yang melandasi, membimbing
dan mengarahkan bangsa Indonesia menuju
tujuan.
 Membina secara berlanjut kerukunan hidup antar
umat beragama secara jujur, ikhlas dan terbuka
tanpa mencampuri urusan ibadah agama masing-
masing.
 Tidak membedakan asal daerah, agama dalam
urusan umum antara lain dalam kelompok
belajar, organisasi kemasyarakatan,
kemahasiswaan, pramuka dan lain-lainnya.
 Menghapus segala bentuk korupsi, kolusi, dan
nepotisme (KKN) mulai dari tingkat pusat sampai
ketingkat daerah.
 Menuntut generasi muda agar ikut mempelajari
dan menikmati hasil budaya dari berbagai
daerah, antara lain lagu-lagu, tari-tarian dan
cerita-cerita daerah.
3) Bagaimana memupuk jiwa bangsa Indonesia agar
merasa satu, senasib dan sepenanggungan,
sebangsa dan setanah air serta mempunyai satu
tekad di dalam mencapai cita-cita bangsa. Akibat
pesatnya pembangunan di bidang fisik material,
terdapat tendensi perubahan-perubahan nilai
kebersamaan menjadi hilang dan nilai individu sangat
menonjol, untuk mencegah hal itu perlu dilakukan
tindakan-tindakan:

26
 Mendorong gerakan pramuka secara berlanjut
melalui jalur pendidikan formal sampai dengan
pendidikan tinggi secara jalur non-formal.
 Menghindari perbedaan gaya hidup mewah bagi
golongan kaya, untuk menghindari kecemburuan
sosial yang sewaktu-waktu dapat menggangggu
keamanan dan ketertiban masyarakat.
 Memupuk rasa kesetia-kawanan sosial antara
masyarakat melalui peningkatan kegiatan
program PSM (Pekerja Sosial Masyarakat).
 Meningkatkan pembimbingan sosial dengan
menanamkan nilai-nilaiperjuangan 1945 untuk
mendorong bangkitnya rasa solidaritas
masyarakat untuk dapat membantu kepada yang
perlu mendapat bantuan.
4) Bagaimana penghayatan dan pengalaman Pancasila
sebagai satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa
dan Negara, yang melandasi, membimbing dan
mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
Dari pengalaman sejarah pertumbuhan dalam
kehidupan bernegara maupun untuk mengembangkan
tugas ke masa depan Bangsa Indonesia, sangat perlu
penghayatan dan pengalaman pancasila, sehingga
perlu dilakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:
 Meningkatkan kedewasaan nasional untuk
mencegah timbulnya hakekat ancaman dari
golongan ekstrim kanan, ekstrim kiri dan ekstrim-
ekstrim lainnya baik yang berasal dari dalam
maupun luar negeri.
 Kerawanan lain dalam bidang ideologi yang
dapat terjadi dalam pergantian generasi pada

27
masa mendatang karena generasi muda tidak
mengalami secara langsung suasana kebatinan
yang melahirkan pancasila sebagai ideologi
Negara. Salah satu cara yang baik untuk
menunjukkan nilai-nilai luhur tersebut dengan
memberikan tauladan dalam pengamalan
Pancasila.
5) Bagaimana agar kehidupan politik diseluruh wilayah
nusantara merupakan satu kesatuan politik yang
diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan UUD
1945, perlu dilakukan tindakan-tindakan:
 melaksanakan sistem politik yang didasarkan
Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen.
 kehidupan politik di dasarkan kekeluargaan dan
kegotongroyongan yang ditunjukan kepada
kesejahteraan seluruh rakyat.
 dalam kehidupan demokrasi dihindari terjadinya
dominasi mayoritas, penindasan dan kekerasan
politik, serta tirani minoritas.
 diperoleh semangat pengabdian, kepribadian dan
budi pekerti luhur dan setiap warga Negara
terutama penyelenggara Negara.
6) Bagaimana agar seluruh kepulauan Nusantara
merupakan kesatuan hukum dalam arti bahwa hanya
ada satu hukum nasional yang mengabdi kepada
kepentingan nasional. Langkah-langkah yang di ambil
untuk mencapai kesatuan hukum adalah:
 Kesatuan materi hukum agar tidak ada pihak-
pihak yang merasa dirugikan. Contohnya
penyelesaian hutang piutang antara Bank Negara

28
dan Bank Swasta, bilamana Bank Negara
menyelesikan tagihannya pada debitur yang tidak
mampu membayar hutangnya dapat dilakukan
oleh Pengadilan Negeri, sedangkan bagi Bank
Swasta melalui proses pengadilan yang
penyelesaiannya dapat berlarut-larut yang
berakibat kesukaran dalam penagihannya.
Karena hal itu perlu materi hukum tentang
pengaturan penyelesaian hutang piutang bagi
Bank Negara dapat diperlukan bagi Bank Swasta,
berhubung lembaga perbankan sangat diperlukan
bagi perkembangan pembangunan.
 Kesatuan tindak bagi lembaga-lembaga yang
terkait. Dalam contoh judi buntut dan
penyelundupan barang-barang, pihak kejaksaan
menilai sebagai subversi, sedangkan pengadilan
menilai sebagai pelanggaran pidana biasa. Untuk
itu diambil tindakan koordinasi untuk tercapainya
persepsi yang sama sehingga tercapai kesatuan
tindak.
 Disamping hal-hal terrsebut di atas, perlu
ditingkatkan kesadaran hukum dengan membina
Kadarkum (Keluarga Sadar Hukum), dengan
tujuan agar kesatuan hukum lebih
memasyarakatkan, tegaknya Supremasi Hukum
dan HAM.
 Tumpas segala bentuk mafia pengadilan, serta
tegakkan keadilan dan kebenaran di Indonesia.
7) Bagaimana hubungan luar negeri antara Indonesia
dan Negara-negara lain untuk turut menciptakan

29
ketertiban dan perdamaian dunia melalui politik luar
negeri dan bebas aktif:
 Politik luar negeri diabadikan untuk kepentingan
nasional khususnya untuk kepentingan
pembangunan.
 Memupuk kesetiakawanan antar bangsa.
 Turut mengambil bagian dalam usaha-usaha
mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia.
 Dihindari politik mercusuar, konfrontasi, serta
ekspansif.

2. Perwujudan Nusantara sebagai suatu kesatuan Ekonomi.


1) Bagaimana agar kekayaan wilayah,baik potensial
maupun efektif dapat dimanfaatkan sabagai modal dan
milik bersama bangsa dan keperluan hidup sehari-hari
harus tersedia merata diseluruh wilayah tanah air,
agar kekayaan alam tersebut dapat dijadikan modal
dan milik bersama segenap bangsa, perlu diambil
tindakan-tindakan sebagai berikut:
 Memanfaatkan kekayaan tersebut seoptimal
mungkin, dengan menerapkan manajamen yang
baik.
 Memanfaatkan kekayaan alam secara baik,
sehingga generasi mendatang ikut merasakan.
Contohnya reboisasi dalam penebangan hutan.
 Memanfaatkan kekayaan alam sebagai modal
bangsa dalam pembangunan sehingga tidak lagi
tergantung pada pinjaman luar negeri.
2) Bagaimana meningkatkan perkembangan ekonomi
yang harus serasi dan seimbang diseluruh daerah,
tanpa meninggalkan ciri-ciri khas yang dimiliki oleh

30
daerah dalam mengembangkan kehidupan
ekonominya.
Agar tercapai perkembangan yang serasi dan
seimbang diseluruh daerah perlu lebih di dorong
berkembangnya kerja sama antara daerah dalam
pembangunan, seingga daerah-daerah dalam satu
wilayah dapat memecahkan masalah-masalah wilayah
secara bersama.
Ciri-ciri khas suatu daerah dapat dibedakan antara
masyarakat pedesaan dan perkotaan dan untuk
mengembangkan daerah tersebut dapat dilakukan:
 Pembangunan masyarakat pedesaan perlu
ditingkatkan pengembangan kemampuan
sumber daya manusia termasuk mendorong
tumbuhnya swadaya masyarakat.
 Pembangunan perkotaan perlu memperhatikan
perkembangan penduduk sehingga menjamin
lingkungan yang sehat untuk hidup, bekerja,
dan berusaha.
3) Bagaimana mewujudkan kehidupan perekonomian
diseluruh wilayah nusantara merupakan satu kesatuan
ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha
bersama atas dasar kekeluargaan dan ditujukan untuk
kemakmuran rakyat, perlu tindakan-tindakan:
 BUMN dan Swasta tetap berperan dengan
selalu mengikut sertakan koperasi sebagai
mitra dalam kehidupan ekonomi secara serasi,
selaras, dan seimbang.
 Pembinaan struktur ekonomi yang seimbang
dan saling menguntungkan dalam keterkaitan

31
dan keterpaduan antar sektor pertanian,
industri, dan jasa.
 Pembinaan sistem komunikasi dan informasi
nasional yang menjamin kelancaran komunikasi
dan ketersediaan informasi yang diperlukan
dalam pembinaan persatuan dan kesatuan
kehidupan ekonomi.
 Pembinaan suatu sistem perhubungan nasional
yang dapat menjamin transportasi barang dan
orang dari dan ke semua daerah.
 Pembinaan ekonomi kerakyatan terus
ditingkatkan, dan hindari ekonomi konglomerasi
yang menguntungkan pengusaha besar saja.
3. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan Sosial
Budaya.
1) Bagaimana agar masyarakat Indonesia merupakan
satu perikehidupanyang serasi dengan terdapatnya
tingkat kemajuan masyarakat yang sama merata dan
seimbang serta adanya keselarasan kehidupan yang
sesuai dengan kemajuan bangsa.
Bagi bangsa Negara-negara berkembang,
kesatuan sosial masih sangat rawan, karena
tantangan kemiskinan dan kebodohan serta
banyaknya pengangguran yang dihadapi, sehingga
memungkinkan akan timbulnya hambatan serta
ancaman yang membahayakan Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
Masyarakat yang demikian sangat mudah masuknya
propaganda-propaganda, baik dari golongan ekstrim

32
kiri maupun kanan yang dapat mempengaruhi
keamanan dan ketertiban dalam masyarakat.
 Disamping usaha pemerintah, maka
perlunya partisipasi swadaya masyarakat
untuk ikut serta memerangi kebodohan,
kemiskinan, dan pengangguran agar
akibat-akibat yang tidak diinginkan tidak
akan terjadi.
 Bagi golongan yang beruntung, mendapat
rejeki yang berlebihan hendaknya
mengendalikan diri dengan tidak
memamerkan kemewahannya.
 Mengefektifkan lembaga-lembaga agama
untuk bersama-sama para pengikutnya
untuk ikut sesama.
2) Bagaimana mewujudkan agar budaya Indonesia pada
hakekatnya adalah satu, sedangkan corak ragam
budaya yang ada menggambarkan kekayaan alam
yang menjadi modal dan landasan pengembangan
budaya bangsa seluruhnya, yang hasil-hasilnya dapat
dinikmati oleh bangsa.
 Meningkatkan pertukaran seni budaya antar
daerah.
 Meningkatkan penyajian-penyajian seni budaya
melalui media massa, antar lain, pertunjukkan
seni budaya di TVRI/TV Swasta. Dalam rangka
mengembangkan budaya Bangsa Indonesia
dengan menumbuhkan nilai-nilai budaya daerah
serta menyerap niai-nilai luar yang perlu
diperhatikan. Diantaranya:

33
 Mencegah serta menghapuskan nilai-nilai
yang mengandung sikap-sikap feudal dan
kedaerahan yang sempit.
 Menyerap nilai-nilai dari luar yang positif
serta mencegah pengaruh kebudayaan
asing yang positif.
4. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan
Pertahanan dan Keamanan.
1) Bagaimana agar ancaman terhadap suatu daerah
yang hakekatnya merupakan ancaman bagi seluruh
bangsa dan Negara. Dan pengalaman sejarah bangsa
Indonesia, telah mengalami masa yang jaya dan
pernah juga mengalami masa suram yang di akibatkan
oleh kolonialis menjajah selama tiga setengah abad di
bidang politik, melalui politik adu domba.Agar hal
tersebut tidak terulang lagi perlu diambil tindakan
kesetiakawanan seluruh rakyat melalui:
 Secara berlanjut meningkatkan persatuan dan
kesatuan dengan mewaspadai kepada
golongan ekstrim yang ingin memecah bangsa
Indonesia.
 Meningkatkan rasa kebersamaan antar daerah
melalui saling membantu bila salah satu daerah
mendapat musibah bencana alam.
 Mengembangkan komunukasi dan dialog antar
daerah untuk mengatasi masalah yang
dihadapi, terutama dibidang HanKam.
2) Bagaimana agar tiap-tiap warga Negara merasa
mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam
pembelaan Negara.

34
Hak dan kewajiban perlu ditumbuhkan khususnya
bagi generasi muda yang tidak ikut mengalami masa-
masa perjuangan kemerdekaan dengan;
 Memberikan gambaran secara perjuangan para
pejuang kemerdekaan yang dengan rasa spontan
mereka mengangkat senjata melawan penjajah.
 Membangkitkan kebanggaan sebagai bangsa
Indonesia yang sejajar dengan bangsa-bangsa
lain, sehingga kebanggaan ini akan mendorong
mereka dalam mempertahankan kelangsungan
hidup bangsa.
 Mendidik mereka untuk menghargai para
pahlawan kemerdekaan, karena bangsa yang
besar adalah akibat pengorbanan-pengorbanan
mereka, demikian pula bangsa yang besar untuk
masa yang akan dating adalah akibat
pengorbanan-pengorbanan pahlawan masa
sekarang ini.
 Meningkatkan pendidikan atau pengetahuann
warga Negara mengenai berbagai masalah yang
dihadapi oleh bangsa dan Negara di bidang
HanKam.
Wawasan Nusantara sebagai cara pandang bangsa
Indonesia yang melihat Indonesia sebagai satu kesatuan Politik,
Ekonomi, Sosial Budaya, dan HanKam, yang merupakan
landasan dan dasar hakekat ancaman yang timbul baik dari luar
maupun dalam segala aspek kehidupan bangsa.

3.6 Hambatan Pengaplikasian Wawasan Nusantara dalam


KehidupanNasional

Faktor-faktor yang mempengaruhi :

35
1. Wilayah (geografi)
 Asas Kepulauan (archipelagic principle)
Kata “archipelago” dan “archipelagic” berasal dari kata
Italia yakni “archipelagos”. Akar katanya adalah “archi”
yang berarti terpenting, terutama dan “pelagos” berarti laut
atau wilayah lautan. Jadi archipelago adalah lautan
terpenting. Lahirnya asas archipelago mengandung
pengertian bahwa pulau-pulau tersebut selalu dalam
kesatuan utuh, sementara tempat unsure perairan atau
latan antara pulau–pulau berfungsi sebagai unsur
penghubung dan bukan sebagai unsure pemisah.
 Kepulauan Indonesia
Bagian wilayah indische archipel yang dikuasai Belanda
dinamakan Nederandsch Oost Indische Archipelago. Itulah
wilayah jajahan belanda yang kemudian menjadi wilayah
negara kesatuan republik Indonesia. Sebagai sebutan
untuk kepulauan ini sudah banyak nama yang di pakai
yaitu, Hindia Timur, Insulinde oleh Multatuli, Indonesia,
Hindia-Belanda (Nederlandsch-indie) pada masa
penjajahan Belanda bangsa Indonesia sangat mencintai
nama Indonesia walaupun bukan dari bahasanya sendiri
yang artinya kepulauan India (bahasa yunani).

 Konsep tentang Wilayah Lautan


a. Negara kepulauan adalah negara yang seluruhnya terdiri
dari kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau yang

36
lain. Kepulauan adalah suatu gugusan pulau, termasuk
bagian pulau, perairan diantaranya.
b. Laut Teritorial adalah suatu wilayah laut yang lebarnya
tidak melebihi 12 mil laut diukur dari garis pangkal, garis
pangkal adalah garis air surut terendah sepanjang pantai.
c. Peraiaran pedalaman adalah wilayah sebelah dalam
daratan.
d. Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE), dimana tidak boleh
melebihi 200 mil laut dari garis pangkal. Di dalam ZEE,
negara yang bersangkutan memiliki hak kedaulautan
untuk keperluan eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan
pengelolaan sumber kekayaan alami hayati dari
peraiaran.
e. Karakter Wilayah Nusantara
Nusantara berarti kepulauan Indonesia yang terletak
diantara Benua Asia dan Benua Australia dan diantara
Samudera Pasifik dan samudera Indonesia, yang terdiri
dari 17.508 pulau besar maupun kecil.
f. Geopolitik dan Geostrategi
Geopolitik berasal dari kata “geo” atau bumi dan politik
yng berarti kekuatan yang didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan dasar dalam menentukan
alternatif kebijaksanaan nasional untuk mewujudkan
tujuan nasional.

Dengan begitu luasnya wilayah Indonesia yakni yang terdiri


dari 17.508 pulau. Memberikan masalah tersendiri bagi pemerintah
dalam melindungi semua wilayah tersebut kurangnya perhatian dari

37
pemerintah terhadap batas-batas wilayah yang dimiliki, sehingga
menyebabkan Negara-negara lain yang melihat kelemahan
tersebut mulai melakukan tindakan pengambilalihan wilayah-
wilayah tersebut. Contoh nya yang dapat kita lihat adalah lepasnya
Pulau Simpadan dan Linggitan ke Negara tetangga Malaysia, dan
perselisihan kepemilikan Pulau Ambalat. Contoh lain dengan
penyebab yang sama, Pulau Bidadari pun diambil alih oleh Negara
barat.

Pemerintah harus memberikan perhatian lebih tehadap


wilayah-wilayah tersebut khusnya wilayah yang berbatasan
langsung dengan negaralain agar kejadian-kejadian tersebut tidak
terulang kembali.
2. Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, implementasi wawasan nusantara
akan menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin
pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat secara adil dan merata. Di samping itu, juga dapat
mencerminkan tanggung jawab pengelolaan sumber daya alam
yang memperhatikan kebutuhan masyarakat antar daerah secara
timbal balik serta kelestarian sumber daya alam itu sendiri.
Bagaimana meningkatkan perkembangan ekonomi yang
harus serasi dan seimbang diseluruh daerah, tanpa meninggalkan
ciri-ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam mengembangkan
kehidupan ekonominya.
Agar tercapai perkembangan yang serasi dan seimbang
diseluruh daerah perlu lebih di dorong berkembangnya kerja sama
antara daerah dalam pembangunan, seingga daerah-daerah
dalam satu wilayah dapat memecahkan masalah-masalah wilayah
secara bersama.

38
Ciri-ciri khas suatu daerah dapat dibedakan antara masyarakat
pedesaan dan perkotaan daan untuk mengembangkan daerah
tersebut dapat dilakukan:
 Pembangunan masyarakat pedesaan perlu ditingkatkan
pengembangan kemampuan sumber daya manusia termasuk
mendorong tumbuhnya swadaya masyarakat.
 Pembangunan perkotaan perlu memperhatikan
perkembangan penduduk sehingga menjamin lingkungan
yang sehat untuk hidup, bekerja, dan berusaha.
3. Politik
Dalam kehidupan politik, adalah menciptakan iklim
penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis, mewujudkan
pemerintahan yang kuat, aspiratif, dan dapat dipercaya.

Politik merupakan salah satu aspek yang sangat signifikan


dalam keberlangsungan suatu negara.Baik-buruknya
perkembangan suatu negara sangat tergantung pada sistem
politik yang digunakan dan subjek atau pelaku dari sistem politik
tersebut. Sering kali kita lihat, orang yang senantiasa menggebor-
geborkan kemurnian berpolitik namun kenyataannya ia juga yang
melakukan manipulasi dalam praktek berpolitik.

Ini menunjukkan bahwa dalam kancah perpolitikan negara


kita selalu ada kawasan moralitas yang sangat sensitif sehingga
sering kali para pelakunya tidak bisa bersikap konsisten terhadap
tujuan atau prinsip yang dikukuhkan sebelumnya.

Hal tersebut berdampak pada kurang nya kepercayan


masyarakat terhadap pemerintah shingga tidak terjalin dan
berjalannya sistem politik yang baik.

4. Soial Budaya

39
Implementasi dalam kehidupan sosial budaya, adalah
menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui,
menerima dan menghormati segala bentuk perbedaan sebagai
kenyataan yang hidup di sekitarnya dan merupakan karunia Sang
Pencipta.
Berdasarkan ciri dan sifat kebudayaan serta kondisi dan
konstelasi geografi.Masyarakat Indonesia sangat heterogen dan
unik sehingga mengandung potensi konflik yang sangat besar,
terlebih kesadaran nasional masyarakat relatif rendah sejalan
dengan terbatasnya masyarakat terdidik.

Besarnya potensi antar golongan masyarakat yang setiap


saat membuka peluang terjadinya disintegrasi bangsa semakin
mendorong perlunya dilakukan proses sosial yang akomodatif.
Proses sosial tersebut mengharuskan setiap kelompok
masyarakat budaya untuk saling membuka diri, memahami
eksistensi budaya masing-masing serta mau menerima dan
member segala perbedaan.

Proses sosial dalam upaya menjaga persatuan nasional


sangat membutuhkan kesamaan persepsi atau kesatuan cara
pandang diantara segenap masyarakat tentang eksistensi budaya
yang sangat beragam namun memiliki semangat untuk membina
kehidupan bersama secara harmonis.
5. Pertahanan dan Keamanan (Hankam)
Kondisi fisik bumi Indonesia serta letak geografisnya di
dunia mengandung faktor-faktor penentu strategis yang relatif
permanen. Garis-garis pantainya yang panjang, laut teritorial
beserta selat-selatnya, dan wilayah udaranya menjadi jalur
pelayaran dan penerbangan internasional. Wilayah perbatasan
yang belum berkembang, mewujudkan suatu pola permasalahan
tersendiri. Perkembangan sosial ekonomi dan kepadatan

40
penduduk yang sangat tinggi di daerah-daerah tertentu,
mengandung pula permasalahan yang relatif permanen. Semua
itu memerlukan perhatian dari segi pertahanan dan keamanan
Nasional.
Sebagai suatu bangsa yang berada dalam lingkungan dunia
yang luas, perjuangan mewujudkan masyarakat yang adil
dan makmur dapat mengakibatkan kepentingan bangsa
Indonesia dihadapkan kepada kepentingan bangsa lain. Dalam
keadaan demikian, bangsa Indonesia yang cinta damai
mengutamakan penyelesaian masalah melalui perundingan
dan diplomasi. Tetapi, karena tidak ada jaminan bahwa
bangsa lain tidak akan menggunakan perang sebagai cara
penyelesaian, maka bangsa Indonesia harus menjalankan
upaya untuk membela dirinya terhadap berbagai bentuk
perang yang mungkin dilancarkan terhadapnya oleh bangsa
lain.

BAB IV

41
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Negara Indonesia dikenal dengan Negara multikultur atau
plural. mempunyai beragam suku bangsa, budaya, bahasa,
kepercayaan, dan wilayah luas yang mencakup lautan dan
daratannya.Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
perbedaan pendapat tentangkebudayaan, politik, ekonomi
kepercayaan merupakan hal-hal yang sangat sering terjadi.Hal
tersebut membutuhkan suatu perekat agar bangsa yang
bersangkutan bersatu guna memelihara keutuhan negaranya.
Suatu bangsa dalam menyelenggarakan kehidupannya tidak
terlepas dari pengaruh lingkungan kondisi sosial masyarakat
kebudayaan, politik, ekonomi, kepercayaan, keadaan alam dan
wilayah serta pengalaman sejarah.
Sebagai masyarakat bangsas Indonesia yang telah
mempelajari dan memahami Wawasan Nusantara kita seharusnya
mengubah cara pandang dan sikap Bangsa Indonesia mengenai
diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Dimana dalam mengimplementasikannya kita harus
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan masyarakat,
berbangsa dan bernegara, untuk mencapai tujuan nasional .
Dengan begitu NKRI(Negara Kesatuan Republik Indonesia) tetap
kokoh tidak ada satu pun wilayah Indonesia yang memisahkan diri
sepertiNegara Timor Leste yang dulunya masih wilayah Indonesia
sekarang memisahkan diri dan merdeka, lepasnya pulau Simpadan
dan Linggitan ke tangan Negara Tetangga Malaysia dan juga
perselisihan Indonesia dan Malaysia terkait dengana sengketa
pulau Ambalat serta kasus pengklaiman budaya asli Indonesiaoleh
Malaysia seperti Batik, Reok Ponorogo, Lagu Rasa Sayange,
Wayang Kulit dan masih banyak lagi. Jelas hal tersebut membuat

42
ketegangan diplomatik, militer, serta partisipasi masyarakat
Indonesia baik dalam bentuk demonstrai dan lainnya.
Adapun hambatan dalam pengaplikasian tersebut seperti
factor wilayah, ekonomi, politik, sosil budaya, dan pertahanan dan
keamanan.
Jawaban dari permasalahan ini adalah peningkatan
pemahaman dan implementasi tentang Negara dan kedaulatannya.
Dalam penegakan kedaulatan Negara semua warga harus
mengarahkan semua potensi, dari politik, ekonomi, sosial budaya
dan pertahanan. Kehidupan Negara senantiasa dipengaruhi
perkembangan lingkungan strategik sehingga wawasan harus
mampu memberi inspirasi pada suatu bangsa dalam menghadapi
berbagai hambatan dan tantangan.

4.2 SARAN

Menurut kami, masih banyak hal-hal di Indonesia yang


perlu diperbaiki demi menyambut era globalisasi. Bidang-bidang
dasar seperti politik, ekonomi, sosial, dan budaya, serta hukum
harus banyak mengalami banyak perubahan mengarah kepada
yang lebih baik.

Globalisasi tidak bisa kita hindari tetapi kita perlu untuk


tetap menanamkan pengamalan nilai-nilai pancasila dan UUD
1945 demi terciptanya Indonesia yang lebih maju namun tetap
mempertahankan ciri keindonesiaan-nya. Kami yakin meskipun
secanggih-canggihnya perubahan zaman nanti, apabila kita tetap
berpegang teguh terhadap kedua pedoman tersebut, maka
kehidupan negara ini akan menjadi semakin baik kedepannya,
amin.

43

Anda mungkin juga menyukai