Anda di halaman 1dari 25

Dasar Pemikiran dan Pengertian

Wawasan Nusantara
Maslina Siti Rohani Silaen
Mastura Sajida
Monica Tabita Damanik
2.1 Pengertian Wawasan Nusantara
• Menurut Prof.Dr. Wan Usman, Wawasan Nusantara adalah cara pandang
bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara
kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam. Kata wawasan
berasal dari kata “wawas” (bahasa jawa) yang berarti penglihatan,
penolangan, dan tinjauan. Akar kata ini membentuk kata “wawas” berarti
melihat, memandang dan meninjau. Jadi wawasan berarti cara pandang
cara melihat dan cara tinjau. Sedangkan Nusantara sebuah kata majemuk
yang diambil dari bahasa jawa kuno yakni “nusa” yang berarti pulau dan
“antara” artinya lain. Berdasarkan teori- teori tentang latar belakang
falsafah pancasila, latar belakang pemikiran aspek kewilayahan, aspek
sosial budaya dan aspek kesejarahan terbentuklah suatu wawasan
nasional Indonesia yang disebut wawasan nusantara. Wawasan nusantara
merupakan wawasan nasional yang bersumber pada pancasila. Wawasan
adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa
serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
• Dalam sumber lain wawasan nusantara adalah cara pandang
bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa dan wilayah
kesatuan republik Indonesia yang meliputi darat, laut dan
udara diatasnya sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial,
budaya, dan pertahanan keamanan. Secara umum wawasan
nusantara berarti cara pandang suatu bangsa tentang diri dan
lingkungnya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah
bangsa itu sesuai dengan posisi dan kondisi geografi negaranya
untuk mencapai tujuan dan cita-cita basional. Dengan
demikian wawasan nusantara berperan untuk membimbing
bangsa Indonesia dalam penyelenggaran kehidupan serta
sebagai rambu-rambu dalam perjuangan mengisi
kemerdekaannya. Wawasan nusantara sebagai cara pandangan
juga mengajarkan bagaimana pentingnya membina persatuan
dan kesatuan dalam segenap aspek kehidupan bangsa dan
Negara dalam mencapai tujuan dan cita-citanya.
• Suatu bangsa yang telah mendirikan suatu negara, dalam
menyelenggarakan kehidupannya tidak terlepas dari pengaruh
lingkungannya. Pengaruh itu timbul dari hubungan timbal balik
antara filosofis bangsa, ideologi, aspirasi serta cita-cita dan kondisi
sosial masyarakat, budaya, tradisi, keadaan alam, wilayah serta
pengalaman sejarahnya. Pemerintah dan rakyat memerlukan suatu
konsepsi berupa wawasan nusantara untuk menyelenggarakan
kehidupannya. Wawasan ini dimaksudkan untuk menjamin
kelangsungan hidup, keutuhan wilayah serta jati diri bangsa. Kata
”wawasan” itu sendiri berasal dari wawas (bahasa Jawa) yang
artinya melihat atau memandang. Dengan penambahan akhiran –
an, kata ini secara harfiah berarti ’cara pengelihatan atau tinjau atau
cara pandang’. Kehidupan suatu bangsa dan negara senantiasa
dipengaruhi oleh perkembangan lingkungan strategis. Karena itu,
wawasan itu harus mampu memberi inspirasi pada suatu bangsa
dalam menghadapi berbagai hambatan dan tantangan yang
ditimbulkan oleh lingkungan strategis dan dalam mengejar
kejayaannya.
• Dalam mewujudkan aspirasi dan perjuangan, suatu bangsa
perlu memperhatikan tiga faktor utama:
• 1. Bumi atau ruang dimana bangsa itu hidup.
• 2. Jiwa, tekad, dan semangat manusianya atau
rakyatnya.
• 3. Lingkungan sekitarnya
• Dengan demikian, wawasan nusantara adalah cara pandang
suatu bangsa yang telah me-negara tentang diri dan
lingkungannya dalam ekisitensinya yang serba terhubung
(melalui interaksi dan interrelasi) dan dalam
pembangunannya di lingkungan nasional (termasuk lokal
dan propinsional), regional, serta gelobal.
2.2 Tujuan Wawasan Nusantara

• Tujuan wawasan nusantara terdiri dari dua, yaitu :


• Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945,
dijelaskan bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia adalah "untuk
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian
abadi dan keadilan sosial".
• Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek
kehidupan baik alamiah maupun sosial, maka dapat disimpulkan
bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah menjunjung tinggi
kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk
menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan
budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia.
2.3 Bentuk Wawasan Nusantara
1. Wawasan nusantara sebagai landasan konsepsi ketahanan
nasional
• Wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional
berarti bahwa wawasan nusantara dijadikan konsep dalam
pembangunan nasional, pertahanan keamanan, dan
kewilayahan.
2.Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan
• Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan
mempunyai arti cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri serta lingkungannya selalu mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara mencakup :
• Perwujudan kepuluan nusantara sebagai satu
kesatuan politik.
• Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu
kesatuan ekonomi.
• Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu
kesatuan sosial dan ekonomi.
• d.Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu
kesatuan sosial dan politik.
• Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu
kesatuan pertahanan dan keamanan.
• 3. Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan
keamanan negara
• Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan
negara mempunyai arti pandangan geopolitik Indonesia dalam
lingkup tanah air Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi
seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara.
• 4.Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan
• Wilayah nasional perlu ditentukan batasannya, agar tidak terjadi
sengketa dengan negara tetangga. Batasan dan tantangan negara
Republik Indonesia adalah:
• Risalah sidang BPUPKI tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 tentang negara
Republik Indonesia dari beberapa pendapat para pejuang nasional.
Dr. Soepomo menyatakan Indonesia meliputi batas Hindia Belanda,
Muh. Yamin menyatakan Indonesia meliputi Sumatera, Jawa,
Sunda Kecil, Borneo, Selebes, Maluku - Ambon, Semenanjung
Melayu, Timor, Papua, Ir. Soekarno menyatakan bahwa kepulauan
Indonesia merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
• Ordonantie (UU Belanda) 1939, yaitu penentuan lebar laut
sepanjang 3 mil laut dengan cara menarik garis pangkal
berdasarkan garis air pasang surut atau countour pulau /
darat. Ketentuan ini membuat Indonesia bukan sebagai
negara kesatuan, karena pada setiap wilayah laut terdapat
laut bebas yang berada di luar wilayah yurisdiksi nasional.
• Deklarasi Juanda, 13 Desember 1957 merupakan
pengumuman pemerintah RI tentang wilayah perairan
negara RI, yang isinya:
1. Cara penarikan batas laut wilayah tidak lagi berdasarkan
garis pasang surut (low water line), tetapi pada sistem
penarikan garis lurus (straight base line) yang diukur dari
garis yang menghubungkan titik - titik ujung yang terluar
dari pulau-pulau yang termasuk dalam wilayah RI.
2.Penentuan wilayah lebar laut dari 3 mil laut
menjadi 12mil laut.
3.Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) sebagai rezim
Hukum Internasional, di mana batasan nusantara
200 mil yang diukur dari garis pangkal wilayah
laut Indonesia. Dengan adanya Deklarasi Juanda,
secara yuridis formal, Indonesia menjadi utuh dan
tidak terpecah lagi.
2.4 Landasan Wawasan Nusantara
1. Paham-paham kekuasaan
a. Napoleon Bonaparte (abad XVIII)
• Perang di masa depanmerupakan perang total, yaitu perang
yang mengerahkan segala daya upaya dan kekuatan
nasional. Napoleon berpendapat kekuatan politik harus
didampingi dengan kekuatan logistik dan ekonomi, yang
didukung oleh sosial budaya berupa ilmu pengetahuan dan
teknologi suatu bangsa untuk membentuk kekuatan
pertahanan keamanan dalam menduduki dan menjajah
negara lain.
b. Jendral Clausewitz (abad XVIII)
• Dia menulis sebuah buku tentang perang yang berjudul
“Vom Kriegen”. Menurut dia perang adalah kelanjutan
politik dengan cara lain. Buat dia perang sah-sah saja untuk
mencapai tujuan nasional suatu bangsa.
c. Lenin (abad XIX)
• Memodifikasi teori Clausewitz dan teori ini diikuti oleh Mao Zhe Dong
yaitu perang adalah kelanjutan politik dengan cara kekerasan. Perang
bahkan pertumpahan darah atau revolusi di negara lain di seluruh
dunia adalah sah, yaitu dalam rangka mengomuniskan bangsa di
dunia.
2. Teori-Teori Geopolitik
a. Federich Ratzel
• Pertunbuhan negara dapat dianalogikan dengan pertumbuhan
organisme yang memerlukan ruang hidup, melalui proses lahir,
tumbuh, berkembang, mempertahankan hidup tetapi dapat juga
menyusut dan mati.
• Negara identk dengan suatu ruang yang ditempati oleh kelompok
politik dalam arti kekuatan.
• Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak
terlepas dari hukum alam.
• Semakin tinggi budaya bangsa semakin besar kebutuhan atau
dukungan sumber daya alam.
• b. Rudolf Kjellen
• Negara sebagai satuan biologi, suatu organisme hidup.
• Negara merupakan suatu sistem politik/pemerintahan yang
meliputi bidang-bidang geopolitik, ekonomi politik, demopolitik,
sosial politik dan kratopolitik.
• Negara tidak harus bergantung pada sumber pembekalan lua,
tatapi harus mampu swasembada serta memanfaatkan kemajuan
kebudayaan dan teknologi untuk meningkatkan kekuatan
nasional.
• c. Karl Haushofer
• Kekuasaan imperium daratan yang kompak akan dapat mengejar
kekuasaan imperiu maritim untuk menguasai pengawasan di laut
• Negara besar di dunia akan timbul dan akan menguasai Eropa,
Afrika dan Asia Barat (Jerman dan Itali) serta Jepang di Asia
timur raya.
• Geopolitik adalah doktrin negara yang menitik beratkan pada soal
strategi perbatasan.
2.5 Wawasan Nusantara Indonesia
a. Paham kekuasaan Indonesia
• Bangsa Indonesia yang berfalsafah dan berideologi Pncasila
mengnut paham tentang perang dan damai berdasarkan “Bangsa
Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan”.
b. Geopolitik Indonesia
• Indonesia menganut paham negara kepulauan berdasar
Archipelago Concept yaitu laut sebagai penghubung daratan
sehingga wilayah negara menjadi satu kepulauan yang utuh sebagai
Tanah Air dan ini disebut negara kepulauan.
c. Dasar pemikiran wawasan nasional Indonesia
• Bangsa Indonesia dalam menentukan wawasan nasional
mengembangkan dari kondisi nyata. Indonesia dibentuk dan dijiwai
oleh pemahaman kekuasaan dari bangsa Indoesia yang terdiri dari
latar belakang sosial budaya dan kesejarahan Indonesia.
2.6 Unsur Dasar Wawasan
Nusantara
• Wadah, wadah kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara meliputi seluruh wilayah
Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara
dengan kekayaan alam dan penduduk serta aneka
ragam budaya.
• Isi, yaitu aspirasi bangsa yang berkembang di
masyarakat dan cita-cita seta tuuan nasional yang
terdapat dalam Pembukaan UUD 1945.
• Tata laku, yaitu hasil interaksi antara wadah dan isi
wawasan yang terdiri dari tata laku bathiniah dan
tata laku lahiriah.
2.7 Hakekat Wawasan Nusantara
• Adalah keutuhan nusantara atau nasional, dalam
pengertian cara pandang yang selalu utuh
menyeluruh dalam lingkup nusantara dan demi
kepentingan nasional.Berarti setiap warga bangsa
dan aparatur negara harus berfikir, bersikap dan
bertindak secara utuh menyeluruh dalam lingkoup
dan demi kepentingan bangsa termasuk produk-
produk yang dihasilkan oleh lembaga negara.
2.8 Asas Wawasan Nusantara
• Merupakan ketentuan-ketentuan dasar yang harus
dipatuhi, ditaati, dipelihara dan diciptakan agar
terwujud demi tetap taat dan setianya kompenen
pembentuk bangsa Indonesia terhadap kesepakatan
bersama. Asas wawasan nusantara terdiri dari;
• Kepentingan atau tujuan yang sama,
• Keadilan,
• Kejujuran,
• Solidaritas,
• Kerjasama,
• Kesetiaan terhadap kesepakatan
2.9 Kedudukan Wawasan
Nusantara
• Wawasan nusantara dalam paradigma nasional dapat
dilihat dari hierarki paradigma nasional sbb;
• Pancasila (dasar negara) => Landasan Idiil
• UUD 1945 (konstitusi negara) => Landasan
Konstitusional
• Wasantara (visi bangsa) => Landasan
Visional
• Ketahanan Nasional (konsepsi bangsa) => Landasan
Konsepsional
• GBHN (kebijaksanaan dasar bangsa) =>
Lansdasan Operasional
2.10 Implementasi Wawasan
Nusantara
• Implementasi dalam kehidupan politik; menciptakan iklim
penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis, mewujudkan
pemerintahan yang kuat, aspiratif, dan dipercaya.
• Implementasi dalam kehidupan ekonomi; menciptakan
tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan
penigkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara
merata dan adil.
• Implementasi dalam kehidupan sosial budaya; menciptakan
sikap bathiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima dan
menghormati segala bentuk perbedaan.
• Implementasi dalam kehidupan pertahanan keamanan;
menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan membentuk
sikap bela negara pada setiap WNI
 
2.11 Dasar Pemikiran Wawasan Nusantara

• Dalam menentukan, membina, dan mengembangkan wawasan nasionalnya, bangsa Indonesia menggali dan
mengembangkan dari kondisi nyata yang terdapat di lingkungan Indonesia sendiri. Wawasan Nasional Indonesia
dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman kekuasaan bangsa Indonesia yang berlandaskan pemikiran kewilayahan dan
kehidupan bangsa Indonesia. Karena itu, pembahasan latar belakang filosofis sebagai dasar pemikiran pembinaan
dan pengembangan wawasan nasional Indonesia ditinjau dari : 
• Pemikiran Berdasarkan Falsafah Pancasila
• Bahwa wawasan kebangsaan atau wawasan nasional yang dianut dan dikembangkan oleh bangsa Indonesia
merupakan pancaran dari Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia.
• .Pemikiran Berdasarkan Aspek Kewilayahan Nusantara
• Berdasarkan kondisi obyektif geografi Nusantara merupakan untaian ribuan pulau yang tersebar dan terbentang di
khatulistiwa serta terletak pada posisi silang yang sangat strategis serta memiliki kareteristik yang berbeda dari
Negara lain. Oleh karena itu, dengan kondisi alam yang nyata Indonesia dikenal sebagai Negara Kepulauan
(Negara Maritim).
• Pemikiran Berdasarkan Aspek Sosial Budaya
• Berdasarkan ciri dan sifat kebudayaan serta kondisi dan konstelasi geografi Negara RI, tampak secara jelas betapa
heterogen serta uniknya masyarakat Indonesia yang terdiri dari ratusan suku bangsa yang masing-masing memiliki
adat istiadat, bahasa daerah, agama dan kepercayaannya sendiri.
• Pemikiran Berdasarkan Aspek Kesejarahan
• Wawasan kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak
menginginkan terulangnya perpecahan dalam lingkungan bangsa dan Negara Indonesia akan melemahkan
perjuangan dalam mengisi kemerdekaan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional sebagai hasil
kesepakatan bersama agar bangsa Indonesia setara dengan bangsa lain.
2.12 Dasar Hukum

• Dasar hukum wawasan nusantara telah diterima sebagai


konsepsi polit kewarganegaraan yang tercantum dasar-
dasar berikut ini :
• 1) Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 tangal 22 Maret 1973
• 2) TAP MPR No. IV/ 1978/ 22/ Maret/1978 tentang GBHN
• 3) TAP MPR No. II/ MPR/ 1983/ 12/ Maret/ 1983
• Ruang lingkup Wawasan Nusantara dalam TAP dalam TAP
MPR 83 dalam mencapai tujuan pembangunan Nasional
antara lain :
• a) Kesatuan politik
• b) Kesatuan ekonomi
• c) Kesatuan sosial budaya
• d) Kesatuan pertahan keamanan
• 
2.13 Fungsi Wawasan Nusantara
• Sebagai bangsa yang majemuk yang telah menegara,
bangsa Indonesia dalam membina dan membangun
atau menyelenggarakan kehidupan nasional, baik pada
aspek politik, ekonimi, sosial budaya dan pertahan
keamanan rakyat semestianya, selalu mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa. Serta kesatuan
wilayah untuk itu pembinaan dan penyelenggaraan
tata kehidupan bangsa dan Negara Indonesia disusun
atas dasar hubungan timbal balik antara falsafat, cita-
cita dan tujuan sosial, serta kondisi soaial budaya dan
pengalaman sejarah yang menumbuhkan kesadaran
tentang kemajemukan dan kebinekaannya dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional.
• Gagasan untuk menjamin persatuan dan kesatuan dan kebinekaan tersebut
dikenal dengan wasantara singkatan dari wawasan nusantara. Bangsa
Indonesia menyadari bahwa bumi, air dan dirgantara diatasnya serta
kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara untuk
dipergunakan besar-besarnya kemakmuran rakyat, karena itu dengan konsep
wawasan nusantara bangsa Indonesia bertekad mendayagunakan seluruh
kekayaan alam, sumber daya serta selruh potensi nasionalnya berdasarkan
kebijakan yang terpadu seimbang, serasi dan selaras untuk mewujudkan
kesejahteraan dan keamanan segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
dengan segenap memperhatikan kepentingan daerah penghasil secara
proporsional dalam keadilan. Untuk itulah mangapa wawasan nusantara
perlu. Ini karena wawasan nusantara mempunyai fungsi sebagai pedoman,
motivasi, dorongan, serta rambu-rambu dalam menentukan segala
kebijaksanaan keputusan tindakan dan perbuatan bagi penyelenggara di
tingkat pusat dan daerah maupu bagi seluruh rakyat Indonesia dalam
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Selain fungsi, wawasan
nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi disegala aspek
kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mementingkan kepentingan nasional
dari pada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa atau
daerah kepentingan-kepentingan tesebut tetap dihormati, diakui dan
dipenuhi selama tidak bertentangan dengan kepentingan nasional.
2.14 Hubungan Antara Wawasan Nusantara dengan Ketahanan
Nasional

• Wilayah Indonesia yang sebagian besar adalah wilayah perairan mempunyai banyak
celah kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh negara lain yang pada akhirnya dapat
meruntuhkan bahkan dapat menyebabkan disintegrasi bangsa Indonesia. Indonesia
yang memiliki kurang lebih 13.670 pulau memerlukan pengawasan yang cukup ketat.
Dimana pengawasan tersebut tidak hanya dilakukan oleh pihak TNI/Polri saja tetapi
semua lapisan masyarakat Indonesia. Bila hanya mengandalkan TNI/Polri saja yang
persenjataannya kurang lengkap mungkin bangsa Indonesia sudah tercabik – cabik oleh
bangsa lain. Dengan adannya wawasan nusantara kita dapat mempererat rasa persatuan
di antara penduduk Indonesia yang saling berbhineka tunggal ika.
• Wawasan nasional bangsa Indonesia adalah wawasan nusantara yang merupakan
pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan nasional. Sedangkan
ketahanan nasional merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar proses pencapaian
tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan sukses. Oleh karena itu, diperlukan
suatu konsepsi ketahanan nasional yang sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia.
Dengan adanya wawasan nusantara, kita harus dapat memiliki sikap dan perilaku yang
sesuai kejuangan, cinta tanah air serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa. Dalam
kaitannya dengan pemuda penerus bangsa hendaknya ditanamkan sikap wawasan
nusantara sejak dini sehingga kecintaan mereka terhadap bangsa dan negara lebih
meyakini dan lebih dalam.
• 

Anda mungkin juga menyukai