“Tidak akan tegak kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga akan ditanya kepadanya 4 perkara: tentang umurnya untuk apa dihabiskan, masa mudanya bagaimana dilakukannya, tentang ilmunya untuk apa digunakannya, tentang hartanya dari mana di dapat dan ke mana diinfaqkan.” HR. Muslim Tentang harta ditanyakan dua hal, yaitu: • 1. Dari mana/bagaimana mencari harta • 2. Ke mana/bagaimana menginfaqkan harta HARTA ADALAH AMANAH (57:7), DAN AMANAH DIPERTANGGUNGJAWABKAN Islam pun mengingatkan umatnya bahwa harta yang ia dapatkan dari bekerja hakikatnya adalah amanah (57: 7) dan ujian (8: 28) dari Allah. Di akhirat kelak mereka akan ditanya tentang hartanya itu; bagaimana ia diperoleh dan kemana ia dibelanjakan. KETENTUAN RIZKI Alloh SWT menjamin pembagian rizki setiap hambaNya • “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).” QS Hud (11) : 6 Rizki adalah ketentuan Allah. Dia telah menentukan kadarnya bagi masing-masing orang, sebagaimana disabdakan Nabi bahwa rizki itu telah ditetapkan sejak ditiupkannya ruh ke dalam janin dalam kandungan. • Tugas seorang hamba adalah berusaha semaksimal mungkin menyongsong sampainya bagian rizki tersebut padanya. Begitulah Islam mengajarkan, agar setiap muslim memiliki etos kerja yang tinggi dalam mencari rizki dengan tetap memperhatikan ketentuan-ketentuan Allah SWT. PETUNJUK MENCARI HARTA : HALAL “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” QS Al Jumu’ah (62) : 10 “Mencari harta yang halal itu wajib bagi setiap orang Islam” (HR. Thabrani), “Siapa yang di waktu malam merasakan payah sebab kerja tangannya (di waktu siang), maka di waktu malam itulah terampuni dosa-dosanya”. (HR. Thabrani & Baihaqi). “Sesungguhnya Allah itu mencintai mu’min yang bekerja” (HR. Thabrani & Baihaqi). Tujuan Mencari Harta • 1. Memenuhi nafkah • 2. Bukan untuk saling bermegah-megahan • 3. Untuk mendekatkan diri kepada Alloh SWT dan taat kepadaNya • 4. Menjalin silaturahim Mencari harta Kriteria dalam mencari harta: 1. Halal dan baik • “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” QS Al Baqarah (2) : 168 2. Dilakukan dengan cara sah dan saling ridho • “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” QS An Nisa (4) : 29 3. Tidak dengan cara curang • “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.” QS Al Baqarah (2) : 188 4. Azas Manfaat • “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan- perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)”. QS Al Maidah (5) : 90-91 Dalam hal bekerja (mencari harta) ada dua aturan pokok yang tidak boleh diabaikan: • Bekerja mencari harta tidak boleh membuat kita lalai dari mengingat Allah (63: 9) • Pekerjaan yang dilakukan hendaknya sesuai dengan syariat Allah, yakni menjauhi unsur riba (QS. 2: 275-279), judi dan arak (2: 219; 5: 90), kolusi (83: 1-5), pencurian (5: 38), dlsb. BAHAYA HARTA YANG HARAM Do’a tidak akan terkabul, amalnya tidak akan diterima dan terancam jadi penghuni Neraka. • Sa’ad bin Abi Waqash pernah meminta dido’akan Nabi agar do’a-do’anya senantiasa dikabul. Maka Nabi bersabda, ”Hai Sa’ad, perbaiki makananmu, tentu do’amu akan dikabulkan. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada dalam kekuasaan-Nya, sesungguhnya hamba yang memasukkan makanan haram di dalam mulutnya tidak akan diterima amalnya selama empat puluh hari. Dan siapa saja hamba yang dagingnya tumbuh dari barang haram, neraka lebih utama baginya!” (HR. Thabrani). Tidak dipedulikan Allah dari pintu yang mana ia akan dimasukkan ke dalam Neraka • Rasulullah bersabda, ”Siapa yang tidak memperdulikan dari mana ia mendapatkan harta, maka Allah tidak akan memperdulikan dari mana ia akan masuk pintu neraka”. (Hadits Ibnu Umar). • Asal tahu saja, neraka itu ada beberapa pintu, dan setiap pintu memiliki kadar siksaan yang berbeda. Sedangkan orang yang tidak memperhatikan halal dan haram akan dimasukkan ke dalam neraka tanpa dipedulikan melalui pintu yang mana. Diremehkan Setan • Setan meremehkan orang yang makan dari barang yang haram, karena perbuatan itu sudah cukup memasukkannya ke dalam neraka dan ibadah yang dilakukannya tidak bernilai. • ”Sesungguhnya jika ada seseorang yang beribadah, setan akan berkata kepada kawan- kawannya, ’Lihatlah dari mana makanannya’. Jika makanannya berasal dari yang haram, maka setan berkata, ’Biarkan dia berpayah-payah dan bersungguh-sungguh (beribadah), sungguh telah cukup bagi kalian dirinya itu. Sesungguhnya kesungguhan beribadahnya beserta makan barang haram tidak akan membawa manfaat”. (HR. Muslim) • Kiat-kiat Memelihara diri dari sumber penghasilan yang haram • Ikhtiar Batin • Iman kepada Allah sebagai Ar-Razaq (Maha Pemberi Rizki). • Memohon pertolongan dan perlindungan Allah dalam setiap gerak langkah kehidupan. • Menghiasi diri dengan sifat sabar dan tangguh; syukur dan qona’ah. • Mengenal hakikat kesenangan dunia yang semu dan sementara, serta selalu mengingat kampung akhirat negeri yang abadi dan hakiki; agar selamat dari tipu daya syaithan. • Bermujahadah meraih ketakwaan; karena dengan syarat ketakwaanlah Allah menjadikan jalan keluar dari setiap problematika manusia dan memberikan rizki dari jalan yang tidak disangka-sangka. • Ikhtiar Lahir • Bekerja keras dan tak kenal menyerah • Selalu berupaya menambah ilmu (keterampilan) dan pengetahuan (melek informasi) • Tidak memisahkan diri dari jama’ah mu’minin (berukhuwah islamiyah) • Akhirnya dari uraian singkat di atas kita dapat menyimpulkan bahwa sebagai hamba yang beriman berupaya mencari harta dengan jalan halal yang diridhoi Allah SWT adalah sebuah keniscayaan, ini tiada lain agar keselamatan dan keberkahan selalu tercurah di dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah tidak akan aniaya kepada hamba-hamba-Nya yang berupaya membersihkan diri.