FILSAFAT ILMU
Disusun oleh:
1. JURIAH,S.Pd.I
Nim. 21062052025
2. JUHRIAH, S.Pd.I
Nim. 21062052037
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
2021
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 3
C. Tujuan................. ……………………………………………... 3
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
mengandung kata kerja scire yang berarti tahu atau mengetahui. Lalu apa
perbedaan ilmu dengan pengetahuan? Pengetahuan yang merupakan padan
kata dari knowledge merupakan kumpulan fakta – fakta, sedangkan ilmu
adalah pengetahuan ilmiah/sistematis. Kumpulan fakta – fakta tersebut
merupakan bahan dasar dari suatu ilmu, sehingga pengetahuan belum dapat
dikatakan sebagai ilmu, namun ilmu pasti merupakan pengetahuan.
Menurut John G. Kemeny, Ilmu merupakan semua pengetahuan yang
dikumpulkan dengan metode ilmiah. Dari pernyataan tersebut jelas bahwa
ilmu merupakan hasil/produk dari sebuah proses yang dibuat dengan
menggunakan metode ilmiah sebagai suatu prosedur.
Proses yang dilakukan untuk menghasilkan suatu ilmu bukan
merupakan proses pengolahan semata tetapi merupakan suatu rangkaian
aktivitas ilmiah/penelitian terhadap suatu hal yang dilakukan oleh
sekelompok orang yang dikenal dengan istilah ilmuan(scientist) yang bersifat
rasional, kognitif dan teleologis (memiliki tujuan yang jelas)
Secara lengkap menurut The Liang Gie Definisi Ilmu adalah
rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan metode berupa
aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan
pengetahuan yang sistematis mengenai gejala – gejala kealaman,
kemasyarakatan, atau keorangan untuk tujuan mencapai kebenaran,
memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan ataupun melakukan
penerapan (The Liang Gie, 130).
Pengetahuan merupakan daerah persinggungan antara benar dan
dipercaya. Pengetahuan bisa diperoleh dari akal sehat yaitu melalui
pengalaman secara tidak sengaja yang bersifat sporadis dan kebetulan
sehingga cenderung bersifat kebiasaan dan pengulangan, cenderung bersifat
kabur dan samar dan karenanya merupakan pengetahuan yang tidak teruji.
Ilmu pengetahuan (sains) diperoleh berdasarkan analisis dengan
langkah-langkah yang sistematis (metode ilmiah) menggunakan nalar yang
logis. Sarana berpikir ilmiah adalah bahasa, matematika dan statistika
Kebenaran pengetahuan dilihat dari kesesuaian artinya dengan fakta
yang ada, dengan putusan-putusan lain yang telah diakui kebenarannya dan
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
5
6
3. Akal
Instrumen akal dibagi atas dua bagian; akal murni (rasio) dan konsep
akal jatuh (hati). Perbedaannya terletak pada apa yang diperolehnya. Hati
menangkap hal-hal yang sifatnya partikulir, subyektif dan relatif seperti
perasaan senang, sedih, lapar, cinta, benci dan marah. Sementara akal murni
menangkap hal-hal yang sifatnya universal, obyektif dan mutlak. Persamaan
keduanya terletak pada kemampuannya menangkap hal-hal yang abstrak atau
tidak dapat diinderai. Keduanya juga mampu menangkap subtansi, intisari
atau nama-nama segala sesuatu. Tidak sedikit ilmuwan, agamawan dan filsuf
yang berpendapat adalah inti dari kemanusiaan adalah akal. Manusia yang
tidak berakal kurang lebih sama saja dengan binatang.
4. Logika
Logika adalah sarana untuk berfikir sistematis, Valid dan dapat
dipertanggungjawabkan. Karena itu, berpikir logis adalah berfikir sesuai
dengan aturan-aturan berfikir, seperti setengah tidak boleh lebih besar dari
satu. Memang sesuai perlengkapan antologisme, pikiran kita dapat bekerja
secara spontan, alami, dan dapat menyelesaikan fungsinya dengan baik,
lebih-lebih dalam hal yang biasa, sederhana, dan jelas. Namun, tidak
demikianlah halnya apabila menghadapi bahan yang sulit, berliku-liku dan
apabila harus mengadakan pemikiran yang panjang dan sulit sebelum
mencapai kesimpulan. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat difahami
bahwa pengetahuan yang sistematis adalah berdasarkan Logika (yang benar).
Sedangkan pengetahuan yang biasa dan masalah yang biasa dapat
diselesaikan dengan pikiran yang spontan.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
makalah ini jauh dari kata sempurna, maka kritik dan saran sangatlah penulis
harapkan untuk menjadikan pelajaran pada masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Mohammad Noor Syam, (1986). Filsafat Kependidikan dan Dasar Filsafat Kependidikan
Pancasila, Usaha Nasional, Surabaya
Muhaimin dan Abd. Mujib, (1993). Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Filosofik dan Kerangka
Dasar Operasionalnya, Trigenda Karya, Bandung
Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, (2001) Filsafat Ilmu, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Fitri Oviyanti, (2007). Metodologi Studi Islam, IAIN Raden Fatah Press, Palembang
Musthofa Ghulayaini, (1987). Jami’ ad-Durus al-‘Arabiyyah, al- Maktobah ‘Ishriyyah, Beirut-
Libanon
10