OLEH
ARMAN. P
0003.03.50.2022
CHANDRA ANDY SAPUTRA
0004.03.50.2022
A. LATAR BELAKANG
Manajemen Sumber Daya Manusia terdiri dari kata manajemen dan sumberdaya
dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
tertentu sebuah organisasi. Unsur manusia merupakan salah satu unsur sumber daya
yang berkembang menjadi suatu bidang ilmu manajemen yang kemudian disebut
Sumber daya manusia sebagai salah satu sumber daya dalam organisasi
pemegang peranan sangat penting dalam keberhasilan dan pencapaian tujuan sebuah
organisasi. Sumber daya manusia inilah yang akan menggunakan sumber daya-sumber
daya lain yang dimiliki oleh organisasi dalam rangka mencapai tujuan. Suatu contoh
mesin-mesin teknologi canggih sekalipun tidak akan ada artinya, jika sumber daya
juga dengan sumber daya informasi. Sebaik dan selengkap apapun informasi yang
diterima oleh organisasi, tidak akan berarti apa-apa, jika kualitas sumber daya manusia
yang ada tidak mampu menterjemahkannya menjadi informasi yang berguna bagi
perkembangan dan kemajuan sebuah organisasi. Namun begitu juga dengan sebaliknya
1
Ali Nur, Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Makassar: UINA, 2021) h. 4
1
walaupun manajemen sumber daya manusianya memadai akan tetapi manajemen
sarana dan prasarananya tidak mendukung maka kemajuan dan keberhasilan sebuah
organisasi tidak akan tercapai khususnya dilembaga Pendidikan karena sarana dan
prasarana juga merupakan salah satu sumber daya yang penting dalam menunjang
dipengaruhi oleh kondisi sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki oleh sekolah. 2
di dalam makalah ini terkait manajemen sumber daya manusia, sarana dan prasarana
Pendidikan.
B. RUMUSAN MASALAH
pendidikan?
2
Fadillah, Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan, ( Bogor: UMY, 2019) h. 1
2
BAB II
PEMBAHASAN
Manajemen sumber daya manusia bukanlah merupakan hal yang timbul secara
mendadak. Sudah sejak lama manusia hidup berorganisasi, seiring dengan itu
yang telah lama ada, seperti misalnya di bidang pemerintahan, ekonomi dan
kemasyarakatan dibutuhkan satuan kerja yang secara khusus akan mengelola sumber
daya manusia.
daya manusia adalah timbulnya Revolusi Industri di Inggris pada abad ke 18 atau pada
tahun 1840. Dampak Revolusi Industri tidak hanya merubah cara produksi, tetapi juga
3
Kesejahteraan”.3 Tugas utama Sekretaris kesejahteraan tersebut adalah memikirkan
cara perumusan kebutuhan ekonomi para pekerja dan mencegah para pekerja jangan
berskala besar, para manajer puncak merasa bahwa mereka tidak lagi mampu untuk
kesejahteraan” untuk membantunya. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa para
Revolusi Industri yang lahir di Inggris telah “menjalar” ke berbagai dunia pada
permulaan abad ke dua puluh, terutama di daratan Eropa dan Amerika Utara. Salah satu
dampak Revolusi Industri tersebut adalah makin banyak berdirinya perusahaan besar
Perkembangan ini ternyata berdampak pula pada kehidupan manajemen umumnya dan
manajemen sumberdaya manusia khususnya. Dua tokoh besar yang menjadi bapak
manajemen adalah Frederick Winslow Taylor dan Henry Fayol Tanpa mengetahui apa
yang dikerjakan oleh yang lain, ternyata kedua pelopor tersebut saling mengisi. Taylor
3
Priyono Marnis,Manajemen Sumber Daya Manusia, (2008) h.1-3
4
Priyono Marnis,Manajemen Sumber Daya Manusia, (2008) h.1-3
4
Berdasarkan penjelasan sejarah munculnya manajemen sumber daya manusia
secara hirarki, untuk menunjang prestasinya dalam berkarya. Oleh sebab itu perlu
pengendalian dan manajemen ini dipandang juga sebagai ilmu seni yang artinya
membutuhkan bantuan ilmu-ilmu yang lain seperti ilmu agama, sosial, pilitik,
Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu bidang dari manajemen
pengembangan dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Menurut Suparno dalam (Pratiwi 2021) adalah suatu proses mencangkup evaluasi
penting tersebut dengan cara memberikan insentif dan penugasan yang tepat agar
5
Harsuko Riniwati, Manajemen Sumber Daya Manusia (Aktivis Dan Pengembangan SDM),(Malang: UB Press,
2016), h.2
5
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan organisasi di mana sumber daya manusia (SDM)
itu berada.6
sumber daya manusia pendidikan adalah suatu ilmu yang digunakan untuk mengatur
manusia didalam sebuah lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dengan adanya menejemen sumber daya manusia dalam sebuah sekolah
maka akan semakin optimal kinerja yang akan dilakukan oleh para tenaga
kependidikan karena didalam manajemen sumber daya manusia terdapat seni yang
mengatur hubungan dan peran tenaga kerja agar efektif dan efisien.
Sumber daya manusia pendidikan adalah seorang yang bekerja di sebuah lembaga
pendidikan tersebut.
Menurut Hadari Nawawi dalam (Pratiwi 2021) Sumber daya manusia Pendidikan
adalah potensi yang merupakan aset dan berfungsi sebagai modal didalam organisasi
bisnis yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non fisik
Menurut Ahmad Tohari Sumber daya manusia Pendidikan segala potensi yang
ada pada manusia baik berupa akal pikiran, tenaga, keterampilan, emosi dan
6
Suparno Eko Widodo, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR,
2015), h. 2
7
Pratiwi. Pengelolaan Sumber Daya Manusia Di Lembaga Pendidikan. (2021), h. 9
6
sebagainya yang dapat digunakan baik untuk dirinya maupun untuk organisasi atau
perusahaan.
Dengan demikian dari paparan para ahli dapat disimpulkan bahwa sumber daya
manusia Pendidikan adalah kekuatan yang berasal dari manusia untuk mengelola suatu
organisasi secara efektif dengan menggunakan akal pikiran, emosi, tenaga dan
keterampilannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan dimana dalam hal ini
termasuk tenaga pendidikan dan kependidikan yang merupakan bagian dalah satu
sumber daya manusia sekaligus aset bangsa yang akan mencetak insan yang cerdas dan
Dalam konsep manajemen sumber daya manusia pendidikan, maka ada dua jenis
pegawai yang ada dalam bidang pendidikan, yaitu tenaga pendidik dan tenaga
pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
Pendidikan.
8
Rusydi Ananda, Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan, (Medan, Lembaga Peduli Pengembangan
Pendidikan Indonesia LPPPI, 2018), h. 16
7
menghasilkan dan dilakukan dengan kemahiran, keterampilan dan kecakapan tertentu
seorang tenaga kependidikan bukan hanya kepala administrasi atau bagian tata usaha,
kepala sekolah, laboran, tata usaha , pelatih ekstrakurikuler dan petugas kemanan.
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 5 dan 6
Sedangkan pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualitas sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain
pendidikan.
kekuatan sumber daya manusia potensial yang turut berperan dalam mewujudkan
kesimpulan bahwa manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah kegiatan atau
aktivitas yang dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk ke
8
dalam organisasi pendidikan sampai akhirnya berhenti melalui proses perencanaan
didasari profit oriented. Di dunia pendidikan, tujuan manajemen SDM lebih mengarah
produktif, kreatif dan berprestasi. Dapat disimpulkan bahwa kualitas SDM lembaga
dalam mengatur sumber dayanya termasuk sumber daya manusia. Tujuan manajemen
sumber daya manusia secara tepat sangatlah sulit untuk dirumuskan karena sifatnya
bervariasi dan tergantung pada penahapan perkembangan yang terjadi pada masing-
yang optimal, maka diperlukan manajemen dengan tujuan yang jelas. Tujuan
manajemen dapat dilihat dari tingkat yang paling rendah, yaitu tingkat personal
(personal objective), kemudian naik ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu tujuan
9
objective), dan puncaknya untuk tujuan layanan masyarakat secara nasional dan
Tujuan personal yaitu membantu sumber daya manusia untuk mencapai tujuan
diri individunya. Tujuan individual ini berentang dari yang sangat teknis sampai
dengan yang aspirasi, dan dari tujuan jangka pendek sampai dengan jangka panjang.
Tujuan yang bersifat teknis, setiap individu tercermin dari kegiatan riil dan kontribusi
dirinya dalam organisasi, sedangkan tujuan aspirasi tercermin pada motivasi dan
mencapai pemenuhan kebutuhan dasar seperti makan, minum, dan sandang, sampai
dengan kebutuhan tingkat tinggi yaitu aktualisasi diri (lihat teori Maslow). Sedangkan
akhirat nanti. Kebutuhan jangka panjang ini tercermin dari keyakinannya bahwa
Pada diri pendidik tujuan personal dapat ditunjukkan bahwa ia bekerja untuk
mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Namun, secara jangka panjang,
ia bekerja di bidang pendidikan karena dilandasi oleh motivasi yang didorong suatu
keyakinan bahwa sebagai seorang pendidik merupakan panggilan hidup yang semata-
10
Nurul Ulfatin dan Teguh Triwiyanto, Manajemen Sumber Daya Manusia, h. 11.
10
mata untuk mengamalkan ilmu untuk mengantarkan generasi lebih baik, dan yang
demikian ini akan mendapatkan pahala yang tidak akan putus sampai di akhirat nanti.
manajemen sumber daya manusia secara personal adalah memberikan peluang yang
memelihara kontribusi bagian-bagian dalam organisasi agar sumber daya manusia pada
bagian-bagian itu dapat menjalankan tugas secara optimal. Setiap sumber daya manusia
agar setiap sumber daya manusia dapat berkontribusi pada bagian tugas dan fungsi
yang dijalankan.
manajemen sumber daya manusia adalah menjaga agar guru tidak terlambat di kelas
dan guru dapat membuat persiapan secara baik. Dengan kata lain, tujuan fungsional
adalah memelihara dan memfasilitasi agar guru dapat menjalankan tugasnya secara
pencapaian kinerja dan produktivitas organisasi. Jika organisasi itu sekolah, tujuan
11
organisasinya adalah tingkat dan kualitas lulusan sekolah. Tingkat dan kualitas lulusan
sekolah sangat tergantung pada kinerja dan produktivitas pada pendidik dan tenaga
yang lain. Sebagai contoh tujuan organisasional para pendidik dan tenaga kependidikan
Tujuan masyarakat adalah untuk memenuhi kebutuhan dan tantangan yang timbul
generasi yang dihasilkan oleh sekolah sebagai warga masyarakat yang jauh lebih
dijelaskan di atas maka dapat disimpulakan bahwa tujuan itu berbeda dengan tujuan
manajemen sumber daya manusia pada bidang lain seperti di perusahaan atau pabrik.
Tujuan manajemen sumber daya manusia pada perusahaan atau pabrik lebih banyak
untuk mencapai tujuan organisasional, yaitu dihasilkannya produksi yang tinggi untuk
sumber daya manusia akan berdampak pada kegiatan yang dijalankan di bidang
12
sebagaimana yang dikemukakan oleh Astuti dalam Departemen Pendidikan Nasional
tenaga pendidik dan kependidikan untuk memperoleh nilai maslahat optimal bagi
individu tenaga pendidik dan kependidikan yang bersangkutan, pada sekolah dan
adalah kegiatan yang mengatur untuk mempersiapkan segala peralatan atau material
11
Syahril. Manajemen Sarana dan prasarana Pendidikan. (2018) h. 8
12
Hartani. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan,Jakarta: CV.Multi Karya Mulia (2011) h. 136
13
Rohiat,Manjemen Sekolah:Teori dasar dan praktik, Bandung: Refika Aditama (2008) h. 26
13
Sedangkan menurut Sobri mendefinisikan bahwa menajemen sarana dan
penataan lahan, bangunan, perlengkapan, dan perabot sekolah yang tepat guna dan
tepat sasaran.
Berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah rangkaian dari pengelolaan sarana
Sarana adalah semua benda atau barang yang berfungsi sebagai pendukung atau
bidang pendidikan dapat berupa alat atau peralatan kantor, perabot dan media
pendidikan. Alat kantor seperti komputer, mesin hitung, alat-alat tulis dan sebagainya.
Perabot seperti kursi, meja, almari dan sebagainya. Media pendidikan seperti alat
peraga, papan tulis, alat-alat laboratorium, buku teks dan sumber-sumber belajar
lainnya, seperti bahan habis pakai serta perlengkapan lainnya yang dipergunakan
Sedangkan prasarana adalah semua barang atau benda yang secara tidak langsung
mendukung atau menunjang proses pendidikan, dengan kata lain prasarana secara tidak
14
ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha,
ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi,
ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolah raga, tempat beribadah, tempat
bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan, (PP Nomor 19 tahun 2005). 14
manajemen sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen atau bagian dari
dalam bentuk material atau sarana dan prasarana yang dapat dinilai dengan uang.
c. Untuk melihat dan mengetahui bentuk jenis, jumlah, kualitas maupun keadaan
barang inventaris milik negara di satu unit kerja dalam instansi tertentu, dan seterusnya
akan dapat diketahui barang milik negara baik dalam bentuk jenis, jumlah, kualitas
d. Untuk mengetahui apakah sarana dan prasarana milik negara betul-betul sudah
dikelola dan dimanfaatkan secara tepat dan berdaya guna sesuai dengan ketentuan dan
14
Syahril. Manajemen Sarana dan prasarana Pendidikan. (2018) h. 9
15
e. Untuk melihat dan mengetahui efisiensi penggunaan dan pemanfaatan keuangan
negara baik yang bersumber dari anggran pendapatan dan belanja negara (APBN)
maupun yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daeran (APBD)
khususnya dalam manajemen sarana dan prasarana di bidang pendidikan apakah telah
khususnya dibidang sarana dan prasarana pada tahun-tahun yang akan dating.
maka sarana dan prasarana yang diperlukan tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga
kelompok besar yaitu barang tidak bergerak, barang bergerak, dan barang stock atau
barang persediaan.
masing jenis sarana dan prasarana tersebut secara lebih rinci sebagai berikut:
a. Barang tidak bergerak biasanya disebut dengan barang tetap yaitu semua barang
dari satu tempat/lokasi ke tempat/lokasi lainnya seperti tanah baik yang digunakan
untuk pekarangan, taman, perkebunan, lapangan olah raga dan tanah lainnya baik yang
16
b. Barang bergerak yaitu semua barang yang menurut sifat dan penggunaannya dapat
perabot, alat peraga, media pendidikan, buku dan alat belajar lainnya.
c. Barang-barang persediaan (stok) yaitu barang yang sengaja dijadikan sebagai barang
persediaan dalam lembaga pendidikan dan barang tersebut disimpan pada gudang atau
tersebut akan dipergunakan apabila ada kejadian-kejadian khusus yang di luar dugaan
dan beradab. Dengan kata lain,untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan harapan
masyarakat, baik dalam kualitas pribadi, pengetahuan, moral maupun kompetensi kerja
pendidikan yang bermutu, sekolah dituntut untuk menerapkan program mutu yang
pendidikan. Mutu pendidikan tidak hanya dilihat dari kualitas lulusannya saja, tetapi
dengan standar mutu yang berlaku. Pelanggan yang dimaksud dalam hal ini adalah
15
Syahril. Manajemen Sarana dan prasarana Pendidikan. (2018) h. 12
17
pelanggan internal, yakni tenaga pendidik dan tenaga kependidikan serta pelangan
eksternal seperti peserta didik, masyarakat, orang tua, dan pemakai lulusan. 16
terlibat untuk mencapai tujuan pendidikan. Salahudin, et al. (2018) mengutip dalam
pencapaian mutu pendidikan, seperti: 1) guru yang berkualitas; 2) karier guru yang
penguasaan terhadap metodologi mengajar; 6) peserta didik yang sehat, bergizi, dan
siap belajar; dan 7) sarana, prasarana, dan fasilitas yang lengkap. Lebih lanjut, Yamin
& Maisah (2009) menyatakan bahwa, “Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan
pendidikan adalah sumber daya manusia, terutama tenaga pendidik sebagai salah
seorang pelaksana pendidikan yang sangat diperlukan. Oleh karena itu, pengelolaannya
Lembaga pendidikan tidak akan mempunyai kredibilitas yang baik jika tidak
ditunjang dengan manajemen sumber daya manusia yang memadai dalam memproses
16
Indahyani, Pengaruh Manajemen Sumber Daya Manusia Dan Manajemen Sarana Dan Prasarana Terhadap
Mutu Pendidikan, (2022), h.135
18
peningkatan mutu lembaga pendidikan, yaitu sumber daya manusia yang diisi oleh
orang-orang yang profesional dan handal di bidangnya. Hal tersebut sesuai pendapat
Rahman (2019) bahwa kinerja sumber daya manusia merupakan kriteria organisasi
meningkatkan mutu lembaga. Di sisi lain, pendidikan tidak terlepas dari peran sarana
semua sarana prasarana pendidikan yang ada di sekolah secara efektif dan efisien.
menciptakan kondisi yang menyenangkan bagi guru maupun peserta didik selama
berada di sekolah. Di samping itu, sangat dibutuhkan tersedianya alat fasilitas belajar
yang memadai secara kualitatif, kuantitatif, relevan dengan kebutuhan serta dapat
17
Indahyani, Pengaruh Manajemen Sumber Daya Manusia Dan Manajemen Sarana Dan Prasarana Terhadap
Mutu Pendidikan, (2022), h.137
19
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Manajemen sumber daya manusia bukanlah merupakan hal yang timbul secara
mendadak. Sudah sejak lama manusia hidup berorganisasi, seiring dengan itu
yang telah lama ada, seperti misalnya di bidang pemerintahan, ekonomi dan
kemasyarakatan dibutuhkan satuan kerja yang secara khusus akan mengelola sumber
daya manusia.
Manajemen sumber daya manusia dapat didefinisikan sebagai proses serta upaya
sumber daya manusia yang diperlukan oleh lembaga pendidikan untuk pencapaian
manusia yang kompeten dan beradab. Dengan kata lain,untuk menghasilkan lulusan
yang sesuai dengan harapan masyarakat, baik dalam kualitas pribadi, pengetahuan,
moral maupun kompetensi kerja yang menjadi syarat mutlak dalam kehidupan
masyarakat.
seluruh komponen dan kegiatan pendidikan terutama pada majemen sumber daya
20
manusia serta sarana prasarana pada suatu lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan
lembaga Pendidikan.
B. SARAN
Makalah ini disusun berdasarkan hasil bacaan penulis dari beberapa karya ilmiah
yang sebagian besarnya menjadi referensi dari makalah ini. Disamping minim
referensi, kemampuan penulis juga belum ahli dalam penulisan karya ilmiah, sehingga
penulis makalah ini tentu sangat menyarankan kepada para pembaca untuk menambah
referensi bacaanya diluar makalah ini. Penulis dengan senang hati mengakui adanya
kekurangan dalam makalah ini, sehingga penulis bersifat terbuka untuk menerima
21
DAFTAR PUSTAKA
Akilah Fahmiah. 2016. Peran Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Lembaga
Pendidikan. Bone: IAIN
Ali Nur Nurfadila.2021. Manajemen Sumber Daya Manusia. Makalah
Fadillah Julfitriah Finka. 2019. Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan. Makalah
Marnis Priyono. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Sidoarjo: Zifatama Publisher
Marjuni. 2020. Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan. IAIN Palang Karaya
Syahril. 2018. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Bandung: Sukabina Press
22