No Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi pada Organisasi Sektor
Publik
4 Sebelum reformasi birokrasi, sistem administrasi publik tradisional seringkali
“menjebak” seseorang dengan kemampuan yang bagus di dalam sistem manajemen yang
buruk (Shen et al., 2016). Hal ini seringkali tampak pada sistem pengembangan
karir dalam organisasi sektor publik yang cenderung mengedepankan aspek
senioritas dan masa kerja daripada kinerja. Keadaan ini menjadikan seseorang dengan
potensi dan kinerja yang tinggi tidak dapatmenempati posisi atau jabatan yang
sesuai dengan kapabilitasnya. Bagi negara-negara yang ingin melakukan
reformasi organisasi sektor publiknya, pengembangan dan manajemen sumber daya
manusia (MSDM) menempati posisi yang krusial bersama dengan konsep
desentralisasi (Antwi & Analoui, 2008; Setiyono, 2014; Shen et al., 2016). Kinerja
dan kapabillitas organisasi sektor publik ditentukan juga dari kemampuan sumber daya
manusianya. Hal ini sejalan dengan pendapat bahwa kualitas suatu organisasi sektor publik
sangat tergantung dari kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya (Chau, 1997).
Sumber daya manusia yang handal juga dapat dimanfaatkan dalam meraih
keunggulan organisasi kompetitif.
159Dari pendapat-pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi adalah
karakteristik dasar yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan di dalam diri seorang
individu yang bermanfaat untuk meraih kinerja yang maksimaldan sekurang-
kurangnya terdiri atas dimensi pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill) dan
karakteristik pribadi (personal characteristic).Manajemen SDM Berbasis
KompetensiPendekatan kompetensi dalam MSDM telah dikenal sejak lama. Konsep
kompetensi diketahui telah dikembangkan sejak jaman kekaisaran Romawi danChina
sebelum kembali dikembangkan oleh McClelland dalam aktivitas seleksi (Akbar &
Akbar, 2012). Manajemen SDM berbasis kompetensiadalah penggunaan model kompetensi
dalam pelaksanaan praktek-praktek MSDM, di antaranya rekrutmen dan seleksi,
pelatihan dan pengembangan, penilaian kinerja, remunerasi dan proses
MSDMlainnya (Audenaert et al., 2014; Azmi, 2010). Sementara pendapat lain
mengutarakan MSDM berbasis kompetensiberkaitan dengan proses pengambilan
keputusan dalam MSDMyang berdasarkan pada informasi kompetensi (Sedarmayanti,
2016). Hal ini menyebabkan pergeseran proses MSDMmenjadi lebih individual
orienteddaripada pendekatan MSDMtradisional, dan merubah sudut pandang dari
deskripsi pekerjaan menjadi fungsi / peranan karyawan dalam pekerjaan mereka.
Bagi karyawan, MSDM berbasis kompetensimampu memberikan informasi mengenai
keterampilan yang harus dikembangkan untuk bisa memenuhi syarat dari pekerjaan
tertentu (Jackson et al., 2009).
MSDM berbasis kompetensi bermanfaat dalam aktivitas MSDM, di antaranya: 1)
meningkatkan efektivitas organisasi melalui pengangkatan individu-individu pada jabatan
yang sesuai dengan kompetensinya; 2)memperjelas pola karier dan pengembangan
karier karyawan, karena dengan adanya standar kompetensi jabatan, individu yang ingin
mengembangkan kariernya dapat mengetahui apa saja yang harus dia capaiuntuk
meraih jabatan tersebut; 3) meningkatkan efisiensi dan efektivitas program
pengembangan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi dan
pengembangan karier karyawan; 4) dapat memberikan reward yang adil
dan proporsional sesuai dengan kinerja masing-masing; 5)memberikan suasana kerja
yang sehat dan kompetitif melalui penilaian kompetensi dan kinerja yang fair
Adapun kaitannya dengan dunia kerja ialah Implementasi MSDM berbasis
kompetensidalam manajemen PNS ditemukan dalam proses rekrutmen dan
seleksi, manajemen karier dan pengembangan kompetensi. Sedangkan dalam
penilaian kinerja tidak ditemukan implementasi MSDM berbasis kompetensi, karena
penilaian kinerja dilakukan oleh atasan yang dalam pelaksanaannyadilakukan
tidak optimal dan efektif. Ketidakefektifan ini disebabkan tidak ada indikator, tolok ukur dan
jenis pekerjaan yang disepakati bersama berikut indikator penilaiannya. Pada proses
rekrutmen dan seleksi syarat-syarat kompetensi telah disebutkan secara detail
sesuai ketentuan regulasi. Pada pengembangan kompetensi, prinsip MSDM berbasis
kompetensijuga dilakukan dengan terbatas, kendala infrastruktur, dukungan
anggaran dan persepsi dari pimpinan unit organisasi maupun PNS itu sendiri
menjadi penghambat dalam pelaksanaanprogram pengembangan kompetensi.Sementara
dalam manajemen karier implementasi MSDM berbasis kompetensimasih dilakukan
secara terbatas, hal ini terkait belum dapat dilakukannya uji kompetensi secara
menyeluruh serta masih adanya sedikit celah berdasarkan regulasi yang berlaku yang
masih memberikan tempat terhadap hal-hal di luar aspek kompetensi, meskipun hal ini
dapat diantisipasi dengan memberikan syarat administratif yang ketat.
No Analisis Manajemen Sumber Daya Manusia Sektor Publik Dalam Pelayanan Di Era Digital
5 Di seluruh dunia saat ini, sedang mengalami digitalisasi yang di tandai dengan penetrasi
penggunaan teknologi informasi hampir ke seluruh aspek kehidupan. Disruptifnya dampak
yang ditimbulkan dari era digital ii membuat banyak pihak yang memandangnya
dengan pesimistik. Beberapa kalangan cemas di era digital ini akan menghilangkan
banyak lapangan pekerjaan sehingga dapat mendongkrak angka pengangguran.
Tak sedikitpun yang khawatir peran manusia akan tereduksi dengan kian masifnya
penggunaan kecerdasan artifisial.Pada satu sisi, gelombang digitalisasi dan otomatis
yang digerakkan kecerdasan artifisial memang membuat lapangan pekerjaan hilang.
Jumlah karyawan di sektor retail luring misalnya, pasti akan berkurang seiring semakin
terbiasanya masyarakat berbelanja dari toko-toko retail daring.Namun, di sisi lain era digital
ini juga menciptakan lapangan pekerjaan baru yang menyajikan potensi penghasilan
lebih baik, dengan mekanisme kerja lebih efisien. Kehadiran aplikasi absensi bagi para
pekerja yang bisa dari rumah,kehadiran Go-Jek misalnya, telah membuat jualan orang
mendapatkan penghasilan yang memadai, mulai dari ojek (Go-Ride),usaha makanan (Go-
Food), hingga usaha pijat (Go-Massage).
Peluang ini harus segera dimaksimalkan terutama untuk meningkatkan
pemerataankesejahteraan masyarakat indonesia. Pemerintah pusat telah berupaya penuh
untuk mendorong kesiapan SDM di seluruh wilayah, misalnya dengan mengadakan
program 8 juta UMKMdigital, 1 Juta nelayan digital, dan pelatihan coding di banyak
daerah. Pemerintah daerah diharapkan mulai bergerak guna menyiapkan SDM yang siap
menghadapi arus digitalisasi. Peran perguruan tinggi juga tak kalah penting guna
merekrut SDM yang mampu menjawab kebutuhan digitalisasi dan perkembangan zaman.
Sumber Daya Manusia merupakan salah satu determinan utama yang menentukan
keberhasilan sebuah negara dalam memanfaatkan peluang dari digitalisasi. Untuk
itu, kebijakan dan strategi yang tepat sangat diperlukan guna menyiapkan SDM
indonesia yang unggul, berdaya saing dan mampu menjawab kebutuhan maupun
tantangan digitalisasi.
Adapun kaitannya dengan dunia kerja yaitu Perkembanga Teknologi Komunikasi berbasis
Internet begitu cepat. Perubahan tersebut melingkupi personal sampai global
mendunia. Perubahan yang cepat itu memiliki tantangan tersendiri. Perubahan yang cepat
yang terjadi di era digital menuntut peranan Aparat SDM untuk lebih bisa menjawab
tantangan perubahan tersebut. Sumber Daya Manusiaperlu semakin baik dan sejalan
dengan maksud tujuan, jiwa dan hati dari pelayanan Publik yang mendukung ke
Pemerintahan yang responsif. Di era digital Sumber Daya Manusia dituntut profesional
melayanike masyarakat dengan baik. Sumber Daya Manusiayang baik akan sejalan dengan
prisnip Goodgovernment dalam kerangka tuntutan masyarakat serta sesuai dengan tujuan
bernegara seperti apa yang termatuk dalam Pembukaan UUD 1945 alinea 4.
Sumber daya manusia yang profesional akan sejalan dengan keinginan, aspirasi dan
harapan masyarakat dan juga negara Indonesia. Di MSDM sektor publik dituntut
tanggapdan melayanin dengan hati. Di era digital juga menuntut SDM yang memiliki
Komunikasi yang baik. Di era digital, ada kemampuan dasar yang diperlukan dan sangat
mendukung terciptanya SDM sektor publik yang baik yaitu kemampuan
berkomunkasidan mampu menggunakan aplikasi internet yang semakin canggih.
Kemampuan berkomunikasi yang baik akan dapat menjawab tantangan, kebutuhan bukan
hanya masyarakat tapi juga bagi aparat pelayanan publik itu sendiri. Dengan
komunikasi yang baik maka berbagai sekat dan problem yang menjadi tantangan bagi
pelayan publik dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara Indonesia dapat
diselesaikan dengan baik.
Adapun kaitannya dengan dunia kerja Salah satunya yaitu penanaman karakter pegawai
(ASN) agar menyadari tanggung jawab mereka sebagai abdi negara, harus bisa memiliki
citizenship behaviour atau perilaku kewargaan. Perilaku kewargaan dalam organisasi lebih
dikenal dengan istilah organizational citizenship behaviour (OCB). Buku ini menyajikan hasil
penelitian yang dilakukan penulis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
pelayanan publik. Penelitian yang mendasari penulisan buku ini dilakukan di kota Kediri,
Jawa timur. Alasan yang mendasari dilakukannya penelitian tersebut karena kota Kediri
belum lama meluncurkan komitmen untuk menjadi kota pelayanan (the service city)
sehingga tuntutan untuk peningkatan kualitas pelayanan publik cukup tinggi. Faktor yang
diteliti terkait kualitas pelayanan publik adalah OCB, kepuasan kerja, dan komitmen
organisasi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perilaku yang didasarkan pada OCB
yang tinggi akan meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas pegawai (wirawan,
2013), sehingga mendukung peningkatan kinerja individu, organisasi, dan perkembangan
organisasi ke arah yang lebih baik (Ahdiyana, 2009). OCB merupakan perilaku sukarela
pegawai yang bersedia melakukan tugas atau pekerjaan diluar tanggung jawab atas
kewajibannya demi kemajuan atau keuntungan organisasinya (Garay, 2006), sebagai wujud
dari kepuasan, tanpa diperintahkan, dan tidak berhubungan dengan reward atau
kompensasi (Darto, 2014). Dengan kata lain, OCB merupakan wujud dari komitmen
pegawai pada organisasi, timbal balik dari kepuasan yang diterima, dan peningkatan OCB
dapat meningkatkan kualitas kerja pegawai.
REFERENSI
https://osf.io/preprints/cj27d/
https://ejournal.upi.edu/index.php/gea/article/view/1681/1133
https://ejournal.staida-krempyang.ac.id/index.php/intizam/article/view/42/35
https://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jmdk/article/view/2208/1597
https://www.ejurnal.universitaskarimun.ac.id/index.php/IAN/article/view/644/431
http://repository.unpkediri.ac.id/3672/2/61201_0721058605_BOOK.pdf
https://www.researchgate.net/profile/AndreasLako/publication/
329815245_OPTIMALISASI_KINERJA_KORPORASI_MELALUI_AUDIT_KINERJA_MANAJE
MEN_SEMBER_DAYA_MANUSIA/links/5c1c1c4b92851c22a33ae3e3/OPTIMALISASI-
KINERJA-KORPORASI-MELALUI-AUDIT-KINERJA-MANAJEMEN-SEMBER-DAYA-
MANUSIA.pdf
https://journal.trunojoyo.ac.id/jsmb/article/view/6654/4173
https://jurnal.darmajaya.ac.id/index.php/PSND/article/view/1260/786
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/31918900/MSDM_Internasional-with-cover-page-v2.pdf?
Expires=1665826416&Signature=ZXSejKOqawXpAqKwlzzVEjdSNDu~~mFv5k0yfNTenEYtZc
Ri1EHZ5PLoJRtqM9czuXeLrjfH8XEcrBGQOpF4rgfAbJzu316Nss4Cq7DFyIGGnJyqk5nauVpBl
A1Tx7Wi6A2zSEjpxWCdJANVGhk8x7miMWGHeHR4ikFEdpSbnqb325YFc~Hu8Cv9JstiWlVm
KDXCTKOOfi2ceR-
PNFcqHNy7rAwzvbtF5FF2JRX3VSvR9Z1VxvDosBZ~z1T3uTPdsQbApM6OtCmo9QbFoa~2q
MoRRecZzNvCLskHIVv4C85Qtu8VCFK-c2nXJvSnp95I7nW0YqG7YZLn3cIakWQb6w__&Key-
Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA