Anda di halaman 1dari 6

Nama : M Fauzi

NIM : 2331510897

SOAL 1
Untuk menghitung biaya modal perusahaan (cost of capital), kita perlu menghitung biaya
dari masing-masing komponen modal yang digunakan. Berikut adalah perhitungan biaya modal
dari setiap komponen:
Saham Preferen:
Biaya Modal Saham Preferen = Dividen Preferen / Harga Saham Preferen
Dividen Preferen = Saham Preferen x Tingkat Dividen Preferen
Dividen Preferen = Rp 200.000.000 x 8% = Rp 16.000.000
Biaya Modal Saham Preferen = Rp 16.000.000 / Rp 200.000.000 = 0,08 atau 8%
Obligasi:
Biaya Modal Obligasi = Tingkat Bunga Obligasi
Biaya Modal Obligasi = 10%
Saham Biasa:
Biaya Modal Saham Biasa = (Dividen yang Dibayarkan / Harga Saham Biasa) + Tingkat
Pertumbuhan Dividen
Dividen yang Dibayarkan = Saham Biasa x Dividen per Lembar
Dividen yang Dibayarkan = 40.000 x Rp 2.000 = Rp 80.000.000
Harga Saham Biasa = 40.000 x Rp 22.000 = Rp 880.000.000
Biaya Modal Saham Biasa = (Rp 80.000.000 / Rp 880.000.000) + 10% = 0,102 atau 10,2%

Biaya Modal Rata-rata Tertimbang = (Proporsi Saham Preferen x Biaya Modal Saham Preferen)
+ (Proporsi Obligasi x Biaya Modal Obligasi) + (Proporsi Saham Biasa x Biaya Modal Saham
Biasa)

Proporsi Saham Preferen = Saham Preferen / Total Modal


Proporsi Obligasi = Obligasi / Total Modal
Proporsi Saham Biasa = Saham Biasa / Total Modal
Total Modal = Saham Preferen + Obligasi + Saham Biasa
Total Modal = Rp 200.000.000 + Rp 600.000.000 + Rp 800.000.000 = Rp 1.600.000.000

Proporsi Saham Preferen = Rp 200.000.000 / Rp 1.600.000.000 = 0,125 atau 12,5%


Proporsi Obligasi = Rp 600.000.000 / Rp 1.600.000.000 = 0,375 atau 37,5%
Proporsi Saham Biasa = Rp 800.000.000 / Rp 1.600.000.000 = 0,5 atau 50%

Biaya Modal Rata-rata Tertimbang = (0,125 x 0,08) + (0,375 x 0,1) + (0,5 x 0,102) = 0,0955 atau
9,55%
Dengan demikian, biaya modal perusahaan (cost of capital) adalah sebesar 9,55%.
Untuk memenuhi dana sebesar Rp 400.000.000, kita memiliki dua opsi hutang dengan bunga
berbeda:
a. Hutang dengan bunga 10%:
Opsi ini akan menyebabkan penghasilan dividen menjadi 3.500 lembar dan tingkat pertumbuhan
dividen konstan. Namun, harga saham akan menjadi Rp 25.000 per lembar.
b. Hutang dengan bunga 12%:
Opsi ini akan menyebabkan harga saham turun menjadi Rp 19.000 per lembar dan dividen yang
dibayarkan menjadi Rp 3.750 per lembar. Tingkat pertumbuhan dividen adalah 15%.
Pilihan antara opsi hutang a dan b harus didasarkan pada pertimbangan yang lebih luas,
termasuk dampaknya terhadap nilai perusahaan dan preferensi manajemen perusahaan.

SOAL 2
ARR (Accounting Rate of Return):
ARR = (Keuntungan Bersih Rata-rata / Investasi) x 100%
Keuntungan Bersih Rata-rata = (Total Keuntungan - Pajak) / Jumlah Tahun
Investasi = Total Investasi
Keuntungan Bersih Rata-rata = (Rp 900.000.000 - (Rp 900.000.000 x 35%)) / 6 = Rp
409.166.667
Investasi = Rp 1.250.000.000
ARR = (Rp 409.166.667 / Rp 1.250.000.000) x 100% = 32,73%

Payback Period:
Payback Period adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi awal.
Untuk menghitung Payback Period, kita perlu mengakumulasikan arus kas bersih setiap tahun
sampai mencapai atau melebihi investasi awal.
Tahun 1: Rp 500.000.000
Tahun 2: Rp 600.000.000
Tahun 3: Rp 700.000.000
Tahun 4: Rp 800.000.000
Tahun 5: Rp 900.000.000
Tahun 6: Rp 1.000.000.000
Payback Period = 4 tahun + (Rp 900.000.000 - Rp 800.000.000) / Rp 900.000.000 = 4,11 tahun

Discounted Payback Period:


Menggunakan tingkat diskonto (discount rate) 17%, kita dapat menghitung discounted cash flow
untuk setiap tahun:
Tahun 1: Rp 500.000.000 / (1 + 17%) = Rp 427.350.427
Tahun 2: Rp 600.000.000 / (1 + 17%)^2 = Rp 438.246.073
Tahun 3: Rp 700.000.000 / (1 + 17%)^3 = Rp 449.592.760
Tahun 4: Rp 800.000.000 / (1 + 17%)^4 = Rp 461.409.444
Tahun 5: Rp 900.000.000 / (1 + 17%)^5 = Rp 473.715.748
Tahun 6: Rp 1.000.000.000 / (1 + 17%)^6 = Rp 486.532.432
Discounted Payback Period = 4 tahun + (Rp 900.000.000 - Rp 800.000.000) / Rp 900.000.000 =
4,11 tahun

NPV (Net Present Value):


Tahun 1:
Nilai Sekarang = Rp 500.000.000 / (1 + 17%) = Rp 427.350.427
Tahun 2:
Nilai Sekarang = Rp 600.000.000 / (1 + 17%)^2 = Rp 438.246.073
Tahun 3:
Nilai Sekarang = Rp 700.000.000 / (1 + 17%)^3 = Rp 449.592.760
Tahun 4:
Nilai Sekarang = Rp 800.000.000 / (1 + 17%)^4 = Rp 461.409.444
Tahun 5:
Nilai Sekarang = Rp 900.000.000 / (1 + 17%)^5 = Rp 473.715.748
Tahun 6:
Nilai Sekarang = Rp 1.000.000.000 / (1 + 17%)^6 = Rp 486.532.432
NPV = Nilai Sekarang Arus Kas Bersih - Investasi Awal
NPV = Rp 427.350.427 + Rp 438.246.073 + Rp 449.592.760 + Rp 461.409.444 + Rp
473.715.748 + Rp 486.532.432 - Rp 1.250.000.000
NPV = Rp 2.736.847

PI (Profitability Index):
PI mengukur nilai manfaat yang dihasilkan per unit investasi.
PI = (Nilai Sekarang Arus Kas Bersih + Investasi Awal) / Investasi Awal
PI = (Rp 427.350.427 + Rp 438.246.073 + Rp 449.592.760 + Rp 461.409.444 + Rp 473.715.748
+ Rp 486.532.432 + Rp 1.250.000.000) / Rp 1.250.000.000
PI = 2,189

IRR (Internal Rate of Return):


Dalam kasus ini, IRR sebesar 24%.
Berdasarkan analisis menggunakan metode ARR, Payback Period, Discounted Payback
Period, NPV, PI, dan IRR, proyek ini layak untuk ditinjau. Namun, penting untuk
mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti risiko proyek, kondisi pasar, dan strategi
perusahaan sebelum membuat keputusan investasi akhir.

SOAL 3
Untuk menentukan alternatif pembiayaan yang paling baik dari segi EPS (Earnings Per
Share), kita perlu menghitung EPS untuk setiap alternatif pembiayaan yang diberikan. EPS dapat
dihitung dengan rumus:
EPS = (Laba Bersih - Dividen Preferen) / Jumlah Saham Biasa
Alternatif A:
1. Emisi saham biasa 50% dengan nilai nominal Rp 15.000 per lembar:
Jumlah saham biasa baru = (50% x Rp 2.500.000.000) / Rp 15.000 = 166.666.667 lembar
Total saham biasa = 3.000.000.000 + 166.666.667 = 3.166.666.667 lembar
Jumlah saham preferen baru = 4% x Rp 2.500.000.000 / Rp 15.000 = 666.666.667 lembar
Total saham preferen = 666.666.667 lembar
Jumlah saham total = Total saham biasa + Total saham preferen = 3.166.666.667 +
666.666.667 = 3.833.333.334 lembar

2. Obligasi 2% (25%) sisanya:


Jumlah obligasi baru = 25% x Rp 2.500.000.000 = Rp 625.000.000
Laba Bersih = EBIT x (1 - Tarif Pajak) = Rp 2.500.000.000 x (1 - 0,22) = Rp 1.950.000.000
Dividen Preferen = Jumlah saham preferen baru x Nilai nominal saham preferen = 666.666.667
lembar x Rp 15.000 = Rp 10.000.000.005.000
EPS = (Laba Bersih - Dividen Preferen) / Jumlah saham biasa = (Rp 1.950.000.000 - Rp
10.000.000.005.000) / 3.166.666.667 = -Rp 2.487.503,13

Alternatif B:
1. Emisi saham biasa 45%:
Jumlah saham biasa baru = 45% x Rp 2.500.000.000 / Rp 15.000 = 300.000.000 lembar
Total saham biasa = 3.000.000.000 + 300.000.000 = 3.300.000.000 lembar
Laba Bersih = Rp 1.950.000.000
Dividen Preferen = 0 (tidak ada saham preferen)
EPS = Laba Bersih / Jumlah saham biasa = Rp 1.950.000.000 / 3.300.000.000 = Rp 0,59

Alternatif C:
1. Emisi saham biasa 55%:
Jumlah saham biasa baru = 55% x Rp 2.500.000.000 / Rp 15.000 = 366.666.667 lembar
Total saham biasa = 3.000.000.000 + 366.666.667 = 3.366.666.667 lembar
Menerbitkan obligasi 4%:
Jumlah obligasi baru = 4% x Rp 2.500.000.000 = Rp 100.000.000.000
Laba Bersih = Rp 1.950.000.000

Dividen Preferen = 0 (tidak ada saham preferen)


EPS = Laba Bersih / Jumlah saham biasa = Rp 1.950.000.000 / 3.366.666.667 = Rp 0,58
Dari hasil perhitungan di atas, alternatif pembiayaan B memiliki EPS tertinggi, yaitu
sebesar Rp 0,59 per saham biasa. Oleh karena itu, dari segi EPS, alternatif pembiayaan B adalah
yang paling baik.

Anda mungkin juga menyukai