Anda di halaman 1dari 49

BIAYA MODAL

BIAYA MODAL / Cost of Capital


• Biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk
memperoleh dana, guna mendanai suatu investasi
atau operasi perusahaan.
• Sumber dana dari investor berupa:
- hutang,
- saham preferen,
- saham biasa,
BIAYA MODAL / Cost of Capital
• Semakin besar biaya modal, maka tingkat
keuntungan yang disyaratkan atau diharapkan
dari suatu investasi yang dibiayai juga harus
besar.
• Semakin tinggi resiko investasi, maka tingkat
keuntungan yang diharapkan juga semakin
tinggi.
Biaya Modal
• Masing-masing sumber dana (komponen
modal) memiliki tingkat biaya yang berbeda-
beda.
Biaya Modal Rata-rata Tertimbang
(weighted average cost of capital atau WACC)

Merupakan biaya modal gabungan dari


seluruh biaya-biaya modal individual (Utang
Obligasi, Saham Preferen, dan Saham Biasa )
WACC menjadi standar perusahaan ketika
membuat keputusan investasi dalam proyek
baru atau menumbuhkan bisnis.
Analogi WACC
Orang/perusahaan pinjam uang di Bank

BANK Perusahaan/peminjam
• Bagi Bank : • Bagi Peminjam:
Bunga pengembalian yang • Bunga merupakan biaya
diterima bank yang harus dibayar karena
telah mendapatkan dana
dari bank
WACC

Umum •Perusahaan /peminjam uang di Bank akan berusaha agar menghasilkan keuntungan > dari bunga bank yang harus ditanggung

Positif •Hasil usaha > bunga Bank (WACC)  Baik


•Memuaskan Pemilik

Negatif •Hasil Usaha < Bunga bank (WACC)  Tidak baik


•Tidak memuaskan pemilik
Komponen Struktur Modal
1. Modal Utang
2. Modal Ekuitas
Modal Utang
• Modal utang timbul karena perusahaan
meminjam uang dari pihak lain dengan tingkat
bunga tertentu. (pinjaman bank atau obligasi).

• Perhitungan biaya modal utang relatif mudah


dibandingkan dengan ekuitas.
Modal Ekuitas
• Pemasok menyumbangkan dana/modal
mereka dengan kompensasi kepemilikan
perusahaan.
• Modal Ekuitas terdiri dari dua macam : saham
preferen dan saham biasa
• Pemodal ekuitas berpotensi mendapatkan
dividen dan capital gain.
Mengapa Menggunakan WACC
• Pembobotan masing-masing komponen
sumber dana dilakukan karena :
1. Komposisi/proporsi masing-masing sumber
dana (hutang dan ekuitas) suatu perusahaan
umumnya tidak sama.
2. Besarnya biaya modal masing-masing sumber
dana bisa bervariasi.
CARA MENGHITUNG WACC
• Mengidentifikasi Sumber-
1 sumber Dana

• Menghitung Biaya Modal


2. setiap sumber dana
(individual).

• Menghitung proporsi dari


3 masing-masing sumber dana.

• Menghitung rata-rata tertimbang


4 dengan menggunakan proporsi
sumber dana.
Mengidentifikasi sumber dana
Secara umum sumber dana diperoleh dari :
1. Utang (bank atau obligasi)
2. Saham Preferen
3. Saham Biasa
Menghitung Biaya Modal setiap sumber dana
(individual).

• Biaya Modal Utang


= % tingkat Bunga utang ( 1 - % Pajak)

• Biaya modal Saham Preferen


= % pengembalian saham preferen

• Biaya Modal Saham Biasa


= tingkat pengembalian yang diminta oleh investor
WACC
Weighted Average Cost of Capital

WACC
= (Proporsi Utang)(Biaya Utang setelah Pajak) +
(Proporsi Saham Preferen)(Biaya saham preferen) +
(Proporsi saham biasa)(Biaya ekuitas biasa)
Menghitung Biaya Modal Individu
Biaya Modal Utang (kd)
• Tingkat bunga yang disyaratkan berkaitan dengan penggunaan
utang.
• Bunga merupakan biaya, yang mengurangi laba yang kena
pajak. Sehingga dengan adanya bunga maka pajak akan
berkurang.
• Misal bunga pinjaman sebesar 18% pertahun. Pajak atas laba
sebesar 25%.
• Maka biaya modal utang sebesar
= 18% (1 - 0,25).
= 13,5 %
Menghitung Biaya Modal Utang
• Misal bunga pinjaman sebesar 20 % pertahun.
Pajak atas laba sebesar 25%.
• Maka biaya modal utang sebesar
= 20% (1- 0,25)
= 15 %
Menghitung Biaya Modal Individu
Misal data PT. Aroma, sebagai berikut:

• Pendapatan Bersih Rp. 500.000.000


• Total biaya (diluar bunga) Rp. 400.000.000
• Pajak 25%
Menghitung Biaya Modal Individu
Perbedaan antara :

Misalnya PT Aroma di atas


a. Tidak memiliki pinjaman
b. Memiliki pinjaman Rp. 200.000.000
dengan bunga 20% pertahun.
PT Aroma
Tanpa pinjaman vs Dengan Pinjaman
 Keterangan Tanpa pinjaman Dg.Pinjaman 200 jt
Pendapatan Bersih Rp 500.000.000 Rp 500.000.000
Total biaya (diluar bunga) (Rp 400.000.000) (Rp 400.000.000)
Laba (diluar bi bunga) Rp 100.000.000 Rp 100.000.000
Bunga pinjaman 20% / thn   (Rp 40.000.000)
Laba setelah Bunga   Rp 60.000.000
Pajak 25% (Rp 25.000.000) (Rp 15.000.000)
Laba setelah pajak Rp 75.000.000 Rp 45.000.000
Menghitung Biaya Modal Individu
Misalnya PT. Aroma, tersebut:
Asumsi :
a. Memiliki saham prioritas 10.000 lembar @
Rp. 20.000. Deviden sebesar Rp. 4.000
perlembar.
b. Memiliki saham biasa
Biaya Modal Saham Prioritas/Preferen

• Saham Preferen merupakan saham yang


dijanjikan pengembalian /deviden tetap setiap
periode (seperti bunga).
• Deviden tidak mengurangi pajak
• Saham preferen masih memiliki hak
kepemilikan perusahaan
Biaya Modal Saham Prioritas/Preferen

• Cara menghitung biaya modal dari saham


prioritas (kps) :
kps = (Dps)/P
kps = Biaya modal saham preferen
Dps = Deviden Saham Preferen
P = Harga Saham Preferen
Mis. Saham Preferen PT Aroma
Rp.200.000.000

Misalnya PT Aroma menjual saham preferen 10.000


lembar dengan harga @ Rp. 20.000.
= 10.000 x Rp. 20.000
= Rp. 200.000.000

Deviden saham prioritas pertahun Rp. 4.000 perlembar


= Rp. 10.000 x 4.000
= Rp. 40.000.000

kps = Dps/harga
= 40.000.000/200.000.000
= 20%
Biaya Modal Saham Biasa
• Deviden saham biasa diberikan setelah pembagian deviden saham
preferen.
• Jumlah devide saham biasa tidak tetap, yakni tergantung jumlah
laba yang dibagi perusahaan.
• Bunga modal yang diharapkan mempertimbangkan opportunity
cost.
• Misal investor memiliki opsi deposito di bank pemerintah dengan
bunga 5% (resiko nol). Maka opportunity cost tersebut adalah 5%.
• Sedangkan jika dana yang ada, oleh investor akan digunakan untuk
membeli saham maka angka 5% harus dinaikkan karena
melibatkan resiko.
Metode untuk Menghitung
Biaya Modal Saham Biasa
• Discounted Cash Flow
• Pendekatan Bond Yield
• Pendekatan CAPM
Discounted Cash Flow
Rumus
ks = (D1/P) + g

ks = Biaya modal saham biasa


D1 = Perkiraan Deviden Tahun pertama
P = Harga Saham saat ini
g = Pertumbuhan
Discounted Cash Flow
Misal . PT Aroma diperkirakan akan membayar
deviden saham biasa pada tahun pertama
sebesar Rp. 6.000 per lembar. Harga Pasar
Saham Biasa saat ini Rp. 20.000 perlembar.
Menghitung Pertumbuhan
Misal dari PT Aroma
Tahun Laba Jumlah saham Earning Pertum
Perusahaan (Rp) beredar (lembar) pershare (Rp) buhan
(%)
2016 30.000.000 1.000 30.000 0
2017 40.700.000 1.100 37.000 23.33
2018 35.750.000 1.100 32.500 - 12,16
2019 50.000.000 1.200 40.000 23, 08
2020 57.200.000 1.300 44.000 10,00
JUMLAH 44,25
Rata-rata ( Pertumbuhan) 11,06
Pertumbuhan
Earning Per Share
• Thn 2017
= (37.000.000 – 30.000.000)/30.000.000
= 23,33%
• Thn 2018
=(32.500.000-37.000.000)/32.500.000
= -12,16
• dst
Discounted Cash Flow
PT ABC
ks = (6.000/20.000) + 0,11
= 0,3 + 0,11
= 0,41
= 41 %
Pendekatan Bond - Yield
• Investasi di saham memiliki resiko yang lebih
tinggi dari obligasi, karena jika perusahaan
dilikuidasi maka investor saham dibayar
setelah pelunasan utang (termasuk obligasi).
• Karena resiko saham lebih besar dari obligasi
maka keuntungan yang disyaratkan untuk
saham lebih tinggi dari obligasi.
Pendekatan Bond - Yield
• Yield adalah pendapatan yang diterima dan
direalisasikan dari hasil investasi dalam
periode waktu tertentu.
Rumus
ks = Yield obligasi + Premi Resiko
= (bunga obligasi/harga pasar obligasi) +
Premi Resiko
Pendekatan Bond - Yield
Misal . PT GUNA JAYA mengeluarkan obligasi dengan kupon (bunga
obligasi) sebesar Rp. 30.000.000 pertahun.

Adapun nilai nominal obligasi Rp. 200.000.000.


Saat ini harga Pasar Obligasi sebesar Rp. 195.000.000.

Misal diketahui selisih keuntungan saham diatas bunga obligasi selama 5


tahun terakhir sebesar 12 %.
- Maka Yield obligasi =30.000.000/195.000.000
= 0,153846
Ks = 0,153846 + 0,12
= 0,2739
= 27,39% (tingkat keuntungan saham yang
diharapkan , dg pendekatan Bond - yield)
Pendekatan CAPM
(Capital Aset Pricing Model),

Pendekatan ini menggunakan argumen yang


sama dengan Yield – Bond.
Menurut CAPM keuntungan yang disyaratkan
adalah tingkat keuntungan (mis Surat Utang
Negara/SUN) yang bebas resiko ditambah
premi resiko
CAPM
• Tingkat keuntungan bebas resiko misalnya
Surat Utang Negara (SUN) yang dikeluarkan
oleh Negara Indonesia.
• Harga pasar merupakan harga dari portofolio
pasar, misalnya Indexs harga saham gabungan
(ISHG) yang dikeluarkan oleh Bursa Efek
Indonesia
CAPM
Rumus
• ks = Rf + β (Rm - Rf)
ks = tingkat keuntungan yang diharapkan untuk
saham
Rf = tingkat keuntungan bebas resiko

β = Risiko sitematis
• Rm = tingkat keuntungan pasar
• (Rm - Rf ) = Resiko Premium
Beta
Beta Saham diinterpretasikan sebagai:
• (1) Ukuran sensitivitas respon pergerakan
harga suatu saham terhadap pergerakan harga
pasar (IHSG), atau
• (2) Ukuran tingkat resiko sistematis suatu
saham terhadap resiko sistematis pasar.
Beta
• Beta adalah sebuah ukuran volatilitas dari
saham tertentu terhadap volatilitas dari
seluruh pasar saham.
• Beta merupakan indikator dalam sebuah risiko
dalam saham karena semakin tinggi volatilitas
sebuah asset maka akan semakin berisiko.
Cara Mengukur Beta
1. Mencari tingkat suku bunga bebas risiko
Mis Suku bunga SUN
2. Menentukan imbal hasil saham (stock’s return)
3. Menentukan imbal hasil pasar (Market’s return)
Cara Mengukur Beta
1. Tingkat suku bunga bebas risiko  Mis. Suku
bunga SUN
2. Imbal hasil saham (stock’s return)
= ((Harga Saham Periode n+1 – Harga Saham Periode n)
÷ Harga Saham Periode n) x 100%
3. Menentukan imbal hasil pasar (Market’s return)
= ((Harga IHSG Periode n+1 – Harga IHSG Periode n) ÷
Harga IHSG Periode n) x 100 %
Cara menghitung Beta
4. Kurangi masing-masing imbal hasil dengan
tingkat rasio bebas risiko

X = Imbal hasil saham – tingkat suku bunga bebas risiko


Y = Imbal hasil pasar – tingkat suku bunga bebas risiko

Beta = X / Y
Contoh
PT AROMA
• Diketahui Misalnya :
1. Tingkat bunga Surat Utang Negara (bebas
resiko) sebesar 6% pertahun
2. Harga saham PT Aroma di akhir tahun 2021
adalah Rp. 20.000 dan harga saham diawal
tahun adalah Rp18.000,
3. Imbal hasil pasar (Market’s return) sebesar
15 %. --> IHSG
Cara Menghitung Beta
Imbal hasil saham
= ((Rp20.000-Rp18.000)/Rp18.000) x 100 %
= 11%

X = Imbal hasil saham – tingkat suku bunga bebas risiko


X = 11% - 6% = 5%

Misal Imbal Hasil Pasar = 15 %


Y = Imbal hasil pasar – tingkat suku bunga bebas risiko
Y = 15% - 6% = 9%

Beta = X / Y
= 5% / 9%
= 0,55
Contoh PT Aroma
Ks = 0,06 + (0,55 (0,15 - 0,06))
= 0,06 + (0,55 X 0,09)
= 0,06 + 0,0495
= 0,1095
= 10,95 %

Keuntungan yang diharapkan/yang disyaratkan adalah


10,95%
Beta
• Saham perusahaan dengan beta kurang dari satu
artinya sensitivitas harga saham lebih kecil
dibandingkan dengan indeks harga saham gabungan.
• Misalnya beta = 0,55
• Apabila IHSG menurun sebanyak 20 persen maka
harga saham emiten pun juga akan ikut terkoreksi
turun sejumlah 0,55 x 20% = 11%
• Sebaliknya jika IHSG meningkat 20% maka harga bisa
tambah/meningkat 11%.
CONTOH
Dari sebuah analisis terhadap Saham dari PT
JOGJAKU (pergerakan harga saham PT Jogjaku
dengan ISHG) diketahui bahwa beta PT
Adiguna sebesar 1,5.
Sementara itu tingkat keuntungan bebas resiko
yang diambil dari deposito bank pemerintah
sebesar 4 %, dan tingkat keuntungan pasar
yang diharapkan adalah 15 %.
Contoh PT JOGJAKU
Ks = 0,04 + (1,5 (0,15 - 0,04))
= 0,04 + (1,5 X 0,11)
= 0,04 + 0,165
= 0,205
= 20,5 %

Keuntungan yang diharapkan adalah 20,5%


Menghitung WACC
Menghitung proporsi sumber dana
Komponen Biaya Proporsi % Pro WACC
Modal porsi
Utang 15% 200.000.000 20 0,2 x 0,15 = 0,03
Saham Preferen 20% 200.000.000 20 0,2 x 0,2 = 0,04
Saham Biasa 41,0% 600.000.000 60 0,6 x 0,41 = 0,246
JUMLAH
WACC 31,6 %

Anda mungkin juga menyukai