Anda di halaman 1dari 9

BAB 7

BIAYA MODAL

1.1. Konsep Biaya Modal

Biaya modal merupakan biaya peluang (opportunity cost) atas penggunaan dana (modal) dalam
suatu proyek (perusahaan) atau semua biaya yang secara riil dikeluarkan oleh perusahaan
dalam rangka mendapatkan sumber dana. Biaya modal dapat dipenuhi dari pemilik berupa
modal sendiri maupun pinjaman (utang). Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk
membiayai operasi perusahaan seperti biaya modal untuk utang. Selain itu, biaya modal juga
diperlukan untuk keputusan investasi. Keputusan investasi yang diambil oleh seorang manajer
keuangan selalu berinteraksi dengan keputusan pendanaan. Investasi tersebut dapat dibiayai
dari modal sendiri, utang, maupun gabungan keduanya. Di samping itu, manajer keuangan juga
harus menentukan berapa biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membiayai
investasinya tanpa mempedulikan dari mana sumber dana tersebut. Hal tersebut mengharuskan
manajer keuangan untuk melakukan perhitungan besarnya biaya modal yang dikeluarkan untuk
membandingkan dengan tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan.
Dengan demikian, biaya modal akan menjadi hurdle of rate atau cut of rate (pembatas) suatu
keputusan investasi diterima atau ditolak dan menentukan apakah sebuah investasi proyek
menguntungkan atau tidak.

 Jika return investasi lebih kecil dari biaya modal, maka kekayaan perusahaan akan menurun
 Jika return investasi sama dengan biaya modal, maka kekayaan perusahaa tetap
 Jika return investasi lebih besar dari biaya modal, maka kekayaan perusahaan meningkat
Suatu investasi diterima apabila keuntungan yang diterima dapat menutup biaya modal yang
dikeluarkan.

1.2. Menghitung Biaya Modal Individual

1.2.1. Biaya Modal Utang (Kd)

Biaya modal utang adalah biaya yang ditanggung perusahaan karena menggunakan sumber
dana yang berasal dari pinjaman. Biaya modal dapat dihitung dengan membagi jumlah
seluruh biaya yang ditanggung selama periode utang dengan jumlah pokok utang.
Bunga per tahun+ biayalain per tahun
Kd (bank )=
Jumlahutang

Contoh : PT Maju Jaya memperoleh pinjaman dari bank sebesar Rp100.000.000 dengan
jangka waktu 4 tahun, bunga 15% per tahun, biaya administrasi dan provisi 2%
selama jangka waktu utang. Bagaimana perhitungan biaya modal tersebut?

Jawab :

2 % x Rp 100.000 .000
+(0,15 x Rp 100.000.000)
4
Kd (bank )=
Rp 100.000.000

Rp 500.000+ Rp15.000 .000


Kd (bank )=
Rp 100.000.000

Kd (bank) = 0,155 atau 15,5% (sebelum pajak)

1.2.2. Biaya Modal Utang Obligasi

Biaya utang yang biasa diperhitungkan adalah biaya utang obligasi, namun demikian biaya
utang jangka panjang lainnya juga dapat dihitung. Obligasi adalah surat utang yang
dikeluarkan oleh perusahaan dengan nilai nominal tertentu, jangka waktu tertentu dan
memberikan bunga. Obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan mempunyai harga jual yakni
harga yang diterima oleh perusahaan yang mengeluarkan obligasi. Dapat dihitung
menggunakan 2 cara, yaitu cara perkiraan dan cara cash flow (menggunakan konsep present
value dengan mengadakan interpolasi).

a. Cara Perkiraan

N−Nb
I+
n
Kd= x 100 %
Nb+ N
2
N = Nilai nominal

n = Jangka waktu obligasi

I = Bunga satu tahun

Nb = Penerimaan bersih

Biaya modal nantinya akan digunakan untuk menentukan suatu keputusan investasi diterima
atau ditolak. Aliran kas yang diperhitungkan dalam keputusan investasi berdasar setelah pajak
yakni laba setelah pajak ditambah penyusutan, semestara biaya kompensasi utang (bunga)
dihitung berdasar sebelum pajak. Oleh karena itu, biaya modal yang dihitung juga harus
setelah pajak. Rumus setelah disesuaikan pajak sebagai berikut :

Kdt = Kd (1-t)

t = tarif pajak

Contoh : Perusahaan Bima Sakti mengeluarkan obligasi berjangka 4 tahun, dengan nilai
nominal Rp100.000 per lembar dengan memberikan bunga 24% setahun. Harga jual
obligasi sebesar Rp92.000 per lembar. Tarif pajak sebesar 30%.

Maka biaya modalnya sebagai berikut :

N−Nb
I+
n
Kd= x 100 %  Kd=¿ ¿
Nb+ N
2

Kd = 27,08% (sebelum pajak)

Kdt = Kd (1-t)  Kdt = 27,08% x (1-0,3)

Kdt = 18,96% (sesudah pajak)

b. Cara Cash Flow (Konsep Present Value dengan Interpolasi)


Contoh : Perusahaan Andromeda mengeluarkan obligasi berjangka 4 tahun, dengan nilai
nominal Rp500.000 per lembar dengan memberikan bunga 20% setahun.

Apabila harga jual obligasi sebesar Rp460.000 per lembar, maka biaya utang yang
ditanggung sebagai berikut :

Rp 100.000 Rp100.000 Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 500.000


Rp 460.000= + + + +
(1+ K d )1 (1+ K d )2 (1+ K d )3 (1+ K d )4 (1+ K d )4

Untuk menyelesaikanya, perlu diadakan interpolasi menggunakan Present Value dengan dua
tingkat Kd agar NPV positif dan negatif, yaitu 21% dan 24%.

Kd Present Value
21% Rp487.298
24% Rp451.914
Selisih = 3% Rp35.384
Hitung pada tingkat Kd berapa % yang membuat sisi kanan dari persamaan tersebut menjadi
sama dengan angka Rp460.000. Selisih PV tersebut adalah Rp35.384, di mana selisih
Rp35.384 dengan Rp460.000 adalah Rp8.086. Selisih PV Rp35.384 bernilai 3%, maka nilai
persentase dari Rp8.086 dapat dihitung  Rp8.086/ Rp35.384 x 3% = 0,69%

Jadi, Kd yang membuat sisi kanan sama dengan Rp460.000 adalah = 21% + 0,69% = 21,69%

1.2.3. Biaya Modal Saham Biasa

Saham biasa adalah surat bukti kepemilikan perusahaan yang tidak mempunyai hak-hak
istimewa seperti saham preferen. Hak saham biasa dalam mendapatkan dividen dibayar bila
perusahaan mendapatkan laba, bila rugi tidak akan mendapatkan dividen. Karena dividen
dibayarkan bila perusahaan mendapatkan laba, maka pembayaran dividen diharapkan selalu
meningkat tiap tahunnya. Dividen saham biasa juga dibayarkan dari laba seelah pajak,
sehingga hasil perhitungan tersebut merupakan biaya modal setelah pajak dan tidak perlu lagi
disesuaikan dengan pajak.

(1) Metode Cash Flow (Arus Kas)


D1
Kc= +g
P

Kc = biaya modal saham biasa

D1 = dividen yang dibayarkan

P = harga pasar

g = pertumbuhan dividen

Contoh : Perusahaan Angkasa mengeluarkan saham biasa yang laku dijual dengan harga
Rp7.000 per lembar. Dividen rencananya akan dibayar sebesar Rp1.200 per lembar
dengan pertumbuhan 5%. Maka biaya modal saham biasa tersebut sebagai berikut :

D1 Rp 1.200
Kc= +g  Kc= + 5 %  Kc = 22,14%
P Rp 7.000

(2) Metode Capital Asset Pricing Modal (CAPM)

Asumsi-asumsi yang mendasari CAPM


 Berdasar model Markowitz, masing-masing investor akan mendiversifikasikan
portofolionya dan memilih portofolio optimal berdasar preferensi investor terhadap
return dan risiko
 Semua investor mempunyai distribusi probabilitas di masa depan yang identik
 Semua investor mempunyai satu periode waktu yang sama
 Semua investor dapat meminjam (borrowing) dan meminjamkan (lending) uang pada
tingkat return yang bebas risiko (risk free rate of return).
 Tidak ada biaya transaksi
 Tidak ada pajak pendapatan
 Tidak ada inflasi
 Terdapat banyak sekali investor dan tidak ada satu investor pun yang dapat
mempengaruhi harga suatu sekuritas. Investor adalah price taker
 Pasar dalam kondisi seimbang (equilibrium)

Ks = Rf + (Rm - Rf) β
Ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham (biaya modal saham)

Rf = tingkat keuntungan bebas risiko

β = risiko sistematis

Rm = tingkat keuntungan pasar

Contoh : Berdasarkan estimasi dengan model pasar, estimasi beta atau risiko sistematis saham
X menghasilkan koefisien regresi (β) sebesar 0,686. Tingkat bunga tabungan di
pemeritah (dipakai sebagai pengukur tingkat keuntungan bebas risiko) sebesar 15%
dan premi risikonya 10% (misal tingkat keuntungan pasar sebesar 25%. Maka biaya
modal saham tersebut sebagai berikut :

Ks = Rf + (Rm - Rf) β  Ks = 15% + (25%-15%) (0,686)  Ks = 22%

1.2.4. Biaya Modal Saham Preferen

Saham preferen adalah bukti kepemilikan saham yang memberikan penghasilan tetap berupa
dividen yang besarnya telah ditentukan presentasenya terhadap harga sahamnya. Dividen akan
dibayarkan walaupun perusahaan dalam kondisi rugi. Saham preferen merupakan modal
sendiri, artinya dividennya diambilka dari laba setelah pajak. Karena merupakan modal
sendiri, saham ini mempunyai hak atas bagian aset bila perusahaan dilikuidasi dan
haknyadidahulukan setelah pelunasan utang.

D
Kp= x 100 %
Pn

Kp = biaya modal saham preferen

D = dividen yang dibayarkan

Pn = penerimaan bersih

Contoh : Perusahaan Supernova dalam memenuhi dananya dengan mengeluarkan saham


preferen yang laku dijual dengan harga Rp7.500 per lembar. Saham ini memberikan
dividen secara tetap sebesar Rp1.400 per lembar. Biaya emisi sebesar Rp150 per
lembar. Biaya modal saham tersebut sebagai berikut :

D Rp1.400
Kp= x 100 %  Kp= x 100 %  Kp = 19,05%
Pn Rp7.350

Karena dividen saham preferen dibayarkan dari laba setelah pajak, maka biaya
modal preferen tidak perlu disesuaikan dengan pajak, artinya biaya modal saham
preferen sebesar 19,05% berdasar setelah pajak.

1.3. Menghitung Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang

Perusahaan dalam membiayai proyek investasinya bisa hanya menggunakan model sendiri,
sehingga biaya modl yang digunakan sebagai cut of rate sebesar biaya modal sendiri yang
bersangkutan. Tetapi seringkali suatu proyek investasi tidak hanya menggunakan satu sumber
dana, tetapi menggunakan berbagai sumber dana sekaligus. Misalnya selai menggunakan
saham biasa, juga menggunakan saham preferen dan utang. Apabila perusahaan menggunakan
kombinasi beberapa jenis sumber dana, maka biaya modal yang perlu diperhitungkan adalah
kesesluruhan biaya modal atau disebut sebagai weighted average cost of capital atau biaya
modal rata-rata tertimbang. Dapat dihitung menggunakan 2 cara, yaitu menggunakan tabel dan
menggunakan rumus sebagai berikut :

WACC = (Wd bank)(Kd bank)(1-t) + (Wd obl)(Kd)(1-t) + (Wp)(Kp) + (Wc)(Kc)

WACC = biaya modal rata-rata Kd bank = biaya modal utang bank

Wd bank = proporsi modal utang bank Kd obl = biaya modal utang obligasi

Wd obl = proporsi modal utang obligasi Kp = biaya modal saham preferen

Wp = proporsi modal saham preferen Ks = biaya modal saham biasa

Wc = proporsi modal saham biasa

Contoh :
Perusahaan Surya Semesta dalam membiayai proyek investasinya menggunakan beberapa
sumber dana secara serentak. Jumlah dana dan biaya modal dana tersebut sebagai berikut :

Sumber Dana Jumlah % Cost of Capital (sebelum pajak)


Obligasi Rp400.000.000 21%
Saham Preferen Rp300.000.000 18%
Saham Biasa Rp900.000.000 16%
Pajak = 30%

Jawab :

Kd = 21% (1-0,3) = 14,7% (obligasi)

Sumber Dana Jumlah (Rp) Komposisi % CoC setelah pajak Rata-rata


(1) (2) (3) (4) (5) = (3)x(4)
Obligasi Rp400.000.000 25% 14,7% 3,675%
Saham Preferen Rp300.000.000 18,75% 18% 3,375%
Saham Biasa Rp900.000.000 56,25% 16% 9,000%
Rp1.600.000.000 16,05%

Dari perhitungan tersebut diperoleh biaya modal rata-rata tertimbang sebesar 16,05%. Biaya
modal tersebut yang digunakan sebagai tolok ukur diterima atau ditolaknya suatu keputusan
investasi atau sebagai cut of rate.

Atau menggunakan rumus  WACC = (Wd obl)(Kd)(1-t) + (Wp)(Kp) + (Wc)(Kc)

WACC = (25%)(14,7%)+ (18,75%)(18%) + (56,25%)(16%)

WACC = 0,03675 + 0,03375+ 0,09

WACC = 0,1605 atau 16,05%


DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, Mamduh M. 2016. Manajemen Keuangan : Edisi 2. Yogyakarta : BPFE

Herlianto, Didit. 2013. Manajemen Investasi Plus Jurus Mendeteksi Inveatasi Bodong.
Yogyakarta : Gosyen Publishing

Sakhowi, Akhmad dan Mahirun. 2011. Manajemen Keuangan (Buku Ajar). Pekalongan :
Universitas Pekalongan

Sutrisno. 2017. Manajemen Keuangan Teori Konsep & Aplikasi : Edisi Revisi. Yogyakarta :
Ekonisia

Zulhawati dan Ifah Rofiqoh. 2014. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta :


Universitas Teknologi Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai