BIAYA MODAL
Biaya modal merupakan biaya peluang (opportunity cost) atas penggunaan dana (modal) dalam
suatu proyek (perusahaan) atau semua biaya yang secara riil dikeluarkan oleh perusahaan
dalam rangka mendapatkan sumber dana. Biaya modal dapat dipenuhi dari pemilik berupa
modal sendiri maupun pinjaman (utang). Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk
membiayai operasi perusahaan seperti biaya modal untuk utang. Selain itu, biaya modal juga
diperlukan untuk keputusan investasi. Keputusan investasi yang diambil oleh seorang manajer
keuangan selalu berinteraksi dengan keputusan pendanaan. Investasi tersebut dapat dibiayai
dari modal sendiri, utang, maupun gabungan keduanya. Di samping itu, manajer keuangan juga
harus menentukan berapa biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membiayai
investasinya tanpa mempedulikan dari mana sumber dana tersebut. Hal tersebut mengharuskan
manajer keuangan untuk melakukan perhitungan besarnya biaya modal yang dikeluarkan untuk
membandingkan dengan tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan.
Dengan demikian, biaya modal akan menjadi hurdle of rate atau cut of rate (pembatas) suatu
keputusan investasi diterima atau ditolak dan menentukan apakah sebuah investasi proyek
menguntungkan atau tidak.
Jika return investasi lebih kecil dari biaya modal, maka kekayaan perusahaan akan menurun
Jika return investasi sama dengan biaya modal, maka kekayaan perusahaa tetap
Jika return investasi lebih besar dari biaya modal, maka kekayaan perusahaan meningkat
Suatu investasi diterima apabila keuntungan yang diterima dapat menutup biaya modal yang
dikeluarkan.
Biaya modal utang adalah biaya yang ditanggung perusahaan karena menggunakan sumber
dana yang berasal dari pinjaman. Biaya modal dapat dihitung dengan membagi jumlah
seluruh biaya yang ditanggung selama periode utang dengan jumlah pokok utang.
Bunga per tahun+ biayalain per tahun
Kd (bank )=
Jumlahutang
Contoh : PT Maju Jaya memperoleh pinjaman dari bank sebesar Rp100.000.000 dengan
jangka waktu 4 tahun, bunga 15% per tahun, biaya administrasi dan provisi 2%
selama jangka waktu utang. Bagaimana perhitungan biaya modal tersebut?
Jawab :
2 % x Rp 100.000 .000
+(0,15 x Rp 100.000.000)
4
Kd (bank )=
Rp 100.000.000
Biaya utang yang biasa diperhitungkan adalah biaya utang obligasi, namun demikian biaya
utang jangka panjang lainnya juga dapat dihitung. Obligasi adalah surat utang yang
dikeluarkan oleh perusahaan dengan nilai nominal tertentu, jangka waktu tertentu dan
memberikan bunga. Obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan mempunyai harga jual yakni
harga yang diterima oleh perusahaan yang mengeluarkan obligasi. Dapat dihitung
menggunakan 2 cara, yaitu cara perkiraan dan cara cash flow (menggunakan konsep present
value dengan mengadakan interpolasi).
a. Cara Perkiraan
N−Nb
I+
n
Kd= x 100 %
Nb+ N
2
N = Nilai nominal
Nb = Penerimaan bersih
Biaya modal nantinya akan digunakan untuk menentukan suatu keputusan investasi diterima
atau ditolak. Aliran kas yang diperhitungkan dalam keputusan investasi berdasar setelah pajak
yakni laba setelah pajak ditambah penyusutan, semestara biaya kompensasi utang (bunga)
dihitung berdasar sebelum pajak. Oleh karena itu, biaya modal yang dihitung juga harus
setelah pajak. Rumus setelah disesuaikan pajak sebagai berikut :
Kdt = Kd (1-t)
t = tarif pajak
Contoh : Perusahaan Bima Sakti mengeluarkan obligasi berjangka 4 tahun, dengan nilai
nominal Rp100.000 per lembar dengan memberikan bunga 24% setahun. Harga jual
obligasi sebesar Rp92.000 per lembar. Tarif pajak sebesar 30%.
N−Nb
I+
n
Kd= x 100 % Kd=¿ ¿
Nb+ N
2
Apabila harga jual obligasi sebesar Rp460.000 per lembar, maka biaya utang yang
ditanggung sebagai berikut :
Untuk menyelesaikanya, perlu diadakan interpolasi menggunakan Present Value dengan dua
tingkat Kd agar NPV positif dan negatif, yaitu 21% dan 24%.
Kd Present Value
21% Rp487.298
24% Rp451.914
Selisih = 3% Rp35.384
Hitung pada tingkat Kd berapa % yang membuat sisi kanan dari persamaan tersebut menjadi
sama dengan angka Rp460.000. Selisih PV tersebut adalah Rp35.384, di mana selisih
Rp35.384 dengan Rp460.000 adalah Rp8.086. Selisih PV Rp35.384 bernilai 3%, maka nilai
persentase dari Rp8.086 dapat dihitung Rp8.086/ Rp35.384 x 3% = 0,69%
Jadi, Kd yang membuat sisi kanan sama dengan Rp460.000 adalah = 21% + 0,69% = 21,69%
Saham biasa adalah surat bukti kepemilikan perusahaan yang tidak mempunyai hak-hak
istimewa seperti saham preferen. Hak saham biasa dalam mendapatkan dividen dibayar bila
perusahaan mendapatkan laba, bila rugi tidak akan mendapatkan dividen. Karena dividen
dibayarkan bila perusahaan mendapatkan laba, maka pembayaran dividen diharapkan selalu
meningkat tiap tahunnya. Dividen saham biasa juga dibayarkan dari laba seelah pajak,
sehingga hasil perhitungan tersebut merupakan biaya modal setelah pajak dan tidak perlu lagi
disesuaikan dengan pajak.
P = harga pasar
g = pertumbuhan dividen
Contoh : Perusahaan Angkasa mengeluarkan saham biasa yang laku dijual dengan harga
Rp7.000 per lembar. Dividen rencananya akan dibayar sebesar Rp1.200 per lembar
dengan pertumbuhan 5%. Maka biaya modal saham biasa tersebut sebagai berikut :
D1 Rp 1.200
Kc= +g Kc= + 5 % Kc = 22,14%
P Rp 7.000
Ks = Rf + (Rm - Rf) β
Ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham (biaya modal saham)
β = risiko sistematis
Contoh : Berdasarkan estimasi dengan model pasar, estimasi beta atau risiko sistematis saham
X menghasilkan koefisien regresi (β) sebesar 0,686. Tingkat bunga tabungan di
pemeritah (dipakai sebagai pengukur tingkat keuntungan bebas risiko) sebesar 15%
dan premi risikonya 10% (misal tingkat keuntungan pasar sebesar 25%. Maka biaya
modal saham tersebut sebagai berikut :
Saham preferen adalah bukti kepemilikan saham yang memberikan penghasilan tetap berupa
dividen yang besarnya telah ditentukan presentasenya terhadap harga sahamnya. Dividen akan
dibayarkan walaupun perusahaan dalam kondisi rugi. Saham preferen merupakan modal
sendiri, artinya dividennya diambilka dari laba setelah pajak. Karena merupakan modal
sendiri, saham ini mempunyai hak atas bagian aset bila perusahaan dilikuidasi dan
haknyadidahulukan setelah pelunasan utang.
D
Kp= x 100 %
Pn
Pn = penerimaan bersih
D Rp1.400
Kp= x 100 % Kp= x 100 % Kp = 19,05%
Pn Rp7.350
Karena dividen saham preferen dibayarkan dari laba setelah pajak, maka biaya
modal preferen tidak perlu disesuaikan dengan pajak, artinya biaya modal saham
preferen sebesar 19,05% berdasar setelah pajak.
Perusahaan dalam membiayai proyek investasinya bisa hanya menggunakan model sendiri,
sehingga biaya modl yang digunakan sebagai cut of rate sebesar biaya modal sendiri yang
bersangkutan. Tetapi seringkali suatu proyek investasi tidak hanya menggunakan satu sumber
dana, tetapi menggunakan berbagai sumber dana sekaligus. Misalnya selai menggunakan
saham biasa, juga menggunakan saham preferen dan utang. Apabila perusahaan menggunakan
kombinasi beberapa jenis sumber dana, maka biaya modal yang perlu diperhitungkan adalah
kesesluruhan biaya modal atau disebut sebagai weighted average cost of capital atau biaya
modal rata-rata tertimbang. Dapat dihitung menggunakan 2 cara, yaitu menggunakan tabel dan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Wd bank = proporsi modal utang bank Kd obl = biaya modal utang obligasi
Contoh :
Perusahaan Surya Semesta dalam membiayai proyek investasinya menggunakan beberapa
sumber dana secara serentak. Jumlah dana dan biaya modal dana tersebut sebagai berikut :
Jawab :
Dari perhitungan tersebut diperoleh biaya modal rata-rata tertimbang sebesar 16,05%. Biaya
modal tersebut yang digunakan sebagai tolok ukur diterima atau ditolaknya suatu keputusan
investasi atau sebagai cut of rate.
Herlianto, Didit. 2013. Manajemen Investasi Plus Jurus Mendeteksi Inveatasi Bodong.
Yogyakarta : Gosyen Publishing
Sakhowi, Akhmad dan Mahirun. 2011. Manajemen Keuangan (Buku Ajar). Pekalongan :
Universitas Pekalongan
Sutrisno. 2017. Manajemen Keuangan Teori Konsep & Aplikasi : Edisi Revisi. Yogyakarta :
Ekonisia