Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ines Rotua

NIM : 041511233180
Kelas : J

Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan
akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk
laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa datang. Laba ditahan merupakan salah satu
sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, sedangkan
dividen merupakan aliran kas keluar yang dibayar kepada pemegang saham. Dividen
merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan
yang dibagikan kepada pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Rasio
pembayaran dividen (dividen payout ratio) yaitu perbandingan antara dividend per share
(DPS) dengan Earning Per Share (EPS).

Teori Kebijakan Dividen


Terdapat beberapa pendapat dan teori yang mengemukakan tentang dividen diantaranya
yaitu:

1. Dividend Irrelevance Theory

Teori yang menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai


pengaruh terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Peningkatan
pembayaran dividen hanya dimungkinkan apabila laba yang diperoleh perusahaan
juga meningkat. Menurut Modigliani dan Miller (MM), nilai suatu perusahaan
tidak ditentukan oleh besar kecilnya presentase laba yang dibayarkan kepada
pemegang saham dalam bentuk uang tunai atau DPR (Dividen Payout Ratio),
tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak atau EBIT dan kelas risiko
perusahaan. Jadi menurut MM, dividen adalah tidak relevan. Pernyataan ini
didasarkan pada beberapa asumsi penting yang lemah seperti pasar
modal sempurna dimana semua investor adalah rasional, tidak ada biaya emisi
saham baru jika perusahaan menerbitkan saham baru, dan tidak ada pajak,
kebijakan investasi perusahaan tidak berubah. Sedangkan kenyataannya pasar
modal yang sempurna sulit ditemui, biaya emisi saham baru pasti ada, pajak pasti
ada, dan kebijakan investasi perusahaan tidak mungkin tidak berubah.
2. Bird in the Hand Theory
Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Lintner, berdasarkan bird in the
hand theory, kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga pasar saham.
Artinya, jika dividen yang dibagikan perusahaan semakin besar, maka harga pasar
saham tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya. Hal ini terjadi karena pembagian
dividen dapat mengurangi ketidakpastian yang dihadapi investor.
Teori ini menyatakan bahwa biaya modal sendiri perusahaan akan naik jika presentase
laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai atau DPR
(Dividen Payout Ratio) rendah, karena investor lebih suka menerima dividen
dari pada perolehan modal (capital gains). Investor memandang keuntungan dividen
(dividend yield) lebih pasti dari pada keuntungan capital gains (capital gains yield).
Perlu diingat bahwa dilihat dari sisi investor, biaya modal sendiri dari laba ditahan
adalah tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada saham.

3. Tax Preferance Theory

Teori ini menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen
dan capital gains, para investor lebih menyukai capital gains karena dapat
menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu investor mensyaratkan suatu tingkat
keuntungan yang lebih tinggi pada saham yang memberikan dividend yield
tinggi, capital gains yield rendah dari pada saham dengan dividend yield
rendah, capital gains yield tinggi. Jika pajak atas dividend lebih besar dari
pajak atas capital gains, perbedaan ini akan makin terasa. Jika manajemen
percaya bahwa teori Dividen tidak relevan dari MM adalah benar, maka
perusahaan tidak perlu memperdulikan berapa besar dividen yang harus dibagi,
tapi jika mereka menganut teori Dividen yang relevan, maka mereka harus
membagi seluruh laba setelah pajak atau EAT (Earnig After Tax) dalam bentuk
dividen. Teori ini menyatakan bahwa investor menghendaki perusahaan untuk
menahan laba setelah pajak dan dipergunakan untuk pembiayaan investasi dari pada
dividen dalam bentuk kas. Oleh karenanya perusahaan sebaiknya menentukan dividen
payout ratio yang rendah atau bahkan tidak membagikan dividen. Karena dividen
cenderung dikenakan pajak yang lebih tinggi dari pada capital gain, maka investor
akan meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi untuk saham dengan dividen yield
yang tinggi.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Kebutuhan Dana
Apabila suatu perusahaan akan memperoleh utang baru atau menjual obligasi untuk
membiayai perusahaan, sebelumnya harus sudah direncanakan bagaimana caranya
untuk membayar kembali utang tersebut. Utang dapat dilunasi pada hari jatuhnya
dengan mengganti utang tersebut dengan utang baru. Atau alternatif lain ialah
perusahaan harus menyediakan dana sendiri yang berasal dari keuntungan untuk
melunasi utang tersebut. Apabila perusahaan menetapkan bahwa pelunasan utangnya
akan diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar
dari pendapatannya untuk keperluan tersebut, ini berarti bahwa hanya sebagian kecil
saja dari pendapatan atauearning yang dibayarkan sebagai dividen. Dengan kata lain
perusahaan harus menetapkan dividend payout ratio yang rendah.

2. Likuiditas
Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak kebijakan
dividen. Karena dividen bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka semakin besar
posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Perusahaan yang sedang
mengalami pertumbuhan dan profitable akan memerlukan dana yang cukup besar
untuk membiayai investasinya, oleh karena itu mungkin akan kurang likuid karena
dana yang diperoleh lebih banyak diinvestasikan pada aktiva tetap dan aktiva lancar
yang permanen. Likuiditas perusahaan sangat besar pengaruhnya terhadap investasi
perusahaan dan kebijakan pemenuhan kebutuhan dana. Keputusan investasi akan
menentukan tingkat ekspansi dan kebutuhan dana perusahaan, sementara itu
keputusan pembelanjaan akan menentukan pemilihan sumber dana untuk membiayai
investasi tersebut.

3. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan


Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan akan
dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Makin besar kebutuhan
dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya, perusahaan tersebut
biasanya lebih senang untuk menahan earning nya daripada dibayarkan sebagai
dividen kepada para pemegang saham dengan mengingat batasan-batasan biayanya.
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa makin cepat tingkat pertumbuhan
perusahaan makin besar dana yang dibutuhkan, makin besar kesempatan untuk
memperoleh keuntungan, makin besar bagian dari pendapatan yang ditahan dalam
perusahaan, yang ini berarti makin rendah dividend payout rationya. Apabila
perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan sedemikian rupa sehingga
perusahaan telah well established, dimana kebutuhan dananya dapat dipenuhi dengan
dana yang berasal dari pasar modal atau sumber dana eksteren lainnya, maka
keadaannya adalah berbeda. Dalam hal yang demikian perusahaan dapat menetapkan
dividend payout ratio yang tinggi.

4. Keadaan Pemegang Saham


Jika perusahaan itu kepemilikan sahamnya relatif tertutup, manajemen biasanya
mengetahui dividen yang diharapkan oleh pemegang saham dan dapat bertindak
dengan tepat. Jika hampir semua pemegang saham berada dalam golonganhigh tax
dan lebih suka memperoleh capital gains, maka perusahaan dapat mempertahankan
dividend payout ratio yang rendah. Dengan dividend payout ratio yang rendah
tentunya dapat diperkirakan apakah perusahaan akan menahan laba untuk kesempaan
investasi yang profitable. Untuk perusahaan yang jumlah pemegang sahamnya besar
hanya dapat menilai dividen yang diharapkan pemegang saham dalam konteks pasar.

5. Pembatasan Hukum
Pembatasan hukum tertentu bisa membatasi jumlah dividen yang bisa dibayarkan
perusahaan. Menurut Arthur J Keown, at al menyatakan bahwa batasan hukum yaitu
Pembatasan menurut Undang-Undang, dapat mengahalangi perusahaan dalam
membayar dividen.

6. Pengawasan Terhadap Perusahaan


Ada perusahaan yang mempunyai kebijakan hanya membiayai ekspansinya dengan
dana yang berasal dari sumber interen saja. Kebijakan tersebut dijalankan atas dasar
pertimbangan bahwa kalau ekspansi dibiayai dengan dana yang berasal dari hasil
penjualan saham baru akan melemahkan control dari kelompok dominan di dalam
perusahaan. Demikian pula kalau membiayai ekspansi dengan uang akan
memperbesar risiko financialnya. Mempercayakan pada pembelanjaan interen dalam
usaha mempertahankan control terhadap perusahaan, berarti mengurangi dividen
payout ratio nya.

Anda mungkin juga menyukai