Anda di halaman 1dari 7

BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL)

Konsep “cost of capital” (biaya penggunaan modal atau biaya modal) merupakan konsep yang sangat penting
dalam pembelanjaan perusahaan. Setiap perusahaan selalu membutuhkan dana untuk membiayai operasi
perusahaan. Konsep ini dimaksudkan untuk dapat menentukan besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung
oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari suatu sumber. Dana yang digunakan oleh perusahaan bisa dipenuhi
dari pemilik berupa modal sendiri maupun pinjaman pihak lain atau hutang. Konsep biaya modal erat
hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return).
Biaya modal adalah biaya yang harus dikeluarkan atau yang harus dibayar untuk mendapatkan modal, baik yang
berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk membiayai investasi perusahaan.
Biaya modal juga dapat diukur dengan rate of return minimum dari investasi baru yang dilakukan perusahaan,
dan diasumsikan bahwa tingkat risiko investasi baru tersebut sama dengan risiko aktiva yang dimiliki perusahaan
saat ini.
Jika investasi baru menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih besar dari biaya modal, maka nilai perusahaan
akan meningkat. Sebaliknya apabila investasi baru tersebut memberikan tingkat keuntungan yang lebih rendah
dari biaya modal, maka nilai perusahaan akan turun.

3 alasan penentuan besarnya biaya modal perusahaan:


1. Maksimisasi nilai perusahaan mensyaratkan adanya minimisasi semua biaya input, termasuk biaya modal.
2. Keputusan investasi yang tepat mensyaratkan estimasi biaya modal yang tepat.
3. Beberapa keputusan lain seperti : leasing, pembelian kembali obligasi perusahaan (bond refunding), dan
manajemen modal kerja memerlukan estimasi biaya modal.

Estimasi Biaya Modal :


- Identifikasi komponen modal yang harus dimasukkan ke dalam penghitungan biaya.
- Menentukan biaya untuk setiap komponen modal.
- Mencari biaya rata-rata tertimbang untuk seluruh komponen modal.

Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana atau disebut biaya modal
individual. Biaya modal individual tersebut dihitung satu per satu untuk tiap jenis modal. Namun apabila
perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata
tertimbang (weighted average cost of capital disingkat WACC) dari seluruh modal yang digunakan.

Biaya Modal Saham Preferen (Cost of Prefered Stock)


Adalah sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return) oleh investor saham preferen.
Biaya modal saham preferen berupa dividen yang besarnya tetap. Oleh karena itu, saham preferen mempunyai
sifat campuran antara hutang dan saham biasa. Mempnyai sifat hutang karena saham preferen mengandung
kewajiban yang tetap untuk memberikan pembayaran dividen secara periodik. Memiliki sifat seperti saham biasa
karena saham preferen merupakan bukti kepemilikan perusahaan yang mengeluarkan saham preferen tersebut.
Demikian pula ketika perusahaan terpaksa dilikuidasi, maka pemegang saham preferen mempunyai hak
didahulukan sebelum pemegang saham biasa.
Pembayaran dividen saham preferen dilakukan setelah pendapatan dikurangi pajak, sehingga biaya modal saham
preferen tidak perlu lagi disesuaikan dengan pajak.

Manajemen Keuangan 2: Biaya Modal (Cost of Capital) Page 1


DP
KP 
P0
Apabila terdapat floatation cost (biaya penerbitan), maka biaya modal saham preferen diperhitungkan atas dasar
kas bersih yang di terima.

DP
KP 
PNet
Misalkan; perusahaan menjual saham preferent nominal Rp 10.000,- dengan harga Rp 12.000,-, dividen saham
preferen setiap tahun diperkirakan Rp 2.000,-, floatation cost Rp 200,-. Berapa biaya modal saham preferen?

DP 2.000
KP    16,9%
PNet 12.000  200

Biaya Modal Hutang (Cost Of Debt)


Adalah sebesar tingkat keuntungan yang diminta oleh investor.
n
I M
Po   
t 1 1  Kd t 1  Kd n
 I PVIFA, kd , n  M PVIF, kd , n
Misalkan;
Perusahaan menerbitkan obligasi yang membayar bunga 10%, nilai nominal Rp 10.000,-, jatuh tempo dalam
waktu 5 tahun. Apabila tarif pajak 15%, berapa biaya hutang setelah pajak?

Ki  Kd 1  t 
Ki  10%1  15%
 8,5%
Biaya hutang (Kd)= merupakan biaya hutang sebelum pajak (pre-tax cost).
Contoh: perusahaan menggunakan modal 100jt, seluruhnya modal sendiri.
Penjualan = 200 jt
Harga pokok penjualan (HPP) = 100 jt
Laba kotor = 100 jt
Biaya Adm, overhead, dan lain2 = 20 jt
EBIT = 80 jt
Biaya bunga = 0
EBT = 80 jt
Pajak 15% = 12 jt
EAT = 68 jt

Manajemen Keuangan 2: Biaya Modal (Cost of Capital) Page 2


Modal perusahaan 100 jt, di mana 50% adalah hutang dengan bunga 10%, sisanya modal sendiri.
Penjualan = 200 jt
HPP = 100 jt
Laba kotor = 100 jt
Biaya Adm, overhead, dan lain2 = 20 jt
EBIT = 80 jt
Biaya bunga (50jt x 10%) = 5 jt
EBT = 75 jt
Pajak 15% = 11,25 jt
EAT = 63,75 jt

Dengan menggunakan hutang dapat menghemat pembayaran pajak = 12 jt – 11,25 jt = 0,75 jt.
Biaya hutang sebelum pajak = 5 jt
Penghematan pajak = 0,75 jt
Biaya hutang setelah pajak = 4,25 jt

jika dihitung dalam persentase = 4,25 jt / 50 jt = 0,085 = 8,5% atau sama dengan Kd(1-t).

Biaya Modal Sendiri


Perusahaan dapat memperoleh modal sendiri dengan 2 cara :
1. Laba ditahan
2. Mengeluarkan saham biasa baru
Biaya modal saham biasa dan laba ditahan atau sering disatukan menjadi biaya modal sendiri (biaya ekuitas) atau
kadang-kadang disebut biaya modal saham biasa saja merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang
memperoleh dana dengan menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi. Biaya modal
saham biasa atau biaya ekuitas (cost of equity atau ke) dapat mengalami peningkatan secara internal dengan
menahan laba atau secara eksternal dengan menjual atau mengeluarkan saham biasa baru. Perusahaan dapat
membagikan laba setelah pajak yang diperoleh sebagai dividen atau menahannya dalam bentuk laba yang
ditahan. Laba yang ditahan tersebut kemudian digunakan untuk investasi (reinvestasi) di dalam perusahaan. Laba
ditahan yang digunakan untuk investasi kembali tersebut perlu diperhitungkan biaya modalnya.
Secara teoritis perusahaan yang menggunakan laba untuk reinvestasi harus memperoleh keuntungan minimal
sebesar tingkat keuntungan jika pemegang saham menginvestasikan dananya ke dalam perusahaan dengan tingkat
risiko yang sama. Hal ini karena keuntungan setelah pajak tersebut merupakan sebenarnya hak bagi pemegang
saham biasa. Tingkat keuntungan yang diharapkan oleh pemegang saham dari investasi dengan tingkat risiko
tertentu adalah sebesar ke. Pemegang saham dapat memperoleh return sebesar ke dengan membeli saham
perusahaan lain yang sejenis. Sehingga apabila perusahaan tidak dapat menginvestasikan laba ditahan dan
memperoleh tingkat keuntungan paling tidak sebesar ke maka sebaiknya perusahaam membagikannya dalam
bentuk dividen, dan membiarkan pemegang saham melakukan investasi sendiri. Oleh karena itu biaya modal dari
penggunaan laba ditahan untuk investasi akan sama dengan biaya penggunaan modal saham biasa.

Manajemen Keuangan 2: Biaya Modal (Cost of Capital) Page 3


Misalkan; saham suatu perusahaan membagikan dividen pada tahun pertama sebesar Rp 2.000,-. Dividen tersebut
diperkirakan mengalami pertumbuhan 5%. Nilai nominal saham Rp 10.000,- , terjual dengan harga Rp 9.000,-.
Berapa biaya laba ditahan?

D1
Ke  g
Po
2.000
Ke   5%  27,2%
9.000
Biaya floatation saham Rp 2.000,-, maka biaya modal saham biasa baru:

D1
Ke'  g
PNet
2.000
Ke'   5%  27,7%
9.000  200

Dengan model CAPM (Capital Asset Pricing Model)


Model CAPM (model penetapan harga aktiva modal) merupakan model penetapan biaya modal dengan
menganalisis hubungan antara tingkat return saham i atau Ri yang diharapkan dengan return pasar (market
return atau Rm) yang terjadi. Besarnya tingkat return saham yang diharapkan oleh investor ini merupakan biaya
modal yang harus dikeluarkan oleh emiten. Model CAPM ini dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu besarnya tingkat
bunga bebas risiko (risk free rate, Rf), risiko sistematis yang ditunjukkan oleh koefisien beta (β), dan premium
risiko pasar yang ditunjukkan oleh selisih antara return pasar dengan return saham (Rm - Rf). Rumus untuk
mencari return saham i atau Ri dengan model CAPM adalah sebagai berikut:
Ri = Rf + βi(Rm – Rf)
di mana:
Ri = Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh sekuritas i
Rf = Tingkat keuntungan bebas risiko
Rm = Tingkat keuntungan yang disyaratkan rata-rata dengan beta = 1 atau tingkat
keuntungan pasar
βi = Koefisien beta sekuritas i

Biaya Rata-rata Tertimbang (Weighted Average Cost Of Capital = WACC)


Perusahaan dalam membiayai proyek investasinya bisa hanya menggunakan modal sendiri, sehingga cost of
capital yang digunakan sebagai cut of rate sebesar biaya modal sendiri yang bersangkutan. Tetapi seringkali
suatu proyek investasi tidak hanya menggunakan satu sumber dana, tetapi menggunakan berbagai sumber dana
sekaligus. Misalnya selain menggunakan saham biasa, juga menggunakan saham preferen dan hutang. Apabila
perusahaan menggunakan kombinasi beberapa jenis sumber dana, maka cost of capital yang perlu diperhitungkan
adalah keseluruhan biaya modal atau disebut sebagai weighted average cost of capital atau biaya modal rata-rata
tertimbang. Bagaimana menghitung biaya modal secara keseluruhan? Jawabnya adalah menghitung weighted
average cost of capital atau WACC dengan rumus:
WACC = Ka = wd x kd (1-T) + wp x kp + we x (ke atau ke’)

Manajemen Keuangan 2: Biaya Modal (Cost of Capital) Page 4


di mana
WACC = biaya modal rata-rata tertimbang
wd = persentase hutang dari modal
wp = persentase saham preferen dari modal
we = persentase saham biasa atau laba ditahan dari modal
kd = biaya hutang
kp = biaya saham preferen
ke = biaya laba ditahan
ke’ = biaya saham biasa baru
T = Pajak (dalam persentase)

Misalkan; target stuktur modal perusahaan adalah 30% hutang, 10% saham preferen, dan 60% modal sendiri.
Biaya hutang 12%, biaya saham preferen 12,6% dan biaya laba ditahan 16,5%, pajak diketahui sebesar 40%.

Ka  Wd.Kd 1  t   Wp.Kp  We.Ke


Ka  0,312%1  40%  0,112%  0,616,5%
 0,0216  0,0126  0,099
 0,1332  13,32%

Skedul Marginal Cost Of Capital (MCC)


Adalah biaya memperoleh rupiah tambahan sebagai modal baru. Pada umumnya biaya marginal modal akan
meningkat sejalan dengan meningkatnya penggunaan modal.
Misalkan; suatu perusahaan membutuhkan modal baru 500 jt. Struktur modal adalah 60% modal sendiri dari
saham biasa atau laba ditahan, 30% hutang dan 10% saham preferen. Tarif pajak 40%. Biaya hutang sebelum
pajak 14% dan biaya saham preferen 12,6%. Perusahaan berharap dapat menahan laba sebesar 100 jt.Biaya laba
ditahan 16%, biaya saham biasa baru 16.8%.

WACC jika menggunakan laba ditahan;

WACC  Wd.Kd 1  t   Wp.Kp  We.Ke


 0,314%1  40%  0,112,6%  0,616%
 0,0252  0,0126  0,096
 0,1338  13,38%

WACC jika menggunakan saham biasa baru;

WACC  Wd.Kd 1  t   Wp.Kp  We'.Ke'

Manajemen Keuangan 2: Biaya Modal (Cost of Capital) Page 5


 0,314%1  40%  0,112,6%  0,616,8%
 0,0252  0,0126  0,1008
 0,1386  13,86%

Perusahaan mentargetkan 60% modal sendiri, 60% dari Rp 500 jt adalah Rp 300jt. Sedangkan laba ditahan Rp
100jt, sehingga perusahaan harus menerbitkan saham biasa baru untuk memperoleh Rp 200jt. Artinya sampai
titik dimana modal sendiri diperoleh dari laba ditahan, WACC:13,38%.
Setelah melewati titik tersebut kebutuhan modal sendiri harus dipenuhi dari penjualan saham biasa baru, sehingga
WACC:13,86%.
Titik dimana MCC naik disebut “Break Point”.

Jumlah Laba Ditahan


Break Po int 
Bagian Modal sendiri dalam struktur modal

100.000.000
Break Po int   166.666.666,67
0,6
WACC (%)

15 .
WACC =
WACC =
13,86%
13,38% MCC

10 .

5.
Break Point
0 . 200. 300. 400. Modal Baru
100

Manajemen Keuangan 2: Biaya Modal (Cost of Capital) Page 6


SOAL
PT. “PEKCER”, memiliki struktur modal sebagai berikut:
 Hutang = 25%
 Saham preferen = 15%
 Saham biasa = 60%
Perusahaan mengharapkan keuntungan bersih (laba) sebesar Rp 17.142.860,00 tahun ini. Dividen Payout Ratio
adalah 30%. Pajak 40% dan investor mengharapkan pendaptan dan dividen tumbuh sebesar 9% dimasa
mendatang. Tahun lalu perusahaanmembayar dividen sebesar Rp 3.600,00 / lembar, dan sahamnya terjual dengan
harga Rp 60.000,00/lembar.
 Saham biasa baru memiliki biaya peluncuran (floatation cost) sebesar 10%.
 Saham preferen dijual ke publik dengan harga Rp 100.000,00 / lembar, dengan dividen Rp 11.00,00.
Floatation cost Rp 5.000,00 / lembar.
 Hutang dapat dijual dengan membayar bunga 12%.
 Diminta:
a) Hitung komponen biaya ; hutang, saham preferen, laba yang ditahan dan saham biasa baru.
b) Berapa modal baru yang dapat diperoleh sebelum perusahaan tersebut harus menjual saham biasa baru?
(menentukan retained earning break point).
c) Berapa besarnya WACC untuk memenuhi kebutuhan akan modal sendiri dengan laba ditahan? Dan
dengan menerbitkan saham biasa baru?
d) Gambarkan skedul MCC-nya.
e) Diasumsikan perusahaan meramalkan biaya depresiasi untuk periode yang direncanakan adalah Rp
10.000.000,00. Bagaimana skedul MCC-nya?.

Manajemen Keuangan 2: Biaya Modal (Cost of Capital) Page 7

Anda mungkin juga menyukai