Anda di halaman 1dari 5

BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL)

Biaya modal adalah biaya yang harus dikeluarkan atau yang harus dibayar untuk
mendapatkan modal, baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham
biasa, maupun laba ditahan untuk membiayai investasi perusahaan.
Biaya modal juga dapat diukur dengan rate of return minimum dari investasi baru
yang dilakukan perusahaan, dan diasumsikan bahwa tingkat risiko investasi baru
tersebut sama dengan risiko aktiva yang dimiliki perusahaan saat ini.
Jika investasi baru menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih besar dari biaya
modal, maka nilai perusahaan akan meningkat. Sebaliknya apabila investasi
baru tersebut memberikan tingkat keuntungan yang lebih rendah dari biaya
modal, maka nilai perusahaan akan turun.
3 alasan penentuan besarnya biaya modal perusahaan:
1. Maksimisasi nilai perusahaan mensyaratkan adanya minimisasi semua biaya
input, termasuk biaya modal.
2. Keputusan investasi yang tepat mensyaratkan estimasi biaya modal yang
tepat.
3. Beberapa keputusan lain seperti : leasing, pembelian kembali obligasi
perusahaan (bond refunding), dan manajemen modal kerja memerlukan
estimasi biaya modal.
Estimasi Biaya Modal :
- Identifikasi komponen modal yang harus dimasukkan ke dalam penghitungan
biaya.
- Menentukan biaya untuk setiap komponen modal.
- mencari biaya rata-rata tertimbang untuk seluruh komponen modal.

Biaya Modal Saham Preferen

Adalah sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return)


oleh investor saham preferen.
DP
KP 
P0
Apabila terdapat floatation cost (biaya penerbitan), maka biaya modal saham
preferen diperhitungkan atas dasar kas bersih yang di terima.
DP
KP 
PNet
Misalkan; perusahaan menjual saham preferent nominal Rp 10.000,- dengan
harga Rp 12.000,-, dividen saham preferen setiap tahun diperkirakan Rp 2.000,-,
floatation cost Rp 200,-. Berapa biaya modal saham preferen?
Biaya Modal - 1
DP 2.000
KP    16,9%
PNet 12.000  200

Biaya Modal Hutang (Cost Of Debt)

Adalah sebesar tingkat keuntungan yang diminta oleh investor.


n
I M
Po   
t 1 1  Kd t 1  Kd n
 I PVIFA, kd , n  M PVIF, kd , n
Misalkan;
Perusahaan menerbitkan obligasi yang membayar bunga 10%, nilai nominal Rp
10.000,-, jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Apabila tarif pajak 15%, berapa
biaya hutang setelah pajak?
Ki  Kd 1  t 
Ki  10%1  15%
 8,5%
Biaya hutang (Kd)= merupakan biaya hutang sebelum pajak (pre-tax cost).

Contoh: perusahaan menggunakan modal 100jt, seluruhnya modal sendiri.


Penjualan = 200 jt
Harga pokok penjualan (HPP) = 100 jt
Laba kotor = 100 jt
Biaya Adm, overhead, dan lain2 = 20 jt
EBIT = 80 jt
Biaya bunga = 0
EBT = 80 jt
Pajak 15% = 12 jt
EAT = 68 jt

Modal perusahaan 100 jt, di mana 50% adalah hutang dengan bunga 10%,
sisanya modal sendiri.

Biaya Modal - 2
Penjualan = 200 jt
HPP = 100 jt
Laba kotor = 100 jt
Biaya Adm, overhead, dan lain2 = 20 jt
EBIT = 80 jt
Biaya bunga (50jt x 10%) = 5 jt
EBT = 75 jt
Pajak 15% = 11,25 jt
EAT = 63,75 jt

Dengan menggunakan hutang dapat menghemat pembayaran pajak = 12 jt –


11,25 jt = 0,75 jt.
Biaya hutang sebelum pajak = 5 jt
Penghematan pajak = 0,75 jt
Biaya hutang setelah pajak = 4,25 jt

jika dihitung dalam persentase = 4,25 jt / 50 jt = 0,085 = 8,5% atau sama dengan
Kd(1-t).

Biaya Modal Sendiri

Perusahaan dapat memperoleh modal sendiri dengan 2 cara :


1. Laba ditahan
2. Mengeluarkan saham biasa baru

Misalkan; saham suatu perusahaanmembagikan dividen pada tahun pertama


sebesar Rp 2.000,-. Dividen tersebut diperkirakan mengalami pertumbuhan 5%.
Nilai nominal saham Rp 10.000,- , terjual dengan harga Rp 9.000,-. Berapa
biaya laba ditahan?
D1
Ke  g
Po
2.000
Ke   5%  27,2%
9.000
Biaya floatation saham Rp 2.000,-, maka biaya modal saham biasa baru:

Biaya Modal - 3
D1
Ke'  g
PNet
2.000
Ke'   5%  27,7%
9.000  200
Dengan model CAPM, Ke  Rf   i Rm  Rf  .
Biaya Rata-rata Tertimbang (Weighted Average Cost Of Capital = WACC)
Misalkan; target stuktur modal perusahaan adalah 30% hutang, 10% saham
preferen, dan 60% modal sendiri. Biaya hutang 12%, biaya saham preferen
12,6% dan biaya laba ditahan 16,5%, pajak diketahui sebesar 40%.
Ka  Wd .Kd 1  t   Wp.Kp  We.Ke
Ka  0,312% 1  40%   0,112%   0,616,5% 
 0,0216  0,0126  0,099
 0,1332  13,32%

Skedul Marginal Cost Of Capital (MCC)

Adalah biaya memperoleh rupiah tambahan sebagai modal baru. Pada


umumnya biaya marginal modal akan meningkat sejalan dengan meningkatnya
penggunaan modal.
Misalkan; suatu perusahaan membutuhkan modal baru 500 jt. Struktur modal
adalah 60% modal sendiri dari saham biasa atau laba ditahan, 30% hutang dan
10% saham preferen. Tarif pajak 40%. Biaya hutang sebelum pajak 14% dan
biaya saham preferen 12,6%. Perusahaan berharap dapat menahan laba
sebesar 100 jt.Biaya laba ditahan 16%, biaya saham biasa baru 16.8%.

WACC jika menggunakan laba ditahan;


WACC  Wd .Kd 1  t   Wp.Kp  We.Ke
 0,314 % 1  40 %   0,112,6%   0,616 % 
 0,0252  0,0126  0,096
 0,1338  13,38%

WACC jika menggunakan saham biasa baru;


WACC  Wd .Kd 1  t   Wp.Kp  We'.Ke'
Biaya Modal - 4
 0,314% 1  40%   0,112,6%   0,616,8% 
 0,0252  0,0126  0,1008
 0,1386  13,86%
Perusahaan mentargetkan 60% modal sendiri, 60% dari Rp 500 jt adalah Rp
300jt. Sedangkan laba ditahan Rp 100jt, sehingga perusahaan harus menrbitkan
saham biasa baru untuk memperoleh Rp 200jt. Artinya sampai titik dimana
modal sendiri diperoleh dari laba ditahan, WACC:13,38%.
Setelah melewati titik tersebut kebutuhan modal sendiri harus dipenuhi dari
penjualan saham biasa baru, sehingga WACC:13,86%.
Titik dimana MCC naik disebut “Break Point”;

Jumlah Laba Ditahan


Break Po int 
Bagian Modal sendiri dlm struktur mod al

100.000.000
Break Po int   166.666.666,67
0,6

Biaya Modal - 5

Anda mungkin juga menyukai