Anda di halaman 1dari 21

BIAYA MODAL

Ruth Tridianty Sianipar, S.E., M.Ak


STIE Sultan Agung
Cost Of Capital

Biaya yang dikeluarkan karena perusahaan


menggunakan sumber dana yang tergabung
dalam struktur modal.
Biaya modal yang tepat untuk semua keputusan keuangan adalah rata-
rata tertimbang biaya modal atau Weight Average Cost of Capital
(WACC) dari seluruh komponen sumber dana jangka panjang dan ekuitas
yang digunakan perusahaan.

Sumber dana yang diperhitungkan dalam menentukan WACC


adalah:
1. Hutang jangka panjang
2. Ekuitas:
- Saham preferen
- Saham Biasa
- Laba ditahan
Mengapa biaya modal perlu dihitung?
1. Tujuan memaksimumkan nilai perusahaan mengharuskan
biaya-biaya termasuk biaya modal harus minimum.
2. Keputusan capital budgeting memerlukan estimasi biaya
modal.
3. Keputusan-keputusan lain, seperti leasing, modal kerja, dan
sebagainya memerlukan estimasi biaya modal.
Biaya Hutang

Dimana:
P0 = Harga obligasi saat ini
I = Pembayaran bunga tahunan obligasi (coupon rate x par value)
Kd = tingkat pengembalian yang diisyaratkan atas obligasi
M = Nilai nominal obligasi
N = umur obligasi
Biaya Hutang (kd) dapat dihitung dengan prosedur coba-coba dan dengan
menggunakan formula YTM (Yield to Maturity)

Contoh:

Perusahaan mengeluarkan obigasi dengan harga nominal per


lembar Rp. 10.000, umur 10 tahun. Penjualan obligasi netto yang
diterima Rp. 9.700, bunga obligasi 4% per tahun, pajak 40% per
tahun.
Penyelesaian:

After Tax cost of debt = 4,3655% (1-40%) = 2,619%


Biaya Saham Preferen (Kps)

Dimana:
Kps = Tingkat keuntungan yang diisyaratkan atas saham preferen
Dps = Dividen saham preferen
P0 = Harga saham preferen

Contoh:
Suatu perusahaan mengeluarkan saham preferen baru dengan nilai
nominal Rp. 10.000 per lembar dengan dividen sebesar Rp. 600. hasil
penjualan netto yang diterima dari saham preferen tersebut Rp. 9000
Penyelesaian:
Biaya Laba ditahan

Perusahaan dapat meningkatkan modal ekuitasnya dengan dua


cara, yaitu: melalui laba ditahan dan penerbitan saham biasa baru.
Oleh karena itu, ketika mempertimbangkan komponen biaya ekuitas,
kita harus mempertimbangkan biaya dari keduanya, yaitu: biaya laba
ditahan dan biaya penerbitan saham biasa baru.

Prinsip biaya laba ditahan adalah prinsip biaya oppotunitas. Seluruh


laba yang tersisa setelah pajak dan dividen saham preferen pada
periode tertentu adalah milik pemegang saham. Manajemen
perusahaan mungkin saja menggunakan laba tersebut untuk
membayar dividen saham biasa atau menahan dan
menginvestasikannya kembali ke dalam perusahaan.
Ada 3 metode yang dipergunakan untuk menafsir ks, yaitu:
1. Capital Asset Pricing Model (CAPM)
2. The Discounted Cash Flows (DCF)
3. The Bond Yield Plus Risk Premium
Capital Asset Pricing Model (CAPM)

Dengan CAPM diasumsikan bahwa biaya saham biasa sama dengan tingkat
suku bunga bebas risiko plus premi risiko yang didasarkan atas koefisien beta
sekuritas dan premi risiko pasar.

Dimana:
Ks = Tingkat pengembalian yang diisyaratkan atas saham
Krf = Tingkat pengembalian bebas risiko
Km = Tingkat pengembalian yang diisyaratkan atas pasar
= Risiko saham perusahaan
Contoh:

Misalkan Krf = 7%, Km = 12%, dan risiko untuk sebuah saham = 0,6. berapa
Ks saham ini?

Penyelesaian:

Ks = 0,07 + 0,6 (0,12 – 0,07)


Ks = 0,07 + 0,03
Ks = 0,10
Discounted Cash Flow (DCF)

Dimana:
Ks = Tingkat pengembalian yang diisyaratkan atas saham
D1 = Dividen akhir periode
P0 = Harga saham awal periode
G = Tingkat pertumbuhan dividen
Contoh:

Saham PT X pada awal periode dijual dengan harga Rp. 23 per lembar.
Dividen terakhir yang dibayarkan sebesar Rp. 1,31 per lembar dengan
tingkat pertumbuhan konstan 8% selamanya. Berapa biaya laba ditahan?

Penyelesaian:

Ks = (Rp. 1,31/ Rp. 23) + 0,08


Ks = 0,057 + 0,08
Ks = 0,137 atau 13,7%
Bond Yield Plus Risiko

Contoh:

PT X merupakan suatu perusahaan yang sudah mapan. Perusahaan ini


menerbitkan obligasi yang memberikan hasil 9% dan premi risiko saham
perusahan adalah 5%. Berapa Ks?

Penyelesaian:

Ks = 9% + 5%
Ks = 14%
Biaya Saham Biasa Baru (Ke)

Jika perusahaan diexpansi secara cepat dan laba ditahannya telah habis
digunakan , maka untuk meningkatkan ekuitasnya dapat dilakukan dengan
penerbitan saham biasa baru. Penerbitan saham biasa baru merupakan
external equity capital. Biaya saham biasa baru lebih tinggi dari biaya laba
ditahan karena penjualan saham biasa baru memerlukan biaya peluncuran
saham atau flotation cost

Dimana:
Ke = Biaya saham biasa baru
P0 = Harga jual saham
F = Flotation Cost
D1 = Dividen saham pada t=1
g = Dividen growth
Contoh:

PT A membutuhkan sejumlah modal untuk ekspansinya. Untuk


memenuhinya, perusahaan menerbitkan saham biasa baru yang dijual
dengan harga Rp. 32. Flotation cost sebesar 15% dari harga jual. Dividen
mendatang diperkirakan sebesar Rp. 2,4 dan diharapkan tumbuh secara
konstan dengan tingkat pertumbuhan 6,5%. Berapa biaya saham biasa baru
(Ke) PT A?

Penyelesaian:
Weight Average Cost of Capital (WACC)
Setiap perusahaan diasumsikan telah mengindentifikasi target struktur
modal optimal sebagai bauran dari hutang, saham preferen, saham biasa
yang dapat memaksimumkan harga sahamnya, selanjutnya, jika
perusahaan membutuhkan tambahan modal baru, maka perusahaan harus
tetap berusaha menjaga target struktur modal optimalnya.

Dimana:
Wd = Persentase hutang dalam modal
Wps = Persentase saham preferen dalam modal
Ws = Persentase saham biasa atau laba ditahan dalam modal
Kd = Biaya hutang
Kps = Biaya saham preferen
Ks = Biaya laba ditahan
Ke = Biaya saham baru
T = Pajak dalam persentase
Contoh:

PT. A membutuhkan tambahan modal sebesar Rp. 100.000.000. untuk menjaga


target struktur modal, perusahaan harus mendapatkan tambahan modal
tersebut dari 30% hutang, 10% saham preferen dan 60% saham biasa. Biaya
hutang adalah 11%, biaya saham preferen adalah 10,3% dan biaya laba
ditahan adalah 14,7%. Pajak sebesar 40%. Berapakah WACC?

Penyelesaian:
Soal Latihan

PT. X memiliki struktur modal yang terdiri dari hutang, saham


preferen, dan laba ditahan. Hutang berupa oligasi dengan bunga
10%, nilai nominal Rp. 8000 dan harga jual Rp. 7.500, jatuh tempo 5
tahun. Harga saham preferen saat ini Rp. 500 per lembar yang
tingkat pertumbuhan dividennya 6% dan dividen tahun lalu sebesar
Rp. 56,18. Rasio utang terhadap total modal adalah 40%, saham
preferen lebih besar 12,5% dari hutang, dan sisanya adalah laba
ditahan. Total modal perusahaan saat ini adalah Rp. 80.000.000 dan
pajak sebesar 40%.

Hitunglah biaya modal setiap komponen modal, dan WACC nya.

Anda mungkin juga menyukai