Anda di halaman 1dari 11

Tugas I

BIAYA MODAL

Dosen: Tetty Lasniroha Sarumpaet, S.E., M. Ak., CA

Anggota;

 Raden Roro Alyssa Rayani 0115101097


 Dinda Pramartha Dewi David 0115101269
 Tri Rizki Apriliani 0115101459
Tanggal:

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WIDYATAMA BANDUNG

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat
serta berkah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Penulisan makalah ini tidak lepas dari bimbingan dosen kami ibu Tetty Lasniroha
Sarumpaet, S.E., M. Ak., CA., atas bantuannya kami ucapkan terima kasih.
Mengingat isi makalah ini banyak sekali kekurangan dan jauh dari kata sempurna,
maka kami menerima kritik dan saran dari pembaca guna mencapai sebuah kesempurnaan.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat umumnya untuk para pembaca khususnya
mahasiswa sebagai pengetahuan tambahan mengenai materi “Biaya Modal” mata kuliah
Manajemen Keuangan Lanjutan.

Bandung. September 2017

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Ada tiga hal yang menjadikan biaya modal sebagai materi pembahasan yang
penting. Pertama, keputusan penganggaran modal berakibat besar pada perusahaan
sedangkan penganggaran yang tepat memerlukan perkiraan biaya modal. Kedua, struktur
keuangan mempengaruhi tingkat resiko dan besarnya arus pendapatan. Pengetahuan
tentang biaya modal dan bagaimana biaya ini dipengaruhi oleh leverage kuangan, akan
berguna dalam pengambilan keputusan dibidang struktur modal. Ketiga, sejumlah
keputusan seperti leasing, pendanaan kembali, obligasi dan kebijaksanaan modal kerja,
semuanya memerlukan perkiraan biaya modal.
Selain itu biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena
dapat menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diperoleh dari investasi
tersebut. Jika investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya
sebesar biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan. Lebih mudahnya,
biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk melakukan suatu
investasi. Dapat pula diartikan bahwa biaya modal suatu perusahaan adalah bagian (suku
rate) yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasan pada para investornya
pada tingkat risiko tertentu.
1.2.Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan biaya saham biasa (Cost of common stock)?
2) Apa yang dimaksud dengan biaya laba ditahan (Cost of retained earnings)?
3) Apa yang dimaksud dengan modal rata-rata tertimbang (Weighted average cost of
capital)?
1.3.Tujuan
1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan biaya saham biasa (Cost of common
stock)
2) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan biaya laba ditahan (Cost of retained
earnings)
3) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan modal rata-rata tertimbang (Weighted
average cost of capital)
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Biaya Saham Biasa (Cost of Common Stock)


Saham biasa adalah surat bukti kepemilikan perusahaan yang tidak mempunyai
hak-hak istimewa seperti saham preferen. Bila saham preferen saham dibayar secara tetap
baik perusahaan laba atau rugi, sedangkan hak saham biasa dalam mendapatkan dividen
dibayar bila perusahaan mendapatkan laba, bila rugi tidak akan mendapatkan dividen.
Oleh karena dividen dibayarkan bila perusahaan laba, maka pembayaran dividen
diharapkan sealalu meningkat tiap tahunnya. Biaya modal saham biasa dapat mengalami
peningkatan secara internal dengan menahan laba atau secara eksternal dengan menjual
atau mengeluarkan saham biasa baru.
Perusahaan dapat membagikan laba setelah pajak yang diperoleh sebagai dividen
atau menahannya dalam bentuk laba ditahan. Laba yang ditahan tersebut kemudian
digunakan untuk investasi (reinvestasi) didalam perusahaan. Laba ditahan yang digunakan
untuk investasi kembali tersebut perlu diperhitungkan biaya modalnya. Oleh karena itu
rumus yang digunakan untuk mencari cost of common stock adalah:
𝐃𝐭
Kc = +g
𝐩

Keterangan :
Kc = biaya modal saham biasa
D1 = dividen yang dibayarkan
P = harga pasar
g = pertumbuhan dividen

Contoh 1:
Jika dividen PT. A diharapkan tumbuh sebesar 10% per tahun, sedangkan dividen yang
diharapkan pada tahun pertama sebesar Rp. 160 dan harga pasar saham sekarang Rp.
2.160. Cari biaya modal ekuitas?
Dt
Kc = +g
p
160
= 2.160 + 0,1

= 0,074 + 0,1
= 0,174 x 100% = 17,4 %
Contoh 2:
Perusahaan menerbitkan saham biasa 150 lembar @Rp100.000,- dividen yang
dibayarkan adalah Rp750.000,- dan tingkat pertumbuhan dividen diperkirakan 5% per
tahun. Carilah biaya modal biasa!
Rp750.000
Cost of Common Stock = Rp150.000.000 x 100% + 5%

= 10%
2.2.Biaya Laba ditahan (Cost Of Retained Earnings)
Biaya laba ditahan adalah sama dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan investor
pada saham biasa perusahaan yang bersangkutan. Dasarnya adalah prinsip opportunity
cost. Jika laba tidak ditahan, laba tersebut dibagikan dalam bentuk deviden. Jika laba
tersebut ditahan berarti pemegang saham menginvestasikan kembali laba yang menjadi
haknya ke perusahaan (flow back fund).
Ada tiga cara menaksir biaya modal laba ditahan:
1) Pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model)
Model CAPM (Penetapan Harga Aktiva Modal) merupakan suatu model yang
digunakan untuk mengestimasi return suatu sekuritas dan memformulasikan return
suatu saham adalah sama dengan tingkat bunga bebas risiko ditambah premi risiko.
Rumusnya:
Ks = bunga bebas risiko + premi risiko
Ks = krf + bi (km – krf)
Keterangan: Ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham perusahaan I
Krf = bunga bebas risiko
Km = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada portofolio pasar
Bi = beta saham perusahaan i
Contoh:
Sebuah saham memiliki nilai Krf = 8%, Km= 13% dan bi= 0,7 maka hitunglah Ks?
Penyelesaian :
Ks = krf + bi (km – krf)
Ks = 8% + 0,7 (13% - 8%)
Ks = 8% + 0,7 (5%)
Ks = 8% + 3,5 %
Ks = 11,5%
2) Pendekatan pendiskontoan aliran kas (discounted cash flow).
Bagi perusahaan - perusahaan yang diharapkan akan terus beroperasi tanpa batas
waktu, arus kas adalah deviden. Sementara jika investor memperkirakan perusahaan
akan diakuisisi oleh perusahaan lain atau dilikuidasi maka arus kas adalah dividen
selama beberapa waktu ditambah harga akhir ketika perusahaan diakuisisi atau
dilikuidasi. Untuk penyederhanaannya berlaku persamaan:
𝐃𝐭
𝐏𝐨 =
𝐊𝐬
Keterangan : Dt = dividen yang diharapkan akan dibayar pada akhir periode
tahun ke-t
Po = harga saham awal periode/saat ini
K s = biaya laba ditahan
g = tingkat pertumbuhan

Jika dividen yang diharapkan tumbuh dengan tingkat yang konstan maka
formulasinya:
𝐃𝐭
𝐊𝐬 = +𝐠
𝐏𝟎

Contoh:
Harga saham Allied dijual dengan harga sebesar $23, dividen berikutnya yang
diharapkan adalah $1,24 dan tingkat pertumbuhan yang diharapkan adalah 8%.
Berapa besar laba ditahan?
Penyelesaian :
𝐷𝑡
𝐾𝑠 = +𝑔
𝑃0
$ 1,24
𝐾𝑠 = + 8%
$ 23
𝐾𝑠 = 5,4% + 8%
𝐾𝑠 = 13,4%
Angka 13.4% adalah tingkat pengembalian minimum yang diharapkan akan diterima
oleh manajemen atas laba ditahan untuk memberikan penanaman kembali laba ke
dalam usaha dan bukan membayarkannya kepada pemegang saham sebagai dividen.
3) Pendekatan bond yield plus risk premium
Model ini biasanya digunakan oleh para analis yang tidak mempercayai CAPM.
Model ini lebih subyektif, hanya menambahkan premi risiko mereka sendiri sebesar 3
sampai dengan 5 poin persentase.
Ks = Tingkat keuntungan obligasi perusahaan + Premi risiko
Semakin berisiko obligasi, maka biaya modalnya akan menjadi lebih tinggi pula.
2.3.Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (Weighted Average Cost of Capital)
Biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted average cost of capital) mencerminkan rata-
rata biaya modal dimasa yang akan datang diharapkan. Biaya modal rata-rata tertimbang
diperoleh dengan menimbang biaya dari setiap jenis modal tertentu sesuai dengan
proporsinya pada struktur modal perusahaan.
Rumus:
WACC = [Wd x Kd (1- tax)] + [Wp x Kp] + [Ws x (Ks atau Ksb)]
Keterangan: WACC = biaya modal rata-rata tertimbang
Wd = proporsi hutang dari modal
Wp = proporsi saham preferen dari modal
Ws = proporsi saham biasa atau laba ditahan dari modal
Kd = biaya hutang
Kp = biaya saham preferen
Ks = biaya laba ditahan
Contoh:
Struktur Modal Perusahaan Cost of Capital
Hutang jangka panjang Rp60.000.000 6%
Saham preferen Rp10.000.000 7%
Modal sendiri Rp130.000.000 10%
Pajak 50%. Berapa WACC?
Cost of Capital Hutang = 6% (1-50%) = 3%
1) Menggunkan jumlah modal untuk penetapan weight
Komponen Modal Jumlah Modal Biaya Jumlah Biaya Komponen
Hutang Rp60.000.000 3% Rp1.800.000
Saham Preferan Rp10.000.000 7% Rp700.000
Modal Sendiri Rp130.000.000 10% Rp13.000.000
Rp200.000.000 Rp15.500.000
2) Proporsi Modal
Komponen Jumlah Modal Biaya Jumlah Biaya
Modal Komponen
Hutang Rp60.000.000/ Rp200.000.000 3% 0.9%
= 30%
Saham Rp10.000.000/Rp200.000.000 7% 0.35%
Preferen = 5%
Modal Sendiri Rp130.000.000/Rp200.000.000 10% 6.5%
= 65%
100% 7.75%

WACC = [Wd x Kd (1- tax)] + [Wp x Kp] + [Ws x (Ks atau Ksb)]
= [30% x 6% (1- 50%)] + [5% x 7%] + [65% x 10%]
= 7.75%
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Saham biasa adalah surat bukti kepemilikan perusahaan yang tidak mempunyai
hak-hak istimewa seperti saham preferen. Bila saham preferen saham dibayar secara tetap
baik perusahaan laba atau rugi, sedangkan hak saham biasa dalam mendapatkan dividen
dibayar bila perusahaan mendapatkan laba, bila rugi tidak akan mendapatkan dividen.
Biaya laba ditahan adalah sama dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan
investor pada saham biasa perusahaan yang bersangkutan. Dasarnya adalah prinsip
opportunity cost. Jika laba tidak ditahan, laba tersebut dibagikan dalam bentuk deviden.
Jika laba tersebut ditahan berarti pemegang saham menginvestasikan kembali laba yang
menjadi haknya ke perusahaan (flow back fund).
Biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted average cost of capital)
mencerminkan rata-rata biaya modal dimasa yang akan datang diharapkan. Biaya modal
rata-rata tertimbang diperoleh dengan menimbang biaya dari setiap jenis modal tertentu
sesuai dengan proporsinya pada struktur modal perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

https://darojah92.wordpress.com/campus/manajemen-keuangan-ii-biaya-modal-rata-
rata-tertimbang-wacc/
http://teguhprayudi.blogspot.co.id/2011/06/biaya-modal-keuangan.html

Anda mungkin juga menyukai