NIM :
Mata Kuliah :
kd* = kd (1 – t)
Dimana Kd = biaya modal utang
(Sumber dari Buku Manajemen Keuangan Halaman 276)
PV = D1
r-g
Dengan mengubah r menjadi ks (biaya modal saham), PV menjadi P (harga saham),
persamaan di atas bisa diubah menjadi berikut
Ks = D1 + g
P
Di mana ks = biaya modal saham
D1 = dividen pada tahun pertama
P = harga saham saat ini
g = tingkat pertumbuhan
Misalkan perusahaan diperkirakan membayar dividen tahun mendatang (D1) sebesar
Rp 200,00 per lembar. Harga saham saat ini adalah Rp 1.000,00 per lembar. Tingkat
pertumbuhan diperkirakan 8%. Dengan informasi tersebut, biaya modal saham
dihitung sebagai berikut ini:
ks = (200 / 1000) + 0,08 = 0,28 atau 28%
Pendekatan Bond-Yield
Pendekatan yield obligasi bisa dituliskan sebagai berikut:
Pendekatan CAPM
Menurut CAPM, tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham sama dengan
tingkat keuntungan bebas risiko ditambah dengan premi risiko. Secara spesifik,
model CAPM bisa dituliskan sebagai berikut.
ks = Rf + β (Rm- Rf)
Di mana ks = tingkat keuntungan yang disyaratkaan untuk saham
Rf = tingkat keuntungan bebas risiko
Β = risiko sistematis
Rm = tingkat keuntungan pasar
(Sumber dari Buku Manajemen Keuangan Halaman 278-281)
4. Bagaimana menghitung biaya modal saham preferen?
Jawab.
Biaya modal saham preferen dapat dihitung dengan rumus:
Dps
kps =
P
Di mana kps = biaya saham preferen
Dps = dividen saham preferen
P = harga saham preferen
Misal perusahaan menjual saham preferen, kas masuk yang diterima adalah Rp
1.000,00 per lembar. Dividen saham preferen adalah Rp 250,00 per lembar. Biaya
modal saham preferen dihitung:
kps = 250 / 1000 = 25%
(Sumber dari Buku Manajemen Keuangan Halaman 277)
5. Jelaskan kelemahan dan kelebihan tiga model perhitungan biaya modal saham!
Apakah ada cara lain untuk menghitung biaya modal saham?
Jawab.
Perhitungaan biaya modal saham yang dihasilkan oleh ketiga metode menghasilkan
angka yang berbeda-beda. Hal semacam itu merupakan hasil yang wajar. Sehingga
untu memutuskan berapa biaya modal saham yang seharusnya, pertimbangan kita
(sebagai analisis) diperlukan. Jika hasil menunjukkan bahwa biaya modal saham
berada di antara 22%-29%. Misalnya biaya modal saham (ks) dipilih sebesar 25%.
Ada beberapa cara lain untuk menghitung biaya modal saham antara lain peraturan,
pengharapan investor, multibeta CAPM, dan return historis aritmatik. Metode kedua
yang paling populer menggunakan teknik yang sederhana, yaitu menghitung rata-
rata aritmatika return historis.
(Sumber dari Buku Manajemen Keuangan Halaman 282-283)
8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan lompatan biaya modal! Bagaimana kaitannya
dengan skedul investasi?
Jawab.
Jika biaya modal salah satu komponen berubah, maka akan ada lompatan dalam
biaya modal rata-rata tertimbang. Lompatan WACC bisa terjadi karena meningkatnya
biaya modal individual. Peningkatan ini terjadi karena utang yang semakin
meningkat, yang berarti tingkat risiko yang semakin tinggi. Lompatan WACC bisa
terjadi lagi komponen biaya modal yang lain mengalami perubahan.
Kaitannya dengan skedul investasi seperti di halaman 288 yaitu hanya ada beberapa
usulan investasi yang masih layak dilakukan, karena menghasilkan IRR yang berada di
atas WACC.
(Sumber dari Buku Manajemen Keuangan Halaman 285-288)
1. Risiko terendah dan tertinggi bagi investor adalah saham biasa > saham preferen > utang.
Dikarenakan pada saham biasa, dividen tidak dapat dikurangkan dari pajak laba. Saham
preferen Dividen saham preferen tidak dapat dikurangkan dari pajak dan Pemegang saham
preferen tidak memiliki hak paksa atas dividen. Sedangkan utang risiko yang tinggi jika
terjadi kerugian
2. Risiko terendah dan tertinggi bagi perusahaan adalah saham biasa > saham prefen >
utang.
Dikarenakan pada saham biasa, Dividen tidak dapat dikurangkan dari pajak,Laba dan dividen
harus dibagi atas lebih banyak saham yang beredar. Saham preferen Dividen saham
preferen tidak dapat dikurangkan dari pajak, Biaya pengembangan saham preferen lebih
tinggi dari pada obligasi dan jumlah akumulatif dividen yang tertangguh dan diselesaikan
dengan pembayaran kas tidak sebanding dengan jumlah yang terutang. Dan utang, Risiko
yang tinggi jika terjadi kerugian, memiliki jatuh tempo yang pasti dan perusahaan harus
melunasi pada waktu yang ditentukan, ada batasan nominal utang bisa dipinjam danHarus
membayar pokok pinjaman di masa yang akan datang.
3. Rumus :
kps = Dps
Penyelesaian :
kps = 3.750
58.000
kps = 64%
(Sumber : Buku Manajemen Keuangan Edisi 2 Dr. Mamduh Hanafi, M.B.A Halaman 277)
4. Rumus :
ks = D1 + g
Penyelesaian :
ks = 0,144 × 100
ks = 14,4%
(Sumber : Buku Manajemen Keuangan Edisi 2 Dr. Mamduh Hanafi, M.B.A Halaman 278)
5. Rumus :
Ks = Rf + β ( Rm - Rf )
ks = 5% + 0,95 (9%)
ks = 0,1355 atau 0,14
ks = 0,14 × 100
ks = 14%
Menurut pendapat kelompok kami, baik saja jika jatian mengambil proyek tersebut.
Sebab, tingkat risiko secara keseluruhan dari perusahaan tersebut menunjukkan sebesar
14% yang masih terbilang rendah.
(Sumber : Buku Manajemen Keuangan Edisi 2 Dr. Mamduh Hanafi, M.B.A Halaman 281 - 282)
6.
a. E(Ri) = Rf + βi [E(Rm) - Rf ]
b. Kd* = kd (1 - t)
= 7% (1 - 0,35)
= 0,0455
= 4,55%
= 0,59%
(Sumber : Buku Manajemen Keuangan Edisi 2 Dr. Mamduh Hanafi, M.B.A Halaman 277)
= 75.832.500