Anda di halaman 1dari 7

Nama :

NIM :
Mata Kuliah :

JAWABAN PERTANYAAN BAB 11


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Weighted Average Cost of Capital!
Jawab
Weighted Average Cost of Capital adalah biaya modal rata-rata tertimbang. Biaya
modal tersebut merupakan salah satu elemen dalam analisis penganggaran modal.
Penganggaran modal merupakan investasi yang berisiko. Lebih spesifik lagi, risiko
akan mempengaruhi discount rate yang akan dipakai dalam analisis NPV atau IRR.
Semakin tinggi risiko, akan semakin tnggi discount rate yang dipakai dalam analisis
investasi. Discount rate tersebut sering juga disebut sebagai biaya modal rata-rata
tertimbang (weighted average cost of capital). Biaya modal tersebut pada dasarnya
merupakan biaya modal rata-rata tertimbang dari biaya modal individual.
(Sumber dari Buku Manajemen Keuangan Halaman 275)

2. Bagaimana menghitung biaya modal utang?


Jawab
Biaya modal utang merupakan tingkat keuntungan yang disyaratkan yang berkaitan
dengan penggunaan utang. Karena bunga bisa dipakai sebagai pengurang pajak,
biaya modal utang dihitung net pajak. Misalnya perusahaan menggunakan utang
untuk mendanai suatu proyek, dengan bunga sebesar 20%, tingkat pajak adalah 30%.
Perusahaan tersebut dengan demikian mempunyai biaya modal utang sebesar 20%
(1 - 0,3) = 14%
Menghitung biaya modal utang tersebut dapat dilakukan dengan rumus :

kd* = kd (1 – t)
Dimana Kd = biaya modal utang
(Sumber dari Buku Manajemen Keuangan Halaman 276)

3. Bagaimana menghitung biaya modal saham ?


Jawab.
Menghitung biaya modal saham dapat melalui metode: DCF, bond-yield dan CAPM.
Discounted Cash Flow (aliran kan yang didiskontokan)
Pada saat membicarakan penilaian saham dengan pertumbuhan konstan,
harga saham bisa dituliskan sebagai berikut ini (dalam modul mengenai nilai waktu
uang)

PV = D1
r-g
Dengan mengubah r menjadi ks (biaya modal saham), PV menjadi P (harga saham),
persamaan di atas bisa diubah menjadi berikut

Ks = D1 + g
P
Di mana ks = biaya modal saham
D1 = dividen pada tahun pertama
P = harga saham saat ini
g = tingkat pertumbuhan
Misalkan perusahaan diperkirakan membayar dividen tahun mendatang (D1) sebesar
Rp 200,00 per lembar. Harga saham saat ini adalah Rp 1.000,00 per lembar. Tingkat
pertumbuhan diperkirakan 8%. Dengan informasi tersebut, biaya modal saham
dihitung sebagai berikut ini:
ks = (200 / 1000) + 0,08 = 0,28 atau 28%

Pendekatan Bond-Yield
Pendekatan yield obligasi bisa dituliskan sebagai berikut:

Ks = yield obligasi + premi risiko


Jika menggunakan rumus tersebut, kita memerlukan estimasi yield dari obligasi
perusahaan (atau obligasi yang mempunyai kelas risiko yang sama) dan premi risiko
saham atas obligasi.
Misalkan suatu perusahaan mengeluarkan obligasi yang membayar kupon bunga
sebesar Rp 2.000,00 dengan nilai nominal Rp 10.000,00. Saat ini harga pasar obligasi
tersebut adalah Rp 9.500,00. Selisih tingkat keuntungan saham di atas obligasi
selama lima tahun terakhir adalah 7%. Dengan pendekatan yield obligasi, ks bisa
dihitung berikut ini. Pertama, kita akan menghitung yield obligasi.
Yield obligasi = bunga / harga pasar obligasi
= 2.000 / 9.000 = 22,22 %
Ks = 22% + 7% = 29%
Tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk pemegang saham adalah 29%.

Pendekatan CAPM
Menurut CAPM, tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham sama dengan
tingkat keuntungan bebas risiko ditambah dengan premi risiko. Secara spesifik,
model CAPM bisa dituliskan sebagai berikut.

ks = Rf + β (Rm- Rf)
Di mana ks = tingkat keuntungan yang disyaratkaan untuk saham
Rf = tingkat keuntungan bebas risiko
Β = risiko sistematis
Rm = tingkat keuntungan pasar
(Sumber dari Buku Manajemen Keuangan Halaman 278-281)
4. Bagaimana menghitung biaya modal saham preferen?
Jawab.
Biaya modal saham preferen dapat dihitung dengan rumus:
Dps
kps =
P
Di mana kps = biaya saham preferen
Dps = dividen saham preferen
P = harga saham preferen
Misal perusahaan menjual saham preferen, kas masuk yang diterima adalah Rp
1.000,00 per lembar. Dividen saham preferen adalah Rp 250,00 per lembar. Biaya
modal saham preferen dihitung:
kps = 250 / 1000 = 25%
(Sumber dari Buku Manajemen Keuangan Halaman 277)
5. Jelaskan kelemahan dan kelebihan tiga model perhitungan biaya modal saham!
Apakah ada cara lain untuk menghitung biaya modal saham?
Jawab.
Perhitungaan biaya modal saham yang dihasilkan oleh ketiga metode menghasilkan
angka yang berbeda-beda. Hal semacam itu merupakan hasil yang wajar. Sehingga
untu memutuskan berapa biaya modal saham yang seharusnya, pertimbangan kita
(sebagai analisis) diperlukan. Jika hasil menunjukkan bahwa biaya modal saham
berada di antara 22%-29%. Misalnya biaya modal saham (ks) dipilih sebesar 25%.
Ada beberapa cara lain untuk menghitung biaya modal saham antara lain peraturan,
pengharapan investor, multibeta CAPM, dan return historis aritmatik. Metode kedua
yang paling populer menggunakan teknik yang sederhana, yaitu menghitung rata-
rata aritmatika return historis.
(Sumber dari Buku Manajemen Keuangan Halaman 282-283)

6. Bagaimana mengestimasi beta atau risiko sistematis?


Jawab.
Mengestimasi beta atau risiko sistematis bisa dihitung melalui teknik regresi model
pasar market model (lihat bab mengenai risiko dalam konteks CAPM).
(Sumber dari Buku Manajemen Keuangan Halaman 282)

7. Jelaskan biaya modal marginal dan biaya modal rata-rata?


Jawab.
Biaya modal rata-rata berbeda dengan biaya modal marginal. Biaya modal marginal
merupakan biaya yang diperoleh sebagai akibat bertambahnya dana modal yang
diperoleh. Dalam perhitungan biaya modal, biaya modal marginal adalah biaya
modal yang relevan, karena biaya tersebut mencerminkan biaya di masa mendatang
(yang akan diperoleh). Biaya modal rata-rata mencerminkan informasi masa lampau
yang tidak relevan lagi. Tetapo dalam beberapa situasi kita menggunakan biaya
modal masa lampau, karena beberapa alasan, yaitu mudah dilakukan, biaya modal
masa lampau bisa digunakan untuk estimasi biaya modal marginal (biaya modal
mendatang).
(Sumber dari Buku Manajemen Keuangan Halaman 285)

8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan lompatan biaya modal! Bagaimana kaitannya
dengan skedul investasi?
Jawab.
Jika biaya modal salah satu komponen berubah, maka akan ada lompatan dalam
biaya modal rata-rata tertimbang. Lompatan WACC bisa terjadi karena meningkatnya
biaya modal individual. Peningkatan ini terjadi karena utang yang semakin
meningkat, yang berarti tingkat risiko yang semakin tinggi. Lompatan WACC bisa
terjadi lagi komponen biaya modal yang lain mengalami perubahan.
Kaitannya dengan skedul investasi seperti di halaman 288 yaitu hanya ada beberapa
usulan investasi yang masih layak dilakukan, karena menghasilkan IRR yang berada di
atas WACC.
(Sumber dari Buku Manajemen Keuangan Halaman 285-288)

9. Kenapa biaya modal perlu di-review secara berkala?


Jawab.
Kondisi perusahaan dan lingkungannya selalu berubah. Risiko dan kesempatan
investasi perusahaan berubah. Perubahan ini mengakibatkan perubahan komposisi
struktur modal yang baru dan juga perubahan tingkat keuntungan yang disyaratkan
(biaya modal). Kondisi lingkungan yang berubah juga mengakibatkan perubahan
biaya modal, misalnya inflasi yang berubah mengakibatkan kenaikan tingkat
keuntungan yang disyaratkan secara umum. Perubahan risiko (misal semakin tinggi,
terjadi jika kondisi ekonomi memburuk) mengakibatkan premi risiko meningkat.
Karena situasi berubah secara dinamis, perusahaan perlu mengevaluasi biaya modal
rata-rata tertimbangnya secara periodik. Perhitungan bisa dilakukan setiap tahun,
bisa juga setiap lima tahun. Tetapi hal yang jelas, jika kondisi perusahaan dan
lingkungan secara fundamental berubah, maka sudah saatnya menghitung biaya
modal rata-rata tertimbang kembali.
(Sumber dari Buku Manajemen Keuangan Halaman 289)
PROBLEM BAB 11

1. Risiko terendah dan tertinggi bagi investor adalah saham biasa > saham preferen > utang.
Dikarenakan pada saham biasa, dividen tidak dapat dikurangkan dari pajak laba. Saham
preferen Dividen saham preferen tidak dapat dikurangkan dari pajak dan Pemegang saham
preferen tidak memiliki hak paksa atas dividen. Sedangkan utang risiko yang tinggi jika
terjadi kerugian
2. Risiko terendah dan tertinggi bagi perusahaan adalah saham biasa > saham prefen >
utang.
Dikarenakan pada saham biasa, Dividen tidak dapat dikurangkan dari pajak,Laba dan dividen
harus dibagi atas lebih banyak saham yang beredar. Saham preferen Dividen saham
preferen tidak dapat dikurangkan dari pajak, Biaya pengembangan saham preferen lebih
tinggi dari pada obligasi dan jumlah akumulatif dividen yang tertangguh dan diselesaikan
dengan pembayaran kas tidak sebanding dengan jumlah yang terutang. Dan utang, Risiko
yang tinggi jika terjadi kerugian, memiliki jatuh tempo yang pasti dan perusahaan harus
melunasi pada waktu yang ditentukan, ada batasan nominal utang bisa dipinjam danHarus
membayar pokok pinjaman di masa yang akan datang.

3. Rumus :

kps = Dps

Penyelesaian :

kps = 3.750

58.000

kps = 0,064 × 100

kps = 64%

(Sumber : Buku Manajemen Keuangan Edisi 2 Dr. Mamduh Hanafi, M.B.A Halaman 277)

4. Rumus :

ks = D1 + g

Penyelesaian :

ks = 2.200 / 50.000 + 0,1

ks = 0,144 × 100

ks = 14,4%

(Sumber : Buku Manajemen Keuangan Edisi 2 Dr. Mamduh Hanafi, M.B.A Halaman 278)
5. Rumus :

Ks = Rf + β ( Rm - Rf )

ks = 5% + 0,95 (9%)
ks = 0,1355 atau 0,14
ks = 0,14 × 100
ks = 14%
Menurut pendapat kelompok kami, baik saja jika jatian mengambil proyek tersebut.
Sebab, tingkat risiko secara keseluruhan dari perusahaan tersebut menunjukkan sebesar
14% yang masih terbilang rendah.
(Sumber : Buku Manajemen Keuangan Edisi 2 Dr. Mamduh Hanafi, M.B.A Halaman 281 - 282)

6.

a. E(Ri) = Rf + βi [E(Rm) - Rf ]

= 0,07 + 1,29 (0,13 - 0,07)


= 0,1474 × 100
= 14,74%
(Sumber : Buku Manajemen Keuangan Edisi 2 Dr. Mamduh Hanafi, M.B.A Halaman 251 - 252)

b. Kd* = kd (1 - t)

= 7% (1 - 0,35)

= 0,0455

= 4,55%

WACC = 0,13 × 4,55%

= 0,59%

(Sumber : Buku Manajemen Keuangan Edisi 2 Dr. Mamduh Hanafi, M.B.A Halaman 277)

7. WACC = (Wd × Kd) + (Wp x Kp) + (We × Ke)

= (1.083.000 × 5,5) + (268.000 × 13,5) × (3.681.000 × 18)

= 75.832.500

Anda mungkin juga menyukai