Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN

BAB 10

Dosen Pengampu : 1. Lamria Simamora, SE., MSA, Ak, CA

2. Golda Belladona Umbing, SE., M. Acc

OLEH:

KELOMPOK 1

1. Andri Kaleluni 193030303221


2. Anggy Diarta 203020303056
3. Anita Erlianti 203030303184
4. Melisa Wahyuni BCA 118 045
5. Nur Asiahtun Khosana 203010303041
6. Oktavia Linda Pertiwi 203020303086
7. Putri Maharani Pujianti 203010303013
8. Rahmansyah 203020303066
9. Seprianie BCA 118 022
10. Sinta Maria Wati 203020303060

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN AKUNTANSI

TAHUN 2021/2022
Bab 10
APT, Model Empiris, & Pengujian Empiris Model Keseimbangan

A. Jawaban Pertanyaan
1. Jelaskan apa yang dimaskud dengan arbitrase, beri contoh!
Jawaban:
Arbitrase adalah kegiatan yang berusaha memperoleh keuntungan arbitrase. Keuntungan
arbitrase yang diperoleh dengan modal nol dan risiko nol. Proses arbitrase akan
mendorong brlakunya hukum satu harga (the law of one price). Hukum tersebut pada
dasarnya mengatakan bahwa aset dengan karakteristik yang sama akan terjual dengan
harga yang sama di manapun di dunia ini. Sebagai contoh, misal sebungkus roti di
Yogyakarta terjual dengan harga Rp.10.000,00 sementara di Surabaya terjual dengan
harga Rp.15.000,00. Hukum satu harga dilanggar dalam contoh ini. Misal biaya transaksi,
risiko, biaya transportasi sama dengan nol, dan kita bisa menjamin di bank dengan bunga
nol. Kita bisa melakukan proses arbitrase. Beli roti di Yogyakarta, kemudian jual roti di
Surabaya. Keuntungan yang diperoleh adalah Rp.5.000,00 per bungkusnya. Kalau kita
menggunakan uang sebanyak-banyaknya untuk memanfaatkan ketidakseimbangan harga
tersebut. Kegiatan semacam itu akan mendorong harga naik di Yogyakarta, dan
menurunkan harga di Surabaya. Misalkan harga di kedua kota tersebut menjadi sama,
misal Rp.13.500,00. Dalam situasi ini tidak ada lagi motivasi arbitrase. Perhatikan bahwa
kegiatan di atas mendorong harga aset yang sama menjadi sama. Dalam kenyataannya
tentu saja ada biaya transaksi dan risiko. Dalam kenyataannya, perbedaan harga yang
terjadi mencerminkan biaya transaksi dan risiko transaksi. Sebagai contoh, misal biaya
transportasi dan risiko sebesar Rp.2.000,00. Harga di Surabay barangkali Rp.14.000,00
sedangkan harga di Yogyakarta Rp.12.000,00. Meskipun harga berbeda, tetapi tidak ada
kesempatan arbitrase karena keuntungan yang diperoleh habis di makan oleh biaya
transaksi dan kompensasi risiko.
[Dari hal. 245-246, buku manajemen keuangan]

2. Jelaskan bagaimana ebitrase bisa membentuk garis SML yang menjadi dasar APT!
Jawaban:
Arbitrase bisa membentuk garis SML karena menampilakan hubungan risiko sistematis
dengan tingkat keuntungan yang bisa lebih dari satu yang mendasarkan APT. Tentunya
kita akan mempunyai gambar multidimensi yang tidak mungking digambar, jika ingin
menunjukan hubungan antara risiko-risiko sistematis dengan tingkan keuntungan yang
diharapkan.
[Dari hal. 249, buku manajemen keuangan]

3. Kontraskan perbedaan antara CAPM dengan APT!


Jawaban:
Tabel berikut meringkas perbandingan antara CAPM dengan model APT :

CAPM APT

Bentuk E(Ri) = RF + β1 (E(RM) – Rf) E(Ri) = RF + βi1 (E(RF1) – RF) + βi2


(E(RF2) – RF)
Return Return aset merupakan fungsi Return aset merupakan fungsi dari
Generating dari faktor tunggal, yaitu return beberapa faktor, misal produksi
Process pasar. nasional, indlasi, dan bisa juga
return pasar.
Proses Investor memaksimumkan Investor melakukan kegiatan
utilitas (fungsi kepuasan). arbitrase untuk memanfaatkan
Pertama, melalui set yang efisien ketidkaseimbangan harga.
investasi berisiko, kemudian set Kegiatan tersebut membuat
yang efisien dengan tercapainya harga keseimbangan.
memasukkan aset bebas risiko.
Kelebihan Proses yang digambarkan oleh Banyak fkator yang digunakan
CAPM (sey yang efisien, membuat perhitungan keuntungan
memaksimumkan kepuasan) yang diharapkan dengan APT
cukup intuitif dan jelas, menjadi lebih akurat. APT tidak
penggunaan hanya satu faktor memerlukan portofolio pasar yang
cukup sederhana, sehingga sulit diestimasi.
aplikasi lebih mudah.
Kelemahan CAPM memerlukan portofolio APT menggunakan beberapa
pasar. Secara teoritis portofolio faktor, tetapi faktor tersebut tidak
tersebut akan memasukkan pernah dijelaskan apa saja dan
semua aset yang ada di dunia, berapa. Karena itu interpretasi dan
baik yang diperdagangkan aplikasi APT menjadi tidak jelas
maupun yang tidak. Penggunaan dan sulit
proksi tidak menyelesaikan
masalah, karena banyak proksi
dan hasil satu proksi dengan
yang lainnya bisa berbeda.

[Dari hal. 252, buku manajemen keuangan]

4. Jelaskan isu-isu yang berkaitan dengan pengujian CAPM!


Jawaban:
Isu-isu Pengujian CAPM :
a. Data Historis dan Model Berdasarkan Ekspektasi (Pengharapan) dalam CAPM
Salah satu masalah dalam pengujian CAPM adalah CAPM ditulis dalam bentuk
ekspetasi (pengharapan). Pengujian empiris dengan demikian harus melihat proksi
untuk variabel pengharapan tersebut. Tentu saja hal tersebut merupakan masalah yang
sangat sulit karena pengharapan sangat sulit diobservasi. Untuk mengatasi masalah
tersebut, data historis sering digunakan sebagai proksi pengharapan di masa yang akan
mendatang. Asumsi yang digunakan adalah pola data historis stabil, dan secara umum
(rata-rata) dalam jangka panjang, pengharapan investor akan terbukti benar. Dua
argumen tersebut mendasari dipakainya data historis sebagai pengukur harapan
(ekspetasi) di masa mendatang.
b. Pengujian Empiris CAPM
Baik tidaknya suatu model bisa dilihat pada kemampuannya menjelaskan fenomena.
Meskipun CAPM dibangun atas dasar asumsi yang tidak realistis, tetapi baik tidaknya
CAPM akan ditentukan oleh kemampuannya menjelasskan fenomena. Lebih spesifik
lagi, pertanyaan yang bisa diajukan adalah apakah CAPM didukung oleh data empiris.
Pengujian empiris bisa dilakukan dengan melihat apakah implikasi CAPM didukung
oleh bukti empiris.
Beberapa implikasi dari CAPM bisa ditarik, yaitu :
1) Semakin besar risiko sistematis pasar (bi) akan semakin tinggi tingkat keuntungan
aset tersebut.
2) Hubungan antara risiko sistematis dengan tingkat keuntungan (return) bersifat linear.
3) Hanya risiko sistematis yang dikompensasi oleh kenaikan tingkat keuntungan
(return). Risiko atau faktor lainnya tidak ada hubungannya dengan return.
Pengujian empiris CAPM sudah mulai dilakukan pada awal tahun 1970-an.
[Dari hal. 253-254, buku manajemen keuangan]

5. Bagaimana melakukan pengujian CAPM dengan data time-series dan cross-section!


Jawaban:
Pengujian CAPM :
a. Data time-series
Pengujian dengan data seperti ini untuk mengatasi masalah jika mengasumsikan
kovarians residual antarsaham sama dengan nol, tetapi kenyataannya kovarians residual
tersebut tidak sama dengan nol, dengan kata lain residual saham tersebut tidak
indenpenden satu sama lain. Dengan demikian pengujian sederhana dengan mengamati
distribusi αi tidak bisa dilakukan, sehingga bisa dilakukan dengan pengujian time-series
portofolio

b. Data cross-sectional
Setelah pengujian dengan data time-series tahap berikutnya pengujian cross-sectional
hubungan antar risiko dengn return. Estimasi yang terlalu tinggi akan dikompensasi
dengan estimasi yang terlalu rendah, yang mengakibatkan efek keseluruhan (error
secara keseluruhan) menjadi nol.
[Dari hal 255 & 257, buku manajemen keuangan]

6. Jelaskan kritik secara konseptual terhadap CAPM!


Jawaban:
Menurut Richard Roll (1977) melancarkan kritik secara konseptual terhadap CAPM,
yang pada intinya Roll berargumen bahwa CAPM tidak bisa diuji secara empiris.
Misalkan kita menggunakan proksi tertentu untuk portofolio pasar (misal IHSG),
kemudian kita menemukan hubungan positif antara risiko sitematis dengan return. kita
tidak tahu apakah hasil tersebut dikarenakan proksi yang kita pakai adalah efisien,
sehingga hubungan positif risiko dan return merupakan konsekuensi efisiensi portofolio
tersebut, atau proksi tersebut mendekati portofolio pasar yang sesungguhnya, sehingga
hubungan tersebut akan nampak (teori tersebut benar). Jika kita tidak menemukan
hubungan antara risiko dan return, kita tidak bisa mengetahui apakah hasil tersebut
dikarenakan teori yang salah (tidak terbukti) atau pilihan proksi pasar yang kebetulan
tidak tepat. Singkat kata, hasil yang ditunjukan oleh pengujian CAPM tidak bisa
menunjukan apapun.
[Dari hal. 262-263, buku manajemen keuangan]

7. Jelaskan pengujian APT dengan analisis factor!


Jawaban:
Pengujian APT dengan analisi faktor, return untuk semua aset dimasukkan, Kemudian
analisis faktor akan mengelompokkan return-return tersebut ke dalam jumlah yang lebih
sedikit. Yang diharapkan adalah kita bisa memperoleh penyederhanaan dari matriks
return tersebut.
[Dari hal. 263-264, buku manajemen keuangan]

8. Jelaskan pengujian APT dengan model pre-spesifikasi!


Jawaban:
Pengujian APT dengan model pre-spesifikasi faktor adalah dengan menentukan faktor-
faktor apa saja yang bisa mempengaruhi return saham/aset, dalam metode ini, faktor-
faktor ditentukan dimuka. Faktor-faktor tersebut bisa diambil dari teori ekonomi atau
pengamatan empiris.
[Dari hal. 265, buku manajemen keuangan]
9. Jelaskan model tiga factor Fama dan French!
Jawaban:
Model tiga faktor Fama dan French (1992) berargumentasi bahwa garis SML seharusnya
dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu :
1) Beta CAPM, yang mengukur risiko pasar.
2) Size (ukuran) saham, yang dilihat mealui nilai kapitalisasi pasar
saham (jumlah saham yang beredar dikalikan dengan harga saham). Saham kecil
cenderung mempunyai risio yang lebih tinggi, karena itu mempunyai tingkat
keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan saham besar.
3) Nilai buku saham dibagi dengan nilai pasar saham (Book-to
MarketRatio). Nilai rasio B/M yang besar mencerminkan investor yang pesimistis
terhadap masa depan perusahaan. Sebaliknya, jika investor optimistik terhadap
masa depan perusahaan, maka nilai B/M akan kecil (nilai pasar saham jauh lebih
besar dibandingkan dengan nilai bukunya). Saham dengan nilai B/M besar
cenderung lebih berisiko (kemungkinan bangkrut lebih besar) dibandingkan
dengan saham dengan nilai B/M rendah, dan dengan demikian mempunyai tingkat
keuntungan yang diharapkan lebih tinggi dibandingkan dengan saham dengan
B/M rendah.
Fama dan French menguji secara empiris ketiga variabel tersebut. Mereka menemukan
variabel ukuran dan B/M mempengaruhi cross-sectional return, tetapi variabel beta
pasar ternyata tidak berpengaruh. Kemudian Fama dan French kemudian
mengembangkan model tiga faktor, yang bisa dituliskan sebagai berikut ini.

Ri - RF = α + βi (RM - RF) + γi (SMB) + δi (HML) + ei ……… (11)

dimana :
Ri = return saham historis
RF = return aset bebas risiko
α = intercept
β = beta pasar atau koefisien regresi
RM = return atau tingkat keuntungan pasar historis
γi = koefisien regresi saham i terhadap return SMB
SMB = Small Minus Big, yaitu selisih return portofolio saham kecil dengan
portofolio saham besar
δi = koefisien regresi saham i terhadap return HML
HML = High Minus Low, yaitu selisih return portofolio saham dengan B/M tinggi
dengan B/M tinggi dengan portofolio saham dengan B/M rendah
ei = error term
[Dari hal. 267-268, buku manajemen keuangan]

10. Jelaskan kritik terhadap model empiris dalam penentuan harga aset!
Jawaban:
Karena tidak didasarkan pada teori, maka kritik utama untuk model empiris adalah pola-
pola yang muncul tersebut kemungkinan hanya muncul karena kebetulan. Pola yang
teramati tesebut mungkin tidak nyata. Sebagai contoh, jika kita melihat awan, maka kita
akan melihat pola wajah manusia. sedangkan orang lain, dengan sudut yang berbeda, akan
melihat pola lain, misal, binatang tertentu. Pola-pola tersebut pada dasarnya tidak bernilai
sesuatu yang nyata. Contoh lain, kita bisa mengamati data pergerakan harga saham/aset.
Kemudian kita juga mengamati jumlah telur yang terjual dipasar lokal. Jika kita
menghitung korelasi antara keduanya, barangkali kita bisa menemukan angka yang
signifikan. Tetapi, angka korelasi tersebut tidak berarti apa-apa karena tidak ada landasan
teoritis kenapa keduanya berkaitan. Kemungkinan besar korelasi tersebut hanya merupakan
kebetulan semata.
[Dari hal. 267, buku manajemen keuangan]

B. Jawaban Problem
1)

Dimana:
β = Beta
n = Periode / Jumlah data
Rmt = Return Pasar
Rit = Return Sekuritas
a. Nilai yang diharapkan : 4.416.000 × 3,1%× 9,5% = 13.005,12
Nilai yang sebenarnya : 4.480.000 × 4,3% × 11,8% = 22.731,52
Beta dari faktor : 0,039396

Penyelesaian :
β = [ 13.005,12 × 22.731,52 ] - ( 13.005,12 ×22.731,52 ) / [ 13.005,12 ]2 - [13.005,12 ]2
= −9.726,4 - (-9.726,4) / 169.133.146,2144 - 169.133.146,2144
=0-0
=0
Sumber : http://unmul87.blogspot.com/2012/10/menghitung-beta-dengan-model-
indeks.html?m=1
2) Anggaplah ada tiga model faktor yang tepat
Perhitungan :
b. Saham A = 0,3 (10,5)
= 3,15
Saham B = 0,45 (13,0)
= 5,85
Saham C = 0,25 (15,7)
= 3,925
Return Portofolio = Saham A + Saham B + Saham C
= 3,15 + 5,85 + 3,925
= 12,925

3) Return yang diharapkan

E(RA) : 0,7 ( 8,41% ) = 0,05887

E(RB) : 1,2 (12,06%) = 0,14472

E (RC) : 1,5 (13,95%) = 0,20925

Standar deviasi : σ A2 = 0,7 (8,41-0,05)2 = 48,92

σ B2 = 1,2 (12,06-0,14)2 = 170,50

σ C2 = 1,5 (13,95-0,20)2 = 283,59

Anda mungkin juga menyukai