Anda di halaman 1dari 4

Nama : ANGGY DIARTA

Nim : 203020303056
Kelas : A AKUNTANSI
Matkul : MANAJEMEN KEUANGAN

BAB 11
1. Bagaimana menghitung biaya modal utang?
2. Bagaimana menghitung biaya modal saham?
3. Bagaimana menghitung biaya modal saham preferen?
4. Jelaskan urutan risiko dari yang rendah ke yang paling tinggi (dari sisi investor) untuk
alternatif sumber dana saham biasa, saham preferen, dan utang. Jelaskan alasannya.
5. Jelaskan urutan risiko dari yang rendah ke yang paling tinggi (dari sisi perusahaan) untuk
alternatif sumber dana saham biasa, saham preferen, dan utang. Jelaskan alasannya

Jawab :
1. Menghitung Biaya Modal Utang ialah :
Rumus: Biaya Modal utang (kd) = total utang / beban bunga × (1 – T)

Misal Perusahaan menggunakan utang untuk mendanai suatu proyek, dengan bunga
sebesar 20%, tingkat pajak adalah 30%. Perusahaan tersebut dengan demikian
mempunyai biaya modal utang sebesar :

Biaya modal utang (kd) = 20% (1 – 0,3) = 14%

2. Menghitung Biaya Modal Saham ialah :


Rumus : ks = _D1_ + g
P

Dimana : ks = biaya modal saham


D1 = dividen pada tahun pertama
P = harga saham saat ini
g = tingkat pertumbuhan
Misal perusahaan diperkirakan membayar dividen tahun mendatang (D1) sebesar
Rp.200,00 per lembar. Harga pasar saham saat ini adalah Rp.1.000,00 per lembar.
Tingkat pertumbuhan diperkirakan 8%. Dengan informasi tersebut, biaya modal saham
biasa dihitung sebagai berikut :

Ks = _200 + 0,08 = 0,28 atau 28%


1000

3. Menghitung Biaya Modal Saham Preferen ialah :


Rumus : kps = Dps
P

Dimana : kps = biaya saham preferen


Dps = dividen saham preferen
P = harga saham preferen

Misal perusahaan menjual saham preferen, kas masuk yang diterima adalah Rp.1.000,00
per lembar. Dividen saham preferen adalah Rp.250,00 per lembar. Biaya modal saham
preferen dihitung :

kps = __250__ = 25%


1000

4. Urutan risiko dari yang rendah ke yang paling tinggi dari sisi investor yaitu dimulai dari
saham biasa → saham preferen → utang. Pada saham biasa, dividen tidak dapat
dikurangkan dari pajak laba. Adapun saham preferen, dividen saham preferen tidak dapat
dikurangkan dari pajak dan Pemegang saham preferen tidak memiliki hak paksa atas
dividen. Sedangkan utang risiko yang tinggi jika terjadi kerugian.

5. Urutan risiko dari yang rendah ke yang paling tinggi dari sisi perusahaan yaitu dimulai
dari saham biasa → saham prefen → utang. Pada saham biasa, dividen tidak dapat
dikurangkan dari pajak, Laba dan dividen harus dibagi atas lebih banyak saham yang
beredar.
Saham preferen Dividen saham preferen tidak dapat dikurangkan dari pajak, Biaya
pengembangan saham preferen lebih tinggi dari pada obligasi dan jumlah akumulatif
dividen yang tertangguh dan diselesaikan dengan pembayaran kas tidak sebanding
dengan jumlah yang terutang. Dan utang, Risiko yang tinggi jika terjadi kerugian,
memiliki jatuh tempo yang pasti dan perusahaan harus melunasi pada waktu yang
ditentukan, ada batasan nominal utang bisa dipinjam danHarus membayar pokok
pinjaman di masa yang akan datang.
BAB 12
1. Pada Bab 12 membahas tentang TEORI STRUKTUR MODAL, Setelah anda membaca
materi tersebut, sebutkan dan jelaskan teori apa saja yang ada temukan pada bab 12
terkait teori struktur modal

Jawab :
1. PENDEKATAN TRADISIONAL
Pendekatan tradisional berpendapat akan adanya struktur modal yang optimal. Dengan
kata lain struktur modal mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan. Struktur modal
bisa diubah-ubah agar bisa diperoleh nilai peru sahaan yang optimal.

2. PENDEKATAN MODIGLIANI DAN MILLER (MM)


Pada tahun 1950-an, dua orang ekonom menentang pandangan tradisional struktur modal.
Mereka berpendapat bahwa struktur modal tidak mem pengaruhi nilai perusahaan.
Kemudian pada awal tahun 1960-an, kedua ekonom tersebut memasukkan faktor pajak ke
dalam analisis mereka. Mereka sampai pada kesimpulan bahwa nilai perusahaan dengan
utang lebih tinggi dibandingkan nilai perusahaan tanpa utang. Kenaikan nilai tersebut
dikarena kan adanya penghematan pajak dari penggunaan utang.

3. TEORI TRADE-OFF DALAM STRUKTUR MODAL


Dalam kenyataan, ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan utang
sebanyak-banyaknya. Satu hal yang terpenting adalah dengan semakin tingginya utang,
akan semakin tinggi kemungkinan (proba bilitas) kebangkrutan. Sebagai contoh, semakin
tinggi utang, semakin besar bunga yang harus dibayarkan. Kemungkinan tidak membayar
bunga yang tinggi akan semakin besar. Pemberi pinjaman bisa membangkrutkan
perusahaan jika perusahaan tidak bisa membayar utang. Biaya kebangkrutan tersebut bisa
cukup signifikan. Penelitian di luar negeri menunjukkan biaya kebangkrutan bisa
mencapai sekitar 20% dari nilai perusahaan.

4. MODEL MILLER DENGAN PAJAK PERUSAHAAN DAN PERSONAL


Modigliani dan Miller mengembangkan model struktur modal tanpa pajak, dan dengan
pajak. Nilai perusahaan dengan pajak lebih tinggi dibandingkan dengan nilai perusahaan
tanpa pajak. Selisih tersebut diperoleh melalui penghematan pajak karena bunga bisa
dipakai untuk mengurangi pajak.
5. PECKING ORDER THEORY
Teori trade-off mempunyai implikasi bahwa manajer akan berfikir dalam kerangka trade-
off antara penghematan pajak dan biaya kebangkrutan dalam penentuan struktur modal.
Dalam kenyataan empiris, nampaknya jarang manajer keuangan yang berfikir demikian.
Seorang akademisi, Donald Donaldson (1961) melakukan pengamatan terhadap perilaku
struktur modal perusahaan di Amerika Serikat. Pengamatannya menunjukkan bahwa
perusahaan yang mempunyai keuntungan yang tinggi ternyata cenderung menggunakan
utang yang lebih rendah.

6. TEORI ASIMETRI INFORMASI DAN SIGNALING


Konsep signaling dan asimetri informasi berkaitan erat. Teori asimetri mengatakan
bahwa pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan tidak mempunyai informasi yang
sama mengenai prospek dan risiko perusahaan. Pihak tertentu mempunyai informasi yang
lebih baik dibandingkan pihak lainnya. Manajer biasanya mempunyai informasi yang
lebih baik dibandingkan dengan pihak luar (seperti investor). Karena itu bisa dikatakan
terjadi asimetri informasi antara manajer dengan investor. Investor, yang merasa
mempunyai informasi yang lebih sedikit, akan berusaha menginterpretasikan perilaku
manajer. Dengan kata lain, perilaku manajer, termasuk dalam hal menentukan struktur
modal, bisa dianggap sebagai signal oleh pihak luar (investor).

7. TEORI LAINNYA
Di samping teori-teori struktur modal yang utama, seperti yang dijelaskan di muka, ada
teori-teori lain yang berusaha menjelaskan struktur modal. Berikut ini teori-teori tersebut.

 Pendekatan Teori Keagenan (Agency Approach)


Menurut pendekatan ini, struktur modal disusun sedemikian rupa untuk mengurangi
konflik antar berbagai kelompok kepentingan (lihat bagian sebe lumnya dalam kaitannya
dengan teori trade-off dalam struktur modal).

 Pendekatan Interaksi Produk/Input dengan Pasar


Model ini berangkat dari teori organisasi industri, dan relatif baru diban dingkan teori
lainnya. Ada dua kategori dalam pendekatan ini: (1) Menjelaskan hubungan antara
struktur modal perusahaan dengan strategi, dan (2) Menje laskan hubungan antara
struktur modal dengan karakteristik produk atau input.

Anda mungkin juga menyukai