Anda di halaman 1dari 3

BAB 12

JAWABAN PROBLEM

1.
a. Tanpa pajak
Diketahui : EBIT = Rp. 10 jt
Ks = 20%
VS = EBIT/ ks
= Rp. 10 jt / 20%
= Rp. 50 jt

Model MM menyatakan nilai perusahaan yang tidak menggunakan hutang maka nilai
perusahaan (VU) sama dengan modal sendiri (s).
VU = VL
D+S = D +S
0 + Rp.50 jt= Rp. 50 jt +S
S = Rp. 50 jt – 50 jt
S =0
VL =D+T
= Rp. 50 jt
= Rp. 50 jt

Model mm mengatakan bahwa nilai perusahaan tanpa pajak sama

(Hal : 300)

b. Menggunakan pajak 40%


Nilai U
VU = EBIT (1 – Tc)
Ko
= Rp. 10 jt (1 – 0,4)
0,2
= Rp. 30 jt
Nilai L
VL = VU + Tc . B
= Rp. 30 jt + (0,4 x 50 jt)
= Rp. 50 jt
(Hal: 306)
2. Teori trade-off dalam struktur modal dikembangkan untuk memasukan
ketidaksempurnaan pasar dan menjelaskan utang yang tidak mencapai 100% dalam dunia
nyata, karena hal terpenting yang harus diketahui adalah dengan semakin tingginya
hutang , akan semakin tinggi kemungkinan (probabilitas) kebangkrutan. Hubungannya
dengan teori pecking order adalah teori ini berbicara tentang urutan-urutan pendanaan
jadi sangat penting untuk diketahui proses/sistem kelola pendanaan yang baik itu seperti
apa, dalam proses teori ini menjelaskan kenapa perusahaan yang mempunyai tingkat
keuntugan yang tinggi justru mempunyai tingkat utang yang lebih kecil. Tingkat utang
yang kecil tersebut tidak dikarenakan perusahaan mempunyai tingkat utang yang kecil,
tetapi karena mereka tidak membutuhkan dana eksternal, tingkat keuntungan yang tinggi
menjadikan dana intrenal mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan investasi. Jadi
hubungan kedua teori ini sangat bermanfaat dalam mengambil sebuah keputusan dari
informasi yang ada , dan hubungan teori pecking order dengan asimetri informasi adalah
fokus utamanya dalam mengambil suatu keputusan bagaimana teori pecking berbicara
tentang sistem urutan pendanaan maupun investasi dan asimetri lebih kepada
pembagian-pembagian informasi dimana pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan
baik pihak internal dan eksternal , tidak memiliki informasi yang sama mengenai prospek
dan risko perusahaan. Gunanya adalah sebagai pembatas antara pihak internal dan
ekternal dalam mengambil sebuah keputusan, manajer biasanya mempunyai informasi
yang lebih baik dibandingkan dengan pihak luar (investor), karena itu bisa dikatakan
terjadi asimetri informasi antara manajer dan investor. Dan disinilah yang harus dijaga
agar komunikasi antara pihak intenal dan eksternal tidak terjadi kesalahpahaman yang
dapat merugikan jalanya perkembanagan dari perusahaan tersebut.
(Hal: 297-314)
3. Diketahui
Rasio utang-saham = 2,5
WACCnya = 15%
Biaya utang = 11%
Pajak = 35%
Ditanya :
Hitung biaya modal PT X
Hitung biaya modal tanpa utang ( 100 saham ) PT X
Hitung WACC jika rasio utang saham menjadi 0,75
Jawab :
Biaya modal PT X
A. Ks = ko + B/S ( 1 – TC ) ( Ko - Kb )
= 15 + (2,5) (0,65) ( 15 - 11 )
= 15 + 6,5
= 21,5%

B. Hitung Biaya modal tanpa utang ( 100% saham ) PT X


VU = 15% ( 1 – 0,35 ) /2,5
= 15% x 0,65/ 2,5
= 3,9%
C. WACC = [{ B/(B + S )} x { Kb { 1 - Tc )}] + [ S/( B + S )} x ks ]
= [0,75(0,75) x 11 ( 1 – 0,35 )] + [ 0,75( 0,75 ) x 21,5 ]
= 7,15 + 21,5
= 28,65%
(Hal: 307-308 )

Anda mungkin juga menyukai