1. Jelaskan perbedaan antara metode harga pokok pesanan dengan metode harga pokok
proses ditinjau dari segi pengumpulan biaya produksi, perhitungan harga pokok per
satuan, klasifikasi biaya produksi, dan unsur yang digolongkan dalam biaya overhead !
Jawab :
Perbedaan di antara dua metode pengumpulan biaya produksi tersebut terletak pada :
Pengumpulan biaya produksi. Metode harga pokok pesanan mengumpulkan biaya
produksi menurut pesanan, sedangkan metode harga pokok proses mengumpulkan
biaya produksi per departemen produksi per periode akuntansi.
Perhitungan harga pokok produksi per satuan. Metode harga pokok pesanan
menghitung harga pokok produksi per satuan dengan cara membagi total biaya yang
dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilakn
dalam pesanan yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan pada saat pesanan
telah selesai diproduksi. Metode harga pokok proses menghitung harga pokok
produksi per satuan dengan cara membagi total biaya produksi yang dikeluarkan
selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama
periode yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan setiap akhir periode akuntansi
(biaya akhir bulan).
Penggolongan biaya produksi. Di dala metode harga pokok pesanan, biaya produksi
harus dipisahkan menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidaklangsung.
Di dalam metode harga pokok proses, pembedaan biaya produksi langsung dan
biaya produksi tidak langsung seringkali tidak diperlukan, terutama jika perusahaan
hanya menghasilakn satu macam produk (seperti perusahaan, semen, pupuk, bumbu
masak).
Unsur yang digolongkan dalam biaya overhead pabrik. Di dalam metode harga
pokok pesanan, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya bahan penolong, biaya
tenaga kerja tidak langsung dan biaya produksi lain selain biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung. Di dalam metode harga pokok proses, biaya overhead
pabrik terdiri dari biaya produksi selain biaya bahan baku dan bahan penolong dan
biaya tenaga kerja (baik yang langsung maupun yang tidak langsung).
(Sumber : Buku Akuntansi Biaya, Edisi 5, halaman 64-65)
2. Jika diketahui bahwa jumlah yang dimasukkan dalam proses sebanyak 20.000 unit, dan
pada akhir bulan laporan produksi memperlihatkan jumlah produk jadi sebanyak 15.000
unit dan jumlah persediaan produk dalam proses sebanyak 5.000 unit (dengan tingkat
penyelesaian sebagai berikut : biaya bahan baku 100%, biaya tenaga kerja 75% dan biaya
overhead pabrik 80%), hitunglah unit ekuivalensi untuk tiap unsur biaya produksi.
Jawab :
Unit ekuivalensi = Produk jadi + (barang dalam proses x % penyelesaian)
BBB per unit = 15.000 + (5000 x 100%) = 20.000 unit
BTK per unit = 15.000 + (5000 x 75%) = 18.750 unit
BOP per unit = 15.000 + (5000 x 80%) = 19.000 unit
(Sumber : Buku Akuntansi Biaya, Edisi 5, halaman 104)
3. Jika diketahui bahwa jumlah yang dimasukkan dalam proses sebanyak 20.000 unit, dan
pada akhir bulan laporan produksi memperlihatkan jumlah produk jadi sebanyak 14.000
unit, jumlah persediaan produk dalam proses sebanyak 4.000 unit (dengan tingkat
penyelesaian sebagai berikut: biaya bahan baku 100%; biaya tenaga kerja 75% dan biaya
overhead pabrik 80%), dan jumlah produk yang hilang pada awal proses sebanyak 2.000
unit, hitunglah unit ekuivalensi untuk tiap unsur biaya produksi.
Penyelesaian:
Jumlah masuk proses 20.000 unit
Jumlah produk jadi 14.000 unit BBB: 100%
Barang dalam proses 4.000 unit BTK: 75%
Produk hilang awal proses 2.000 unit BOP: 80%
Perhitungan Unit Ekuivalensi Untuk Tiap Unsur Biaya Produksi
Departemen B
Menurut catatan Bagian Akuntansi, biaya produksi yang telah dikeluarkan dalam
departemen B dan biaya yang dibawa oleh produk yang diterima dari Departemen A selama
bulan Januari 19X1 disajikan sbb:
Biaya Produksi Departemen B PT Oki Sasongko Bulan Januari 19X1.
Departemen B
Atas dasar data tersebut diatas hitunglah harga pokok produk jadi yang ditransfer
Departemen B ke gudang dalam bulan Januari 19X1 dan harga pokok persediaan produk
dalam proses di Departemen B pada akhir bulan Januari 19X1.
Penyelesaian:
Jenis Jumlah produk yang dihasilkan oleh Biaya Produksi Biaya produksi per kg
Biaya Dept. B yang ditambahkan yang ditambahkan
Departemen B Departemen B
BTK 400 kg + (40%*200)+ 100 kg = 580 kg Rp 261.000 Rp 450
BOP 400 kg + (40%*200)+ 100 kg = 580 kg Rp 290.000 Rp 500
Total Rp 551.000 Rp 950
Rp 196.000
Biaya kumulatif departemen B Rp 971.000
5. Atas dasar soal no 4 dan jawaban saudara atas soal tersebut, buatlah laporan biaya produski
Departemen B bulan Januari 19X1.
Penyelesaian:
PT Oki Sasongko
Laporan Biaya Produksi Departemen B
Bulan Januari 19X1
Data Produksi :
Produk yang diterima dari Departemen A 700kg
Produk selesai yang ditransfer ke gudang 400kg
Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian
sebagai berikut : biaya konversi 40% 200kg
Produk yang hilang pada akhir proses 100kg
700 kg
Biaya yang dibebankan dalam Departemen B Total Per Kg
Harga pokok produk yang diterima dari Dept. A Rp 420.000 Rp 600
Biaya yang ditambahkan dalam Departemen B :
Biaya tenaga kerja Rp 261.000 Rp 450
Biaya overhead pabrik Rp 290.000 Rp 500
Jumlah biaya produksi yang dibebankan Dept. B Rp 971.000 Rp 1.550
Perhitungan Biaya :
Perhitungan harga pokok selesai yang ditransfer ke gudang:
Harga pokok dari Dept. A = 400kg x 600 Rp 240.000
Harga pokok produk ditambahkan dalam Dept. B = 400kg x Rp 950 Rp 380.000
Harga pokok produk yg hilang akhir proses = 100kg x (600+950) Rp 155.000
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang Rp 775.000
Jenis Biaya Jumlah produk yang Biaya Pabrik dep. Biaya per kg
dihasilkan oleh Dep A produk yang
A (unit ekuivalensi) dihasilkan oleh
Dep A
Biaya bahan baku 30.000 Rp 340.000 Rp 10
+(100%x4.000) =
34.000
Biaya tenaga kerja 30.000 + Rp 462.000 Rp 15
(20%x4.0000) =
30.800
Biaya overhead 30.000 + (20% x Rp 616.000 Rp 20
pabrik 4.000) = 30.800
Rp 1.418.000 Rp 45
4. Total harga pokok produk selesai yang ditransfer oleh departemen A ke departemen
B dalam bulan bulan Januari 20X1 adalah
Jawab : C. 1.350.000
Harga pokok produksi per kg departemen B
= 30.000 kg x Rp 45
= Rp 1.350.000
5. Harga pokok per kg produk yang ditambahkan dalam departemen B dalam bulan
Januari 20X1 adalah
Jawab : A. 55
6. Penyesuaian terhadap harga pokok perkg produk yang dtiterima oleh Departemen B
dari Departemen A karena adanya produk yang hilang pada awal proses di
Departemen B adalah sebesar :
Jawab : B. Rp 5/kg
Harga pokok produksi perkg produk yang berasal dari Departemen A (Rp
1.350.00:30.000kg = 45). Harga pokok produksi perkg produk yang berasal dari
Departemen A setelah adanya produk yang hilang dalam proses di Departemen B
sebanyak 3.000kg adalah Rp 1.350.000 : (30.000-3.000) = 1.350.000 : 27.000 = 50
50-45 = Rp 5/kg
7. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk setelah Departemen A yang di transfer ke
Departemen B adalah
Jawab : C
Brang dalam proses-Departemen B RP 1.350.000
Barang dalam proses-Departemen A Rp 1.350.000
8. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk selesai Departemen B yang di transfer ke
gudang dalam bulan januari 20X1 adalah
Jawab : C
Persediaan produk jadi Rp 2.205.000
Brg dalam proses biaya bahan baku Dep B Rp 1.050.000
Brg dalam proses biaya tenaga kerja Dep B Rp 525.000
Brg dalam proses biaya overhead pabrik Dep B Rp 630.000
9. Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses di Departemen
B pada akhir bulan januari 20X1 adalah
Jawab : D
Persediaan produk dalam proses Dep B Rp 432.000
Brg dalam proses biaya bahan baku Dep B Rp 300.000
Brg dalam proses biaya tenaga kerja Dep B Rp 60.000
Brg dalam proses biaya overhead pabrik Dep B Rp 72.000
10. Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses di Departremen
A pada akhir bulan januari 20X1 adalah
Jawab : B
Persediaan produk dalam proses Dep B Rp 68.000
Brg dalam proses biaya bahan baku Dep B Rp 40.000
Brg dalam proses biaya tenaga kerja Dep B Rp 12.000
Brg dalam proses biaya overhead pabrik Dep B Rp 16.000