dimana:
Ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham perusahaan i,
krf = bunga bebas resiko,
kM = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada portofolio pasar/index pasar,
bi = beta (ukuran risiko sistematis) saham perusahaan i
2. Pendekatan Discounted Cash Flow (DCF) model.
Po = D1 + D2 +....+ D¥
(1+Ks)1 (1+Ks)2 (1+Ks)¥
Jika dividen bertumbuh secara konstan, kita gunakan Gordon Model:
Po = D1
Ks – g
maka Ks = D1 + g
Po
dimana:
D1 = dividen akhir periode
Po = harga saham pada wal periode
g = tingkat pertumbuhan dividen
3) Pendekatan Bond-Yield-Plus-Risk Premium
Ks = tingkat keuntungan obligasi perusahaan + premi risiko
Membeli saham biasa pada umumnya lebih berisiko daripada membeli obligasi yang memberikan
penghasilan yang tetap dan relatif pasti. Oleh karena itu investor yang membeli saham biasa
mengharapkan suatu premi risiko diatas tingkat keuntungan obligasi. Premi risiko ini besarnya
tergantung pada kondisi perusahaan dan kondisi perekonomian.
Biaya Saham Biasa Baru[15]
Biaya saham biasa baru atau external equity capital (Ke) lebih tinggi dari biaya laba ditahan (Ks)
karena penjualan saham baru memerlukan biaya peluncuran/emisi saham atau flotation
cost. Flotation cost akan mengurangi penerimaan perusahaan dari penjualan saham.
Gordon model dengan memperhitungkan flotation cost:
Po (1 - F) = D1
Ke - g
maka: Ke = D1 + g
Po (1-F)
dimana
Ke = biaya saham biasa baru
Po = harga jual saham
F = flotation cost
D1= dividen saham pada t = 1
Flotation cost adjustment = DCF Ke-DCF Ks
g = dividend growth
Perlu diketahui bahwa untuk menaksir Ke hanya menggunakan 1 metoda yakni discounted cash
flow sedangkan untuk menghitung Ks digunakn 3 metoda. Tapi Ke dapat dihitung pula dengan
metoda CAPM dan Bond-Yield-plus-Risk premium dengan menggunakan rumus:
Ke = Ks + flotation cost adjustment
Biaya Saham Preferen[16]
Biaya saham preferen adalah tingkat keuntungan yang dinikmati pembeli saham preferen atau Kp.
Kp = Dp
Pn
dimana
Kp = biaya saham preferen
Dp = dividen saham preferen tahunan
Pn = harga saham preferen bersih yang diterima perusahaan penerbit (setelah dikurangi biaya
peluncuran saham atau flotation cost)
Weighted Average Cost Of Capital
S
WACC = Ka = wd.Kd (1-T) + wp.Kp + Ws (Ks atau Ke)
etelah membahas komponen mopdal secara individu baru menghitung biaya modal secara
keseluruhan yaitu menghitung Weighted Average Cost of Capital (WACC) dengan rumus:
dimana
WACC = biaya modal rata-rata tertimbang
wd = persentase hutang dari modal
wp = persentase saham preferen dari modal
Ws = persentase saham biasa atau laba ditahan dari modal
Kd = biaya hutang
Kp = biaya saham preferen
Ks = biaya laba ditahan
Ke = biaya saham biasa baru
T = pajak (dalam persentase)
Wd, Wp, Ws didasarkan pada sasaran struktur modal (capital structure) perusahaan yang dihitung
dengan nilai pasarnya (market value). Setiap perusahaan harus memiliki suatu struktur modal yang
dapat meminimumkan biaya modal sehingga dapat memaksimumkan harga saham.
Skedul Marginal Cost Of Capital[17]
Marginal Cost of Capital (MCC) adalah biaya memperoleh rupiah tambahan sebagai modal baru.
Pada umumnya, biaya marjinal modal akan meningkat sejalan dengan meningkatnya penggunaan
modal. Titik dimana MCC naik tersebut disebut Break Point.
Break point = jumlah laba ditahan
bagian modal sendiri dalam struktur modal
Skedul MCC dengan depresiasi[18]
Selain saham biasa baru dan laba ditahan, perusahaan dapat pula memanfaatkan depresiasi.
Depresiasi biasanya ditunjukkan untuk mengganti aktiva yang telah habis usianya. Tapi bagi
perusahaan depresiasi ini merpakan arus kas yang dapat dipergunakan untuk investasi pada aktiva
perusahaan (reinvesment). Dengan demikian, depresiasi dapat memperpanjang break point atau
menunda kenaikan WACC. Biaya penggunaan dari depresiasi (cost of depreciation) adalah sebesar
WACC sebelum perusahaaan menggunakan dana yang berasal dari emisi saham baru.
Langkah-langkah membuat kurva bobot biaya marjinal modal yaitu:
1. Menentukan campuran pembiayaan
2. Memperkirakan kapan bobot biaya modal akan meningkat
3. Hitung biaya masing-masing sumber secara sendiri-sendiri
4. Mencari bobot biaya marjinal modal
5. Membandingkan hasil-hasil investasi dengan bobot biaya
Kesimpulan
Biaya kapital bukan merupakan biaya yang sesungguhnya namun iya merupakan batasi minimum
dari suatu proyek investasi yang mani tiu menunjukan nilai dari suatu perusahaan apabila hasilnya
tidak besar atau paling tidak sama dengan modal maka nilai dari suatu perusahaan tersebut turun.
Modal dalam perusahaan terdiri dari dari hutang, saham biasa, saham preferen, dan laba ditahan.
Aspek aspek biaya modal adalah biaya kapital bukan biaya yang sesungguhnya, menunjukan
tingkat minimum dan memiliki tiga komponen yaitu: tingkat hasil usaha dalam keadaan tanpa
resiko, premi resiko usaha, premi financial.