Anda di halaman 1dari 3

Nama : Yayuk Yesika

Nim : C30119259

Mk : Akuntansi Keperilakuan

RESUME

“Pertimbangan Dan Pengambilan Keputusan Dalam Akuntansi Keperilakuan”

Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan proses yang selalu berada dan dijalani oleh setiap
manusia dalam hidup bermasyarakat. Di dalam dunia modern dewasa ini, kehidupan manusia
menuntut banyak keputusan yang harus dibuat. Hampir setiap saat selalu ada keputusan yang
dibuat, baik di dalam rumah tangga, di jalan, di kantor, atau di mana saja di dalam masyarakat.
Keputusan dapat dibuat oleh individu, kelompok individu, organisasi, atau dapat pula keputusan
yang dibuat oleh pemerintah atau negara. Keputusan itu dibuat dengan satu tujuan yang dicapai.
Dalam pengertian yang sangat populer, mengambil atau membuat suatu keputusan berarti
memílih satu dari sekian banyak alternatif. Dalam hal ini seseorang yang akan mengambil
keputusan tidak hanya menghadapi satu pilihan, tetapi banyak pilihan alternatif yang tersedia
untuk dipilih.

Seperti banyak aktivitas sosial lainnya, proses pengambilan keputusan dapat dijabarkan
dalam langkah- langkah sebagai berikut :
1. Pengenalan dan pendefinisian atas suatu masalah atau peluang

Langkah ini dapat berupa respons terhadap suatu kejadian yang problematis,
ancaman, atau peluang. Untuk mengenali dan mendefinisikan masalah atau peluang, para
pengambil keputusan membutuhkan informasi mengenai lingkungan, keuangan dan operasi.
Informasi terkait kondisi lingkungan eksternal mengungkapkan adanya peluang produk atau
pasar baru atau malah ancaman terhadap status quo.
Sekali suatu masalah atau peluang telah ditentukan sebagai pokok perhatian, maka
mäsalah tersebut harus didefinisikan dengan hati-hati. Pada situasi yang kompleks, aktivitas
ini sebaiknya dilakukan oleh tim yang anggotanya mempunyai latar belakang pendidikan dan
keahlian yang berbeda
2. Pencarian tindakan alternatif dan kuantifikasi atas konsekuensinya

Ketika definisi atas suatu masalah atau peluang telah selesai, pencarian tindakan alternatif
dan kuantifikasi atas konsekuensinya dimulai. Dalam tahapan ini, sebanyak mungkin
alternatif yang praktis diidentifikasi dan dievaluasi. Pencarian tersebut sering kali dimulai
dengan melihat persamaan masalah yang terjadi di masa lalu dan tindakan yang dipilih pada
waktu itu. Jika tindakan yang dipilih berhasil, maka kemungkinan tindakan tersebut akan
diulangi. Jika tidak, pencarian terhadap alternatif tambahan akan diperluas.
Fitur-fitur yang dapat dikuantifikasikan akan berupa estimasi keuangan atas biaya dan
manfaat yang berkaitan dengan setiap alternatif. Estimasi ini akan disaring dan diperiksa
kembali jika alternatif tersebut dianggap mungkin dan layak untuk memperoleh perhatian
lebih lanjut. Kuantifikasi nonkeuangan akan diterjemahkan ke dalam pendapatan dan beban
jika memungkinkan. Tidak semua fitur dari suatu alternatif dapat dikuantifikasi. Dalam kasus
ini, manfaat dan pengorbanan yang relevan dibuat daftarnya.

3. Pemilihan alternatif yang optimal atau memuaskan

Tahapan yang paling penting dalam proses pengambilan keputusan adalah memilih satu
dari beberapa alternatif. Walaupun tahapan ini tampaknya rasional, tetapi keputusan akhir
sering kali didasarkan pada pertimbangan politik dan psikologis dibandingkan pada fakta-
fakta ekonomi. Manajer yang membuat pilihan final mungkin saja menghadapi beberapa
alternatif yang mungkin, masing-masing memiliki kelebihan tertentu daripada yang lain
terkait kriteria keputusan yang dipilih. Manajer juga menyadari manfaat dan biaya politis dari
setiap alternatif.

4. Penerapan dan tindak lanjut

Kesuksesan atau kegagalan atas keputusan akhir bergantung pada efisiensi dan
penerapannya. Penerapan tersebut hanya berhasil jika orang-orang yang menguasai sumber
daya organisasi benar-benar berkomitmen untuk melakukannya. Situasi yang ideal akan
terwujud jika sumber kekuatan itu dikuasai oleh pendukung dari keputusan yang diambil.
Untuk menjamin efisiensi penerapannya, umpan balik secara periodik dan koreksi segera atas
segala kesalahan yang terjadi mutlak diperlukan.
Motif Kesadaran

Motif kesadaran menjadi sangat penting dalam proses pengambilan keputusan karena
merupakan sumber dari proses berpikir. Terdapat dua faktor penting dari motif kesadaran
dalam konteks pengambilan keputusan, yaitu (1) keinginan terhadap kestabilan atau
kepastian, serta (2) keinginan terhadap kompleksitas dan keragaman.
Motif kompleksitas menimbulkan keinginan terhadap suatu stimulus dan eksplorasi,
serta mengaktifkan pikiran sadar dan bawah sadar untuk memperoleh data baru dari
ingatan atau lingkungan, untuk kemudian menyeimbangkannya dan mengaturnya dengan
sejumlah motif. Dua faktor penting dari proses pengambilan keputusan adalah
kompleksitas dan prediksinya (pasti atau tidak pasti).

Anda mungkin juga menyukai