Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semua perusahaan manufaktur di indonesai akan menyusun anggaran perusahaan


terlebih dahulu sebelum perusahaan tersebut melakukan penyusunan anggaran biaya untuk

kegiatan perusahaan. Tujuan disusunnya anggaran tersebut adalah untuk merencanakan


dengan setepat mungkin pengeluaran perusahaan, dengan memperhatikan data yang

merupakan pencerminan kejadian yang di alami perusahaan dimasa lalu terutama , dibidang
penjualan.

Kemudian, setelah tingkat penjualan ditentukan, atau setelah anggaran penjualan


selesai disusun, dan pembelian bahan baku langkah selanjutnya adalah penyusunan

anggaran biaya. Anggaran biaya dalam arti luas berupa penjabaran dari rencana penjualan
menjadi rencana biaya. Dengan demikian kegiatan produksi bukan merupakan aktivitas yang

berdiri sendiri melaikan aktivitas penunjang dari rencana penjualan. Karena itu jelas bahwa
rencana produksi. Biaya-biaya dalam penganggaran juga penting dilakukan agar perusahaan

tidak banyak mengeluarkan kas untuk membayar biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

Ada beberapa rumusan masalah sebagai berikut :


1. Apakah pengertian dari anggaran biaya ?

2. Apa tujuan dari penyusunan anggaran biaya ?


3. Bagaimana langkah dalam penyusunan anggaran biaya ?
BAB II
PEMBAHASAN

Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung (BTKL) disebut biaya produk

langsung (direct product cost), sedangkan biaya overhead pabrik (BOP) disebut biaya tak
langsung (indirect product cost). Biaya produk langsung (BTKL) dan biaya Overhead pabrik

(BOP) disebut biaya konversi, yaitu biaya untuk mengubah bahan baku menjadi produk.

2.1 PENYUSUNAN ANGGARAN TENAGA KERJA LANGSUNG


Tenaga kerja langsung adalah tenaga manusia yang bekerja langsung dalam

pengolahan produk. Sedangkan tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja manusia yang
ikut membantu penyelesaian produk. Upah untuk tenaga kerja langsung disebut biaya

tenaga kerja langsung (BTKL), sedangkan upah untuk tenaga kerja tak langsung disebut
biaya tenaga kerja tak langsung (BTKTL). Biaya tenaga kerja tak langsung merupakan salah

satu unsur dari biaya overhead pabrik (BOP). Upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja
yang memelihara alat produksi seperti : montir, mekanik termasuk unsur biaya pemeliharaan

pabrik. Biaya pemeliharaan pabrik termasuk salah satu unsur biaya overhead pabrik (BOP).
Anggaran tenaga kerja langsung meliputi taksiran keperluan tenaga kerja yang diperlukan

untuk memproduksi jenis dan berapa banya kuantitas produk yang direncanakan dalam
anggaran produksi.
Anggaran biaya tenaga kerja adalah tenaga kerja yang secara langsung berperan
dalam proses produksi, yang memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Besar kecilnya biaya berhubungan secara langsung dengan tingkat kegiatan


produksi.

2. Biaya yang dikeluarkan merupakan biaya variabel.


3. Kegiatan tenaga kerja ini dapat langsung dihubungkan dengan produk akhir

untuk penentuan harga pokok.


Anggaran tenaga kerja adalah anggaran yang merencanakan secara rinci tentang
upah yang akan di bayarkan kepada tenaga kerja langsung untuk periode yang akan datang.

Manfaat anggaran tenaga kerja antara lain :


a. Penggunaan tenaga kerja secara efisien.

b. Pengeluaran/biaya tenaga kerja dapat di atur lebih efisien.


c. Harga pokok barang dapat dihitung dengan tepat.

Faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran tenaga kerja, adalah :

a. Kebutuhan tenaga kerja.


b. Penarikan tenaga kerja.

c. Latihan tenaga kerja.


d. Evaluasi atau spesifikasi pekerjaan bagi tenaga kerja.

e. Gaji dan upah.


f. Pengawasan tenaga kerja.

Penyusunan anggaran tenaga kerja secara teknis data dipisahkan kedalam dua

bentuk, yaitu :
1. Anggaran jam kerja langsung

Merupakan bagian dari anggaran tenaga kerja, yang secara terperinci


akan memuat :
a. Jenis barang yang dihasilkan jumlah barang yang diproduksi.
b. Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi.

c. Jumlah jam buruh langsung untuk setiap jenis barang.


d. Waktu (kapan) produksi barang dimulai. 

2. Anggaran biaya tenaga kerja langsung


Merupakan bagian dari anggaran tenaga kerja, yang secara terperinci akan memuat :

a. Jenis barang yang dihasilkan.


b. Jumlah barang yang diproduksi.

c. Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi.


d. Jumlah jam buruh langsung untuk setiap jenis barang.

e. Tingkat upah rata-rata per jam buruh langsung.


f. Waktu (kapan) produksi barang dimulai.
Rumus yang digunakan untuk menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung
(BTKL) atau biaya tenaga kerja langsung standar (BTKLSt) sebagai berikut :

Anggaran BTKL = JKSt x TUSt atau P x BTKLSP

Untuk menyusun anggaran biaya TKL, lebih dahulu ditetapkan beberapa hal, yaitu :
1. Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar per Unit Produk (BTKL)

Biaya tenaga kerja langsung standar per unit produk terdiri dari 2 item, yaitu jam
standar tenaga kerja langsung (JSTKL) dan tarif upah standar tenaga kerja langsung

(TUSt). Jam kerja standar tenaga kerja langsung (JSTKL) adalah taksiran sejumlah jam
kerja langsung yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk tertentu.

Beberapa cara untuk menentukan jam standar :

a. Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari
dokumen harga pokok periode lalu.

b. Mencoba jalan operasi produksi di bawah keadaan normal yang diharapkan.


c. Membuat penyelidikan gerak dan waktu.
d. Membuat taksiran yang wajar.
e. Memperhitungkan estimasi waktu istirahat, penundaan kerja yang tak bisa dihindari,

dan faktor kelelahan.

Sedangkan Tarif Upah Standar tenaga kerja langsung (TUSt) merupakan taksiran tarif
upah per jam tenaga kerja langsung. Dasar penentuan tarif ini dapat dihitung atas :

a. Perjanjian dengan organisasi karyawan.


b. Data upah masa lalu yang dihitung secara rata-rata.

c. Penghitungan tarif upah dalam operasi normal.


2. Jam Kerja Standar Tenaga Kerja Langsung Terpakai(JKSt)
Data anggaran produk dan jam standar tenaga kerja langsung (JSTKL) diperlukan

untuk menyusun jam kerja tenaga kerja langsung terpakai (JKSt). Rumus yang digunakan
dalam menyusun jam kerja standar tenaga kerja langsung terpakai (JKSt) adalah :

JKSt = P x JSTKL

Keterangan :
JKSt = Jam kerja standar tenaga kerja langsung terpakai

P = Unit ekuivalen produk


JSTKL = Jam standar tenaga kerja langsung

Karakteristik tenaga kerja tidak langsung adalah sebagai berikut :

a. Besar kecilnya biaya tidak secara langsung berhubungan dengan tingkat kegiatan
produksi.

b. Biaya yang di keluarkan merupakan biaya semi fixed atau seni variabel.
c. Tempat kerjanya tidak harus selalau di dalam pabrik.

2.2 PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK


Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh perusahaan pada umumnya adalah keuntungan
yang maksimal. Dalam usahanya untuk mencapai tingkat keuntungan yang maksimal, tingkat

biaya perlu direncanakan secara sangat hati-hati, terutama dalam hubungannya dalam :
1. Proyeksi arus kas keluar.

2. Pengawasan biaya.

Perencanaan biaya yang baik harus dipusatkan pada hubungan antara tingkat
pengeluaran dengan manfaat yang diperoleh dari pengeluaran tersebut. Manfaaat yang

diperoleh dari kegiatan ini tentu saja berupa peningkatan volume penjualan. Untuk itu
perusahaan harus mengeluarkan biaya promosi dan distribusi yang besar. Manfaat yang

diperoleh dari kegiatan ini antara lain :


a. Dapat diketahuinya market share yang dimiliki perusahaan.
b. Dapat diketahui siapa konsumen akhir barang yang dijual.

c. Dapat diketahui apa yang diinginkan konsumen dari barang yang dijual, dan lain-lain.

Pengawasan biaya terutama harus diselaraskan dengan tujuan yang ingin dicapai
oleh perusahaan dalam operasinya dan disesuaikan dengan tanggung jawab yang harus

dipikul oleh masing-masing bagian dalam perusahaan. Pada dasarnya menurut sifatnya
dikenal tiga macam biaya, yaitu :

1. Biaya tetap (fixed cost)


Merupakan biaya-biaya yang cenderung untuk bersifat konstan secara total dari

bulan kebulan, tanpa terpengaruh oleh volume kegiatan, dengan beberapa asumsi
tertentu seperti kebijaksanaan manajemen, periode waktu, dan lain-lain.

Biaya-biaya yang termasuk kategori biaya tetap ini antara lain : gaji, pajak kekayaan,
asuransi, penyusutan (kecuali yang menggunakan Performance Method).

2. Biaya variable (variable cost)


Merupakan biaya-biaya yang secara total selalu mengalami perubahan, dimana

perusahaan itu searah dan sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan. Dalam hal ini
tingkat kegiatan perusahaan dinyatakan dalam satuan aktivitas (activity base), seperti jam

buruh langsung (DLH), jam mesin (DMH), dan unit barang (kg, liter).
Biaya-biaya yang termasuk kategori biaya variabel antara lain : biaya bahan mentah
langsung, biaya tenaga kerja langsung, tenaga (power).
3. Biaya semi variable (semi variable cost)

Merupakan biaya-biaya yang tidak bersifat variabel. Biaya ini mengalami perubahan,
tetapi tidak sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan.

Biaya-biaya yang termasuk kategori biaya semi variabel antara lain : biaya tenaga
kerja tak langsung, biaya pemeliharaan, biaya peralatan, biaya bahan mentah tak

langsung, dan lain-lain.

Penggolongan lain atas dasar dapat tidaknya biaya itu dikendalikan yaitu :
a. Dapat dikendalikan (controllabel), dapat dikatakan sebagai biaya yang sangat

terpengaruh oleh kebijaksanaan-kebijaksanaan pimpinan perusahaan.


b. Tidak dapat dikendalikan (non controllabel), pada umumnya dikatakan bahwa untuk
jangka pendek biaya penyusutan merupakan biaya yang non controllable.

Yang dikategorikan sebagai biaya-biaya overhead pabrik (factory overhead) adalah


biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka proses produksi,

kecuali biaya bahan mentah langsung dan tenaga kerja langsung. Didalam menentukan
besarnya dana yang harus dianggarkan untuk anggaran biaya overhead pabrik, terdapat dua

permasalahan pokok yang perlu dipecahkan, yaitu :


1. Masalah penanggung jawab dalam perencanaan biaya.

Penanggung jawab perencanaan: perlu diterapkan prinsip akuntansi pertanggungan


jawab (responsibility accounting). Atas dasar prinsip ini dikenal adanya pembagian

menjadi departemen produksi dan departemen jasa.


Departemen produksi yaitu bagian di pabrik yang bekerja mengolah bahan mentah

menjadi barang jadi atau produk akhir. Departemen jasa yaitu bagian dipabrik yang
menyediakan jasanya dan secara tidak langsung ikut berperan dalam proses produksi

jasa yang disediakan mungkin saja sebagian dipergunakan sendiri oleh bagian ini.

2. Cara menentukan jumlah anggaran.


Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :

a. Berdasarkan sifatnya biaya.


Dibagi menjadi tiga macam jenis, yaitu jenis biaya fixed, jenis biaya variabel,
dan jenis biaya semi variabel.
b. Berdasarkan wewenang untuk menentukan anggaran.

Ada biaya yang wewenang menentukannya terletak dibagian itu sendiri. Ada
pula biaya yang dihitung atas dasar ketentuan yang wewenangnya terletak di luar/di

atas bagian itu sendiri.

Dalam rangka pengwasan biaya overhead, salah satu masalah yang dihadapi adalah
pengalokasian biaya bagian jasa atau pembantu (service) kepada bagian produksi. Dalam

pengalokasian biaya bagian jasa atau pembantu diperlakukan satu cara pendekatan yang
disebut clean cost concept. Cara ini merupakan salah satu cara alokasi biaya, dimana biaya

overhead pada bagian jasa atau pembantu secara langsung dialokasikan ke bagian-bagian
produksi, dengan berdasarkan proporsi pemakaian jasa oleh masing-masing bagian
produksi.
BAB III
KESIMPULAN

Pengertian anggaran biaya :budget (anggaran) adalah suatu rencana yang disusun

secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit
(kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.

Samryn (2001:226) berpendapat bahwa anggaran fleksibel merupakan suatu bentuk


anggaran yang dirancang untuk mengcover suatu rangeaktivitas dan yang dapat digunakan

untuk membuat anggaran beberapa level biaya dalam kisaran yang dapat dibandingkan
dengan biaya yang sesungguhnya terjadi.

3.1 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung 

Anggaran biaya tenaga kerja langsung merupakan anggaran yang merencanakan


secara lebih terperinci tentang upah yang akan dibayarkan kepada para tenaga kerja

langsung selama periode yang akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana tentang
jumlah waktu yang diperlukan oleh para tenaga kerja langsung untuk menyelesaikan unit

yang akan diproduksi, tarif upah yang akan dibayarkan kepada para tenaga kerja langsung
dan waktu (kapan) para tenaga kerja langsung tersebut menjalankan kegiatan proses

produksi, yang masing-masing dikaitkan dengan jenis barang jadi (produk) yang akan
dihasilkan, serta tempat (departemen) di mana para tenaga kerja langsung tersebut akan

bekerja.

 3.2 Anggaran Biaya Overhead Pabrik 

Anggaran biaya overhead pabrik merupakan anggaran yang merencanakan secara


lebih terperinci tentang beban biaya pabrik tidak langsung selama periode yang akan

datang, yang di dalamnya meliputi rencana jenis biaya pabrik tidak langsung, jumlah biaya
pabrik tidak langsung dan waktu (kapan) biaya pabrik tidak langsung tersebut dibebankan,

yang masing-masing dikaiykan dengan tempat (departemen) dimana biaya pabrik tidak
langsung tersebut terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul, dkk. 1990. Akuntansi Manajemen edisi pertama. BPFE: Yogyakarta

http://erwinnote.wordpress.com
http://www.kajianpustaka.com/2012/11/anggaran-biaya.html#ixzz2hOwZOv7m

https://sites.google.com
Munandar, M. 2001. Budgeting, Perencanaan Kerja Pengkoodinasian Kerja. Pengawasan

Kerja. Edisi Pertama. BPFE UGM: Yogyakarta.

Nafarin. Edisi 3. Penganggaran Perusahaan. Salemba Empat.

Samryn, L.M. 2001. Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada:
Jakarta. 

Anda mungkin juga menyukai