DOSEN PENGAMPU:
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1. Biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat
menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diperoleh dari
investasi tersebut. Jika investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi
sekurang-kurangnya sebesar biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak
perlu dilakukan lebih mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata biaya dana
yang akan dihimpun untuk melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan
bahwa biaya modal suatu perusahaan adalah bagian (suku rate" yang harus
dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasan pada para investornya pada
tingkat risiko tertentu. Berdasarkan pentingnya biaya modal dalam penilaian
investasi maka akan dibahas mengenai biaya modal individu dan keseluruhan.
Biaya modal individual meliputi biaya modal yang berasal dari hutang jangka
pendek seperti: hutang dagang, hutang wesel dan kredit jangka pendek; biaya
modal yang berasal dari hutang jangka panjang (obligasi), biaya saham
preferen, biaya laba ditahan dan biaya modal saham biasa.
2. Biaya modal keseluruhan (weighted average cost of capital atau WACC)
adalah tingkat pengembalian atau rata-rata, yang harus perusahaan disediakan
pada pemasok modal agar dapat mengkontribusikan uangnya ke suatu
perusahaan. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang merupakan salah
satu cara untuk menghitung struktur modal yang optimal. Selain itu,
perusahaan dapat mengukur biaya pendanaan proyek-proyek masa depan
dengan biaya modal yang lebih murah untuk mendanai proyek baru.
3. Berdasarkan uraian di atas, maka akan dibahas lebih lanjut mengenai hal-hal
berikut.
Contoh 1:
Misalkan cash discount yang hilang selama 1 tahun sebesar Rp.5.000.000,-
dan hutang perniagaan rata-rata Rp.50 juta.
Maka,
Biaya modal sebelum pajak = 5 juta / 50 juta x 100% = 10%
Misal pajak 40% ;
Biaya modal sesudah pajak = 10% x (100%-40%) = 6%
Contoh 2:
Bank memberikan kredit jangka pendek sebesar Rp.100 juta dengan bunga
2% per bulan selama 8 bulan. Syarat aktiva yang dijadikan jaminan
harus diasuransikan selama umur kreditnya dg premi asuransi Rp.5 juta.
Maka :
Uang yg diterima dari bank = Rp. Pinjaman – (bunga 8 bln + premi
asuransi)
= Rp. 100 juta – (Rp.16 juta + Rp. 5 juta)
= Rp. 79 juta.
Beban yg sebenarnya di tanggung peminjam = Rp.21 juta
Jadi biaya kredit sebelum pajak = Rp.21 juta / Rp.79 juta x 100% = 26%.
Biaya kredit per bulan = 26% / 8 = 3,25%
Misal tingkat pajak 25 % =
Biaya modal sesudah pajak = 3,25% x(100%-25%)= 2,43 % per bulan.
Contoh :
Obligasi dikeluarkan dengan nominal per lembar Rp.100 juta dan
umurnya 10 tahun. Hasil penjualan neto yg diterima adalah
Rp.97.000.000,- Bunga obligasi 4% per tahun.
Berapa cost of bond ?
Jawab :
a. Dana rata-rata selama 10 tahun = (100 jt + 97 jt) /2 = 98,5 jt
b. Selisihnya dialokasikan untuk 10 thn = 3 jt /10 thn = 300.000 (+bunga)
Bunga = 4% x 100 jt = 4 jt
Beban per tahun (average annual cost ) = 4 jt + 300.000 = Rp4,3 jt
c. Menghitung biaya rata-rata per tahun = (4,3 jt /98,5 jt) x 100% = 4,4%
d. Misal tingkat pajak 25% , Maka biaya modal = 4,4% x (100% - 25%)
= 3,3%.
3. Biaya Modal yang Berasal dari Saham Preferen
Saham preferen memiliki sifat antara hutang dengan saham biasa,
bersifat hutang karena mengandung kewajiban tetap untuk membayar
dividen preferen dan dalam likuidasi pemegang saham preferen memiliki
hak mendahului disbanding saham biasa. Namun tidak seperti hutang
kegagalan membayar dividen preferen tidak mengakibatkan pembubaran
perusahaan. Resiko saham preferen lebih kecil dari hutang tapi lebih besar
dari saham biasa.
Biaya penggunaan dana yang berasal dari saham preferen dapat
dihitung dengan membagi dividen perlembar saham preferen (Dp) dengan
harga bersih penjualan saham preferen (Pn)
Biaya saham preferen (Kp) = Dp/P
Jawaban:
Biaya modal saham preferen = Dp / Pn
Biaya modal saham preferen = 600 / 9000 = 6,67%.
D1
Ksb = —————– + g
Po (1 –FC)
Ksb = biaya saham biasa baru
FC = flotation cost
B. BIAYA MODAL KESELURUHAN (Weighted Average Cost of Capital
atau WACC)
1. Pengertian Biaya Modal Keseluruhan
Jika perusahaan menggunakan beberapa sumber modal, maka
biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang dari
seluruh modal yang digunakan atau WACC (Weighted Average Cost of
Capital). Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang merupakan salah
satu cara untuk menghitung struktur modal yang optimal. Selain itu,
perusahaan dapat mengukur biaya pendanaan proyek-proyek masa depan
dengan biaya modal yang lebih murah untuk mendanai proyek baru.
Biaya modal cenderung menurun ketika perusahaan menggunakan
utang yang lebih tinggi sebagai sumber pendanaan. Untuk mendapatkan
biaya modal yang lebih rendah, perusahaan dapat menerbitkan obligasi
daripada saham karena dapat mengurangi pajak. Tetapi, meningkatkan
utang berdampak pada peningkatan beban bunga, meningkatkan risiko
kebangkrutan, dan pemasok dana tidak tertarik. Oleh karena itu, perusahaan
perlu menghitung porsi utang untuk mengoptimalkan struktur modal.
Alasan mengapa digunakannya WACC adalah karena komposisi
utang dan ekuitas seringkali tidak sama. Beberapa perusahaan mungkin
memiliki utang lebih dari ekuitas, ataupun sebaliknya. Akibatnya, biaya
setiap modal akan bervariasi tergantung pada persentase kontribusinya
terhadap struktur modal. Maka dari itu, diperlukan adanya bobot pada
masing-masing komponen modal agar kita dapat mengetahui seberapa sulit
bagi perusahaan untuk mengumpulkan dana yang dibutuhkan.
Manajemen menggunakan analisis sekuritas untuk menilai harga
wajar saham perusahaan, apakah overvalued atau undervalued. Misalnya,
mereka menggunakan WACC dalam valuasi menggunakan
model discounted cash flow. WACC adalah tingkat diskonto untuk arus kas
masa depan, yang mana berguna untuk menentukan nilai perusahaan saat
ini.
Manfaatnya menggunakan WACC adalah mampu memberikan
wawasan tentang biaya modal aktual yang lebih masuk akal, yaitu
menimbang setiap komponen berdasarkan tingkat proporsi dalam struktur
modal perusahaan.
Meski relatif mudah dihitung, tetapi hasilnya seringkali beragam.
Beberapa formula, seperti biaya ekuitas, lebih fleksibel. Nilai pasar dari
ekuitas perusahaan adalah dinamis dan selalu bergerak seiring dengan
pergerakan harga saham perusahaan. Akibatnya, itu menghasilkan estimasi
biaya modal ekuitas yang tidak akurat.
2. Komponen Struktur Modal Keseluruhan
Secara garis besar, struktur modal perusahaan terdiri dari modal
utang dan modal ekuitas. Modal utang timbul karena perusahaan
meminjam uang dari pihak lain dengan syarat akan dibayar kembali dengan
bunga. Perusahaan biasanya menggunakannya sebagai modal ekspansi agar
dapat dilunasi di masa depan. Contohnya, pinjaman bank dan obligasi.
Perhitungan biaya modal utang relatif mudah dibandingkan dengan ekuitas.
Pada modal ekuitas, pemasok menyumbangkan modal mereka dan
kompensasinya adalah kepemilikan perusahaan, dapat berupa saham
preferen atau saham biasa. Perusahaan tidak memiliki kewajiban untuk
membayar pemasok modal ekuitas seperti pada modal utang. Namun,
mereka harus memperhatian operasi dan pertumbuhan perusahaan. Jika
pemasok modal utang mendapat bunga sebagai imbalan, maka mereka
berpotensi mendapatkan dividen dan capital gain.
Keterangan:
1. Biaya Modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa,
maupun laba ditahan untuk mendanani suatu investasi atau operasi
perusahaan. Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk
mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan
untuk memperoleh dana yang diperlukan.Perhitungan biaya penggunaan
modal sangatlah penting. Biaya modal individual meliputi biaya modal yang
berasal dari hutang jangka pendek seperti: hutang dagang, hutang wesel dan
kredit jangka pendek; biaya modal yang berasal dari hutang jangka panjang
(obligasi), biaya saham preferen, biaya laba ditahan dan biaya modal saham
biasa.
2. Jika perusahaan menggunakan beberapa sumber modal, maka biaya modal
yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang dari seluruh modal
yang digunakan atau WACC (Weighted Average Cost of Capital). Secara garis
besar, struktur modal perusahaan terdiri dari modal utang dan modal ekuitas.
Alasan mengapa digunakannya WACC adalah karena komposisi utang dan
ekuitas seringkali tidak sama, mengakibatkan biaya setiap modal akan
bervariasi tergantung pada persentase kontribusinya terhadap struktur modal.
Maka dari itu, diperlukan adanya bobot pada masing-masing komponen modal
agar kita dapat mengetahui seberapa sulit bagi perusahaan untuk
mengumpulkan dana yang dibutuhkan. Manajemen menggunakan analisis
sekuritas untuk menilai harga wajar saham perusahaan,
apakah overvalued atau undervalued. Misalnya, mereka menggunakan WACC
dalam valuasi menggunakan model discounted cash flow. WACC adalah
tingkat diskonto untuk arus kas masa depan, yang mana berguna untuk
menentukan nilai perusahaan saat ini.
3.
DAFTAR PUSTAKA