OLEH:
KELOMPOK 3
Ni Nyoman Mirah Sri Gandari 2007521135 / 11
Mohamad Ardiansyah Wahyudin 2007521149 / 12
Ni Made Adelia Putri Diandra 2007521152 / 13
Pande Kadek Indra Mahardika 2007521161 / 14
I Gede Antara Wijaya Kusuma 2007521163 / 15
Keterangan
1. Blok pasar antar bank : Blok ini menggambarkan transaksi valas antar bank dan
merupakan blok yang sangat penting mengingat transaksi antar bank ini merupakan
muara akhir terbentuknya kurs. Dengan bantuan aplikasi OLAP, identifikasi
supply-demand terhadap blok transaksi antar bank domestik lebih mudah dilakukan
karena laporan yang dihasilkan akan memperlihatkan counterpart (pihak lawan)
dari masing-masing pelaku transaksi, baik itu jual maupun beli.
2. Blok Transaksi Swap : Transaksi swap merupakan kombinasi antara transaksi spot
dan forward. Karena transaksi swap dilakukan secara bilateral, maka transaksi ini
tidak mempengaruhi kurs secara langsung. Transaksi akan mempengaruhi kurs
melalui posisi likuiditas bank yang terpengaruh pada saat penyerahan (delivery)
valas pada “ spot date” dilakukan dan pada saat penyerahan valas pada “forward
date” dilakukan.
3. Blok Pasar Forward : Seperti halnya transaksi swap, transaksi forward tidak secara
langsung mempengaruhi kurs, namun akan mempengaruhi kurs secara tidak
langsung melalui perubahan posisi exposure likuiditas valas bank pada saat delivery
valas pada “forward date”.
4. Blok nasabah bank (onshore customers) : Nasabah domestik merupakan lawan
transaksi dari perbankan domestik yang terdiri dari dua kelompok besar, yaitu
individu/ perorangan dan korporasi. Nasabah yang melakukan pembelian valas ke
blok pasar antar bank domestik, diidentifikasi sebagai pelaku yang menimbulkan
demand valas (D). Sebaliknya, nasabah yang melakukan penjualan valas ke blok
pasar antar bank domestik diidentifikasi pelaku yang menimbulkan supply valas
(S).
5. Blok bank luar negeri (off-shore banks) : Kelompok bank ini merupakan lawan
transaksi perbankan domestik dari sisi luar negeri. Bank luar negeri yang membeli
valas ke blok pasar antar bank domestik, diidentifikasi sebagai demand valas (D).
Sebaliknya, bank luar negeri yang melakukan penjualan valas ke blok pasar antar
bank domestik diidentifikasi sebagai supply valas (S)
6. Blok on-shore / off-shore money market : Penempatan dana valas oleh blok antar
bank domestik ke blok pasar uang antar bank domestik (on-shore money market)
diidentifikasi sebagai penempatan dalam negeri (DN) atau terjadinya “shifting”
yang dapat mencerminkan diversifikasi portfolio sebagai akibat dari inflow maupun
hanya pergeseran portfolio saja. Sedangkan penempatan dana valas blok antar bank
domestik ke blok pasar uang antar bank luar negeri (off-shore money market)
diidentifikasi sebagai penempatan luar negeri (LN) atau terjadinya “outflow”
(konsep cross-border). Terjadinya outflow penampatan valas di pasar uang luar
negeri tidak secara langsung mempengaruhi proses pembentukan harga (kurs)
namun dapat memberikan dampak tidak langsung karena pasar uang antar bank
(PUAB) valas di dalam negeri menjadi dangkal dan tidak berkembang. Sedangkan
pendalaman pasar uang valas antar bank (market deepening) di dalam negeri sangat
penting karena dapat meningkatkan penyebaran likuiditas valas ke seluruh bank
secara merata. Dengan demikian, bank yang suatu saat mengalami kekurangan
(shortage) posisi valas tidak harus melakukan pembelian di pasar valas (yang akan
menimbulkan tekanan depresiasi terhadap rupiah) tetapi dapat meminjam ke bank
lain di PUAB valas dalam negeri.
Sebaliknya, penempatan dana valas blok bank offshore ke blok antar bank
domestic diidentifikasi sebagai penempatan dalam negeri (DN) atau terjadinya
“inflow”. Posisi likuiditas valas bank juga dipengaruhi oleh penempatan atau
penarikan dana pihak ketiga dalam deposito valas, namun tidak tercakup dalam
PIPU. Transaksi penempatan dana valas oleh bank domestik di pasar uang luar
negeri tidak akan mempengaruhi posisi devisa netto (PDN) bank apabila sumber
dana tersebut berasal dari penempatan dana valas bank lain atau simpanan individu
(DPK valas). Hal ini karena peningkatan dalam liabilities bank akan teroff-set
dengan peningkatan dalam asset berupa penyertaan di pasar uang.
7. Blok pasar uang rupiah (PUAB Rupiah) : transaksi valas di pasar antar bank sangat
dipengaruhi oleh kondisi likuiditas rupiah bank . Pada saat bank-bank mengalami
kelebihan likuiditas rupiah diluar kebutuhan normalnya, pembelian valas
merupakan salah satu outlet penempatan dana, selain beberapa outlet penempatan
lainnya terutama Fasilitas Bank Indonesia (Fasbi), SBI, obligasi. Sebaliknya,
transaksi bank di pasar valas dapat menimbulkan peningkatan kebutuhan rupiah
yang dapat diperoleh dengan meminjam di pasar antar bank rupiah. Sebagai contoh,
suatu bank yang melakukan pembelian valas dengan penyerahan spot atau
melakukan transaksi swap-jual, dapat mendorong bank meminjam rupiah di pasar
uang sehingga bank tersebut berada dalam posisi sebagai “net-borrower” di pasar
uang pada dua hari kerja berikutnya.
Transaksi Valas baik yang dilakukan oleh Bank, Perusahaan, ataupun
Individu mengandung berbagai tujuan. Tujuan ini berbeda-beda sesuai dengan apa
yang ingin diperoleh dari transaksi tersebut. Ada beberapa tujuan dalam melakukan
transaksi Valas, baik yang dilakukan oleh perusahaan/ badan maupun individu,
yaitu :
a. Untuk Transaksi Pembayaran
Sebagai contoh Perusahaan Indonesia melakukan pembelian sejumlah
barang berupa mesin-mesin dari Perusahaan Jerman. Pembayaran dilakukan
sales contrac yang telah disepakati. Jika pembayaran dilakukan dengan mata
uang eksportir (DM) maka transaksi valas akan terjadi di Indonesia (importir).
Namun, bila pembayaran dilakukan dengan mata uang importir (IDR), maka
transaksi jual-beli terjadi di pihak eksportir di Jerman, dimana pihak eksportir
harus terlebih dahulu menukarkan IDR ke DM di Jerman. Pembayaran dapat
pula dilakukan dengan mata uang lainnya, misal dalam mata uang US Dollar,
maka transaksi Valas terjadi di negara importir dan eksportir.
b. Mempertahankan Harga Beli
Kebijaksanaan Pemerintah melakukan devaluasi bertujuan untuk
meningkatkan ekspor sehingga barang-barang kita yang dijual ke luar negeri
akan lebih kompetitif. Dengan melakukan devaluasi, maka nilai tukar Rupiah
akan turun terhadap mata uang yang didevaluasikan. Akan tetapi, bagi
pemegang rupiah di dalam negeri justru nilai tukar uangnya terhadap mata uang
asing melah menjadi turun akibatnya daya beli pun menurun jika dibandingkan
dengan Valas tersebut.
c. Mengirim Uang ke Luar Negeri
Transfer ke luar negeri merupakan jasa Bank dalam pengiriman uang ke luar
negeri. Sarana yang digunakan yaitu dapat menggunakan telex, telepon
facsimile, atau sarana lainnya. Pengiriman dapat dilakukan dengan mata uang
negara pengirim atau negara yang dikirimkan. Jika pengiriman dalam mata
uang negara tujuan, maka pertukaran valas terjadi di negara pengirim.
Demikian juga apabila pengiriman dalam mata uang negara pengirim, maka
transaksi valas terjadi di negara tujuan.
d. Mencari Keuntungan
Transaksi Valas dapat digunakan untuk mencari keuntungan atau
kemudahan-kemudahan berbelanja. Sebagai contoh Nasabah dapat menyimpan
uangnya dalam bentuk deposito valas atau rekening giro valas. Keuntungan
dalam hal ini selain memperoleh suku bunga, juga dapat meraih keuntungan
melalui kenaikan kurs yang terus menerus. Keuntungan lainnya adalah dapat
menarik atau mengeluarkan cek dan bilyet giro dalam valas sebagai alat
pembayaran. Kemudian keuntungan lainnya adalah dengan membeli valas
Bank notes pada saat kurs turun dan menjualnya pada saat kurs naik, transaksi
ini dilakukan terhadap mata uang yang cenderung naik terus serta lebih besar
unsur spekulasinya.
e. Pemagaran Risiko (Headging)
Dalam hal pemagaran risiko, sering kali terhadap utang dalam valuta asing,
hal ini akibat dari sering terjadinya kenaikan kurs terus menerus. Kenaikan kurs
ini dapat meningkatkan nilai pinjaman atau utang jika tidak dilakukan
headging. Dengan dilakukan headging minimal risiko kerugian dapat
diperkecil seminimal mungkin.
f. Kemudahan Berbelanja
Tujuan Transaksi Valas yang satu ini sangat berguna bagi seseorang yang
suka bepergian ke luar negeri. Kemudahan ini dapat diwujudkan dengan
membeli traveller cheque (TC) atau cek perjalanan. Dengan membawa TC ini
nasabah dengan mudah dapat berbelanja di berbagai tempat dan di berbagai
negara. Kemudian nomilal TC pun mangikuti kurs yang sedang berkembang.
1. Secara garis besar konsep pasar keuangan adalah mekanisme pasar yang memungkinkan
bagi seorang atau koporasi untuk dengan mudah dapat melakukan transaksi penjualan dan
pembelian dalam bentuk sekuritas keuangan (seperti saham dan obligasi).
2. Pasar keuangan terbagi menjadi 4 bagian yang terdiri dari : Pasar Ekuitas dan Utang, Pasar
Primer dan Sekunder, Bursa dan Pasar Over the Counter, dan Pasar Uang dan Pasar Modal.
3. Adapun fungsi yang dimiliki oleh pasar keuangan yaitu penyalur dana dari rumah tangga,
perusahaan, dan pemerintah yang memiliki kelebihan dana.
4. Pasar uang merupakan tempat pertemuan antara pihak yang memiliki surplus dana dengan
pihak yang mengalami defisit dana, dimana dananya berjangka pendek, yaitu dana
berjangka waktu kurang dari satu tahun. Adapun peserta pasar uang meliputi bank-bank,
yayasan, perusahaan auransi, perusahaan-perusahaan umum, serta lembaga keuangan
lainnya seperti koperasi dan rumah gadai. instrumen pasar uang yang ada di Indonesia,
yaitu SBPU (Surat Berharga Pasar Uang), SBI (Sertifikat Bank Indonesia), Promissory
Notes, Deposito, Treasurry Bills, Commercial paper, Commercial paper, Call money, serta
Banker’s acceptance.
5. Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX, atau pasar mata uang)
adalah bentuk pertukaran untuk perdagangan desentralisasi global mata uang internasional.
Pasar valuta asing membantu perdagangan internasional dan investasi dengan
memungkinkan konversi mata uang. Adapun pasar valuta asing sendiri mengalami
pertumbuhan yang pesat pada awal 1970-an, dan beberapa faktor yang menyebabkan
pertumbuhan ini diantaranya adalah pergerakan nilai valuta asing yang cukup signifikan,
bisnis yang semakin mengglobal, perkembangan IPTEK yang sangat pesat, serta
keuntungan yang diperoleh di pasar valuta yang cenderung besar meningkatakan keinginan
berbagai pihak berusaha memperoleh gain dari pergerakan valuta asing.
6. Peserta ekonomi yang utama dalam pasar valas dapat digolongkan menjadi 8 yaitu
perusahaan, individu, Bank Umum dan Perbankan, Pialang Pasar Valas atau Broker yang
membantu untuk mencarikan pembeli ataupun penjual, pemerintah, Bank Sentral, Spekulan
dan Arbitraser, serta institusi-institusi keuangan yang mempunyai investasi internasional.
7. Beberapa jenis transaksi yang paling umum ditransaksikan di pasar valas adalah transaksi
spot dan transaksi derivative terutama forward, swap, dan option. Identifikasi terhadap
pelaku dan aliran transaksi menghasilkan blok-blok pasar yang terkait satu sama lainnya
sehingga menggambarkan alur transaksi di pasar valas dan rupiah.
8. Definisi pasar modal menurut kamus yaitu pasar uang dan modal adalah pasar konkret atau
abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang memerlukan dana jangka
panjang, yaitu lebih dari satu tahun.
9. Instrumen pasar modal di Indonesia terdiri dari: saham biasa (common stocks), saham
Preferen (preferred stocks), obligasi konversi (convertible bond), right issue, waran, reksa
dana, efek derivative, dan efek syariah. Para pemain di pasar modal terdiri dari emitmen,
investor dan lembaga penunjang, seperti penjamin emisi, perantara perdagangan efek,
pedagang efek dan penanggung.
10. Lembaga-lembaga yang terlibat pada pasar modal terdiri dari dua jenis lembaga yaitu
lembaga pemerintah yang terdiri dari BAPEPAM, BKPM, departemen teknis, dan
departemen kehakiman, serta lembaga swasta yang terdiri dari notaris, akuntan publik,
konsultan umum, penilai, dan konsultan efek.
11. Salah satu prinsip utama dalam investasi obligasi adalah harga obligasi bergerak dengan
arah yang berlawanan dibandingkan suku bunga dan imbal hasil (yield) obligasi. Apabila
suku bunga meningkat maka harga obligasi akan turun, begitupula sebaliknya. Sejalan
dengan hal tersebut, apabila harga obligasi turun maka yield obligasi akan meningkat.
Hubungan ini disebut dengan nama risiko suku bunga (interest rate risk) atau salah satu
risiko yang dihadapi oleh investor obligasi
12. Secara umum, pasar uang internasional berbeda dengan pasar pasar uang domestik dalam
hal jenis mata uang, dan jumlah transaksi yang biasanya lebih besar dari pasar uang
domestik. Pasar ini berfungsi untuk memastikan bahwa dana akan ditransfer secara efisien
dari pihak yang memiliki kelebihan dana (penabung) pada pihak yang membutuhkan
(peminjam). Pasar uang internasional mencakup bank-bank besar pada negara di seluruh
dunia, seperti Citigrup, J.P. Morgan Chase, dan lain-lain. Dua elemen penting dalam pasar
uang internasional adalah pasar uang Eropa dan pasar uang Asia.
DAFTAR PUSTAKA
Ajiaksa Pundra. 2018. Perlindungan Hukum Nasabah Perorangan Dalam Transaksi Di Pasar
Valuta Asing. Jurist-Diction: Vol. 1 No. 2. Universitas Airlangga.
Aminy, M.M. & Johari, M. 2019. Offshore banks: pengenalan singkat dan kejahatan keuangan
internasional yang terkait. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam. 10(1), 73-76.
Budisantoso Totok, Triandaru Sigit. 2006. Bank dan lembaga Keuangan Lain. Jakarta:
Salemba Empat.
Digibank by DBS. 14 Juli 2020. Suku Bunga, Harga dan Yield Obligasi, Apa Hubungannya?
dbs.id – https://bit.ly/35IQTgG
Kasmir, 2017, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi 2014. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta
Kennedy, P. 2019. Keuangan Internasional. Universitas Kristen Indonesia. Diakses dari
http://repository.uki.ac.id/1403/1/10.Diktat%20Keuangan%20Internasional%20JM.pdf
Mishkin, Frederic S. 2008. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
Muchtar Evan Hamzah, dan Siti Najma. 2019. Aplikasi Sistem Keuangan Syariah Pada Pasar
Uang. Jurnal Asy- Syukriyyah Vol 20 No.1.
R. Serfianto D.P. 2013. Pasar Uang dan Pasar Valas. Jakarta.
Sikapi uangmu OJK. 2019. Definisi dan Jenis Obligasi. Sikapiuangmu.ojk.go.id –
https://bit.ly/3koCLgF