Anda di halaman 1dari 6

1.2.

3) Fungsi pasar keuangan


Pasar uang pada prinsipnya merupakan sarana alternatif bagi lembaga-lembaga keuangan,
perusahaan-perusahaan non keuangan, dan peserta-peserta lainnya baik dalam memenuhi kebutuhan
dana jangka pendeknya maupun dalam rangka melakukan penempatan dana atas kelebihan
likuiditasnya. Pasar uang secara tidak langsung juga sebagai sarana pengendali moneter yang
dilakukan oleh penguasa moneter dalam melaksanakan operasi pasar terbuka. Pelaksanaan operasi
pasar terbuka di Indonesia dilakukan oleh Bank Indonesia yaitu dengan menggunakan Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). SBI sebagai piranti operasi pasar terbuka
digunakan untuk tujuan kontraksi moneter yaitu untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di
masyarakat. Sedangkan SBPU berfungsi sebagai piranti ekspansi moneter yaitu menambah jumlah
uang yang beredar. Dalam sistem perekonomian pasar uang juga dibutuhkan karena banyaknya
perusahaan serta individu yang mengalami arus kas yang tidak sesuai antara inflows dan

Pasar keuangan memiliki lima fungsi ekonomi utama :


1) pasar menentukan harga aktiva yang diperdagangkan melalui interaksi antara penjual
dan pembeli. Hal ini disebut proses penemuan harga (price discovery process).
2) pasar keuangan menyediakan suatu mekanisme bagi investor untuk menjual aktiva
kewajibannya. Karena kegunaannya tersebut, pasar keuangan dianggap dapat
menawarkan suatu likuiditas, yaitu kemampuan untuk mengubah aktiva menjadi kas.
3) Fungsi ekonomi pasar keuangan yang ketiga adalah kemampuannya untuk
menurunkan biaya transaksi. Dua biaya dihubungkan dengan usaha transaksi: biaya
pencarian dan biaya informasi. Biaya pencarian mengacu kepada biaya eksplisit,
seperti biaya iklan dan biaya implicit seperti waktu yang dihabiskan untuk
menemukan penjual atau pembeli. Biaya informasi merupakan biaya yang
dikeluarkan dalam menilai hasil investasi aktiva keuangan.
4) Pasar keuangan berperan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli. Penjual
dalam hal ini ialah pihak yang ingin menjual segala bentuk keuangan yang
dimilikinya. Sedangkan pembeli ialah mereka yang ingin membeli segala bentuk
keuangan. Manfaat utama dari pasar keuangan ialah tempat penyediaan dana bagi
pihak yang membutuhkannya.
5) Menjadi fasilitator perdagangan surat berharga Ruang lingkup kegiatan pasar
keuangan tidak hanya berfokus pada uang saja, melainkan juga dalam hal surat
berharga. Pasar keuangan mempermudah individu atau perusahaan untuk
memperjualbelikan surat berharga, seperti saham, dan lainnya. Menjadi sumber dana
Selain menjadi fasilitator, pasar keuangan juga bermanfaat sebagai sumber dana,
khususnya bagi perusahaan yang membutuhkan dana. Dalam pasar keuangan, pihak
yang membutuhkan dana akan dipertemukan dengan pihak pemilik dana.
Selain itu, pasar keuangan juga harus transparan dan efektif, karena jenis pasar ini mengelola
dana atau keuangan yang dibutuhkan perusahaan atau individu. Pasar keuangan berbeda
dengan pasar uang. Karena pasar uang menjadi salah satu bagian dari pasar keuangan. Selain
itu, pasar uang lebih berfokus pada penyediaan instrumen keuangan jangka pendek.

1.2.8) Konsep pasar modal

Pasar modal (capital market) adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang dan
merupakan pasar yang konkret. Dana jangka panjang adalah dana yang jatuh temponya lebih
dari satu tahun. Pasar modal dalam arti yang sempit adalah suatu tempat dalam pengertian
fisik yang terorganisasi tempat efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek. Pengertian
bursa efek (stock exchange) adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan
penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pengertian efek adalah setiap surat berharga (sekuritas) yang diterbitkan oleh perusahaan,
misalnya: surat pengakuan utang, surat berharga komersial (commercial paper), saham,
obligasi, tanda bukti utang, bukti right (right issue), dan waran (warrant).

Definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Modal dan Modal adalah pasar konkret atau
abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan memerlukan dana jangka
panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas. Umumnya yang termasuk pihak penawar adalah
perusahaan asuransi, dana pensiun, bank-bank tabungan sedangkan yang termasuk peminat
adalah perusahaan, pemerintah, dan masyarakat umum. Pasar modal berbeda dengan pasar
uang (money market). Pasar uang berkaitan dengan instrumen keuangan jangka pendek (jatuh
tempo kurang dari 1 tahun) dan merupakan pasar yang abstrak. Istrumen pasar uang biasanya
terdiri dari berbagai jenis surat berharga jangka pendek seperti sertifikat deposito,
commercial paper, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU).

Menurut Sunariyah: “Pasar modal adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi,
termaksud didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang
keuangan, serta seluruh surat-surat berharga yang beredar. Sedangkan dalam arti sempit pasar
modal adalah suatu pasar (tempat berupa gedung) yang disiapkan untuk memperdagangkan
saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para
perantara pedagang efek.2 Menurut Marzuki Usman dkk: “Pasar Modal (Capital Market)
didefinisikan sebagai perdagangan instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik itu
menurut modal sendiri (stock) maupun hutang (bonds),

Menurut Fahmi dan Hadi: “Pasar modal adalah tempat dimana berbagi pihak khususnya
perusahaan menjual saham dan obligasi dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya
akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat dana perusahaaan.”
Dapat disimpulkan bahwa pasar modal adalah tempat pertemuan antar pihak yang memiliki
kelebihan dana (investor) dengan pihak yang memerlukan dana (perusahaan) dengan cara
memperjual belikan sekuritas baik berupa saham, obligasi, maupun jenis surat berharga
lainnya melalui jasa perantara perdagangan efek

Jadi dapat diketahui mengenai penjelasan konsep dari pasar modal ini ialah mempunyai sifat
yang berbeda dengan pasar keuangan sebab dalam pasar modal, merupakan suatu kegiatan
dimana di pergunakanya dana jangka Panjang, berbeda dengan pasar keuangan dengan
orientasi jangka pendek saja. Dengan jatuh tempo paling sedikit satu tahun. Dalam
analoginya pasar modal ini umumnya berisi saham perusahaan milik pemerintah dalam
bentuk obligasi maupun yang mempunyai tujuan ekspansi usaha pada bidang bidang
tertentu. Lalu pasar modal ini bertujuan dibangung dengan menghimpun seluruh dana dari
masyarakat untuk membeli surat kepemilikan saham dari perusahaan ini untuk di beli
sehingga seluruh dana yang terhimpun ini mampi digunakana untuk kegiatan ekspansi atau
pemenuhan asset perusahaan.
Studi kasus

Sebuah permasalahan tengah dihadapi oleh salah satu bank investasi terbesar di dunia,
Deutsche Bank. Pada 16 September 2016, Department of Justice Amerika Serikat meminta
penalti sebesar US$ 14 milyar atas Deutsche Bank untuk menyelesaikan kasus kesalahan
penjualan subprime mortgage. Kesalahan penjualan tersebut terjadi sebelum krisis global
2008 pada saat harga perumahan Amerika Serikat mengalami bubble. Publik merespon
dengan peningkatan kewaspadaan, tidak terkecuali publik Indonesia. Hal ini menunjukkan
bahwa interkoneksi keuangan global telah meningkat, mengingatkan kita untuk lebih
waspada terhadap kondisi perekonomian global.

Tuntutan Department of Justice Amerika Serikat atas kasus kesalahan penjualan aset
subprime mortgage tidak hanya dialami oleh Deutsche Bank. Sebelumnya, bank investasi
raksasa Amerika Serikat JP Morgan Chase, Bank of America, Citigroup, dan Goldman Sachs
telah menyelesaikan tuntutan atas kasus yang sama dengan Department of Justice Amerika
Serikat. Denda yang dibayarkan oleh bank-bank tersebut akhirnya berhasil dinegosiasi
menjadi lebih sedikit, seperti Citigroup yang hanya  membayar denda US$7 miliar atas
tuntutan awal US$ 12 miliar. Deutsche Bank menyatakan akan berusaha menegosiasi angka
penalti tersebut hingga hanya menjadi US$ 5,4 miliar. Hingga saat ini, usaha untuk
menegosiasi besaran pinalti yang diminta Department of Justice belum membuahkan hasil.

Pasar Merespons dengan Kekhawatiran

Pasar merespons tuntutan tersebut secara negatif, terbukti dari merosotnya saham Deutsche
Bank pada hari Selasa (20/9). Saham Deutsche Bank termasuk dalam kategori saham blue
chip yang menjadi andalan para investor karena likuiditasnya yang tinggi dan dikeluarkan
oleh perusahaan yang terbukti sangat kredibel. Selain mengalami penurunan harga saham,
harga credit-default swap atas obligasi Deutsche Bank mengalami peningkatan sebanyak 37
basis poin menjadi 536 basis poin, nilai tertinggi sejak 2007. Peningkatan ini menunjukkan
naiknya persepsi resiko atas obligasi Deutsche Bank.

Meningkatnya kekhawatiran pasar atas kondisi Deutsche Bank bukan tidak beralasan. Pelaku
pasar menganggap pinalti sebesar US$ 14 miliar tersebut dapat mendestabilisasi bank dan
mengundang krisis finansial baru. IMF sebelumnya melaporkan bahwa Deutsche Bank
memiliki potensi resiko sistemik global karena interkonektivitasnya yang tinggi. Ia
digolongkan oleh IMF ke dalam kelompok G-SIBs (Globally Systematically Important
Banks) dan menempati urutan pertama di atas HSBC dan Credit Suisse.

Resiko Contagion Diperkirakan Tidak akan Sampai Indonesia

Bursa Efek Indonesia menyatakan (31/10) bahwa kejadian ini tidak akan menyebar ke
Indonesia. Mereka berpendapat bahwa dampaknya hanya akan terasa pada negara-negara di
mana head office Deutsche Bank berada. Sebaliknya, OJK melaporkan bahwa Deutsche Bank
memiliki pengaruh cukup besar di Indonesia karena ia menguasai 42 persen kelolaan
kustodian di Indonesia. Deutsche Bank juga memiliki 24,5 persen total kapitalisasi saham di
Bursa Efek Indonesia.
Perwakilan Deutsche Bank Indonesia menyatakan bahwa isu kebangkrutan Deutsche Bank
tidak benar. Kondisi keuangan Deutsche Bank Indonesia masih tergolong baik, terbukti dari
laporan keuangan Kuartal III nya yang menunjukkan net revenue 7,5 miliar euro dan net
income 270 juta euro.

Pelajaran Apa yang Dapat Diambil?

Kasus Deutshe Bank ini menunjukkan bahwa kewaspadaan publik atas kesehatan institusi
keuangan global semakin meningkat pasca krisis keuangan global 2008. Publik merespon
berita permintaan penalti kepada Deutsche Bank dari Department of Justice dengan
kehawatiran bahwa bank tersebut akan menjadi too big to fail dan mengakibatkan krisis
keuangan. Tidak dapat dipungkiri, lembaga keuangan dan sektor perbankan merupakan
bagian dari perekonomian yang paling rentan terkena krisis. Kerentanan ini salah satunya
disebabkan oleh konsep fundamental perbankan yaitu liquidity mismatch, aset tidak likuidnya
ditopang oleh sekumpulan kewajiban yang sangat likuid. Sebuah shock pada persediaan
kewajibannya dapat mempengaruhi kesehatan aset perbankan.

Selain itu, kerentanan juga disebabkan oleh pasar finansial yang semakin terinterkoneksi,
baik melalui transaksi maupun respon emosional publik yang mengalami panik dan euforia
(Financial Times, 2016). Espinosa-Vega dan Sole (2010), yang mengembangkan model
interkoneksi keuangan dengan pendekatan network analysis, membuktikan bahwa perbankan
Eropa dan Amerika Serikat saling berkaitan erat. Kerangka network analysis tersebut
digunakan dalam simulasi stress testing perbankan Jerman oleh IMF (2016) untuk
mengetahui resiko sistemiknya. IMF menemukan bahwa perbankan Jerman memiliki risiko
outward spillover yang lebih besar dibandingkan inward spillover (lihat Gambar 1). Artinya,
Jerman memiliki kecenderungan untuk menjadi negara “penyebar” risiko capital loss dalam
krisis perbankan dibandingkan “penerima” risiko tersebut. Krisis perbankan Jerman mudah
untuk menyebar ke negara-negara lainnya seperti Perancis, Inggris, dan Amerika

Gambar 1: Efek spillover keluar dan masuk pada perbankan Jerman

Sumber: International Monetary Fund (2016)

Di tengah-tengah interkoneksi perbankan global terdapat Deutsche Bank yang memiliki net
kontribusi terhadap resiko sistemik paling besar. Ia menjadi sumber atas efek spillover keluar
dalam estimasi network analysis. Hasil simulasi IMF juga menunjukkan bahwa bank-bank
Eropa dan Amerika seperti HSBC, Credit Suisse, dan JP Morgan memiliki potensi untuk
berkontribusi positif terhadap risiko sistemik global. Sebaliknya, bank-bank Asia seperti
Bank of China, Mizuho, dan Sumitomo cenderung menjadi net penerima dampak sistemik.
(lihat Gambar 2)

Perluasan interkoneksi keuangan global memaksa kita untuk lebih “melebarkan pandangan”
atas kondisi perekonomian luar negeri. Sudah bukan saatnya lagi pengamatan kita terkotak-
kotak antara Eurozone, Amerika, Asia, dan ASEAN karena batas-batas tersebut semakin
kabur.

Gambar 2: Globally Systematically Important Banks (GSIBs)

Sumber: kalkulasi International Monetary Fund (2016) berdasarkan metodologi Diebold dan
Yimaz (2014).
Daftar pustaka

https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/moneter/pasar-keuangan/default.aspx
http://repository.uki.ac.id/4421/1/MODULAJARPENGANTARPASARMODAL.pdf
https://www.google.com/url?client=internal-element-
cse&cx=0903a1a109a46b6e5&q=http://repository.radenintan.ac.id/1192/3/BAB_II.pdf&sa=U&ved=
2ahUKEwiBsqLZstbzAhVU7HMBHb4RCgkQFnoECAcQAQ&usg=AOvVaw3F0tqU7SM2IMyMa
BQuUbWD

Anda mungkin juga menyukai