Anda di halaman 1dari 23

RANGKUMAN MATERI KULIAH

OTORITAS MONETER DAN ARSITEKTUR PERBANKAN


INDONESIA

EMI208M A1

OLEH:
Kelompok 3
Ni Nyoman Mirah Sri Gandari 2007521135 / 11
Mohamad Ardiansyah Wahyudin 2007521149 / 12
Ni Made Adelia Putri Diandra 2007521152 / 13
Pande Kadek Indra Mahardika 2007521161 / 14
I Gede Antara Wijaya Kusuma 2007521163 / 15

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2021
A. Otoritas Moneter di Indonesia
1. Konsep Otoritas Moneter di Indonesia
Pada masa berlakunya UU No.13 Tahun 1968 yang mengatur
tentang Bank Sentral, otoritas kebijakan moneter di Indonesia pada
dasarnya berada di tangan pemerintah. Pemerintah melalui presiden dan
menteri keuangan mempunyai kekuasaan yang sangat besar untuk
mengarahkan pelaksanaan kebijakan yang dilakukan Bank Indonesia dan
Dewan Moneter. Dalam hal ini, presiden dikatakan mempunyai
kekuasaan/akses yang besar karena pada waktu itu presiden mempunyai
wewenang untuk mengangkat Gubernur dan Direktur Bank Indonesia atas
usul Dewan Moneter. Sementara itu, menteri keuangan dan menteri
ekonomi dikatakan mempunyai kekuasaan/akses yang besar dikarenakan
pada waktu itu anggota Dewan Moneter terdiri dari Menteri Keuangan,
seorang menteri bidang ekonomi, dan Gubernur Bank Indoneseia. Di
samping itu, pemerinth mempunyai wewenang berdasarkan undang-
undang untuk menentukan berbagai peraturan pelaksanaan dari undang-
undang bank sentral, dan inilah yang menjadi bukti bahwa otoritas
moneter tidak terletak pada Bank Indonesia melainkan pada pemerintah.
Adapun kondisi tersebut mengandung 3 implikasi utama yaitu:
a. Kebijakan fiskal melalui APBN relatif lebih dapat disinkronisasikan
dengan kebijakan moneter melalui jumlah uang beredar karena
ortoritas kedua kebijakan tersebut terletak pada satu pihak yaitu
pemerintah.
b. Kebijakan moneter terutama yang bertujuan untuk menjamin sistem
pembayaran yang lancar, stabil, dan baik sering kali berjalan
berlawanan dengan tujuan pelaksanaan kebijakan moneter, hal ini
menyebabkan target kebijakan moneter tidak dapat tercapai dengan
maksimal.
c. Campur tangan yang besar dari pemerintah mengandung resiko berupa
pelaksanaan pembinaan dan pengawasan lembaga keuangan yang tidak
efisien, serta sistem ini sangat rentan terhadap campur tangan
individual pejabat dan pihak lain dalam perumusan kebijakan moneter.

Dikarenakan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka UU No.13


Tahun 1963 diganti dengan UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia. Undang-undang ini bertujuan agar otoritas moneter dapat
menetapkan kebijakan moneter yang lebih efektif dan efisien melalui
sistem keuangan yang sehat, transparan, terpercaya dan dapat
dipertanggungjawabkan yang didukung oleh sistem pembayaran yang
lebih cepat dan lancar, lebih tepat, lebih aman serta didukung dengan
adanya pengaturan dan pengawasan bank yang memenuhi prinsip kehati-
hatian. Dikarenakan penerapan Undang-undang yang baru, maka otoritas
moniter di Indonesia secara penuh ditetapkan pada kepengurusan Bank
Indonesia, sedangkan lembaga Dewan Moneter resmi dihapuskan.
Dikarenakan adanya beberapa kelemahan dari UU tersebut, maka pada
tahun 2004 UU No.23 tahun 1999 diganti dengan UU No.3 tahun 2004
tentang Perubahan Undang-undang No.23 tahun 1999. Adapun UU yang
baru ini bertujuan untuk merevisi beberapa pasal serta menambah
beberapa pasal baru dari Undang-undang yang lama.

2. Tugas dan Tujuan Otoritas Moneter


Secara umum, tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah. Adapun untuk mencapai tujuan
tersebut, Bank Indonesia melakukan kebijakan moneter secara
berkelanjutan, konsisten, transparan, dan mempertimbangkan kebijakan
umum pemerintah di bidang perekonomian dengan menjalankan tugas-
tugas terntentu. Adapun tugas-tugas tersebut dijabarkan menjadi 3 bagian
yaitu:
a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
Dalam rangka melaksanakan tugas ini, Bank Indonesia berwenang
untuk
1) Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memerhatikan
sasaran laju inflasi
2) Melakukan engendalian moneter dengan menggunakan cara-cara
yang termasuk tetapi tidak terbatas pada:
a) operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun
valuta asing
b) penetapan tingkat diskonto
c) penetapan cadangan wajib minimum
d) pengaturan kredit atau pembiayaan
3) Memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
untuk jangka waktu paling lama sembilan puluh hari kepada bank
untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek bank yang
bersangkutan
4) Bank Indonesia dapat memberikan fasilitas pembiayaan darurat
yang pendanaanya menjadi beban pemerintah ketika suatu bank
mengalami kesulitan keuangan yang berdampak sistematik dan
berpotensi mengakibatkan krisis yang membahayakan sistem
keuanagn
5) Melakukan kebijakan nilai tukar berdasarkan sistem nilai tukar
yang telah ditetapkan
6) Mengelola cadangan devisa
7) Menyelenggarakan survei secara berkala atau jika sewaktu-waktu
diperlukan yang dapa bersifat mikro ataupun makro untuk
mendukung pelaksanaan tugasnya
b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
Dalam rangka menjalankan tugas ini, Bank Indonesia berwenang untuk
1) Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas
penyelenggaraan jasa sisem pembayaran
2) Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk
menyampaikan laporan tentang kegiatannya
3) Menetapkan penggunaan alat pembayaran
4) Mengatur sistem kliring antarbank dalam mata uang rupiah
ataupun valuta asing
5) Menyelenggarakan penyelesaian akhir transaksi pembayaran
antarbank dalam mata uang rupiah maupun valuta asing
6) Menetapkan macam, harga, ciri uang yang akan dikeluarkan, bahan
yang digunakan, dan tanggal mulai berlakunya sebagai alat
pembayaran yang sah
7) Sebagai satu-satunya lembaga yang mengeluarkan dan
mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik, dan
memusnahkan uang dari peredaran
c. Mengatur dan mengawasi bank
Dalam rangka menjalankan tugas ini, Bank Indonesia berwenang untuk
1) Menetapkan peraturan perbankan termasuk ketentuan-ketentuan
perbankan yang memuat prinsip kehati-hatian
2) Memberikan dan mencabt izin atas kelembagaan dan kegiatan
usaha tertentu dari bank, seperti mencabut dan memberi izin usaha
bank ataupun kegiatan-kegiatan usaha tertentu
3) Melaksanakan pengawasan bank secara langsung maupun tidak
langsung, seperti:
a) Mewajibkan bank untuk menyampaikan laporan, keterangan,
dan penjelasan sesuai dengan tata cra yang ditetapkan bank
indonesia
b) Melakukan pemeriksaan tehadap bank, serta menugaskan pihak
lain untuk melaksanakan pemeriksaan atas nama bank
indonesia
c) Memerintahkan bank untuk menghentikan sementara atau
seluruh kegiatan transaksi tertentu jika menurut penilaian bank
indonesia transaksi tersebut diduga merupakan tindak pidana di
bidang perbankan
d) Melakukan tindakan sebagaimana diatur dalam undang-undang
tentang perbankan
e) Serta tugas mengawasi bank akan dilakukan oleh lembaga
pengawasan sektor jasa keuangan yang independen dan
dibentuk dengan undang-undang

4) Mengatur dan mengembangkan sistem informasi antarbank


5) Mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan

Itulah penjelasan singkat terkait tugas dan tujuan Bank Indonesia


dalam menerapkan kebijakan otoritas moneter di Indonesia.

3. Status dan Modal Bank Indonesia


Bank Indonesia adalah bank sentral Republik Indonesia yang
merupakan lembaga negara independen dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah dan/atau pihak lain,
kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang. Bank
Indonesia berkedudukan di ibu kota negara Republik Indonesia dan dapat
mempunyai kantor-kantor di dalam dan luar wilayah negara Republik
Indonesia. Modal Bank Indonesia ditetapkan berjumlah sekurang-
kurangnya Rp 2.000.000.000.000,00 (dua triliun rupiah) dan harus
ditambah sehingga menjadi paling banyak 10% dari seluruh kewajiban
moneter, yang dananya berasal dari cadangan umum atau dari hasil
revaluasi aset. Tata cara penambahan modal dari cadangan umum atau dari
hasil revaluasi aset ditetapkan dengan Peraturan Dewan Gubernur. Dewan
Gubernur sendiri merupakan pimpinan Bank Indonesia, sedangkan yang
dimaksud dengan cadangan umum adalah dana yang berasal dari sebagian
surplus Bank Indonesia yang dapat digunakan untuk menghadapi risiko
yang mungkin timbul dari pelaksanaan tugas dan wewenang Bank
Indonesia.
4. Dewan Gubernur
Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Gubernur dalam
melaksanakan tugas. Dewan Gubernur ini terdiri atas seorang Gubernur,
seorang Deputi Gubernur Senior, dan sekurangnya 4 atau paling banyak 7
orang Deputi Gubernur. Jumlah dari anggota Dewan Gubernur ini akan
disesuaikan setelah fungsi pengawasan bank dialihkan kepada lembaga
pengawasan sektor jasa keuangan dengan mempertimbangkan prinsip
efisiensi.
Pemimpin Dewan Gubernur adalah Gubernur dan Deputi Gubernur
Senior yang menjadi wakilnya. Jika satu hal membuat Gubernur dan
Deputi Gubernur Senior berhalangan hadir, maka keduanya akan
menunjuk seorang Deputi Gubernur untuk menjadi pemimpin sementara
Dewan Gubernur. Dalam hal penunjukan itu tidak dapat terlaksana, salah
seorang Deputi Gubernur yang memiliki masa jabatan paling lama
bertindak sebagai pemimpin Dewan Gubernur. Dewan Gubernur
melaksanakan tugas serta wewenangnya pada Bank Indonesia
sebagaimana ditetapkan pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999.
Tata tertib dan tata cara menjalankan pekerjaan Dewan Gubernur
ditetapkan dengan Peraturan Dewan Gubernur. Dewan Gubernur mewakili
Bank Indonesia di dalam dan di luar pengadilan, dan kewenangan
mewakili ini dilaksanakan oleh Gubernur. Gubernur dapat menyerahkan
kewenangan kepada Deputi Gubernur Senior, seorang atau beberapa orang
Deputi Gubernur, beberapa orang pegawai Bank Indonesia, atau pihak lain
yang khusus ditunjuk untuk melaksanakannya. Kinerja Dewan Gubernur
beserta anggotanya dalam menjalankan tugas dan wewenang mereka
dinilai oleh DPR (Dewan Perwakilan Rakyat).
5. Persyaratan Dewan Gubernur
Dalam pengangkatan sebagai anggota Dewan Gubernur, calon
yang bersangkutan harus memenuhi beberapa syarat antara lain :
a. Warga Negara Indonesia
b. Memiliki Integritas, akhlak, dan moral yang tinggi
c. Memiliki keahlian dan pengalaman di bidang ekonomi, keuangan,
perbankan, atau hukum
d. Antara sesama anggota Dewan Gubernur dilarang mempunyai
hubungan keluarga sampai derajat ketiga dan besan. Jika setelah
pengangkatan, antara sesama anggota Dewan Gubernur terbukti
mempunyai hubungan atau terjadi hubungan keluarga yang dilarang
seperti uraian diatas, maka dalam waktu 7 hari kerja sejak terbukti
mempunyai hubungan keluarga tersebut, salah seorang diantara mereka
wajib mengundurkan diri dari jabatannya. Dalam hal salah satu
anggota Dewan Gubernur tersebut tidak bersedia mundur, presiden
menetapkan kedua anggota Dewan Gubernur tersebut untuk berhenti
dari jabatannya
e. Anggota Dewan Gubernur baik sendiri maupun bersama-sama dilarang
:
1) Mempunyai kepentingan langsung atau tidak langsung pada
perusahaan manapun juga
2) Merangkap jabatan pada lembaga lain kecuali karena
kedudukannya wajib memangku jabatan tersebut.

Dalam hal anggota Dewan Gubernur melanggar persyaratan


tersebut, maka anggota Dewan Gubernur tersebut wajib
mengundurkan diri dari jabatannya. Apabila anggota tidak bersedia
mundur, presiden menetapkan untuk berhenti melalui persetujuan
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat).

6. Pengangkatan dan Masa Jabatan Dewan Gubernur


Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan Anggota Deputi Gubernur
Bank Indonesia diusulkan dan diangkat oleh presiden dengan persetujuan
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat). Calon Deputi Gubernur diusulkan oleh
presiden melalui rekomendasi dari Gubernur. Jika dalam pengajuan
tersebut tidak dipersetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat, maka presiden
wajib untuk mengajukan calon Deputy Gubernur baru.Jika pengajuan
kedua kali tetap belum disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat, maka
presiden wajib mengangkat kembali Gubernur, Deputi Gubernur Senior,
atau Deputi Gubernur untuk jabatan yang sama, atau dengan persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat mengangkat Deputi Gubernur Senior atau
Deputi Gubernur untuk jabatan yang lebih tinggi di dalam struktur jabatan
Dewan Gubernur.
Anggota Dewan Gubernur akan diangkat untuk masa jabatan
selama 5 tahun dan dapat diangkat kembali dalam jabatan yang sama
untuk sebanyak-banyaknya 1 kali masa jabatan berikutnya atau maksimal
dua periode. Penggantian anggota Dewan Gubernur yang telah berakhir
masa jabatannya dilakukan berkala setiap tahun paling banyak 2 orang.
Anggota Dewan Gubernur tidak dapat diberhentikan dalam masa
jabatannya kecuali karena yang anggota tersebut :
a. Mengundurkan diri,
b. Terbukti melakukan tindak melanggar hukum atau tindak pidana
kejahatan,
c. Tidak dapat hadir secara fisik dalam jangka waktu 3 bulan berturut-
turut tanpa alasan yang dapat dipertanggung jawabkan,
d. Dinyatakan pailit atau tidak mampu memenuhi kewajiban kepada
kreditor, atau
e. Berhalangan tetap,

Anggota Dewan Gubernur yang direkomendasikan untuk


diberhentikan berhak didengar keterangannya dan pemberhentiannya
ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Apabila anggota Dewan Gubernur
diduga telah melakukan tindakan pidana kejahatan, pemanggilan,
permintaan keterangan, dan penyidikan harus terlebih dahulu mendapat
persetujuan tertulis dari presiden. Sedangkan apabila terjadi kekosongan
jabatan Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan atau Deputi Gubernur,
karena :
a. Setelah pengangkatan, antara sesama anggota Dewan Gubernur
terbukti mempunyai hubungan atau terjadi hubungan keluarga yang
dilarang undang-undang,
b. Mempunyai kepentingan langsung atau tidak langsung pada
perusahaan manapun juga,
c. Merangkap jabatan pada lembaga lain kecuali karena kedudukannya
wajib memangku jabatan tersebut,
d. Mengundurkan diri, terbukti melakukan tindak pidana kejahatan, tidak
dapat hadir secara fisik dalam jangka waktu 3 bulan berturut-turut
tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, dinyatakan pailit atau
tidak mampu memenuhi kewajiban kepada kreditur, atau berhalangan
tetap maka presiden mengangkat Gubernur, Deputi Gubernur Senior,
dan atau Deputi Gubernur yang baru sesuai prosedur pengangkatan
yang berlaku untuk sisa masa jabatan yang digantikannya. Selama
pengganti belum diangkat, Deputi Gubernur Senior menjalankan tugas
pekerjaan Gubernur sebagai pejabat Gubernur sementara. Alternatif
terakhir jika Deputi Gubernur Senior juga berhalangan, maka Deputi
Gubernur yang paling lama masa jabatannya menjalankan tugas
pekerjaan Gubernut sebagai pejabat Gubernur sementara.
7. Rapat Dewan Gubernur
Rapat Dewan Gubernur diselenggarakan dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan untuk menetapkan
kebijakan umum di bidang moneter yang dapat dihadiri oleh seorang
menteri atau lebih yang mewakili pemerintah dengan hak bicara tanpa
hak suara.
b. Sekurang-kurangnya sekali dalam seminggu untuk melakukan evaluasi
atas pelaksanaan kebijakan moneter atau menetapkan kebijakan lain
yang prinsipil dan strategis.
c. Rapat Dewan Gubernur dinyatakan sah apabila dihadiri sekurang-
kurangnya oleh lebih dari separuh anggota Dewan Gubernur.
Pengambilan keputusan rapat Dewan Gubernur dilakukan atas dasar
musyawarah untuk mencapai mufakat. Apabila mufakat tidak tercapai,
Gubernur menetapkan keputusan akhir.
d. Dalam keadaan darurat dan rapat Dewan Gubernur tidak dapat
diselenggarakan karena jumlah anggota Dewan Gubernur yang hadir
tidak memenuhi ketentuan di atas, Gubernur atau sekurang-kurangnya
2 orang anggota Dewan Gubernur dapat menetapkan kebijakan dan
atau mengambil keputusan. Kebijakan dan atau keputusan Gubernur
atau Deputi Gubernur tersebut wajib dilaporkan paling lambat dalam
rapat Dewan Gubernur selanjutnya.
e. Tata tertib dan tata cara penyelenggaraan rapat Dewan Gubernur
ditetapkan dengan Peraturan Dewan Gubernur.
8. Wewenang dan Tugas Dewan Gubernur
Sebagai pimpinan Bank Indonesia, Dewan Gubernur mempunyai
wewenang, tugas dan konsekuansi seperti :
a. Dewan Gubernur mengangkat dan memberhentikan pegawai Bank
Indonesia, yang pelaksanaannya ditetapkan dengan Peraturan Dewan
Gubernur.
b. Dewan Gubernur menetapkan peraturan kepegawaian, sistem
penggajian, penghargaan, pensiun, dan tunjangan hari tua serta
penghasilan lainnya bagi pegawai Bank Indonesia, yang
pelaksanaannya ditetapkan dengan Peraturan Dewan Gubernur.
c. Gubernur, Deputi Gubernur Senior, Deputi Gubernur, dan pejabat
Bank Indonesia tidak dapat dihukum karena telah mengambil
keputusan atau kebijakan yang sejalan dengan tugas dan wewenangnya
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini sepanjang dilakukan
dengan itikad baik.
d. Gaji, penghasilan lainnya, dan fasilitas bagi Gubernur, Deputi
Gubernur Senior, dan Deputi Gubernur ditetapkan oleh Dewan
Gubernur. Besarnya gaji dan penghasilan lainnya bagi Gubernur
ditetapkan paling banyak 2 kali dari gaji dan penghasilan lainnya bagi
pegawai dengan jabatan tertinggi di Bank Indonesia. Pelaksanaan
ketentuan ini ditetapkan dengan Peraturan Dewan Gubernur.
e. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia, Dewan Gubernur dapat menetapkan sanksi administratif
terhadap pegawai Bank Indonesia serta pihak-pihak lain yang tidak
memenuhi kewajibannya seperti ditentukan dalam undang-undang
tersebut. Sanksi administratif dapat berupa :
1) Denda
2) Teguran tertulis
3) Pencabutan atau pembatalan izin usaha oleh instansi yang
berwenang apabila pelanggaran dilakukan oleh badan usaha
4) Pengenaan sanksi disiplin kepegawaian

B. Arsitektur Perbankan Indonesia (API)


1. Pengertian API
Dengan tujuan utama untuk memperkuat fundamental industry
perbankan di Indonesia, Bank Indonesia mulai 2004 berusaha menerapkan
Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Arsitektur Perbankan Indonesia ini
merupakan suatu kerangka dasar pengembangan system perbankan
Indonesia yang bersifat menyeluruh untuk rentang waktu lima sampai
sepuluh tahun ke depan. Arsitektur Perbankan Indonesia di harapkan akan
dapat memeberikan arah, bentuk, dan tatanan industri perbankan untuk
rentang waktu yang disebutkan diatas. Kebijakan pengembangan industry
perbankan pada mas adepan, seperti yang di ungkapkan dalam API,
dilandasi oleh visi :
a. Menciptakan system perbankan yang sehat, kuat , dan efisien,
b. Menciptakan kestabilan system keuangan,
c. Mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Adanya krisis ekonomi di Indonesia mulai pertengahan 1997 telah


menimbulkan kesadaran bahwa API adalah kebutuhan yang mendesak
bagi perbankan Indonesia dalam rangka memperkuat fundamental industri
perbankan. Krisis ekonomi 1997 sebagai puncak dari serangkaian
liberalisasi sektor perbankan sejak 1980-an telah menunjukkan bahwa
industri perbankan nasional belum memiliki kelembagaan perbankan yang
kokoh yang di dukung dengan infrastruktur perbankan yang baik.

Program-Program API mencakup banyak hal. Program yang lain


berkaitan dengan usaha peningkatan kinerja perbankan melalui penerapan
standar Good Governance yang di dukung :

a. Kemampuan operasional yang tinggi


b. Kemampuan tinggidalam pengelolaan risiko,
c. Ketersediaan infrastruktur pendukung perbankan yang memadai,
d. Keberadaan lembaga pemeringkat kredit domestik,
e. Adanya skimpenjaminan kredit yang mencakupi, serta
f. Peningkatan kepercayaan nasabah.

Dalam usaha mencapai visi API seperti telah di uraikan sebelumnya,


Bank Indonesia telah menetapkan beberapa sasaran yang ingin di capai.
Sasaran ini nantinya dirumuskan sebagai enam pilar Arsitektur Perbankan
Indonesia. Sasaran tersebut adalah :

a. Struktur perbankan domestik yang sehat, mampu memenuhi


kebutuhan masyarakat, dan mendorong pembangunan ekonomi
nasional.
b. System pengaturan dan pengawasan bank yang efektif sesuai standar
internasional.
c. Industry perbankan yang kuat dan berdaya saing tinggi serta memiliki
ketahanan menghadapi resiko.
d. Good Coperate Governance dalam kondisi internal perbankan
nasional.
e. Infrastruktur lengkap untuk terciptanya industry perbankan yang
sehat.
2. Enam Pilar API
Visi Arsitektur Perbankan Indonesia adalah menciptakan system
perbankan yang sehat, kuat, dan efisien guna menciptakan kestabilan
system keuangan nasional dalam rangka mendorong pertumbuhan
ekonomi nasional. Untuk merealisasikan pencapaian visi API tersebut
maka di tetapkan 6 (enam) pilar API tersebut adalah sebagai berikut :
a. Menciptakan struktur perbankan domestic yang sehat yang mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan
ekonomi nasional yang berkesinambungan.
b. Menciptakan system pengaturan dan pengawasan bank yang efektif
dan mengacu pada standart internasional.
c. Menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing
yang tinggi
d. Menciptakan Good Corporate Governance
e. Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk mendukung
terciptanya indutri perbankan yang sehat
f. Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa
perbankan.
3. Program Kegiatan API
Pelaksanaan keenam pilar API di jabarkan lebih terperinci oleh Bank
Indonesia dalam program kegiatan pada rentang waktu sepuluh tahun
( dari 2004 hingga 2013 ). Program – program tersebut adalah :
a. program penguatan struktur perbankan nasional,
b. program peningkatan kualitas pengaturan perbankan,
c. program peningkatan fungsi pengawasan,
d. program peningkatan kualitas manajemen dan operasional perbankan,
e. program pengembangan infrastrukur perbankan,
f. program peningkatan perlindungan nasabah.
Dalam kurun waktu 5 sampai 10 tahun mendatang, implementasi
program-program tersebut diharapkandapat menciptakan konsolidasi
sektor perbankan secara keseluruhan yang mengarah kepada struktur
perbankan yang lebih optimal.

Visi Arsitektur Perbankan Indonesia dipadukan dengan pertimbangan


adanya tantangan-tantangan yang dihadapi perbankan pada periode
mendatang membawa konsekuensi adanya enam pilar API.

4. Tahap Pengimplementasian API


Arsitektur Perbankan Indonesia dirancang untuk diterapkan dalam
kurun waktu sekitar sepuluh tahun.

a. Basel II
Basel II bertujuan meningkatkn keamanan dan kesehatan
system keuangan, dengan menitik beratkan pada perhitungan
permodalan yang berbasis resiko, supervisoryreview process, dan
market discipline.
Apabila dilihat, Basel II memiliki berbagai kompleksitas dan
prakondisi yang cukup berat bagi perbankan. Akan tetapi hal ini wajar
jika melihat manfaat yang akan didapat oleh perbankan nanti, yaitu
berupa penghematan modal dalam menutup risiko yang diambilnya.
b. Sejarah Basel II
Pada 1988, Basel Committee on Banking Supervision
menyetujui “international convergence of Capital Measurement and
Capital Standards” yang lebih dikenal sebagai Basel Capital Accord
yang diterapkan sepenuhnya pada 1992.
Perkembangan dunia perbankan di seluruh dunia menunjukkan
kenyataan bahwa setiap bank memiliki cara terbaik yang berbeda-
beda dalam menghitung, mengelola serta memitigasi risiko. Hal ini
menyebabkan Basel Committee berinisiatif untuk melakukan revisi
terhadap Basel Capital Accord 1988.
Revisi terhadap Basel Capital Accord yang umumnya disebut
Basel II ini merupakan suatu kesepakatan menyeluruh yang
menetapkan suatu spectrum pendekatan yang lebih sensitive terhadap
resiko dalam persyaratan perhitungan modal minimum bank, yang
menyediakan proses peninjauan ulang dalam rangka pengawasan bagi
bank dalam menjaga tingkat permodalan yang sepadan dengan profil
risiko mereka dan mendorong disiplin pasar dengan
mempersyaratankan pengungkapan informasi yang terkait.
Kerangka kerja (framework) kecukupan permodalan pada Basel
II dianggap lebih fleksibel dengan memberikan sejumlah pendekatan
yang sensitif terhadap risiko dan insentif bagi penerapan manajemen
risiko yang lebih baik. Kerangka kerja tersebut disusun dalam tiga
pilar.

c. Implementasi Basel II di Indonesia


Pada 25 januari 2006, Gubernur Bank Indonesia yang saat itu
dijabat oleh Burhanudin Abdulah mencanangkan Basel II pada
pebankan Indonesia sebagai landasan operasional kegiatan industry
perbankan nasional. Penerapan kerangka Basel II dilakukan sebagai
suatu program jangka menegah berdimensi waktu antara 3-5 tahun
yang diharapkan akan dapat diterapkan secara bertahap oleh seluruh
bank umum padda 2008.
Berikut ini adalah beberapa langkah yang perlu dilakukan dan
isu yang harus dipersiapkan berkaitan dengan road map implementasi
Basel II di Indonesia:
1) Langkah-langkah yang harus dilakukan pada pilar I :
a) National Discretion
b) Dampak Kuantitatif Basel II
c) Penilaian Praktik dan Kesiapan Bank
d) Menyiapkan Perbankan untuk Implementasi
e) Menyusun Pedoman Pegawasan/Pemeriksaan
f) Proses Approval
g) Pertukaran Informasi di antara otoritas pengawasan
2) Supervisory Issues, beberapa isu pokok yang perlu
dipersiapkan pada Pilar II :
a) Kerangka proses penilaian kecukupan modal yang baik
(internal capital adequacy assessment process-ICAAP).
b) Penerapan supervisory minimum standards pada saat
melakukan penilaian kualitas ICAAP bank.
c) Standar pengukuran ‘other material risks’.
d) Objektivitas dan transparansi dari proses Pilar II.
3) Langkah- langka yang harus dilakukan pada Pilar III:
a) Menilai gap antara current vs Basel II disclosure requirements.
b) Meningkatkan infrastruktur yang mendukung transparansi.
c) Meninjau kembali overlap antara accounting vs Basel II
requirements.
d) Mengidentifikasi berbagai prakondisi yang diperlukan
sehingga peningkatan cakupan dan kualitas disclosures dapat
mendorong market disciplinesi.
e) Memformulasi cara untuk menilai efektivitas Pilar III.
d. Implementasi basel II di Negara Lain
Perbedaan pada kesiapan masing-masing Negara dalam
mengimplementasikan Basel II serta kondisi, struktur, dan
kompleksitas kegiatan usaha perbankan serta kualitas pengawasan
bank menjadi faktor-faktor yang turut menjadi penyebab implementasi
Basel II ini tidak ditetapkan untuk Negara Non G-10.

C. Otoritas Moneter di Amerika Serikat


1. Asal usul The FED (Bank Sentral Amerika)
Amerika Serikat memiliki peran besar dalam Amerika Serikat
memiliki peran besar dalam memberikan pengaruh dan membentuk
perekonomian dunia. Meskipun ekonomi negara federal paling maju
diantara negara-negara di dunia, tidak dipungkiri bahwa siklus ekonomi
negara besar masih sering mengalami masalah-masalah seperti krisis
moneter. Yang ditanggulangi oleh bank sentral milik Amerika Serikat
yaitu The Federal Reserve System atau The Fed.
The Fed merupakan singkatan dari The Federal Reserve System,
yaitu bank sentral Amerika Serikat yang didirikan pada tahun 1913. The
Fed tidak hanya berpengaruh untuk Amerika, namun memiliki pengaruh
terhadap masyarakat dan berbagai negara di dunia. The Fed datang dengan
tanggung jawab utama yaitu demi mengatur suku bunga dan ketersediaan
kredit perbankan, membuat kebijakan keuangan negara, mengawasi dan
juga mengatur lembaga finansial negara, serta menyediakan layanan
keuangan untuk lembaga penyimpanan Negara serta lembaga resmi asing
lainnya yang berada di Amerika Serikat.
2. Struktur Organisasi The Fed
Struktur organisasi dari The Fed terdiri dari :
a. Dewan Gubernur (Board of Governors)
Dewan Gurbenur merupakkan induk dari The Fed. Dewan
Gubernur terdiri dari tujuh anggota yang dipilih oleh presiden dengan
pertimbangan senat AS dengan masa jabatan penuh selama 14 tahun.
Adapun tugas atau tanggung jawab dari Dewan Gubernur adalah:
1) Berpartisipasi dalam Federal Open Market Committee (FOMC)
2) Melaksanakan kontrol pengawasan terhadap industri jasa finansial
3) Melakukan kontrol dan pengawasan reserve bank
4) Membimbing penerapan kebijakan moneter
5) Menganalisis kondisi ekonomi finansial domestik dan
internasional
6) Memimpin panitia yang mempelajari mengenai masalah ekonomi
yang tengah berlangsung
b. Bank Federal Reserve
Bank Federal Reseve adalah bank cadangan milik Federal yang
bergerak secara independen, namun mereka tetap berada di bawah
pengawasan para Dewan Gubernur yang tersusun oleh 12 bank Federal
Reserve dan 24 reserve bank. Adapun tugas dari Bank Federal
Reserve, yakni meliputi pelayanan kepada bank-bank perbendaharaan
Amerika Serikat dan masyarkat secara langsung, melakukan
pengawasan terhadap bank-bank komersial di wilayah masing-masing,
serta penelitian pada masalah ekonomi regional, nasional dan
internasional.
c. Bank Anggota
Bank-bank anggota adalah bank-bank nasional yang wajib menjadi
bagian dari The Fed serta chartered bank yang memenuhi syarat
tertentu untuk bergabung yang dimana bank anggota juga menjadi
pemegang saham di reserve bank di distrik mereka masing-masing.

d. Intitusi Tempat Penyimpanan Lainnya


Intitusi ini bukan merupakan bagian formal dari The Fed yang
terdiri dari bank komersil bukan anggota, bank untuk menabung,
asosiasi simpan pinjam dan persekutuan kredit.
e. Feder Federal Open Market Committee (FOMC)
Open Market Committee (FOMC) adalah badan pembuat
kebijakan pokok dari The Fed. Tugas dari FOMC yaitu merumuskan
kebijakan moneter yang dibuat untuk menjaga kestabilan harga dan
pertumbuhan ekonomi dan mengawasi penerapannya dalam praktik
atau mengatur persediaan uang negara.
f. Dewan Penasihat
Dewan Penasihat terdiri dari Dewan Penasihat Konsumen, Dewan
Penasihat Federal dan Dewan Penasihat Lembaga Penghematan yang
memberikan saran dan nasihat kepada Dewan mengenai masalah
kepentingan saat itu.
3. Peran Khusus Federal Reserve New York
Adapun peran khusus dari Federal Reserve atau The Fed
a. Formulasi dan Implementasi Kebijakan Moneter
Tujuannya adalah untuk memastikan uang dan kredit cukup
beredar sehingga ekonomi dapat berkembang luas bersamaan dengan
tren pertumbuhan potensial jangka panjangnya dengan relatif kecil
inflasi serta meminimalisir fluktuasi di sekitar tren jangka panjang.
b. Pengawasan dan Regulasi Sistem Finansial
Dilaksanakan dengan mempromosikan kenyamanan dan keamanan
lembaga penyimpanan melalui pengiriman tim auditor ke masing-
masing lembaga penyimpanan guna memastikan mereka beroperasi
sesuai prosedur yang ditetapkan. Aktivitas yang mendukung The Fed
dalam pengawasan dan regulasi yaitu pemberitahuan tentang regulasi
atau peraturan yaitu :

1) Fasilitas mekanesma pembayaran


Dengan memastikan perkembangan dan pemeliharaan transfer
dana sehari-hari. The Fed menjaga kelancaran dengan cara
menyediakan uang dan cek.
2) Agen fiskal untuk pemerintah
Dengan melakukan penyidikan dana bagi pemerintah dalam hal ini
sebagai banker utama pemerintah.
KESIMPULAN

1 Kekuasaan terkait otoritas kebijakan moneter di Indonesia telah mengalami


banyak perubahan. Dimulai dari tahun 1968 dimana kekuasaan terkait otoritas
kebijakan moneter berada ditangan pemerintah, sampai akhirnya Bank
Indonesia ditempatkan sebagai otoritas moneter tahun 1999 seiring banyaknya
pergantian dan revisi undang-undang yang terjadi. Adapun tujuan Bank
Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, yang mana
tujuan tersebut dapat tercapai bila tugas-tugas yang ada sudah dijalankan
dengan baik. Adapun tugas-tugas tersebut meliputi tugas menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter, tugas mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran, serta tugas mengatur dan mengawasi bank.
2 Bank Indonesia adalah bank sentral Republik Indonesia yang merupakan
lembaga negara independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya,
bebas dari campur tangan pemerintah dan/atau pihak lain, kecuali untuk hal-
hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang. Bank Indonesia dipimpin
oleh Dewan Gubernur dalam melaksanakan tugas. Adapun dalam
pengangkatan sebagai anggota Dewan Gubernur, calon yang bersangkutan
harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan. Sebagai pimpinan Bank
Indonesia, Dewan Gubernur mempunyai wewenang dan tugas seperti
mengangkat dan memberhentikan pegawai Bank Indonesia, menetapkan
peraturan kepegawaian, sistem penggajian, penghargaan, pensiun dan
tunjangan hari tua serta penghasilan lainnya bagi pegawai Bank Indonesia,
yang pelaksanaannya ditetapkan dengan Peraturan Dewan Gubernur, dan lain
sebagainya.
3 Arsitektur Perbankan Indonesia ini merupakan suatu kerangka dasar
pengembangan system perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh untuk
rentang waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan. Visi Arsitektur Perbankan
Indonesia adalah menciptakan system perbankan yang sehat, kuat, dan efisien
guna menciptakan kestabilan system keuangan nasional dalam rangka
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pelaksanaan keenam pilar API di
jabarkan lebih terperinci oleh Bank Indonesia dalam program kegiatan pada
rentang waktu sepuluh tahun ( dari 2004 hingga 2013 ). Penerapan kerangka
Basel II dilakukan sebagai suatu program jangka menegah berdimensi waktu
antara 3-5 tahun yang diharapkan akan dapat diterapkan secara bertahap oleh
seluruh bank umum pada 2008.
4 The Fed merupakan singkatan dari The Federal Reserve System, yaitu bank
sentral Amerika Serikat yang didirikan pada tahun 1913. The Fed tidak hanya
berpengaruh untuk Amerika, namun memiliki pengaruh terhadap masyarakat
dan berbagai negara di dunia. Struktur Organisasi The Fed terdiri dari Dewan
Gubernur (Board of Governors), Bank Federal Reserve, Bank Anggota,
Intitusi Tempat Penyimpanan Lainnya, Feder Federal Open Market
Committee (FOMC), Dewan Penasihat. Adapun peran khusus Federal Reserve
New York meliputi formulasi dan implementasi kebijakan moneter, serta
pengawasan dan regulasi sistem finansial.

DAFTAR PUSTAKA
Sawitri, Peni dan Hartanto, Eko. 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Seri
Diktat Kuliah. Penerbit Gunadarma. Jakarta
Otoritas Jasa Keuangan. 2017. "Arsitektur Perbankang Indonesia".
http://www.ojk.go.id. Diakses pada 18 September 2021
Budisantoso Totok, Triandaru Sigit. 2006. Bank dan lembaga Keuangan Lain.
Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai