PENDAHULUAN
dalam gotong royong nasional suatu peran serta masyarakat dalam pembiayaan
kesejahteraan masyarakat.
daerah dan retribusi daerah sebagai sumber pendapatan asli daerah (PAD) yang
1
2
Siahaan, 2010). Dengan adanya otonomi daerah, maka daerah dipacu untuk
sumber penerimaan daerah ini dapat berasal dari bantuan dan sumbangan
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah itu sendiri. Hal ini berdasarkan UU
yang dipisahkan
a. Bagian daerah dari penerimaan pajak bumi dan bangunan, bea perolehan
hak atas tanah dan bangunan, dan penerimaan dari sumber daya alam
pendanaan pemerintah daerah dari sektor pajak daerah diatur dalam UU RI No. 28
3
tahun 2009 yang merupakan perubahan terakhir tentang pajak daerah dan retribusi
daerah, meliputi 5 jenis pajak provinsi dan 11 jenis pajak kabupaten atau kota.
5) Pajak rokok
1) Pajak hotel
2) Pajak restoran
3) Pajak hiburan
4) Pajak reklame
7) Pajak parkir
Di era otonomi daerah, salah satu sumber PAD yang paling dapat
besar terhadap penerimaan PAD adalah pajak daerah dan retribusi daerah, karena
penerimaan ini mencakup sekitar 90% dari pendapatan rutin yang diterima oleh
pajak daerah. Seperti yang diungkapkan Abdul Halim (2002) bahwa pajak daerah
harus dikelola secara professional dan transparan dalam rangka optimalisasi dan
pajak daerah.
Perpajakan tidak dicapai dalam waktu yang singkat, hal ini mengingat
bahwa pada umumnya tidak seorangpun yang senang membayar pajak, tunggakan
yang dilakukan oleh wajib pajak dalam membayar pajak daerah dapat
ditargetkan dan juga untuk memperlancar PAD. Salah satu upaya yang dapat
sebagai sumber pendanaan bagi anggaran, pendapatan dan belanja daerah adalah
5
Kriteria pajak daerah tidak jauh dengan kriteria pajak secara umum, yang
Tabel 1.1
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2008-2013
(dalam juta rupiah)
KOMPONEN TAHUN
PAD 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Pajak Daerah 51.654.333 47.951.110 59.385.578 137.799.041 186.141.858 287.602.874
Retribusi
36.067.479 41.592.879 60.254.329 32.795.103 41.045.068 49.705.072
Daerah
Hasil
Pengelolaan
Kekayaan 35.674.088 43.280.145 52.790.345 43.137.049 45.168.813 50.139.506
Daerah yang
Dipisahkan
Lain-lain
PAD yang 21.264.507 20.447.514 26.220.266 80.827.286 93.961.160 126.519.481
Sah
Total PAD 144.660.409 153.271.649 198.650.518 294.558.480 366.316.900 513.966.936
Sumber : DPPK Kabupaten Bandung
Dari Tabel 1.1 bisa diketahui bahwa pajak daerah berada di urutan pertama
daerah yang cukup potensial dan berpengaruh terhadap penerimaan daerah dari
sektor pajak.
6
pada saat liburan maupun saat akhir pekan, banyaknya angka wisatawan yang
datang memiliki potensi yang sangat besar untuk dijadikan lokasi atau tempat
suatu produk barang, jasa atau hal lainnya, baik untuk tujuan komersil maupun
non komersil. Maka dari itu dibutuhkan sarana untuk mempromosikannya salah
Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) dari pajak reklame. Potensi pajak reklame di
Kabupaten Bandung cukup besar sebab luas wilayah Kabupaten Bandung sampai
dari sektor pajak reklame karena pajak reklame masih banyak yang bocor, dimana
Pajak. Terdapatnya 280 reklame liar yang terpasang sepanjang daerah Kabupaten
Bandung mulai dari Jln. Kopo-Bihbul, Kecamatan Margahayu hingga Jalan Raya
(www.pajakreklame.net, 2012)
sekitar 280. Reklame yang tidak berizin menyebabkan pendapatan dari sektor
pajak reklame kurang maksimal. Tahun ini DPPK memasang target pendapatan
dari pajak reklame sekitar Rp 2,3 miliar. Nilai rupiah untuk 280 reklame liar
tercapai.
(www.klik-galamedia.com, 2012)
Tabel 1.2
Bandung dalam Laporan Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Reklame Tahun
anggaran 2008 sampai dengan 2013, bahwa target penerimaan pajak reklame
tahun 2008 dan 2012 sudah terealisasi bahkan penerimaan melebihi target masing-
masing sebesar Rp 200 juta. Sedangkan target penerimaan pajak reklame tahun
8
2009 dan 2010, dalam tahun tersebut target penerimaan tidak terealisasi. Tahun
2011 penerimaan melampaui target sebesar 500 juta. Juga dengan tahun 2013
melampaui target sebesar 24 juta, meskipun tidak jauh besar dari target tetapi
masih diatas target dan realisasi yang dicapai Kota Bandung. Sedangkan tahun
2001 dan 2002 berada dibawah target dan realisasi yang diperoleh.
realisasi, efektivitas, dan kontribusi penerimaan pajak reklame, maka dari itu
mendapatkan data yang dapat memberikan informasi yang kompeten dan relevan.
Sesuai dengan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah yang telah
1. Bagi penulis
2. Bagi Akademisi
pajak reklame.
waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian ini dimulai pada bulan