Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS LEVERAGE OPERASI DAN LEVERAGE KEUANGAN

Konsep operating dan financial leverage adalah bermanfaat untuk analisis, perencanaan dan
pengendalian keuangan.

Dalam manajemen keuangan, leverage adalah penggunaan assets dan sumber dana oleh perusahaan
yang memiliki biaya tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang
saham.

PT. “Aneka Warna”


Laporan Laba- Rugi, 1 Januari – 31 Desember 200X

Penjualan bersih Rp 5.000.000.000,-


Biaya operasi variabel Rp 3.000.000.000,-
Biaya operasi tetap Rp 1.000.000.000,-(+)
Rp 4.000.000.000,-
EBIT Rp 1.000.000.000,-
Bunga Rp 250.000.000,-
EBT Rp 750.000.000,-
Pajak 40% Rp 300.000.000,-
EAT Rp 450.000.000,-
Dividen saham preferen Rp 150.000.000,-
Laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa Rp 300.000.000,-
EPS = 100.000 saham Rp 3.000,-

Dengan menggunakan operating leverage perusahaan mengharapkan bahwa perubahan penjualan


akan mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih besar.

Multiplier effect hasil penggunaan biaya operasi tetap terhadap laba sebelum bunga dan pajak
disebut “Degree Of Operating Leverage” (DOL).

% Perubahan EBIT
DOL pd x 
% Perubahan Penjualan
 EBIT
DOL pd x  EBIT
 Penjualan
Penjualan

Penjualan  Biaya Variabel


DOL pd x 
EBIT

Penggunaan financial leverage dengan harapan agar terjadi perubahan laba per lembar saham (EPS)
yang lebih besar dari pada perubahan EBIT.

Multiplier effect yang dihasilkan karena penggunaan dana dengan biaya tetap di sebut “Degree Of
Financial Leverage” (DFL).

Manajemen Keuangan 2: Analisis Leverage Operasi Dan Leverage Keuangan Page 1


% Perubahan EPS
DFL pd x 
% Perubahan EBIT

 EPS
DFL pd x  EPS
 EBIT
EBIT

EBIT
DFL pd x 
EBIT  i  Dp /(1  t )

i : pembayaran bunga
Dp :Dividen saham preferen
t : tarif pajak pendapatan

Multiplier effect atas perubahan laba perlembar saham (EPS) karena perubahan penjualan di sebut
“Degree Of Combined Leverage” (DCL).

% Perubahan EPS
DCL pd x 
% Perubahan Penjualan

 EPS
DCL pd x  EPS
 Penjualan
Penjualan

Penjualan Biaya Variabel EBIT


DCL pd x  X
EBIT EBIT  i  Dp /(1  t )

Penjualan  Biaya Variabel


DCL pd x 
EBIT  i  Dp /(1  t )

Dari contoh Laporan Laba/Rugi : misalnya penjualan meningkat 10% menjadi Rp 5.500.000,-, maka
biaya variabel akan meningkat menjadi Rp 3.300.000,- Biaya tetap tidak berubah, maka perubahan
penjualan sebesar 10% akan mengakibatkan EBIT menjadi Rp 1.200.000.000,-

Penjualan  Biaya Variabel


DOL pd x 
EBIT

5.000.000.000  3.000.000.000
DOL pd 5.000.000.000   2,00
1,000,000,000
Bahwa setiap perubahan 1% penjualan atas dasar 5.000.000.000,- akan mengakibatkan perubahan
EBIT sebesar 2% dengan arah yang sama. DOL bagi perusahaan merupakan fungsi dari proses
produksi. Jika perusahaan menggunakan peralatan yang bersifat labor saving atau capital intensive
dalam operasinya, maka akan cenderung mempunyai biaya operasi tetap yang tinggi dan biaya

Manajemen Keuangan 2: Analisis Leverage Operasi Dan Leverage Keuangan Page 2


operasi variabel yang relatif rendah. Semakin besar DOL berarti semakin besar pangaruh penjualan
terhadap EBIT, yang berarti semakin besar DOL maka semakin besar tingkat risiko bisnis.
EBIT
DFL pd x 
EBIT  i  Dp /(1  t )

1.000.000.000
DFL pd 1.000.000.000 
1,000,000,000  250.000.000  150.000.000 / (1  40%)

1.000.000.000 1.000.000.000
DFL pd 1.000.000.000    2,00
1,000,000,000  250.000.000  250.000.000 500.000.000

DFL sebesar 2,00 menunjukkan bahwa setiap 1% perubahan EBIT atas dasar 1.000.000.000,- akan
mengakibatkan perubahan EPS sebesar 2% dengan arah yang sama. Penggunaan finansial leverage
yang makin tinggi mengakibatkan risiko finansial juga meningkat. Semakin tinggi DFL maka akan
semakin tinggi pula risiko finansialnya (financial risk).

Penjualan  Biaya Variabel


DCL pd x 
EBIT  i  Dp /(1  t )

5.000.000.000  3.000.000.000
DCL pd 5.000.000.000   4,00
1.000.000.000  250.000.000  150.000.000 / (1  40%)

Bahwa setiap perubahan penjualan 1% dari 5.000.000.000,- akan mengakibatkan perubahan laba
perlembar saham sebesar 4% dengan arah perubahan yang sama. DCL mengukur keseluruhan
variabilitas EPS, karena adanya biaya operasi tetap dan biaya modal tetap. Apabila DCL tinggi berarti
risiko perusahaan secara keseluruhan juga tinggi, maka investor juga akan meminta tingkat
keuntungan yang tinggi.

Analisa Break Event dan Leverage

Dengan menggunakan persamaan pulang pokok yang linier dapat juga dipergunakan untuk
menentukan DOL, DFL dan DCL pada tingkat output tertentu.
Bila :
 TR = P x Q,
 Total Variabel = (TVC) = V x Q
 EBIT = (P x Q) – F – (V x Q)

Maka persamaan :

( P V ) Q
DOL pd x 
(P  V ) Q  F

( P V ) Q  F
DFL pd x 
(P  V ) Q  F  i

Manajemen Keuangan 2: Analisis Leverage Operasi Dan Leverage Keuangan Page 3


( P V ) Q
DCL pd x 
(P  V ) Q  F  i

Contoh Soal:

Suatu perusahaan mempunyai data tingkat penjualan/ unit sbb :

Volume penjualan 8.000 unit


Penjualan @ Rp 200,- Rp 1.600.000,-
Biaya variabel @ Rp 100,- Rp 800.000,-
Biaya tetap Rp 100.000,-
EBIT Rp 700.000,-
Bunga Rp 160.000,-
EBT Rp 540.000,-
Pajak 40% Rp 216.000,-
EAT Rp 324.000,-

EPS = 1.000 lembar saham Rp 324,-

( P V ) Q ( 200  100 ) 8.000 800.000


DOL pd x     1,143
( P  V ) Q  F ( 200  100 ) 8.000  100.000 700.000

( P V ) Q  F ( 200  100 ) 8.000  100.000 700.000


DFL pd x     1,296
( P  V ) Q  F  i ( 200  100 ) 8.000  100.000  160.000 540.000

( P V ) Q ( 200  100 ) 8.000 800.000


DCL pd x     1,481
( P  V ) Q  F  i ( 200  100 ) 8.000  100.000  160.000 540.000

Soal :

1. Tentukan DOL,DFL dan DCL dari data berikut ini :

Volume penjualan 10.000 unit


Penjualan @ Rp 500,- Rp 5.000.000,-
Biaya variabel @ Rp 200,- Rp 2.000.000,-
Biaya tetap Rp 500.000,-
EBIT Rp 2.500.000,-
Bunga Rp 350.000,-
EBT Rp 2.150.000,-
Pajak 40% Rp 860.000,-
EAT Rp 1.290.000,-

EPS : 1.500 saham Rp 860,-

Manajemen Keuangan 2: Analisis Leverage Operasi Dan Leverage Keuangan Page 4


2. Laporan L/R sebuah perusahaan sbb :

Penjualan bersih Rp 500.000.000,-


Biaya variabel Rp 240.000.000,-
Biaya tetap Rp 130.000.000,-
EBIT Rp 130.000.000,-
Beban bunga Rp 30.000.000,-
EBT Rp 100.000.000,-
Pajak 35% Rp 35.000.000,-
EAT Rp 65.000.000,-

a. Jika jumlah saham yang beredar sebanyak 10.000.000 lembar, berapakah DOL,DFL dan DCL ?
b. Jika penjualan meningkat sebesar 20% berapa laba setelah pajak dan perubahan DOL,DFL,DCL ?

Analisa Break Event Point (BEP)

Break Event Point (BEP) ialah titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan biaya sama atau
seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu perusahaan.

Break Event Point ini digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit
yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau
kembali modal.

Rumus Break Even Point

Rumus yang digunakan untuk analisis Break Even Point ini terdiri dari dua macam sebagai berikut:
 Dasar Unit
Berapa unit jumlah barang/jasa yang harus dihasilkan untuk mendapat titik impas:
BEP = FC /(P-VC)

 Dasar Penjualan
Berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk mendapat titik impas:
FC/ (1 – (VC/P))*
Penghitungan (1 – (VC/P)) bisa juga disebut dengan istilah Margin Kontribusi Per Unit.

Contoh :
kapasitas normal PT. Ulang Jaya adalah 18.000 unit/ th. Harga jual produk perunit adalah Rp
3.125,00. Biaya yang terjadi pada satu tahun sbb :

Biaya Variabel (unit) Biaya tetap (unit)


Bea suplai Rp 875,00 -
TKL Rp 1.000,00 -
Over head pabrik Rp 187,50 Rp 3.750.000,00
Bea non produksi Rp 31,25 (+) Rp 1.612.500,00 (+)
Rp 2.093,75 Rp 5.362.500,00

Hitung :
a. Titik BEP (dlm unit)

Manajemen Keuangan 2: Analisis Leverage Operasi Dan Leverage Keuangan Page 5


b. Titik BEP (dlm Rp)
c. Untuk mencapai laba sebesar Rp 10.312.500,- berapa jumlah penjualannya ?

Diketahui :

P = Rp 3.125,-
VC/unit = Rp 2.093,75
FC = Rp 5.362.500,-

FC 5.362.500 5.362.500
a. BEP (dlm unit) = X =    5.200 unit
P  V 3.125  2.093,75 1.031,25

b. BEP (dlam Rp) =


FC 5.362.500 5.362.500 5.362.500
    Rp 16.250.000,
1  V / P 1  2.093,75 / 3.125 1  0,67 0,33

Bukti :

Sales (5.200 unit @ Rp 3.125) Rp 16.250.000,-


VC (5.200 unit @ Rp 2.093,75) Rp 10.887.500,- (-)
Contirbution margin Rp 5.362.500,-
FC Rp 5.362.500,- (-)
Laba 0

FC  I 5.362.500  10.312.500 15.675.000


c. X =    15.200 unit
P V 3.125  2.093,75 1.031,25

Bukti :

Sales (15.200 unit @ Rp 3.125,-) Rp 47.500.000,-


VC ( 15.200 unit @ Rp 2.093,75) Rp 31.825.000,- (-)
CM Rp 15.675.000,-
FC Rp 5.362.500,- (-)
Laba Rp 10.312.500,-

SOAL :
PT. Aneka Warna, mempunyai rasio kontribusi marjin 36%. Titik BEP dalam rupiah Rp 72.000.000,-.
Perusahaan dalam satu tahun memperoleh laba Rp 12.960.000,-.

Hitung :
a. Fixed Cost (biaya tetap)
b. Variable Cost ( biaya variabel)
c. Hasil penjualan dalam tahun tersebut
d. Ratio margin of safety (MOS)

Manajemen Keuangan 2: Analisis Leverage Operasi Dan Leverage Keuangan Page 6

Anda mungkin juga menyukai