Yuliati, MM
A. Pendahuluan
◦
Dalam melakukan aktivitas bisnis setiap perusahaan selalu membutuhkan dana untuk membiayai kegiatan
operasinya. Dana yang digunakan oleh perusahaan bisa dipenuhi dari pemilik berupa modal sendiri
maupun dari pinjaman pihak lain atau hutang. Setiap dana yang digunakan oleh perusahaan mempunyai
biaya modal yang harus di tanggung. Biaya modal hutang misalnya, tidak hanya bunga yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan, namun ada biaya-biaya lain seperti biaya notaris, biaya propivisi dan materai
dan biaya-biaya lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa biaya modal (cost of capital) adalah semua
biaya yang secara riil dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka mendapatkan sumber dana. Biaya yang
dikeluarkan ini bisa bersifat eksplisit seperti biaya bunga, juga yang bersifat implisit.
1 + N – Nb
Kd = n X 100%
Nb + N
2
N = nilai nominal
n = jangka waktu obligasi
I = bunga satu tahun
Nb = penerimaan bersih
Contoh kasus :
PT. Abadi mengeluarkan obligasi berjangka 4 tahun, dengan nilai nominal Rp. 100.000,- per lembar dengan bunga 24%/tahun. Harga jual obligasi
sebesar Rp. 92.000,- per lembar. Maka biaya modalnya adalah :
Biaya:
a. Biaya bunga setahun = 24% x Rp. 100.000,- = Rp. 24.000,-
b. Selisih harga per tahun = (Rp. 100.000 – Rp. 92.000)/4 = Rp. 2.000,-
Rp. 26.000,-
Penerimaan bersih didapatkan dari rata-rata penerimaan :
Kd = 100.000 + 92.000 = Rp. 96.000,-
2
Dimana :
◦ D = Dividen yang dibayarkan
◦ Pn = penerimaan bersih
Contoh kasus :
PT. Abadi dalam memenuhi dananya menegluarakan saham preferen yang laku dijual dengan harga Rp. 7.500,- per lembar. Saham ini memberika
dividen secara tetap secara tetap sebesar Rp. 1.400,- per lembar, dengan biaya emisi Rp. 150 per lembar. Maka biaya modalnya adalah :
D = Rp. 1.400
Pn = Rp. 7.500 – Rp. 150 = Rp. 7.350
Kp =
1.400 X 100% = 19,05%
7.350
3. Biaya modal saham biasa (cost of common
stock = kc
◦ Saham
biasa adalah bukti kepemilikan atas perusahaan yang tidak memiliki hak istimewa seperti saham preferen, sehingga
pemberian dividen diberikan apabila perusahaan mendapatkan laba. Manakala mengalami rugi tidak ada kewajiban
memberika dividen, sehingga formulasi untuk menghitung biaya modal saham biasa adalah :
◦ Kc= +g
◦ Dimana
◦ D1 = Deviden yang dibayarkan
◦ P = Harga Pasar
◦ g = Pertumbuhan Deviden
◦
◦ Contoh kasus
◦ PT. Abadi dalam memenuhi dananya mengeluarkan saham biasa yang laku dijual
dengan harga Rp. 7.000,- per lembar. Dividen direncanakan akan dibayar sebesar
Rp. 1.200,- per lembar dengan pertumbuhan 5% maka biaya modalnya adalah :
◦ D1 = Rp. 1.200
◦ P = Rp. 7.000
◦g= 5%
Sumber Dana (1) Jumlah (2) Komposisi (3) COC (4) Rata-Rata = (3) *(4)
Obligasi Rp. 400.000.000 25% 14,7 % 3,675 %
Saham Preferen Rp. 300.000.000 18,75% 18 % 3,375 %
Saham Preferen Rp. 900.000.000 56,25 % 16 % 9,000 %
Jumlah Rp. 1.600.000.000 100 % 16,5 %
Berdasarkan hasil analisis tersebut diatas diperoleh perhitungn
dibiaya rata-rata tertimbang sebesar 16,05%. Artinya biaya modal
inilah yang digunakan sebagai dasar pertimbangan apakah
investasi tersebut di tolak atau diterima.
d. Analisis kasus
◦ PT. Abadi selalu untuk memenuhi sumber dana investasi yang menghabiskan dana sebesar Rp. 800.000.000,- dari
berbagai sumber, yang meliputi :
◦ 1. obligasi sebesar Rp. 200.000.000,-
◦ Obligasi yang dikeluarkan dengan nilai nominal sebesar Rp. 200.000,-/lembar, dengan bunga 20%/tahun, dan jangka
waktu 5 thn. Obligasi dijual dengan harga jual Rp. 185.00,-/lbr, serta pajak 30%.
2. Saham preferen sebesar Rp. 160.000.000,-
Saham ini dijual dengan harga Rp. 12.500/lbr. Dengan memberikan dividen secara tetap sebesar Rp. 1.500/lbr, dan biaya
emisi Rp. 250/lbr.
3. Saham biasa sebesar Rp. 440.000.000,-
Saham ini dijual dengan harga Rp. 9.000,-/lbr, dan akan memberikan dividen sebesar Rp. 1.250/lbr dengan pertumbuhan
4%.
Berdasarkan data diatas, hitunglah :
a. Biaya modal individual
b. Biaya modal rata-rata tertimbang