PERSEDIAAN
PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Persediaan bahan baku, Persediaan barang dalam proses,
Persediaan Barang Jadi
SISTEM PERIODIK
SISTEM PERPETUAL
METODE PENCATATAN
SISTEM SISTEM
PERIODIK PERPETUAL
adalah sistem pengelolaan Sedangkan sistem perpetual
persediaan, dimana arus adalah metode pengelolaan
keluar masuknya barang persediaan, di mana arus
tidak dicatat secara rinci masuk dan arus keluar
sehingga untuk mengetahui persediaan dicatat secara
nlai persediaan pada suatu rinci. Dalam metode ini
saat tertentu. Harus setiap jenis persediaan
melakukan perhitungan dibuatkan kartu stok yang
barang secara fisik (stock mencatat secara rinci keluar
opname) di gudang. masuknya barang di gudang
beserta harganya.
PERBEDAAN PENCATATAN
UNTUK AKTIVITAS PEMBELIAN
Pembelian Persediaan
Pembelian Kredit
Utang Dagang Utang Dagang
Retur Penjualan
Retur Penjualan Piutang Dagang
Retur Penjualan Kredit
Piutang Dagang Persediaan
Beban Pokok Penjualan
FOB Destination, maka biaya transportasi akan FOB Shipping Point, maka biaya transportasi
dibayar oleh penjual dan hak kepemilikan tidak akan dibayar oleh pembeli dan hak kepemilikan
beralih hingga pembeli menerima barang beralih ketika barang dikirimkan, sehingga
tersebut, sehingga pengakuan persediaan tetap pengakuan persediaan berada pada pembeli
berada pada penjual selama periode transit. ketika periode transit.
Images & Contents CAKUPAN BARANG DALAM PROSES
kewajiban apa pun, kecuali perawatan dan dari kepemilikan atas barang tersebut. Dalam kondisi
tersebut maka penjual masih harus mengakui
penjagaan terhadap kehilangan dan kerusakan,
kepemilikannya atas barang tersebut dan tidak terjadi
hingga barang tersebut terjual kepada pihak lain.
pengurangan atas persediaan penjual.
BIAYA YANG DIMASUKKAN DALAM PERSEDIAAN
1. Biaya Produk, berkaitan dengan penyiapan barang ke lokasi bisnis pembeli dan mengubah barang
tersebut menjadi dalam kondisi yang dapat dijual, misalnya biaya angkut.
2. Biaya Pabrikasi, merupakan biaya yang timbul untuk memproduksi bahan baku menjadi barang jadi
atau barang dalam produksi. Biaya ini meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang
diproduksi, termasuk juga alokasi sistematis biaya overhead pabrik yang bersifat tetap ataupun variabel.
3. Biaya Lainnya, adalah biaya yang timbul agar persediaan tersebut berada dalam kondisi dan lokasi saat
ini. Misalnya biaya desain dan biaya praproduksi yang ditujukan untuk konsumen yang spesifik.
PERLAKUAN ATAS POTONGAN PEMBELIAN
Column
Style
1) Pemakaian akun Diskon Pembelian (Purchase Discount) dalam metode persediaan periodik
menunjukkan bahwa perusahaan melaporkan pembelian dan utang usaha pada jumlah kotor. Jika
perusahaan menggunakan metode kotor, maka diskon pembelian dilaporkan sebagai pengurang dari
akun pembelian di laporan Laba-Rugi.
2) Pendekatan yang lain adalah metode bersih, yaitu meode yang mencatat pembelian dan utang usaha
pada jumlah bersih setelah diskon tunai. Dalam pendekatan ini, kegagalan untuk mengambil diskon
pembelian selama periode diskon, dicatat dalam akun Diskon Pembelian yang Hilang.
Metode Kotor Metode Bersih
Biaya pembelian Rp 10.000 syarat 2/10 net 30
Pembelian Rp 10.000 Pembelian Rp 10.000
Utang Usaha Rp 10.000 Utang Usaha Rp 10.000
SISTEM PERIODIK
17
NILAI REALISASI
BERSIH
Didefinisikan sebagai estimasi harga jual
dalam keadaan bisnis normal dikurangi
dengan estimasi biaya penyelesaian dan
penjualan yang dapat diprediksi secara
layak.
1.000.000, estimasi biaya penyelesaian Rp 300.000, dan marjin laba normal 10% dari penjualan.
Batas
Batas Atas,
Atas, yaitu
yaitu batas
batas paling
paling atas
atas yang
yang boleh
boleh digunakan
digunakan untuk
untuk menentukan
menentukan harga
harga pasar.
pasar.
Jumlah
Jumlah ini
ini dihitung
dihitung dari
dari taksiran
taksiran harga
harga jual
jual umum
umum dikurangi
dikurangi taksiran
taksiran biaya
biaya untuk
untuk mempersiapkan
mempersiapkan dan
dan
menjual.
menjual.
Batas
Batas Atas
Atas == Harga
Harga Jual
Jual –– Biaya-Biaya
Biaya-Biaya
Batas
Batas Bawah,
Bawah, yaitu
yaitu batas
batas paling
paling bawah
bawah yang
yang boleh
boleh digunakan
digunakan untuk
untuk menentukan
menentukan harga
harga pasar.
pasar.
Jumlah
Jumlah ini
ini dihitung
dihitung dari
dari batas
batas atas
atas dikurangi
dikurangi margin
margin laba
laba normal
normal
Batas
Batas Bawah
Bawah == Batas
Batas atas
atas –– Marjin
Marjin Laba
Laba Normal
Normal
* Harga pasar ditentukan dari nilai tengah dari batas atas, batas bawah, dan Biaya pengganti 20
CONTOH
Nilai Realisasi
Nilai Realisasi Bersih Dikurangi
Harga pokok Nilai Pasar Yang Nilai Persediaan
Makanan Biaya Pengganti Bersih Marjin Laba
(cost) Ditetapkan Akhir
(Batas Atas) Normal
(Batas Bawah)
mencatat persediaan senilai harga pasar (metode kerugian penurunan harga persediaan)
Contoh :
Jawab :
Persediaan Akhir Dicatat pada Biaya dan Dikurangkan ke Harga Pasar (Metode
Persediaan Akhir Dicatat pada Harga Pasar (Metode Langsung)
Tidak Langsung atau Penyisihan)
(Tidak ada ayat jurnal penutup persediaan yang diperlukan menurut metode perpetual, hanya pengurangan ke pasar yang dicatat)
Rp 12.000 Kerugian Penurunan Nilai Persediaan Rp 12.000
Beban Pokok Penjualan
Secara umum, persediaan dicatat pada biayanya atau menurut aturan LCOM. Namun, banyak pihak percaya bahwa
harga pasar harus selalu didefinisikan sebagai nilai realisasi bersih (NRV), bukan biaya pengganti.
Argumen ini didasarkan pada fakta bahwa NRV adalah jumlah yang akan diperoleh dari persediaan di masa depan.
Alasan pemakaian metode penilaian ini adalah bahwa kadang-kadang angka biaya terlalu sulit dihitung.
Penilaian dengan Nilai Penjualan Relatif
Contoh :
Santuy Developers membeli tanah seharga Rp 1.000.000 yang dapat dibagi menjadi 400
petak. Petak-petak ini memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda, tetapi secara kasar dapat
dikelompokkan ke dalam tiga kelas, A, B, dan C.
Kelas A terjual 77 petak, Kelas B
Petak Jumlah Petak Harga Jual Per Petak
terjual 80 petak, dan kelas C 100
A 100 Rp 10.000
petak
B 100 Rp 6.000
C 200 Rp 4.500
LOKASI HARGA POKOK
Biaya Yang
Jumlah Harga Jual Per Harga Jual Biaya Per
Petak Harga Jual Total Total Biaya Dialokasikan ke
Petak Petak Relatif Petak
Petak
Rp 2.500.000 Rp 1.000.000
Biaya petak yang terjual dan laba kotor dapat dihitung dengan menggunakan jumlah yang
terdapat dalam kolom “Biaya Per Petak” sebagai berikut:
Jumlah persediaan ini dapat juga dihitung dengan cara lain. Rasio biaya
terhadap harga jual untuk semua petak adalah Rp 1.000.000 dibagi dengan
Rp 2.500.000, atau 40%.
Dengan kata lain, jika total harga jual dari petak-petak yang terjual adalah Rp
1.700.000, maka biaya dari petak-petak ini adalah 40% dari Rp 1.700.000 atau
Rp 680.000. Jadi, persediaan petak yang masih ada di tangan adalah Rp
1.000.000 – Rp 680.000, atau Rp 320.000.
Penilaian dengan Biaya Standar
Dalam suatu pabrik (perusahaan manufaktur) yang memakai sistem biaya standar, persediaan barang
dinilai dengan biaya standar yaitu biaya yang seharusnya terjadi. Biaya standar ditentukan di muka,
sebelum proses produksi dimulai untuk bahan baku, upah tenaga kerja langsung, dan biaya produksi
tidak langsung (BOP). Karena persediaan barang dinilai dengan harga standar, maka dalam harga pokok
penjualan tidak termasuk kerugian yang timbul karena pemborosan.
Biaya standar yang ditetapkan akan terus digunakan apabila tidak ada perubahan harga maupun
produksi. Apabila ada perubahan maka biaya standar harus direvisi dan diselesaikan dengan keadaan
baru.
Your Picture Here
Contoh :
PT Asyique bergerak di bidang pembuatan paving block. Perusahaan tersebut mengadakan analisis melalui
percobaan dan penelitian untuk mengetahui biaya pembuatan satu unit produk paving block tersebut yang
akan dijadikan standar dalam suatu periode.
Dari anggaran di atas maka tarif BOP per jam tenaga kerja adalah sebagai berikit :
BOP Tetap = Rp2.000.000 : 1.000 = Rp2.000
BOP Variabel = Rp3.000.000 : 1.000 = Rp3.000
Tarif BOP Total per Jam = Rp5.000
Karena jam standar tiap unit produk sebanyak 2 jam tenaga kerja maka BOP Standar tiap unitnya adalah
sebagai berikut :
BOP Tetap 2 jam x Rp2.000 = Rp4.000
BOP Variabel 2 jam x Rp3.000 = Rp6.000
Jumlah BOP Standar/unit = Rp10.000
Dari perhitungan-perhitungan di atas maka dapat dihitung harga pokok standar tiap unit produk
adalah sebagai berikut :
Dalam metode ini harga pokok produksi dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan hanya dibebani
dengan biaya produksi variabel yaitu bahan baku, upah langsung dan biaya produksi tidak langsung
variabel. Biaya produksi tidak langsung yang tetap akan dibebankan sebagai biaya dalam periode yang
bersangkutan.
Metode ini berguna bagi pimpinan perusahaan untuk merencanakan dan mengawasi biaya-
BIAYA VARIABEL
biayanya. Agar metode ini dapat digunakan, rekening-rekening biaya harus dipisahkan menjadi biaya
variabel dan tetap. Karena yang dimasukkan dalam perhitungan harga pokok produksi hanya biaya-
biaya yang variabel, metode ini tidak diterima sebagai prinsip akuntansi yang lazim. Oleh karena itu
jika digunakan metode biaya variabel maka pada akhir periode harus diadakan penyesuaian terhadap
persediaan dan harga pokok penjualan.
Contoh
Diketahui pada tahun 2012, PT Asyiaaap Bersama memproduksi sebanyak 1.000 unit produk A. Berikut data
produksi untuk memproduksi produk A pada PT Sejahtera Bersama:
Biaya Bahan Baku Rp200/unit
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp150/unit
Biaya Overhead Variabel Rp400/unit
Biaya Overhead Tetap Rp100.000
Biaya Pemasaran Variabel Rp300/unit
Biaya Pemasaran Tetap Rp150.000
Biaya Adm. & Umum Tetap Rp200.000
Produk A dijual dengan harga Rp2.000/unit. Dan produk A terjual 1.000 unit. Hitunglah Harga Pokok Produksi
menggunakan metode biaya variabel!
Penyelesaian :
Ada dua metode untuk mencatat persediaan kontrak dalam progress dan
mengakui penghasilan kontrak jangka panjang, yaitu :
Pada Metode Persentase Penyelesaian pengakuan penghasilan dan penilaian persediaan kontrak dalam progress dilakukan
sebagai berikut :
a) Penghasilan diakui berdasarkan taksiran persentase penyelesaian kali harga kontrak total. Laba merupakan selisih lebih
pengakuan penghasilan di atas biaya total pada periode yang bersangkutan
b) Penilaian persediaan kontrak dalam progress diakui sebesar biaya yang telah dikeluarkan ditambah laba kotor yang
diakui
c) Persentase penyelesaian dapat dihitung dari perbandingan biaya atau taksiran penyelesaian fisik
METODE KONTRAK SELESAI
Metode ini belum mengakui laba/rugi sebelum kontrak selesai. Persediaan kontrak dalam progress diakui
Rp90.000.000 Rp100.000.000
Transaksi Jurnal Metode Persentase Penyelesaian Metode Kontrak Selesai
Tahun I
Piutang
Pengajuan Termin Rp25.000.000 Rp.25.000.000
Tagihan difakturkan Rp.25.000.000 Rp25.000.000
Pembayaran Kas
Rp18.000.000 Rp18.000.000
Termin Piutang Rp18.000.000 Rp18.000.000
Nilai Persediaan kontrak dalam progress tahun I Rp. 25.000.000 Rp. 20.000.000
Laba diakui pada tahun I Rp. 5.000.000 Tidak ada jurnal
KETERANGAN :
Biaya sampai dengan tahun akhir = Rp 20.000.000
Biaya taksir untuk penyelesaian = Rp 60.000.000
Total Biaya Taksir = Rp 80.000.000
PENGHASILAN DIAKUI :
Rp 20.000.000
X Rp 100.000.000
Rp 80.000.000 = Rp 25.000.000
Tahun II
Tahun III
Metode taksiran kadang-kadang diperlukan untuk penentuan harga pokok persediaan, dengan beberapa
alasan sebagai berikut:
Perusahaan menghendaki penyusunan laporan keuangan jangka pendek dengan segera. Jika persediaaan
dicatat dengan menggunakan metode phisik, perhitungan jumlah phisik persediaan akan memakan
waktu yang relatif lama. Oleh karena itu, harga pokok persediaan ditaksir jumlahnya dengan
menggunakan metode taksiran.
Dalam hal terjadi kebakaran, pencurian atau bencana alam yang mengakibatkan kerusakan atau atau
musnahnya persediaan yang ada di gudang perusahaan, metode taksiran ini dapat dipergunakan untuk
menetukan harga pokok persediaan yang masih tersisa dan jumlah kerugian akibat dari rusak atau
hilangnya persediaan.
Metode Harga Pokok Taksiran
Ada dua metode yang sering dipergunakan untuk menentukan harga pokok persediaan
dengan metode taksiran, yaitu:
LABA KOTOR
ECERAN
METODE ECERAN
Contoh :
(PERIODE BERJALAN)
1. Persediaan awal ditambah pembelian sama dengan total barang yang perhitungkan
2. Barang yang belum dijual berada ditangan
3. Jika penjualan dikurangi biaya, dikurangkan dari julah persediaan awal ditambah pembelian
maka hasilnya adalah persediaan akhir.
CONTOH
Sebagai ilustrasi, Cetus Corp memiliki persediaan awal sebesar Rp. 60.000 dan pembelian Rp
200.000, keduanya bebasis biaya. Penjualan menurut harga jual berjumlah Rp 280.000. laba
kotor atas harga jual adalah 30%. Metode laba kotor diaplikasikan sebagai berkut :
PERHITUNGAN PRESENTASE LABA KOTOR
Penentuan nilai persedian dengan metode laba kotor dilakukan dengan mengalikan taksiran persediaan
pada harga jual dan presentase tertentu yang merupakan tingkat laba kotor. Metode laba kotor
digunakan untuk :
1. Menguji kewajaran perhitungan persediaan, yang biasanya dilakukan oleh akuntan pemeriksa
2. Menentukan taksiran kerugian atas persediaan karena kebakaran atau kebanjiran
Your Picture Here
Tingkat
Tingkat laba
laba kotor
kotor dapat
dapat ditentukan
ditentukan melalui
melalui ::
1.
1. Tingkat
Tingkat laba
laba kotor
kotor sekian
sekian persen
persen dari
dari Penjualan
Penjualan
Penjualan = 100%
Laba Kotor = x% dari 100 % = x%
Penjualan = 100% + x %
Insert image
Dari catatan pembukuan PT. MANTUL diperoleh informasi yang berhubungan dengan persediaan
sebagai berikut:
Hitunglah persediaan akhir dengan tingkat laba kotor sebesar 25% dari penjualan dan tingkat laba
kotor 40% dari harga pokok penjualan !
Insert image
Metode LIFO Index atau “LIFO Nilai Rupiah” digunakan untuk mengurangi pengaruh adanya
nilai uang yang semakin lama semakin rendah karena inflasi.
Metode ini menganggap bahwa persediaan suatu saat merupakan penjumlahan dari persediaan
dari tahun lalu dan tahun sekarang. Karena itu, dalam penilaian dengan metode LIFO Index
bagi persediaan yang dinggap berasal dari tahun lalu (tahun dasar) nilai persediaannya
ditentukan dengan mengalikan nilai persediaan pada tahun dasar dan indeks harga yang
berlaku untuk periode yang bersangkutan.
Metode LIFO sudah tidak diperbolehkan dalam IFRS(2011)
Contoh :
PT Lalaland mempunyai data sebagai berikut :
Persediaan 31 Desember
Tanggal Indeks Harga
pada harga akhir