Anda di halaman 1dari 6

Kebijakan Investasi Modal Kerja

Kebijakan yang berkaitan dengan besar kecilnya jumlah investasi dalam modal
kerja dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1. Kebijakan Konservatif
Perusahaan yang menerapkan kebijakan investasi modal kerja konservatif akan
mempertahankan jumlah aktiva lancar yang relatif besar untuk tingkat penjualan
tertentu.

2. Kebijakan Agresif
Perusahaan yang menerapkan kebijakan investasi modal kerja agresif cenderung
untuk mempertahankan jumlah modal kerja yang relatif kecil untuk tingkat
penjualan tertentu.

3. Kebijakan Moderat
Perusahaan yang menerapkan kebijakan investasi modal kerja moderat akan
mempertahankan jumlah modal kerja yang lebih kecil dari kebijakan konservatif
tetapi lebih besar dari kebijakan modal kerja agresif untuk tingkat penjualan
tertentu.
Pendekatan Moderat

Pembiayaan aktiva lancar permanen dengan sumber dana jangka panjang (utang
jangka panjang dan modal), dan aktiva lancar musiman dengan sumber dana jangka
pendek (utang jangka pendek).

Penjelasan Gambar :

Garis Lurus di atas bertitle current assets adalah kurva yang menunjukkan aktiva
lancer yang tersedia selama kurun waktu tertentu. Fluktuating Current Assets adalah
Aktiva musiman yang besarnya selalu berbeda setiap waktunya. Dan kurva paling
bawah adalah fixed assets yang besarnya dapat tetap dari waktu ke waktu. Dari
gambar tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa aktiva musiman itu dibiayai
oleh dana musiman (dapat berupa :utang jangka pendek), sedangkan aktiva lancer
dan aktiva tetap yang jumlahnya akan tetap setiap waktu dibiayai oleh dana
permanen (dapat berupa :utang jangka panjang).

Dengan kata lain mencocokan jatuh tempo, contohnya, persediaan diharapkan


terjual 30 hari, maka dibiayai kredit bank berjangka 30 hari; mesin berumur 5 tahun
akan dibiayai kredit berjangka panjang 5 tahun, inilah bukti kalau moderate approach
bersifat self liquidating.
Pendekatan Konservatif

Pembiayaan aktiva lancar, aktiva tetap dan sebagian aktiva musiman oleh dana
permanen (utang jangka panjang+modal tersedia). Sedangkan sisa dari aktiva
musiman dibiayai oleh dana musiman yang jumlahnya akan lebih kecil dibandingkan
dengan dana permanennya.

Penjelasan gambar :

Garis putus-putus berwarna ungu adalah bagian yang membatasi aktiva musiman
yang dibiayai oleh dana musiman dan dana permanen, dalam hal ini dalam
membiayai biaya musimannya perusahaan tidak perlu terlalu mengambil resiko,
karena aktiva musiman telah sebagian dibiayai oleh dana permanen. Untuk
membiayai dana musimannya, perusahaan dapat menabung likuiditas berupa
sekuritas, dan pada masa lenggang dapat menjual sekuritas tersubut. Maka,
pendekatan ini dinilai paling aman.
Pendekatan Agresif

Pembiayaan seluruh aktiva musiman dan sebagian aktiva lancar permanen dengan
dana musiman. Sebagian aktva lancar permanen dan seluruh aktiva tetap dengan
dana permanen.

Penjelasan gambar :

Garis putus-putus berwarna hitam adalah batas aktiva lancar permanen antara
dibiayai dana musiman atau dana permanen. Dalam hal ini perusahaan mengambil
resiko gali lubang tutup lubang, atau setelah melunasi hutangnya, perusahaan
berhutang lagi untuk membiayai aktiva lancar permanennya. Tetapi, meski beresiko
tinggi, kebijakan ini membuat tingkat profitabilitas perusahaan tinggi, resiko tinggi
dengan keuntungan yang tinggi pula.

Contoh :

Sebuah aktiva lancar permanen, harus dibiayai sebesar 500, perusahaan hanya
memiliki 300 dari dana permanennya, maka perusahaan meminjam uang sebesar
300 berjangka pendek pada bank, kemudian seterusnya, sehingga jika jangka waktu
habis, dilunasi 300, tetapi harus pinjam 300 lagi untuk membiayai terus menerus
sampai batas waktu aktiva lancar itu bertahan.
Kebijakan Investasi Modal Kerja
Berdasarkan jumlah modal kerja (aktiva lancar) yang dimiliki perusahaan untuk
mencapai penjualan tertentu, kebijakan investasi modal kerja dibedakan menjadi:
Kebijakan konservatif, jumlah aktiva lancar banyak, risiko rendah dan
profitabilitas rendah.
Kebijakan moderat, jumlah aktiva lancar sedang, risiko sedang dan
profitabilitas sedang.
Kebijakan agresif, jumlah aktiva lancar sedikit, risiko tinggi dan profitabilitas
Tinggi
1. . Kebijakan konservatif

Kebijakan modal kerja konservatif merupakan manajemen modal kerja yang


dilakukan secara hati-hati. Pada kebijakan konservatif ini model kerja permanen dan
sebagian modal kerja variabel dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang,
sedangkan sebagian modal kerja variabel lainnya dibelanjai dengan sumber dana
jangka pendek.

2. Kebijakan agresif

Pada kebijakan ini sebagian modal kerja permanen dibelanjai dengan sumber dana
jangka panjang, sedangkan sebagian modal kerja permanen dan modal kerja
variabel dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek.

3. Kebijakan moderat

Pada kebijakan ini aktiva yang bersifat tetap yaitu aktiva tetap dan modal kerja
permanen dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang, sedangkan modal kerja
variabel dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek. Kebijakan moderat
mencerminkan kebijakan manajemen yang konservatif sekaligus agresif. Kebijakan
ini memisahkan secara tegas bahwa kebutuhan modal kerja yang sifatnya tetap
dibelanjai dengan sumber modal yang permanen atau sumber dana yang berjangka
panjang. Sumber modal yang permanen seperti saham, sedangkan sumber modal
yang berjangka panjang yang lain adalah obligasi (hutang jangka panjang).

Anda mungkin juga menyukai