Anda di halaman 1dari 26

BAB III

PEMENUHAN KEBUTUHAN DANA


3.1.

Pemenuhan kebutuhan dana ditinjau dari sudut likuiditas dan rentabilitas.


Bila kita menggunakan sistem pembelanjaan partiel dimana kita memandang
masing-masing aktiva secara individuil, sehingga untuk masing-masing aktiva
diperlukan kredit sendiri-sendiri yang sesuai dengan cara dan lama perputarannya.
Ada beberapa pedoman dalam mengadakan pemenuhan terhadap kebutuhan
dana yaitu:
1. Untuk aktiva lancar hendaknya dibiayai dengan kredit jangka pendek yang
umurnya tidak lebih pendek dari terikatnya dana dalam aktiva lancar.
2. Untuk aktiva tetap yang tidak berputar pada prinsipnya dibiayai dengan

modal

sendiri, karena untuk jenis aktiva ini tidak diadakan penyusutan, Contohnya tanah.
3. Untuk aktiva tetap yang berputar secara ber angsur-angsur dapat dibiayai dengan
kredit jangka panjang atau modal sendiri. Kalau menggunakan kredit jangka
panjang hendaknya jangka waktu atau umur kredit yang akan ditarik jangan lebih
pendek dari pada waktu terikatnya dana dalam aktiva tetap tersebut.
Bila kita menggunakan sistem pembelanjaan total dimana kita memandang
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam perusahaan sebagai satu komplek, maka
hanya dibedakan adanya dua kebutuhan golongan modal, yaitu modal konstan dan
modal variabel.
Dalam hal ini dapat dikemukakan pedoman pembelanjaan ditinjau dari sudut
likwiditas sbb:
1. Kebutuhan dana yang permanen ( konstan ) pada prinsipnya harus dipenuhi
dengan modal sediri atau kredit jangka panjang.
2. Kebutuhan dana yang berubah ubah jumlahnya diatas inti konstan pada prinsipnya
dibiayai dengan kredit jangka pendek yang jangka waktu atau umur kredit tidak
lebih pendek dari kebutuhannya.

Hubungan antara kebutuhan dana dengan macam dana yang digunakan

Jumlah Rupiah

Kebutuhan Dana
Jangka Pendek

Aktiva Lancar
Permanen
Aktiva Lancar

Aktiva Tetap

Kebutuhan Dana
Permanen

Waktu

Dalam mengadakan pemenuhan kebutuhan modal harus mengadakan keseimbangan antara


tujuan likwiditas dengan kubutuhan rentabilitas.Bila hanya mempertimbangkan likwiditas
saja, maka semakin panjang umur kredit semakin baik. Tapi bila ditinjau dari sudut
rentabilitas perlu memperhatikan biaya modal karena dengan kredit jangka panjang akan
memperbesar biayanya karena akan ada periode dimana dana yang dipinjam akan
menganggur, sedang bunga harus dibayar terus.
Dengan demikian kita harus mengadakan kombinasi yang optimal antara pemenuhan
kebutuhan modal dengan kredit jangka panjang dan kredit jangka pendek.yang disebut
sebagai masalah optimum modal.
Masalah optimum modal adalah masalah pemenuhan kebutuhan dana mana yang lebih
menguntungkan antara pemenuhan dengan kredit jangka pendek atau dengan kredit jangka
panjang.
Masalah optimum modal ini timbul karena adanya tingkat bunga yang berbeda antara kredit
jangka pendek dan kredit jangka panjang.
Ada beberapa pendapat tentang masalah optimum modal:
1.

JL Meij mengatakan bahwa optimum modal adalah susunan optimal dari penarikan dari
kekayaan jangka pendek dan jangka panjang dengan biaya yang paling rendah.

2.

Prof Polak mengatakan bahwa modal optimum adalah bagian dari sementara kebutuhan
modal yang apabila dipenuhi dengan kredit jangka panjang biayanya lebih murah dari
pada dipenuhi dengan kredit jangka pendek, dengan membungakan kelebihan dana yang
tidak digunakan.

Untuk mengetahui modal optimum perlu menetapkan jangka waktu kritis yaitu jangka waktu
dimana kredit jangka panjang biayanya sama dengan kredit jangka pendek.Jika kredit yang
dibutuhkan jangka waktunya lebih lama dari jangka waktu kritis, maka lebih

menguntungkan kalau dipenuhi dengan kredit jangka panjang dengan membungakan


kelebihan modal yang semetara tidak digunakan.
Untuk mengetahui jangka waktu kritis dengan rumus sbb:
Jangka waktu kritis = 365 p1 - pc x 1 hari
pk - pc
Atau

jangka waktu kritis =

12 p1

- pc x 1 bulan

Pk

- pc

p1

= tingkat bunga( dalam presen) dari kredit jangka panjang.

Pc

= tingkat bunga kalau kita menyimpan uang di Bank.

Pk

= tingkat bunga dari kredit jangka pendek.

Rumus tersebut berlaku dengan syarat :

p k > p1 > p c

Contoh
Suatu perusahaan merencanakan kebutuhan modal sementara untuk satu tahun.
A : 1 Januari sampai dengan 31 Maret sebesar

Rp. 100.000,00

B : 1 April sampai dengan 31 Mei sebesar

Rp. 150.000,00

C : 1 Juni sampai dengan 31 Agustus sebesar

Rp. 250.000,00

D : 1 September sampai dengan 31 Oktober sebesar

Rp. 200.000,00

E : 1 Nopember sampai denga 31 Desember sebesar

Rp. 175.000,00

Kebutuhan dana tersebut dapat dipenuhi dengan kredit jangka panjang dengan bunga 10%
setahun, atau dengan kredi jangka pendek dengan tingkat bunga 15% se tahun, bila ada
kelebihan modal yang sementara tidak digunaka bisa disimpan di Bank dengan bunga 5%
setahun. Tentukan berapa dana yang harus dipenuhi dengan kredid jangka panjang dan
berapa yang dipenuhi dengan kredit jangka pendek.
Jawab:
Jangka waktu kritis = 365 10 - 5

x 1 hari

= 183 hari

15 - 5

Kebutuhan modal tersebut dapat dihitung sbb:


A

(1/1sd31/3 ) (1/4sd31/5

C
)

( 1/6sd31/8)

D
(1/9sd31/10)

E
(1/11sd31/12)

Kebutuhan modal

100.000

150.000

250.000

200.000

175.000

Golongan modal I

100.000

100.000

100.000

100.000

100.000

0
Golongan modal II

50.000

150.000

100.000

75.000

50.000

50.000

50.000

50.000

100.000

50.000

25.000

25.000

25.000

25.000

75.000

25.000

25.000

25.000

0
Golongan modal III
Golongan modal IV
50.000

Golongan modal V

50.000
0

Dari perhitungan diatas dapatdinyatakan sbb:


Golongan modal I sebesar

Rp.100.000 dibutuhkan dari1/1sd31/12= 365 hari

Golongan modal II sebesar

Rp.50.000 dibutuhkan 1/4sd 31/12

Golongan modal III sebesar

Rp.25.000 dibutuhkan 1/6sd31/12

= 214 hari

Golongan modal IV sebesar

Rp 25.000 dibutuhkan 1/6 sd 31/10

= 153 hari

Golongan modal V sebesar

Rp 50.000 dibutuhkan 1/6 sd 31/8

= 92 hari

= 275 hari

Jangka waktu kritis = 183 hari, maka modal yang dibutuhkan lebih dari183 hari akan lebih
menguntungkan bila dipenuhi dengan kredit jangka panjang, yaitu:
Modal I sebesar

Rp 100.000,00

Modal II

sebesar

Rp 50.000,00

Modal III sebesar

Rp 25.000,00

Jumlah kredit jangka panjang

Rp.175.000,00

Modal yang dibutuhkan kurang dari 183 hari akan dipenuhi dengan kredit jangka pendek,
yaitu:
Modal IV sebesar

Rp 25.000,00

Modal V sebesar

Rp 50.000,00

Jumlah kredit jangka pendek

Rp 75.000,00

Jumlah modal optimum sebesar Rp175.000,00,yaitu bagian dari modal yang bila dipenuhi
dengan kredit jangka panjang biayanya lebih murah dari pada jika dipenuhi dengan kredit
jangka pendek.
Bila dipenuhi dengan kredit jangka pendek,maka besarnya bunga yang harus dibayarkan
dapat dihitung sbb:
Modal I =

15

100.000

= Rp 15.000,00

100
Modal II = 275 x 15
365
Modal III = 214 x

50.000

= Rp

5.650,68

100
15

25.000

= Rp 2.198,63

365

100

Jumlah bunga yang harus dibayar untuk modal I,II,III = Rp22.849,31


Bila dipenuhi dengan kredit jangka panjang :
Modal I

= selanma satu tahun = 10 % x 100.000

Modal II = bunga 1 tahun ( 10% x 50.000)

Rp 10.000,00

= Rp.5.000,00

Disimpan di Bank selama 365hari - 275 hari = 90 hari


= 90 x 5
365

x Rp.50.000

Rp

616,44

100

Rp 4.383,57

Modal III Bunga 1 tahun = ( 10% x 25.000 ) = Rp 2.500,00


Disimpan di Bank selama:
365hari 214hari = 151hari 151 x 5 x Rp25.000 =Rp
365

517,12

100

Rp 1.982,88

Jumlah bunga yang harus dibayar untuk modal I,II,III

Rp 16.366,45

Jumlah bunga yang harus dibayar bila dipenuhi dengan kredit jangka pendek sebesar
Rp22.849,31, sedang bila dipenuhi dengan kredit jangka panjang sebesar Rp16.366,45. jadi
terbukti bila dipenuhi dengan kredit jangka panjang biayanya lebih murah.
3.2

Pemenuhan kebutuhan dana ditinjau dari sudut Solvabilitas dan Rentabilitas.


Dalam usaha untuk menarik dana perusahaan selain berdasarkan keinginan juga
harus memperhatikan kemungkinannya.
Keinginan ditinjau dari sudut kepentingan perusahaan yang membutuhkan dana,
sedang kemungkinan ditinjau dari pihak pemberi modal. Sehingga pemberi modalpun
mempunyai kepentingan langsung terhadap masalah tersebut.
Prof. Dr. Njoo Hong Hwie mengadakan golongan pemberi modal:
1. Golongan pesimis tulen yaitu golongan yang pembawaanya pesimis, golongan ini
menghendaki adanya kepastian atau jaminan yang cukup besar untuk modal yang
akan ditanamkan.Golongan kreditur ini hanya akan menanamkan modalnya pada
usaha-usaha yang tidak banyak mengandung resiko, meskipun keuntungannya tidak
banyak yang penting aman.
2. Golongan pesimis biasa yaitu merupakan orang-orang yang pada dasarnya adalah
pesimis pembawannya, tapi karena tertarik oleh gelombang kunjungtur yang baik,
maka golongan ini berani bertaruh menanamkan modalnya.
3. Golongan optimis tulen yaitu merupakan golongan orang orang yang optimis
pembawaannya, golongan ini berani menanggung resiko yang besar asal ada
kemungkinan untuk mendapatkan hasil yang besar pula.

4. Golongan optimis biasa yaitu golongan orang-orang yang kadang-kadang pesimis,


yang sebetulnya pembawaanya adalah optimis, tapi karena kerugian yang dialami
sehingga mereka lebih berhati-hati.
Prof. Dr. Njoo Hong Hwie mengemukakan skema pembelanjaan ditinjau dari
sudut solvabilitas.
1. Modal dari golongan pesimis tulen akan dapat ditarik hanya dengan memberikan
hak preferen atas barang- barang tertentu dari perusahaan, mereka hanya dapat
ditarik sebagai kreditur preferen.
2. Golongan pesimis biasa , yang kadang-kadang optimis, modal mereka dapat ditarik
dengan menempatkan sebagai kreditur yang tidak disertai hak preferen.
3. Modal dari golongan optimis tulen dapat ditarik dengan cara supaya mereka mau
mengambil bagian didalam perusahaan( menjadi pemilik pemilik perusahaan) yang
tidak mempunyai hak preferen.Golongan ini disebut peserta biasa yang penting bagi
mereka adalah keuntungan sedang resiko adalah sekundair.
4. Modal dari golongan optimis biasa, bisa ditarik sebagai pemilik yang disetai hak
preferen golongan ini diatas golongan pesimis tulen dan dibawah golongan pesimis
biasa.
Preferensi dari golongan-golongan tersebut secara yuridis urutannya sbb:
1. Kreditur preferen ( golongan pesimis tulen)
2. Kreditur konkuren ( golongan pesimis biasa)
3. Peserta preferen ( golongan optimis biasa)
4. Peserta biasa ( golongan optimis tulen)
Ditinjau dari perusahaan yang menerima modal, maka modal dari golongan pesimis
tulen dan pesimis biasa akan menjadi modal asing dan modal dari golongan optimis
tulen dan optmis biasa akan menjadi modal sendiri.
Setiap tambahan modal sendiri akan meningkatkan solvabilitas dan setiap
tambahan modal asing akan menurunkan solvabilitas.
Bila dihubungkan dengan rentabilitas, setiap tambahan modal sendiri yang selalu
mempunyai efek meningkatkan solvabilitas, maka ditinjau dari sudut rentabilitas,
kadang sesuai dan kadang tidak, hal ini tergantung pada 2 faktor yaitu
1.Earning power dari tambahan modal tersebut.
2.Tingkat bunga dari modal asing.
Bila earning power dari tambahan modal lebih kecil dari pada tingkat bunga maka
tambahan modal lebih menguntungkan kalau dipenuhi dengan modal sendiri.Agar
kepentingan likuiditas dan kepentingan rentabiltas ada keseimbangan maka dalam

mengadakan pemenuhan kebutuhan modal, diusahakan perimbangan yang optimal


antara modal asing dan modal sendiri. Hal ini mencerminkan struktur modal yang
optimal yaitu sruktur modal yang mempunyai biaya modal rata-rata yang paling
rendah.
3.3

Pemenuhan kebutuhan dana ditinjau dari perimbangan kekuasaan terhadap


perusahaan.
Salah satu pertimbangan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dana adalah
keinginan dari pemilik modal sendiri (pemegang saham biasa) untuk dapat tetap
menguasai perusahaannya atau mempertahankan kontrol terhadap perusahaannya.
Kalau setiap kebutuhan dana dipenuhi dengan modal asing atau saham preferen,
pemegang saham lama tidak akan kehilangan atau berkurang kekuasaannya. Tapi bila
setiap kebutuhan dana dipenuhi dengan emisi saham baru, hal ini akan berpengaruh
terhadap perimbangan kekuasaan pemegang saham lama terhadap perusahaan., bila
pemegang saham lama tidak menambah kepemilikannya terhadap saham baru yang
dikeluarkan secara proporsional, Control mereka terhadap perusahaannya akan dapat
berkurang atau hilang sama sekali, sehingga akan mengubah perimbangan kekuasaan
terhadap perusahaan. Dengan demikian kalau pemegang saham lama ingin tetap
mempertahankan control-nya terhadap perusahaannya, maka setiap kebutuhan dana
akan dipenuhi dengan mengeluarkan obligasi, mencari kredit, atau mengeluarkan
saham preferen. Tetapi kalau setiap kebutuhan dipenuhi dengan modal asing, hal ini
akan mengganggu solvabilitasnya dan pada suatu ketika para kreditur tidak
mempunyai kepercayaan lagi terhadap perusahaan tersebut. Demikian pula pemenuhan
kebutuhan dana dengan saham preferen ada batasnya. Ini berarti bahwa pada suatu
ketika perusahaan harus mengeluarkan saham baru untuk memenuhi kebutuhannya.
Betapa besarnya pengaruh saham biasa sebagai alat untuk menguasai perusahaan
dapatlah diberikan contoh sebagai berikut :
Ada 4 perusahaan berbentuk PT yaitu, A, B, C dan D yang sahamnya diperjualbelikan dalam pasar modal. Setiap lembar saham mempunyai hak suara satu (one
share one vote).
Masing-masing perusahaan mempunyai kebijaksanaan untuk menanamkan
sebagian dananya dalam saham suatu P.T. terbuka, kecuali D yang merupakan
P.T tertutup dan tidak menjual sahamnya dalam pasar modal. Misalkan mula-mula
berdiri P.T. A dengan jumlah aktiva Rp. 1.000 juta yang dibiayai dengan
obligasi Rp. 500 juta, dan modal saham Rp. 500 juta. Kemudian P.T. B membeli
saham P.T. A sebesar Rp. 255 juta. Jumlah aktiva keseluruhannya misalkan Rp.
300 juta dan untuk membiayai keseluruhan aktivanya, P.T. B mengeluarkan
obligasi sebesar Rp. 150 juta dan saham biasa Rp. 150 juta.

Selanjutnya P.T. C menginvestasikan dananya pada saham P.T. B sebesar Rp.


76 juta. Aktiva lainnya sebesar Rp. 74 juta sehingga jumlah aktivanya Rp. 150
juta. Aktiva ini dibiayai dengan mengeluarkan obligasi Rp. 70 juta dan saham
biasa Rp. 80 juta.
Yang terakhir adalah P.T D yang merupakan P.T. tertutup yang tidak menjual
sahamnya di pasar modal.
P.T. D ini menginvestasikan dananya pada saham P.T. C sebesar Rp. 41 juta.
Aktiva lainnya sebesar Rp. 29 juta, sehingga jumlah aktivanya Rp. 70 juta. Untuk
membiayai aktivanya dikeluarkan obligasi Rp 35 juta dan saham biasa sebesar Rp
35 juta dikuasai oleh managemen P.T. D sendiri.
Neraca dari masing-masing perusahaan tersebut akan nampak sebagai berikut:
(dalam jutaan rupiah)
P.T. A
Aktiva

Rp. 1000

Obligasi

Rp. 500

Saham
Rp. 1000

500
Rp. 1000

P.T. B
Investasi P.T A

Rp

Aktiva lain

255
45

Obligasi

Rp

Saham

Rp. 300

150
150

Rp. 300

P.T. C
Investasi P.T B
Aktiva lain

Rp

76

Obligasi

74

Saham

Rp. 150

Rp

70
80

Rp. 150

P.T. D

Investasi P.T. C

Rp

Aktiva lain
Rp

41

Obligasi

29

Saham

70

Rp

35
35

Rp.

70

Dalam rapat umum pemegang saham P.T. A, yang mempunyai control terhadap
P.T. tersebut adalah wakil dari P.T. B karena mempunyai 51% dari keseluruhan hak
suara. Seterusnya dalam rapat umum pemegang saham P.T. B yang berkuasa adala
wakil dari P.T. C karena menguasai lebih dari 51% dari keseluruhan hak suara.
Dalam rapat umum pemegang saham P.T. C yang merupakan mayoritas adalah wakil
dari P.T. D karena mengusai lebih dari 51% dari keseluruhan hak suara.
Dengan demikian maka manajer P.T D yang hanya mempunyai modal sendiri
sebesar Rp. 35 juta dapat menguasai P.T. A yang mempunyai kekayaan Rp. 1000
juta dengan melalui penguasaan sahamnya secara tidak langsung. P.T. D dapat
mengendalikan P.T. C dan C (praktis orang-orangnya D) dapat mengendalikan
perusahaan B. Wakil dari B (yang dikendalikan oleh C dan C dikendalikan
oleh D) dapat mengendalikan P.T. A. Dengan demikian secara teoritis P.T. A ini
dikendalikan P.T. D secara tidak langsung.
Dengan demikian maka pada akhirnya perlulah dalam pemenuhan kebutuhan dana,
kita harus mengadakan keseimbangan antara berbagai faktor, yang terutama yaitu
perimbangan antara tujuan likuiditas rentabilitas, tujuan solvabilitas rentabilitas,
tujuan control dan solvabilitas, dan perimbangan antara berbagai faktor-faktor
lainnya.

BAB IV
SUMBER-SUMBER PENAWARAN MODAL
4.1

Sumber - sumber Penawaran Modal Menurut Asalnya


a.

Sumber Intern (Internal Sources)


Sumber penawaran modal ditinjau dari asalnya pada dasarnya dapat dibedakan
dalam sumber internal (internal sources) dan sumber extern (external
sources). Modal yang berasal dari sumber intern adalah modal atau dana yang
9

dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan. Sebagaimana diuraikan


dalam Bab metode pembelanjaan dengan menggunakan dan atau modal yang
dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan, yang berarti suatu
pembelanjaan dengan kekuatan sendiri disebut pembelajaan dari dalam
perusahaan atau internal financing dalam artian yang luas.
Sumber intern atau sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam
perusahaan adalah keuntungan yang ditahan (retained net profit) dan
penyusutan (depreciations).
Sebenarnya ditinjau dari penggunaan atau bekerjanya kedua dana tersebut di
dalam perusahaan tidak ada bedanya, dan dalam hubungan ini Joel Dean dalam
bukunya yang berjudul capital budgeting menyatakan No distinction between
these two should be made in the aportionment of internal investment.
1. Laba ditahan
Besarnya laba yang dimaksudkan dalam cadangan atau laba ditahan, selain
tergantung kepada besarnya laba yang diperoleh selama periode tertentu, juga
tergantung kepada devident policy dan plowing back policy yang dijalankan
oleh petusahaan yang bersangkutan. Meskipun laba yang diperoleh perusahaan
tersebut besar, tetapi oleh karena perusahaan mengambil kebijakan bahwa
sebagian besar dari laba tersebut dibagikan, sebagai deviden, maka bagian laba
yang dijadikan cadangan adalah kecil, yang ini berarti bahwa sumber intern yang
berasal dari cadangan adalah kecil jumlahnya. Pada umumnya pelaksanan plowback policy atau policy penanaman kembali dalam perusahaan didasarkan pada
pedoman-pedoman sebagai berikut :
a. Plow-back hendaknya dijalankan selama keuntungan dapat diinvestasikan
kembali dengan rate of return yang lebih tinggi daripada cost of capitalnya.
b. Plow-back hendaknya dapat menstabilisir dividen.
c. Plow-back hendaknya merupakan persiapan untuk menghadapi keadaan
darurat atau untuk ekspansi.
Blom mengemukakan 3 buah alasan utama untuk menahan laba, yaitu :
a. Alasan untuk stabilisasi
b. Alasan untuk investasi
c. Alasan untuk memperbaiki struktrur financial
Berdasarkan itu maka perlulah diadakan :
a. Cadangan untuk stabilisasi
b. Cadangan untuk ekspansi
c. Cadangan untuk perbaikan struktur financial

10

Polak mengemukakan alasan untuk membuat cadangan sebagai berikut :


a. Menjaga agar modal yang ditetapkan jangan tersinggung
b. Untuk melunasi utang
c. Untuk memenuhi kebutuhan modal badan usaha yang makin meninhkat karena
hasrat perluasan
Makin besar cadangan yang disediakan berarti makin besar sumber intern dari
dana yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan
2. Depresiasi
Sumber intern selain berasal dari laba/cadangan juga berasal dari depresiasi.
Besarnya depresiasi setiap tahunnya adalah tergantung kepada metode depresiasi
yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan. Sementara sebelum
depresiasi tersebut digunakan untuk mengganti aktiva tetap yang akan diganti
dapat digunakan untuk membelanjai perusahaan meskipun waktunya terbatas
sampai saat penggantian tersebut. Selama waktu itu depresiasi merupakan sumber
penawaran modal di dalam perusahaan itu sendiri.
Untuk dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai depresiasi atau
penyusutan sebagai sumber dana, dapatlah diberikan contoh di bawah ini
denganasumsi bahwa segala transaksi financial didasarkan atas cash basis.

a) Dalam keadaan perusahaan tidak mendapatkan keuntungan


Uraian
Penjualan

Konsep
Akuntansi
Rp. 100.000,00

Biaya tunai
(cash expenses)

(80.000,00)

Depresiasi

(20.000,00)

Laba operasi

Konsep cash-flow
Jumlah
Keterangan
Rp. 100.000,00

arus kas masuk


(cash-inflow)

(80.000,00) arus kas keluar


(cash-outflow)
tidak ada
arus kas keluar

Rp. 0,00

11

Pajak Penghasilan
Laba Neto sesudah
pajak

Rp. 0,00

Rp. 0,00
===========

Arus kas neto


(Net cash-inflow)

Rp. 20.000,00
===========

Dari contoh (a) tersebut tampak bahwaperusahaan itu meskipun tidak


mendapatkan keuntungan, tetapi tetap mempunyai arus kas neto sebesar Rp.
20.000,00 yang berasal dari depresiasi
Bagaimana halnya kalau perusahaan mendapatkan keuntungan? Arus kas netonya dari contoh di bawah ini.
b) Dalam keadaan perusahaam mendapat keuntungan
Uraian
Penjualan
Biaya tunai
Depresiasi

Konsep
Akuntansi
Rp. 150.000,00
(100.000,00)
(20.000,00)

Laba operasi
Rp. 30.000,00
Pajak Penghasilan
(30%)
Rp. (9.000,00)
Laba Neto sesudah
Pajak
Rp. 21.000,00
===========
Arus kas neto

Konsep cash-flow
Jumlah
Keterangan
Rp. 150.000,00 arus-masuk
(100.000,00) arus keluar
tidak ada arus
keluar

Rp. (9.000,00)

arus-keluar

Rp. 41.000,00
===========

Dari contoh (b) tersebut tampak bahwa meskipun perusahaan


mendapatkan keuntungan neto sebesar Rp. 21.000,00 namun arus kas neto yang
tersedia di dalam perusahaan sebesar Rp. 41.000,00. Jumlah dana sebesar Rp.
41.000,00 itu berasal dari keuntungan neto sebesar Rp. 21.000,00 dan berasal
dari depresiasi sebesar Rp. 20.000,00. penambahan laba neto sebesar Rp.
21.000,00 menambah modal usaha semula, sehingga laba disini merupakan
sumber dana baru (dengan asumsi tidak ada yang dibayarkan sebagai cashdeviden). Penambahan depresiasi sebesar Rp. 20.000,00 juga merupakan sumber
dana, meskipun tambahan dana tersebut tidak mengakibatkan bertambahnya
aktiva total maupun bertambahnya modal.
Dalam hubungannya dengan masalah penyusutan/depresiasi sebagai
sumber dana, R.W. Johnson menyatakan bahwa berbedanya jumlah depresiasi
tidak mengakibatkan tambahan jumlah dana yang dihasilkan dari operasi
12

perusahaan, sehingga dalam artian tersebut depresiasi tidak dapat dikatakan


sebagai sumber dana.
Tetapi berbedanya jumlah depresiasi memang mengakibatkan tambahan
jumlah dana sesudah pembayaran pajak, yang disebabkan karena adanya taxshield. Makin besarnya jumlah penyusutan akan memperkecil jumlah pajak
penghasilan yang berarti memperkecil arus-kas keluar.
Apabila depresiasi dalam contoh (b) misalnya sebesar Rp. 25.000,00 yang
disebabkan karena penggunaan metode depresiasi yang berbeda, apakah makin
besarnya depresiasi dari Rp. 20.000,00 menjadi Rp. 25.000,00 akan
memperbesar jumlah dana yang berasal dari operasi perusahaan? Jawabannya
jelas tidak. Yang menjadi lebih besar adalah jumlah dana sesudah pembayaran
pajak atau net cash-inflow after tax. Baik dengan depresiasi sebesar Rp.
20.000,00 ataupun Rp. 25.000,00, jumlah dana yang dihasilkan dari operasi
perusahaan adalah tetap sama yaitu sebesar Rp. 50.000,00 yang ini berasal dari
penjulan sebesar Rp. 150.000,00 dikurangi dengan biaya tunai sebesar Rp.
100.000,00. tetapi jumlah dana yang tersedia sesudah pajak akan berbeda antara
kedua metode depresiasi tersebut, sehingga tampak dari perhitungan di bawah
ini.

Metode A
Penjulan

Metode B

Rp. 150.000,00

Rp. 150.000,00

(100.000,00)

(100.000,00)

Depresiasi

( 20.000,00)

( 25.000,00)

Laba usaha

30.000,00

25.000,00

9.000,00

7,500,00

Rp. 21.000,00

Rp. 17.500,00

=============

===============

Biaya tunai

Pajak penghasila (30%)


Laba neto sesudah pajak
Sumber Dana :

13

Dana yang dihasilkan dari


Penjualan

Rp. 150.000,00

Rp. 150.000,00

(100.000,00)

(100.000,00)

50.000,00

50.000,00

9.000,00

7.500,00

Biaya tunai
Dana yang dihasilkan dari
Operasi perusahaan
Pajak penghasilan
Dana yang dihasilkan sesudah

Pembayaran pajak (arus kas neto) 41.000,00

42.500,00

b.Sumber Extern (External Sources)


Sumber extern adalah sumber yang berasal dari luar perusahaan, dan
sebagaimana diuraikan di muka, bahwa metode pembelanjaan di mana usaha
pemenuhan kebutuhan modalnya diambilkan dari sumebr-sumber modal yang
bersal di luar perusahaan dinamakan pembelanjaan dari luar perusaaan (external
financing).
Dana yang berasal dari sumber extern adalah dana yang bersal dari para
kreditur dan pemilik, peserta dan pengambil bagian di dalam perusahaan. Modal
yang bersal dari para kreditur adalah merupakan Utang bagi perusahaan yang
bersangkutan dan modal yang berasal dari para kreditur tersebut adalah apa yang
disebut Modal asing. Metode pembelajaan dengan menggunakan modal asing
disebut pembelanjaan asing atau pembelanjaan dengan utang (debt financing).
Dana yang berasal dari pemilik, peserta atau pengambil bagian di dalam
perusahaan adalah merupakan dana yang akan tetap ditanamkan dalam perusahaan
yang bersangkutan, dan dana ini dalam perusahaan tersebut akan menjadi modal
sendiri.
Metode pembelanjaan yang menggunakan dana yang berasal dari pemilik
atau calon pemilik tersebut disebut pembelanjaan sendiri (equity financing).
Dengan demikian maka pada dasarnya dana yang berasal dari sumber extern
terdiri dari modal asing dan modal sendiri
Dalam hubungannya dala modal asing dan modal sendiri, Curt Sandig dalam
bukunya yang berjudul: Finazierung mit Fremd-kapital mengemukakan antara
kedua bentuk modal tersebut, antara lain adalah sebagai berikut :
No.
1.

Modal Asing
Modal
yang

terutama

memperhatikan
kepentingannya

No.
1.

kepada
sendiri,

berkepentingan

yaitu

Modal yang tidak mempunyai

tertarik

terhadap

dan

kontinuitas,

kelancaran dan keselamatan perusahaan

kepentingan kreditur
2.

Modal Sendiri
Modal
terutama

Modal
2.

dengan

kekuasaannya

dapat

mempengaruhi politik perusahaan

14

pengaruh

terhadap

penyelenggaraan perusahan
3.

Modal yang mempunyai hak atas laba

Modal dengan beban bunga yang

4.

sesudah

pembayaran

tetap, tanpa memandang adanya

modal asing

keuntungan dan kerugian

Modal

Modal yang hanya sementara

5.

3.

4.

yang

bunga

digunakan

di

terbatas atau tidak tentu lamanya

perusahaan

Modal
5.

mempunyai hak didahulukan (hak

dalam

perusahaan untuk waktu yang tidak

turut bekerja sama di dalam


Modal yang dijamin, modal yang

kepada

yang

menjadi

jaminan,

dan

haknya adalah sesudah modal asing di


dalam likuidasi

preferen) sebelum modal sendiri


di dalam likuidasi

c.

Suplier, Bank dan Pasar Modal sebagai Sumber Extern Utama


a) Supplier
Pada dasarnya pihak-pihak pemberi dana atau modal yang utama dapat
digolongkan dalam 3 golongan yaitu : 1) supplier, 2) Bank dan 3) Pasar Modal.
Suplier memberikan dana kepada suatu perusahaan di dalam bentuk penjualan
barang secara kredit, baik untuk jangka pendek (kurang dari 1 tahun), maupun
untuk jangka menengah (lebih dari 1 tahun dan kurang dari 10 tahun)
Penjualan kredit atau barang dengan jangka waktu pembayaran kurang dari
satu tahun banyak terjadi pada penjualan barang dagangan dan bahan mentah
oleh suplier kepada pelanggan. Dalam hal demikian berarti bahwa langganan
atau pembeli membiayai operasinya perusahaan (dalam hal ini pembelian
barang dagangan atau bahan mentah) dengan dana yang berasal dari suplier.
Suplier atau Manufacturer (pabrik) sering pula menjual mesin atau equipments
lain hasil produksinya kepada suatu perusahaan atau pabrik yang menggunakan
mesin atau equipments tersebut dengan jangka waktu pembayaran 5 sampai 10
tahun. Pembeli mesin atau equipments harus melunasi haga mesin tersebut
dalam jangka waktu tertentu dengan cara mengangsur setiap bulan, setiap
kuartal atau setiap tahunnya menurut kontrak yang dibuatnya. Dalam hal yang
demikian berarti bahwa perusahaan/pabrik pembeli mesin itu membiayai
pembelian mesin tersebut dengan dana yang berasal dari suplier untuk jangka
waktu tertentu
b) Bank-bank
Bank adalah lembaga kredit yang mempunyai tugas utama memberikan kredit
di samping pemberian jasa-jasa lain di bidang keuangan. Oleh karena tugas
utamanya adalah memberikan kredit, maka Bank telah menentukan kebijakan
dan

peraturan-peraturan

mengnai

pemberian

kredit,

meskipun

ada

perbedaannnya antara bank satu dengan yang lainnya. Kredit yang diberikan

15

bank dapat dalam bentuknya kredit jangka pendek, jangka menengah maupun
jangk panjang.
Syarat-syarat kredit jangka pendek pada umumnya lebih lunak dibandingkan
dengan kredit jangka panjang. Hal ini disebabkan karena kredit jangka panjang
biasanya meliputi jumlah dana yang besar, dan terikat untuk jangka waktu yang
panjang.
Pada umumnya pemberian kredit oleh bank adalah berdasarkan hasil penilaian
dari bank tersebut terhadap pemohon kredit mengenai berbagai aspek, yaitu
antara lain meliputi segi pribadi, keahlian dan kemampuan kepemimpinan
perusahaan dalam mengelola perusahaannya, rencana penggunaan kredit yang
diminta beserta rencana pembayaran kembali kredit tersebut, besarnya jaminan
yang dapat diberikan kepada Bank, posisi dan perkembangan finansiil dari
perusahaan pemohon kredit di waktu-waktu yang lalu, prospek dari perusahaan
yang bersangkutan beserta prospek industridimana perusahaan tersebut
tergolong di dalamnya di waktu yang akan datang, baik jangka pendek maupun
jangka panjang.
Dalam dunia perbankan kita mengenal adanya pedoman 3 R dan 5C, serta
3 S dalam pemberian kredit, sebagaimana telah dibahas sebelumnya.
Disamping syarat-syarat kredit yang biasa, misalnya segi juridisnya.
c) Pasar Modal
Sebagai sumber dana ekstern ketiga yang utama adalah pasar Modal.
PENGERTIAN PASAR MODAL
Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan
dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan
sekuritas. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar
untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari 1
tahun, seperti saham dan obligasi. Sedangkan tempat dimana terjadinya jualbeli sekuritas disebut juga dengan bursa efek. Oleh karena itu, bursa efek
merupakan arti dari pasar modal secara fisik. Untuk kasus di indonesia terdapat
1 bursa efek, yaitu bursa efek indonesia (BEI). Sejak tahun 2007, bursa efek
jakarta (BEJ) dan bursa efek surabaya (BES) bergabung dan berubah nama
menjadi bursa efek indonesia (BEI).
Pasar

modal

juga

dapat

berfungsi

sebagai

lembaga

perantara

(intermediaries). Fungsi menunjukkan peran penting pasar modal dalam


menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak
yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Di
samping itu, pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang

16

efisien, karena dengan adanya pasar modal pihak yang kelebihan dana
(investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang
paling optimal. Asumsinya, investasi yang memberikan return relatif besar
adalah sektor-sektor yang paling produktif yang ada di pasar. Dengan
demikian, dana yang berasal dari investor dapat digunakan secara produktif
oleh perusahaan-perusahaan tersebut.
Dana yang didapat perusahaan melalui penjualan sekuritas (sahan)
merupakan hasil perdagangan saham-saham perusahaan yang dilakukan di
pasar perdana. Di pasar perdana inilah perusahaan untuk pertama kalinya
menjual sekuritasnya, dan proses itu disebut dengan istilah initial public
offering (IPO)atau penawaran umum perdana. Setelah sekuritas tersebut dijual
perusahaan dipasar perdana, barulah kemudian sekuritas diperjual belikan oleh
investor-investor di pasar sekunder atau dikenal juga dengan sebutan pasar
regular. Transaksi yang dilakukan investor di pasar sekunder tidak akan
memberikan tambahan dana lagi bagi perusahaan yang menerbitkan sekuritas
(emiten), karena transaksi hanya terjadi antar investor, bukan dengan
perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan emiten tidak akan memperoleh
tambahan dana dari transaksi yang terjadi dipasar sekunder.
Meskipun perusahaan tidak memperoleh tambahan dana, tetapi
perdagangan pasar sekunder sangat penting untuk menentukan likuiditas
sekuritas di pasar perdana. Hal ini terkait dengan sikap pesimis atau optimis
dari para investor terhadap kemampuan sekuritas yang diterbitkan emiten untuk
memberikan keuntungan, selisih harga (capital gains) yang berasal dari pasar
penjualan sekunder. Jika misalnya para investor bersikap pesimis terhadap
sekuritas yang dijual emiten dipasar perdana, maka selanjutnya investor akan
cenderung ragu-ragu untuk membeli sekuritas tersebut yang juga bisa
menyebabkan sekuritas perusahaan emiten tersebut kurang likuid.
Selanjutnya, pembahasan akan dilanjutkan dengan pembahasan tentang
mekanisme perdagangan yang terjadi di pasar modal (baik dipasar perdana
maupun dipasar sekunder), serta beberapa instrument yang biasanya di
perjualbelikan di pasar modal. Pembahasan tentang kedua hal tersebut akan
dikaitkan dengan konteks pasar modal di Indonesia.
PASAR PERDANA
Pasar perdana terjadi pada saat perusahaan emiten menjual sekuritasnya
pada investor umum untuk pertama kalinya. Sebelum menawarkan saham di
pasar perdana, perusahaan emiten sebelumnya akan mengeluarkan informasi
mengenai perusahaan secara detail (di sebut juga prospektus). Prospektus

17

berfungsi untuk memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada


para calon investor, sehingga dengan adanya informasi tersebut maka investor
akan bisa mengetahui prospek perusahaan di masa datang, dan selanjutnya
tertarik untuk membeli sekuritas yang diterbitkan emiten.
PASAR SEKUNDER
Setelah sekuritas emiten dijual di pasar perdana, sekuritas emiten tersebut
kemudian bisa diperjualbelikan oleh antar investor di pasar sekunder. Dengan
adanya pasar sekunder, investor dapat melakukan perdagangan sekuritas untuk
mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu, pasar sekunder memberikan
likuiditas kepada investor, bukan kepada perusahaan seperti dalam pasar
perdana. Pasar sekunder biasanya dimanfaatkan untuk perdagangan saham
biasa, saham preferen, obligasi konversi, waran, maupun sekuritas derivatif
(opsi dan futures). Sedangkan untuk kasus indonesia, sekuritas pada umumnya
di perdagangkan di pasar sekunder adalah saham biasa, saham preferen,
obligasi, obligasi konversi, waran,bukti right dan reksa dana. Perdagangan
dipasar sekunder dapat dilakukan di dua jenis pasar, yaitu pasar lelang (auction
market) atau pasar negosiasi (negotiation market).
PASAR LELANG (Auction Market).
Pasar sekunder yang merupakan pasar lelang adalah pasar sekuritas yang
melibatkan proses pelelangan (penawaran) pada sebuah lokasi fisik. Transaksi
antara pembeli dan penjual menggunakan perantara broker yang mewakili
masing-masing pihak pembeli atau penjual. Dengan demikian, investor tidak
dapat secara langsung melakukan transaksi, tapi dilakukan melalui perantara
broker.

PASAR NEGOSIASI (negotiated market).


Berbeda dengan pasar lelang, pasar negosiasi terdiri dari jaringan
berbagai dealer yang menciptakan pasar tersendiri di luar lantai bursa bagi
sekuritas, dengan cara membeli dari dan menjual ke investor. Tidak seperti
broker dalam pasar lelang, dealer di pasar negosiasi mempunyai kepentingan
pada transaksi jual beli karena sekuritas yang di perdagangkan adalah milik
dealer tersebut dan mereka mendapatkan return dari selisih harga jual beli yang
dilakukannya. Pasar negosiasi juga sering di sebut dengan istilah over the
counter market

(OTC) atau di indonesia dikenal sebagai bursa paralel.

18

Transaksi yang dilakukan di bursa paralel tersebut tidak di tangani oleh suatu
organisasi perdagangan yang terorganisir seperti BEI, New York Exchange,
Tokyo Stock Exchange, dan bursaefek lainnya tetapi terjadi diluar bursa dan
terhubung sacara elektronis diantara berbagai dealer yang terlibat.
Dengan demikian, perdagangan pasar negosiasi tidak mebutuhkan tempat
fisik dan organisasi formal dengan syarat keanggotaan tertentu dan jenis
sekuritas tertentu pula, seperti halnya di pasar lelang. Di pasar negosiasi,
pembeli dan penjual yang melakukan transaksi dapat berhubungan secara
langsung satu dengan yang lain melalui suatu jaringan komunikasi, sehingga
harga yang terjadi merupakan hasil negosiasi antara pembeli dan penjual secara
langsung.
Semua jenis sekuritas dapat diperdagangkan di pasar negosiasi, asalkan
ada sebuah dealer tercatat yang mau menciptakan pasar bagi sekuritas tersebut
dengan cara membeli atau menjual sekuritas. Pada pasar modal yang sudah
maju, pasar negosiasi telah mengalami perkembangan yang pesat, bahkan
merupakan segmen pasar sekunder terbesar dalam artian jumlah sekuritas yang
di perdagangkan, dibanding pasar reguler. Biaya administrasi dan persyaratan
yang lebih rendah, serta beragamnya jenis sekuritas yang diperdagangkan di
pasar negosiasi bisa menjadi faktor yang menyebabkan banyaknya perusahaan
lebih memilih pasar negosiasi sebagai tempat untuk memperjualbelikan
sekuritasnya.

Oleh

karena

itu,

perusahaan

yang

memperjualbelikan

sekuritasnya di pasar negosiasi bisa meliputi perusahaan besar maupun kecil,


dan juga perusahaan yang sangat menguntungkan sampai dengan perusahaan
baru dan belum mendapat keuntungan.
Keberadaan pasar negosiasi dapat menambah daya tarik sebuah pasar
modal karena akan menambah jumlah penawaran dan permintaan di pasar,
serta memperlancar aliran alokasi dana dari investor ke perusahaan yang
membutuhkan dana (untuk pengembangan usahanya). Persyaratan yang
minimum akan membuat semakin banyak perusahaan dapat menerbitkan
sekuritas dan selanjutnya akan menambah keragaman pilihan sekuritas yang
ditawarkan, sehingga perdagangan di pasar modal akan semakin semarak.
INSTRUMEN PASAR MODAL (SEKURITAS)
Instrumen pasar modal dalam konteks praktis lebih banyak dikenal
dengan sebutan sekuritas. Sekuritas (securities), atau juga disebut efek atau
surat berharga, merupakan aset finansial (financial asset) yang menyatakan
klaim keuangan. Undang-undang pasar modal no. 8 tahun1995 mendefinisikan
efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan hutang, unit penyertaan

19

investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif efek.
Sekuritas diperdagangkan di pasar finansial (financila market) yang terdiri dari
pasar modal dan pasar uang .
Pasar uang (money market) pada dasarnya merupakan pasar untuk
sekuritas jangka pendek baik yang dikeluarkan oleh bank dan perusahaan
umumnya maupun pemerintah. Di pasar uang, sekuritas yang di perjual belikan
antara lain adalah sertifikat bank indonesia (SBI), surat berharga pasar uang,
commercial paper, promissory notes, call money, repurchase agreement,
bankers acceptance, surat pembendaharaan negara, dan lain-lain.
Pasar modal (capilat market) pada prinsipnya merupakan pasar untuk
sekuritas jangka panjang baik berbentuk hutang maupun ekuitas (modal
sendiri) serta berbagai produk turunannya. Berbagai sekuritas jangka panjang
yang saat ini di perdagangkan di pasar modal indonesia antara lain adalah
saham biasa dan saham prefern, obligasi perusahaan dan obligasi konversi,
obligasi negara, bukti right, waran, kontrak opsi, kontrak berjangka, dan reksa
dana. Sekuritas di pasar modal ini mempunyai karakteristik berjatuh tempo
lebih dari satu tahun untuk secara mudahnya dibedakan dengan sekuritas di
pasar uang yang berjatuh tempo kurang dari satu tahun.
PASAR MODAL DI INDONESIA
Pasar modal Indonesia memliki peran besar bagi perekonomian negara.
Dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang
memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya pada berbagai
sekuritas dengan harapan memperoleh imbalan (return). Sedangkan perusahaan
sebagai pihak yang memerlukan dana dapat memanfaatkan dana tersebut untuk
mengembangkan proyek proyeknya. Dengan alternatif pendanaan dari pasar
modal, perusahaan dapat beroprasi dan mengembangkan bisnisnya dan
pemerintah dapat membiayai berbagai kegiatan sehingga meningkatkan
kegiatan perekonomian negara dan kemakmuran masyarakat luas.
Undang-undang no. 8 tahun 1995 tentang pasar modal mendefinisikan
pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang di
terbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Definisi
ini menyiratkan bahwa seperti pasar modal pada umumnya, pasar modal
Indonesia dibentuk untuk menghubungkan investor (pemodal) dengan
perusahaan atau institusi pemerintah. Investor merupakan pihak yang
mempunyai kelebihan dana, sedangkan perusahaan atau institusi pemerintah
memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

20

modal berfungsi sebagai pengalokasi dana dari investor ke perusahaan atau


institusi pemerintah. Agar alokasi dana menjadi efektif, berbagai jenis sekuritas
(efek / surat berharga) diciptakan dan diperdagangkan dipasar modal untuk
mempertemukan kedua pihak tersebut.
Uraian pendahuluan ini mengimplikasikan bahwa ada tiga pihak yang terutama
terlibat dalam perdagangan sekuritas di pasar modal Indonesia, yaitu
perusahaan (dan pemerintah), bursa efek, dan investor/ akan tetapi, kegiatan
yang berhubungan dengan pasar modal Indonesia sesungguhnya dilakukan oleh
banyak pihak terkait. Bagian ini menguraikan secara singkat masing-masing
komponen dalam struktur pasar modal Indonesia.
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
(BAPEPAM - LK)
Berdasarkan

keputusan

mentri

keuangan

RI

nomorKMK606/KMK.01./2005 tanggal 30 desember 2005 tentang organisasi


dan tata kerja badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan, badan
pengawas pasar modal (bapepam) dan direktorat jenderal lembaga keuangan
(DJLK) digabungkan menjadi satu organisasi unit eselon I, yaitu menjadi
badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan (bapepam-LK).
Dengan

penggabungan

tersebut,

bapepam-LK

mempunyai

tugas

membina, mengatur, dan mengawasi sehari-hari kegiatan pasar modal serta


merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarasi teknis dibidang
lembaga keuangan, sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh mentri
keuangan, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugas tersebut bapepam-LK menyelenggarakan fungsi
sebagai berikut. (dikutip dari laporan tahunan 2006 bapepam-LK).

Penyusunan peraturan dibidang pasar modal

Penegakan peraturan dibidang pasar modal

Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin usaha,


persetujuan, pendaftaran dari badan dan pihak lain yang bergerak dipasar
modal

Penetapan prinsip prinsip keterbukaan perusahaan bagi emiten dan


perusahaan publik. Penyelesaian keberatan yang diajuakan oleh pihak yang
dikenakan sanksi oleh bursa efek, kliring dan penjaminan, dan lembaga
penyimpanan dan penyelesaian

Penetapan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal

Penyiapan perumusan kebijakan di bidang lembaga keuangan

21

Pelaksana kebijakan di bidang lembaga keuangan, sesuai dengan ketentuan


perundang-undangan yang berlaku

standart, norma, pedoman kriteria dan prosedur dibidang lembaga


keuanganPemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang lembaga
keuangan

Pelaksanaan tata usaha badan


Ketika pasar modal Indoneisa di aktifkan kembali pada tahun 1976,

bapepam yang semula dari singkatan badan pelaksana pasar modal bertindak
tidak hanya sebagai penyelenggara pasar modal, tetapi juga sekaligus sebagai
pembina dan pengawas. Akhirnya dualisme fungsi bapepam ini ditiadakan pada
tahun 1990. Mulai saat ini sampai sekarang bapepam memfokuskan fungsinya
tersebut, bapepam mengusahakan untuk mewujudkan kegiatan pasar modal
yang teratur wajar, efisien, serta melindungi kepentingan pemodal dan
masyarakat.sebagai perbandingan, tugas-tugas bapepam hampir sama dengan
tugas pokok securities exchange commission (SEC) di amerika serikat. SEC
bertugas menjaga keterbukaan pasar modal secara penuh kepada masyarakat
investor dan melindungi kepentingan masyarakat investor dari malpraktik di
pasar modal.
Bapepam LK mempunyai kewenangan untuk mengatur dan memberi
izin serta mencabutnya bagi lembaga atau perorangan yang terlibat di pasar
modal. Bapepam LK juga telah menerbitkan berbagai peraturan pelaksanaan
dari perundang-undangan pasar modal serta melakukan penegakan hukum atas
pelanggaran. Bapepam - LK mengeluarkan peraturan mengenai perizinan bursa
efek dan lembaga terkait lainnya, perilaku yang dilarang bagi manajer
investasi, pedoman mengenai bentuk dan isi prospektus ringkas dalam rangka
penawaran umum, dan masih banyak lagi peraturan lainnya. Selain itu,
bapepam LK juga bertanggung jawab untuk memajukan pasar modal
indoneisa.
EMITEN
Emiten merupakan sebutan bagi perusahaan yang menerbitkan saham
atau obligasi (bond) dan pembelinya adalah masyarakat umum.
Emiten saham menjual saham melalui panawaran umum baik penawaran
umum perdana (initial public offering, IPO) kepada investor publik, penawaran
kepada pemegang saham yang ada (right issue), maupun penawaran saham
berikutnya (seasoned equity offering).
Emiten obligasi menjual obligasi melalui penawaran umum baik IPO maupun
penawaran obligasi berikutnya.
22

BURSA EFEK
Setelah melakukan penawaran umum, emiten dapat mencatatkan saham
atau obligasinya di bursa efek. Di bursa efek, saham dan obligasi serta
sekuritas jangka panjang lainnya diperdagangkan antar investor. Undangundang no. 8 tahun 1995 tentang pasar modal mendefinisikan bursa efek adalah
pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk
mempertemukan penawaran dan jual beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan efek antara mereka.
Kemajuan pasar modal juga ditentukan oleh kualitas dan efisiensi bursa
efeknya. Master plan pasar modal Indonesia 2005-2009 yang disusun bapepam
merencanakan untuk melakukan penggabungan BEJ dan BES pada tahun 2008.
Melalui

penggabungan

ini

dan

implementasi

program-program

yang

terarah,maka diharapkan terdapat pengembangan pasar yang lebih terfokus dan


lebih terpadu, efisiensi dalam pengembangan dan pemasaran produk
penghematan biaya pengembangan teknologi informasi, serta perbaikan
infrastruktur perdagangan. Hal ini diharapkan dapat berdampak pada
pengenaan biaya jasa pelayanan yang semakin murah kepada pelaku pasar yang
pada akhirnya akan meningkatkan daya saing pasar modal indoneisa.
Sebelum tahun2007, ada dua bursa efek indonesia yang memperoleh izin
usaha perdagangan sekuritas dari bapepam, yaitu bursa efek jakarta (BEJ) atau
jakarta stock exchange (JSX), dan bursa efek surabaya (BES) atau surabaya
stock exchange (SSX). pada tanggal 30 november 2007, BEJ dan BES
digabung dan berganti nama menjadi bursa efek Indonesia. Penggabungan
bursa efek bukanlah berita baru dalam pasar modal dunia. Beberapa bursa
efekdunia telah membentuk aliansi dengan bursa lain unutk meningakatkan
efisiensi dan likuiditasnya. Contohnya dalah euronext (penggabungan antara
bursa paris, amsterdam, dan brussel), newex (penggabungan antara deutsche
borse dan bursa vienna), norex (penggabungan antara bursa kopenhagen,
stockholm, oslo, dan irlandia), dan penggabungan antara sydney future
exchange dan new zealand future and option exchange.
Kecenderungan lain yang berkembang adalah demutualisasi bursa efek.
Tujuan dilakukannya demutualisasi bursa efek antara lain adalah memperluas
kepemilikan saham bursa efek, meningkatkan alternatif sumber dana untuk
pengembangan bursa, serta menghindarkan benturan kepentingan antara bursa
dan anggota bursa sebagai pemegang saham. Beberapa bursa mencatatkan diri
pada bursanya sendiri seperti london stock exchange, toronto stock exchange,
deutsche borse, danosaka stock exchange.

23

PERUSAHAAN EFEK
Pada bulan april 2006, ada sebanyak 167 perusahaan efek di pasar modal
indonesia. Dari 167 perusahaan sekuritas itu, 123 darinya menjadi anggota
bursa sedangkan 44 darinya tidak menjadi anggota bursa. Selain itu,
perusahaan efek juga bisa merupakan perusahaan nasional maupun perusahaan
yang memiliki patungan dengan perusahaan asing.
Perusahaan efek atau disebut perusahaan sekuritas (securities compinies)
adalah perusahaan yang memiliki satu atau gabungan tiga kegiatan berikut ini.
PENJAMIN EMISI EFEK
Penjamin emisi efek (underwriter) adalah salah satu aktifitas pada
perusahaan efek yang melakukan kontrak dengan emiten untuk melaksanakan
penawaran umum dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang
tidak terjual (full commitment and non full commitment). Contohnya adalah
PT. Indonesia investments international (indovest), PT aseam indonesia dan
sebagainya. Pada umumnya terdapat dua bentuk penjaminan emisi efek, yakni
penjaminan penuh dan penjaminan sebagian. Indoneisa menganut bentuk
penjaminan penuh (full commitment).
PERANTARA PEDAGANG EFEK
Perantara pedagang efek (broker dealer) atau perusahaan pialang adalah
salah satu aktivitas pada perusahaan efek yang melakukan kegiatan usaha jualbeli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain. Di BEI, perusahaan efek
yang telah memiliki izin usaha dari sebagai perantara pedagang efek inilah
yang menjadi anggota bursa setelah memperoleh persetujuan. Perusahaan
pialang membeli dan menjual efek di lantai bursa atas perintah atau permintaan
(order) investor. Akan tetapi, perusahaan pialang juga dapat melakukan jual
beli efek untuk dan atas nama perusahaan itu sendiri sebagai bagian dari
investasi portofolio mereka. Contohnya adalah bahana securities, bhakti
investama, dan sebagainya. Contoh lain adalah PT. Danareksa sekuritas dan PT.
Nikko securities indonesia yang memiliki kegiatan tidak hanya sebagai
perantara pedagang efek tetapi juga sebagai penjamin emisi efek.
Setiap perusahaan pialang mempunyai orang yang akan memasukkan
semua order yang diterima ke terminal masing-masing di lantai bursa. Orangorang yang bertindak untuk perusahaan pialang tersebut disebut wakil
perantara pedagang efek (WPPE).

24

Manajer investasi (investment manager) adalah pihak yang kegiatan


usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola
portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan
asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya
berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Orang yang berindak untuk
mengelola portofolio tersebut disebut sebagai wakil manajer investasi (WMI).
LEMBAGA PENUNJANG PASAR MODAL
lima lembaga penunjang pasar modal berikut ini merupakan lembaga
yang menyediakan kegiatan yang membantu terselenggaranya pasar modal
yang sehat.
1. BIRO ADMINISTRASI EFEK (SECURITIES ADMINISTRATION
BUREAU)
Biro administrasi efek adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan
emiten melaksanakan Pencatatan pemilikan efek dan pembagian hak yang
berkaitan dengan efek. Contohnya adalah adimitra transferindo, ficomindo,
buana registar, dan sebagainya.
2. KUSTODIAN
Kustodian (kustodian) adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek
dan harta lain berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima
dividen, bunga, dan pihak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili
pemegang rekenIng yang menjadi nasabahnya. Contohnya adalah PT bank
central asia TBK, deutsche bank, dan sebagainya yang jumlahnya total 20
bank kustodian yang terdaftar bapepam pada tahun 2006.
3. WALI AMANAT
Wali amanat (trustee) adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang
efek berifat utang. Pada tahun 2006, bapepam melaporkan ada 13 wali
amanat.

4. PENASIHAT INVESTASI
Penasihat investasi (investment advisor) adalah pihak yang memberi nasihat
kepada pihak lain mengenai penjualan atau pembelian efek.
5. PEMERINGKAT EFEK
Perusahaan pemeringkat efek (rating agencies) merupakan lembaga yang
dapat menjembatani kesenjangan informasi antara emiten dan investor
dengan menyediakan informasi standart atas tingkat resiko kredit suatu

25

perusahaan. Saat ini terdapat 2 perusahaan pemeringkat efek, yaitu PT.


Pefindo atau PT kasnic kredit rating indonesia.
PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL
Profesi penunjang pasar modal mempunyai tanggung jawab terutama
dalam membantu emiten dalam proses emisinya. Pada bulan april 2006,
endaftar lebih dari 500 akuntan publik, hampir 1000 notaris, lebih dari 850
konsultan hukum, dan 160 penilai.
Akuntan publik membantu emiten dalam menyusun prospektus dan laporan
tahunan sehingga tersaji memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh bapepam
dan bursa efek.
Notaris berperan ketika emiten, perusahaan sekuritas, dan pihak-pihak lainnya
menyusun anggaran dasar dan kontrak-kontrak kegiatan.
Konsultan hukum membantu dalam melakukan kegiatannya agar sesuai dan
tidak melanggar ketentuan yang berlaku dan aspek hukum lainnya
Perusahaan penilai berperan dalam ketentuan nilai wajar atas suatu aktiva
perusahaan dalam proses emisi.

26

Anda mungkin juga menyukai