Anda di halaman 1dari 3

1. Jelaskan perlakuan akuntansi pada LPD dan apakah sudah menggunakan sak etap ?

SAK ETAP cocok digunakan oleh LPD. Dengan adanya penggunaan SAK ETAP pada LPD maka
LPD bisa menyusun laporan keuangannya sendiri dan laporan keuangan LPD bisa diaudit
(auditable) dan mendapatkan opini audit, sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya
untuk mendapatkan dana untuk pengembangan usaha. SAK ETAP lebih sederhana dibandingkan
dengan PSAK-IFRS karena SAK ETAP merupakan penyederhanaan dari SAK Umum, sehingga
lebih mudah dalam mengimplementasikannya dan bisa memberikan informasi yang handal dalam
pengujian laporan keuangan. Penggunaan SAK ETAP pada LPD bisa menjadikan pelaporan
keuangan LPD menjadi lebih transparan, komprehensif, dan relevan. Selain itu dengan
menggunakan SAK ETAP, LPD sebagai usaha mikro bisa dibandingkan dengan usaha-usaha
lainnya. LPD menggunakan dasar pengakuan accrual basis yang merujuk pada SAK ETAP.

2. Jelaskan keberadaan lpd sebagai pendukung ekonomi desa pakraman

Lembaga Perkreditan Desa (LPD) sebagai salah satu wadah kekayaan desa,menjalankan fungsinya
dalam bentuk usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat desa serta sebagai
penunjang kegiatan pembanguan desa. Keberadaan Desa Pakraman yang didukung oleh Lembaga
Perkreditan Desa (LPD) sebagai wadah ekonomi desa telah memberikan warna tersendiri bagi
pembangunan desa. Landasan hukum formal utama yang menyangkut pendirian LPD adalah
Peraturan Pemerintah Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 tentang Lembaga Perkreditan
Desa (LPD) sebagaimana diperbaharui beberapa ketentuannya dengan Peraturan Daerah Provinsi
Bali Nomor 3 Tahun 2007 tentang Lembaga Perkreditan Desa. Pengembangan lembaga keuangan
mikro LPD memiliki arti yang strategis yaitu peran yang dimiliki terhadap pembangunan ekonomi
masyarakat desa semakin dirasakan manfaatnya dalam meningkatkan potensi ekonomi lokal.
Spesifikasi LPD yang memiliki kedekatan budaya serta psikologi dengan nasabahnya, faktor
lokasi yang memungkinkan lembaga ini menjangkau nasabah, serta karakter bisnis yang luwes
merupakan kekuatan lembaga ini untuk bertahan dan memiliki daya saing terlebih dalam kondisi
ekonomi dewasa ini.

Adanya LPD untuk mendukung pembangunan ekonomi pedesaan melalui peningkatan kebiasaan
menabung masyarakat desa dan menyediakan kredit bagi usaha skala kecil, untuk menghapuskan
bentuk–bentuk eksploitasi dalam hubungan kredit, untuk menciptakan kesempatan yang setara
bagi kegiatan usaha pada tingkat desa, dan untuk meningkatkan tingkat monetisasi di daerah
pedesaan.

3. Berikan contoh tentang matching concepr yang ada pada lpd

Dalam akuntansi dikenal prinsip matching concept. Di mana yang dimaksud dari prinsip iniadalah
dengan diakuinya beban bukan pada saat pengeluaran kas telah terjadi atau telah
dibayarkan.Namun, diakui ketika suatu produk atau jasa secara aktual memberikan kontribusi
terhadappendapatan. “Pendapatan suatu periode harus dibebani dengan biaya-biaya yang secara
ekonomisberkaitan dengan produk yang menghasilkan pendapatan tersebut, Hal ini
memungkinkan adanyabiaya yang ditangguhkan dan diperlakukan sebagai aset pada posisi
keuangan atau neraca. Meskipundalam kenyataannya biaya ditangguhkan tersebut tidak
memberikan manfaat ekonomi di masa depan.

4. Jelaskan filosofi pembentukan lpd dan hukum adatnya

Tonggak sejarah berdirinya LPD, diawali pada tahun 1983 dimana pucuk pimpinan Pemerintah
Daerah Provinsi Bali saat itu disebutkan yaitu Prof. Dr. Ida Bagus Mantra merumuskan gagasan
untuk membentuk sebuah lembaga keuangan berbasis adatdengan mengadopsi dan
mengembangkan konsep sekaa, banjar dan desa adat yang telah tumbuh di tengah-tengah
masyarakat Bali.

Untuk memperkuat gagasannya itu, Gubernur Mantra mengadakan studi banding ke Padang.
Namun lama-kelamaan pengelolaan uang dimanfaatkan untuk kegiatan produktif seperti modal
usaha.

Pada saat yang sama, Pemerintah Pusat juga meluncurkan program pembentukan lembaga
kredit di pedesaan untuk mendorong pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat desa. Beberapa bulan kemudian digelar seminar tentang Lembaga Keuangan Desa
(LKD) atau Badan Kredit Desa (BKD) di Semarang yang dilaksanakan Departemen Dalam Negeri
pada bulan Februari 1984.
Sejumlah provinsi di Indonesia sesungguhnya sudah memiliki Lembaga Perkreditan Pedesaan
yang tumbuh subur pada dekade 1980-an. Lembaga ini secara umum disebut Lembaga Dana
dan Kredit Pedesaan (LDKP).
ali mencoba menerjemahkan hasil keputusan seminar di Semarang dengan mengandopsi
konsep sekaa yang telah tumbuh di masyarakat Bali.
 Akhirnya, terbentuklah Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Bali yang dengan tujuan
untuk membantu desa adat.
 Keuntungan LPD direncanakan untuk membangun kehidupan religius berikut kegiatan
upacaranya seperti piodalan, sehingga warganya tidak perlu membayar iuran wajib.

5. Apa kearifan lokal yang mendukung keberadaan lpd


Operasional LPD sangat menjunjung nilai-nilai adat yang eksis di desa adat, sebagaimana contoh pada
saat terjadi permasalahan atas pinjaman maka permasalahan akan diselesaikan secara kekeluargaan
melalui musyawarah lembaga adat (paruman desa).

Paruman Desa akan melakukan musyawarah dan penentuan sanksi yang dihadiri oleh Bendesa
Pakraman, Kelian Banjar, Kepala Desa dinas.
Dalam hal pengelolaan LPD, manajemen yang dipilih dari orang-orang dari desa adat setempat akan
memberikan konsekuensi rasa memiliki dan pemahaman yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai