Anda di halaman 1dari 4

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal(Megret A.

Lena)
 Tingkat Penjualan. Perusahaan dengan penjualan stabil, cashflow relatif stabil, shg dpt
menggunakan hutang relatif besar
 Struktur Aktiva. Perusahaan dg aktiva tetap besar (sbg kolateral) dpt menggunakan
hutang relatif besar
 Tingkat Pertumbuhan Perusahaan. Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, semakin
besar kebutuhan dana untuk ekspansi.
 Profitabilitas. Pecking order theory menyatakan, bahwa urutan pembiayaan ; laba
ditahan → hutang → jual saham baru (utk menghindari pengawasan eksternal)
 Variabel Laba & perlindungan pajak (tax shield). Jika variabilitas laba kecil, besar
kemampuan menanggung beban tetap dari hutang. Penggunaan hutang memberi manfaat
perlindungan pajak.
 Skala perusahaan. Perusahaan besar memiliki akses besar masuk pasar modal, shg ada
korelasi positif antara skala perusahaan dg debt to book value of equity ratio.
 Kondisi intern perusahaan & ekonomi makro. Saat yg tepat menjual saham/obligasi;
tingkat bunga pasar rendah & pasar bursa sdgbullish (lawan dari bearish

Pendekatan Konsep Penilaian Struktur Modal


 Teori pendekatan laba bersih ( net income approach) NI
Pendekatan ini dapat diasumsikan investor mengkapitalisasi atau menilai laba perusahaan dengan
tingkat kapitalisasi ( Ko ) yang konstan dan perusahaan dapat meningkatkan jumlah utangnya
dengan tingkat biaya utang ( Kd ) yang juga konstan. Hal ini juga dapat diartikan karena tingkat
kapitalisasi dan tingkat biaya utang konstan atau tetap maka semakin besar jumlah utang
perusahaan maka biaya modal rata-rata tertimbang akan semakin kecil
 Teori pendekatan laba operasi bersih( operating net income approach ) NOI
Teori ini diasumsikan biaya modal rata-rata tertimbang ( Ke ) konstan, berapapun jumlah
utang perusahaan tetap. Dalam teori ini para investor mempunyai sudut pandang yang berbeda-
beda:
a. Biaya utang konstan sama seperti pendekatan laba bersih
b. Utang perusahaan meningkat, resiko perusahaan ikut meningkat. Oleh karena itu
manajemen menuntut agar keuntungan perusahaan jg harus meningkat, konsekuensinya
biaya modal rata-rata tertimbang konstan dan keputusan struktur modal menjadi tidak
penting
Keputusan Struktur Modal dalam Praktik
 Analisis EBIT – EPS
Pada analisis ini, hubungan antara EBIT dan EPS dapat dicari dengan cara :
1. Menghitung EPS pada berbagai alternatif pendanaan untuk EBIT tertentu , dan
2. Mengulang lankah pertama untuk EBIT yang berbeda – beda. Hasilnya kemudian
digambarkan dalam grafik EBIT-EPS.

Jika expected EBIT lebih besar dari Indifference Point, perusahaan sebaiknya menggunakan
hutang. Jika sebaliknya, menggunakan saham akan lebih menguntungkan.
 EAT ( saham ) EAT ( hutang )
= Jumlah saham Jumlah saham
( EBIT* - C1) ( 1 – T ) (EBIT* - C2 ) ( 1 – T)
= S1 S2

Dimana:
EBIT * = Indifferent point
C1 = Biaya bunga pada alternatif pembelanjaan 1
C2 = Biaya bunga pada alternatif pembelanjaan 2
S1 = Jumlah saham pada alternatif pembelanjaan 1
S2 = Jumlah saham pada alternatif pembelanjaan 2
T = Tingkat pajak

1. Sebuah perusahaan membutyhkan dana Rp 125.000.000,- untuk menambah modal


kerja perrusahaan. San dimngkinkan dipenuhi denagan cara sebagai berikut :
Alternatif A : saham Preferen 35% dan saham biasa 65%
Alternatif B : saham Preferen 45% dan saham biasa 55%
Saham Preferen memberi saham tetap sebesar 8% pertahunnya dan pajak penghasilan
30%. Nilai nominal saham biasa Rp 1.000,- per lembar.
Pertanyaan:
a. Hitung indefference point-nya ?
b. Jika EBIT yang diharpkan perusahaan sebesar Rp 15.000.000,- pertahun.
Alternatifman yang menguntungkan ?, sertai perhitungan !
Jawaban :
Diket :
C1 = 1 . (8% . 43.750.000)
( 1- 0,8 )
= 17.500.000,00
S1 = 125.000.000 : 1000
= 125.000 lembar
S2 = 81.250.000 : 1000
= 81.250 lembar
Jawaban :
IP = X ( 1 - t) = ( X - C1 ) . (1 - t)
S1 S2
X. 0,7 = ( X -17.500.000) . 0,7
125.000 81.250
0,7X = 0,7X - 12.250.000
20 13
9,1X = 14X - 245.000.000
4,9X = 245.000.000
X = 50.000.000,-
BUKTI EPS
KETERANGAN Alternatif A Alternatif B
EBIT indefference point Rp 15.000.000 Rp 15.000.000
Bunga Rp - Rp -
EBT Rp 15.000.000 Rp 15.000.000
Pajak 30% Rp 4.500.000 Rp 4.500.000
EAT Rp 10.500.000 Rp 10.500.000
Deviden Rp 3.500.000 Rp 4.000.000
Laba Ditahan Rp 7.000.000 Rp 6.500.000
Jumlah saham Biasa 81 250lembar 68.750 lembar
EPS (Laba perlembar saham Rp 86 Rp 95

deviden 43750000 (saham Preferen) x 8% = 3.500.000,-


jumlah saham dicari dari : 65% x 125.000.000 : 1000 = 81.250

2. PT X mempunyai susunan modal pada tahun 2004 sebagai berikut :


Saham Biasa 100.000 lembar Rp 50.000.000,-
Saham preference 6% per tahun 1000 lembar Rp 25.000.000,-
Pada tahun 2005 membutuhkan tambahan dana sebesar RP 25.000.000,-denagan
alternatif pembiayaan sebagai berikut :
Saham Biasa Rp 10.000.000,- saham Preference Rp 15.000.000,- (Alt A)
Saham Biasa Rp 15.000.000,- saham Preference Rp 10.000.000,- (Alt B)
Saham Biasa Rp 17.000.000,- saham Preference Rp 7.500.000,- (Alt C)
Nilai nominal saham biasa dan saham preference sama denagan nilai sebelumnya,
pajak sebesar 35% :
Pertanyaan:
a. Tentukan EBIT indefference point dan buktikan bahwa EPS-nya sama.
b. Alternatif aman yang paling menguntungkan bagi pemegang saham, bial EBIT
sebesar Rp 7.500.000,- kemkakan dengan alasan !
Jawaban :
diket :
C1 = 1 . (6% . 25.000.000
( 1- 0,35)
= 2.307.692,31
C2 = 1 . ( 6% . 15.000.000
( 1- 0,35)
= 3.692.307,70
S1 = 100.000 lembar + (25.000.000 : 5000)
= 150.000 lembar
S2 = 100.000 lembar + (10.000.000 : 5000)
= 120.000 lembar

Anda mungkin juga menyukai