Anda di halaman 1dari 21

KAPITALISASI DAN

STRUKTUR MODAL
KAPITALISASI DAN STRUKTUR MODAL
• Kapitalisasi merupakan penentuan jumlah keseluruhan modal
yang digunakan (modal saham dan hutang jangka panjang),
penekanan pada: kuantitatif.

D+E

• Struktur Modal merupakan susunan dari jenis-jenis modal


yang membentuk kapitalisasi tersebut, penekanan pada:
kualitatif.

𝐷

𝐸
Masalah kapitalisasi dan struktur modal timbul dalam perusahaan pada
saat:
• Mendirikan perusahaan baru
• Membutuhkan tambahan modal baru (ekspansi)
• Merger dan akuisisi
• Rekapitalisasi, penyesuaian, restrukturisasi, dan reorganisasi
perusahaan.

Pada setiap situasi di atas manajemen keuangan selalu dihadapkan


pada dua masalah:
• Kapitalisasi, yaitu berapa jumlah sekuritas yang akan dikeluarkan
• Struktur Modal, yaitu jenis sekuritas apa yang akan dikeluarkan
• Dalam prakteknya, manajer keuangan berupaya menentukan
struktur modal yang sesuai bagi perusahaannya.
• Terdapat beberapa metode analisis yang dapat digunakan.

1. Analisis Interseksi antara EBIT dengan EPS (Earning per share/


laba per saham)
• Analisis ini mencoba mengetahui bagaimana hubungan antara
EBIT dan EPS untuk masing-masing alternatif pembelanjaan
pada berbagai tingkat EBIT
Contoh:

Struktur modal PT DURSASANA seluruhnya terdiri dari modal saham


sebanyak 5.000 lembar dengan nilai nominal per lembar Rp 100.000.
perusahaan akan melakukan perluasan dan membutuhkan dana
sebesar Rp 300.000.000. Dana tersebut dapat dipenuhi dengan 3
alternatif pembelanjaan sebagai berikut:
• Seluruhnya dengan modal saham biasa dengan nilai nominal Rp
100.000 per lembar
• Seluruhnya menggunakan obligasi dengan bunga 16% per tahun
• 50% dengan saham biasa dan 50% saham preferen yang
memberikan dividen 12% per tahun.
Perkiraan EBIT setelah diadakannya perluasan sebesar Rp 150.000.000
dan tarif pajak penghasilan rata-rata 40%.
Tentukan:
• EPS menurut ketiga alternatif tersebut, alternatif mana yang paling
baik?
100% Saham Biasa 100% Obligasi 50% Saham Biasa,
50% Saham Preferen

EBIT Rp 150.000.000 Rp 150.000.000 Rp 150.000.000


Bunga (I) ___________- _____48.000.000 _________-
EBT 150.000.000 102.000.000 150.000.000
Pajak (40%) ___60.000.000 ___40.800.000 __60.000.000
EAT 90.000.000 61.200.000 90.000.000
Dividen Saham Preferen ____________- ____________- 18.000.000
Laba Pemegang Shm 90.000.000 61.200.000 72.000.000
Biasa
Jumlah Saham 8.000 lembar 5.000 lembar 6.500 lembar
EPS (Laba pemegang shm
biasa/Jumlah saham) Rp 11.250 Rp 12.240 Rp 11.077
2. Analisis Kemampuan Arus Dana Menutup Pinjaman

• Dalam mempertimbangkan struktur modal yang layak, penting


untuk menganalisis kemampuan arus dana dalam memenuhi
kewajiban (beban) tetap seperti pokok pinjaman, bunga,
pembayaran sewa, dan dividen saham preferen.
Analisis kemampuan arus dana mencakup dua hal (coverage
ratio), yaitu:
(1). Times Interest Earned
Seberapa besar EBIT yang dicapai dapat menutup bunga
𝐸𝐵𝐼𝑇
𝑇𝑖𝑚𝑒𝑠 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑒𝑑 =
𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛
(2). Debt Service Coverage
Seberapa besar EBIT yang dicapai dapat menutup bunga
dan cicilan
𝐸𝐵𝐼𝑇
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑆𝑒𝑟𝑣𝑖𝑐𝑒 𝐶𝑜𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 =
𝐶𝑖𝑐𝑖𝑙𝑎𝑛
𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 +
1−𝑇
Contoh
Berdasarkan contoh sebelumnya (PT DURSASANA), jika perusahaan memilih
alternatif II (100% dengan obligasi), tentukan times interest earned dan debt
service coverage, anggap besarnya cicilan Rp 32.500.000,-
Jawab:
𝐸𝐵𝐼𝑇 150.000.000
𝑇𝐼𝐸 = = = 3,125
𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 48.000.000
Angka tersebut menunjukkan bahwa EBIT dapat menutup bunga 3 kalinya,
dengan kata lain penurunan EBIT maksimum 68%, dan perusahaan masih
sanggup membayar bunga pinjaman.

𝐸𝐵𝐼𝑇 150.000.000
𝐷𝑆𝐶 = =
𝐶𝑖𝑐𝑖𝑙𝑎𝑛 32.500.000
𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 + 48.000.000 +
1−𝑇 1 − 0,4
= 1,465

Angka tersebut menunjukkan bahwa EBIT dapat menutup bunga dan cicilan
1,5 kali, dengan kata lain penurunan EBIT maksimum 46,33%, dan sisa EBIT
hanya cukup untuk membayar bunga dan cicilan.
3. Analisis Kecukupan Dana
• Masalah penting lainnya dalam analisis struktur modal bukan
saja turunnya coverage ratio, tetapi juga kemungkinan
terjadinya cash insolvency, yaitu ketidakmampuan memenuhi
kawajiban-kawajiban jangka panjang.
• Untuk itu perusahaan harus mempunyai informasi mengenai
kemungkinan penyimpangan cashflow dari yang diharapkan.
• Berdasarkan contoh sebelumnya PT DURSASANA diperkirakan
dapat mencapai EBIT Rp 150.000.000, jumlah ini merupakan
nilai EBIT yang diharapkan (Expected EBIT) atau E(EBIT) dari
distribusi peluang, sbb:

Situasi (S) Peluang (P) Perkiraan EBIT


Resesi 0,2 Rp 50.000.000
Normal 0,5 160.000.000
Boom 0,3 200.000.000
E(EBIT) = Rp 150.000.000 dan σ(EBIT) = Rp 53.000.000 (dibulatkan), dapat
dikatakan bahwa 2/3 peluang EBIT akan terletak antara Rp 97 juta dan Rp 203 jt
atau simpangan baku Rp 53 juta.

Dengan mengetahui E(EBIT) dan σ(EBIT) kita dapat menentukan berapa


kemungkinan (peluang) perusahaan tidak mampu membayar kewajiban.
• Contoh:
Pada contoh sebelumnya, alternatif pembelanjaan dengan
obligasi (alternatif II), beban bunga Rp 48.000.000 dan bunga +
cicilan Rp 80.500.000, perusahaan tidak akan mampu membayar
bunga jika EBIT < Rp 48.000.000 dan perusahaan tidak akan
mampu membayar bunga + cicilan jika EBIT < Rp 80.500.000.
Untuk menentukan berapa peluang EBIT tidak mampu
membayar bunga dan peluang EBIT tidak mampu membayar
bunga + cicilan digunakan rumus:
𝐸𝐵𝐼𝑇 − 𝐸(𝐸𝐵𝐼𝑇)
𝑍=
𝜎𝐸𝐵𝐼𝑇

48.000.000 − 150.000.000
𝑍1 = = −1,92
53.000.000
Nilai bayar bunga dalam tabel (tabel Z) adalah 0,4726, maka P
(EBIT < Rp 48 jt) = 0,5 – 0,4726 = 0,0274 = 2,74%
Peluang bayar bunga akan nampak dalam kurva distribusi normal,
sbb:

Nilai bayar bunga dalam tabel (tabel Z) adalah 0,4049, maka P (EBIT <
Rp 80,5 jt) = 0,5 – 0,4049 = 0,0951 = 9,51%
Peluang bayar bunga + cicilan akan nampak dalam kurva
distribusi normal, sbb:
Berdasarkan perhitungan di atas, dapat disimpulkan
bahwa:
P (EBIT > Rp 48 jt) = 97,26%
P (EBIT > Rp 80,5 jt) = 90,49%
Jika tingkat kepercayaan (confidency level) masyarakat
kepada pimpinan perusahaan 90%, maka kewajiban
membayar bunga sebesar Rp 48 juta dan kewajiban
membayar bunga + cicilan Rp 80,5 juta tidak
mengkhawatirkan, karena kedua peluang tersebut lebih
besar dari confidency level.
Latihan
PT X-Ray merencanakan investasi sebesar Rp 2.000.000.000 dalam
rangka ekspansi usahanya. Investasi ini diharapkan dapat
meningkatkan laba operasi perusahaan dengan proyeksi sebagai
berikut:
Probabilitas Proyeksi EBIT
0,2 Rp 1.000.000.000
0,5 Rp 1.200.000.000
0,3 Rp 1.500.000.000
Rencana ekspansi tersebut akan didanai dengan tiga alternatif
pendanaan sebagai berikut:
70% obligasi dengan bunga 12%/tahun dan 30% saham biasa dengan
harga per lembar Rp 7.500
40% obligasi dengan tingkat bunga 12%/tahun dan 60% saham biasa
dengan harga/lbr Rp 7.500
Seluruhnya dengan emisi saham baru dengan harga per lembar Rp
8.000
Kondisi keuangan perusahaan saat ini ditunjukkan oleh neraca sebagai berikut:
Neraca PT X-Ray Periode 2014

Aktiva Pasiva

Aktiva lancar Rp 2.000.000.000 Pinjaman (12%) Rp 1.500.000.000


Aktiva tetap Rp 3.500.000.000 Modal sendiri@Rp 7.500 Rp 3.000.000.000

Saham preferent (15%) Rp 1.000.000.000

Jumlah Aktiva Rp 5.500.000.000 Jumlah Pasiva Rp 5.500.000.000

Perusahaan termasuk kelompok pembayar pajak 30%.


Dari data di atas:
• Tentukan laba per saham (EPS) dari ketiga alternatif pendanaan di
atas
• Tentukan nilai Time Interest Earned dan Debt Service Coverage
perusahaan berdasarkan pendanaan dengan pinjaman obligasi
dengan anggapan bahwa cicilan setiap tahun besarnya Rp
100.000.000
• Menentukan peluang besarnya perusahaan untuk memperoleh EBIT
lebih besar dari bunga pinjaman dari alternatif pendanaan yang
dipilih jika kisaran EBIT antara Rp 700.000.000 sampai dengan Rp
1.500.000.000 dengan tingkat confidensi level pimpinan 95%.
Berdasarkan peluang tersebut, apakah alternatif tersebut tepat atau
tidak dipilih oleh perusahaan, berikan penjelasannya.
• Dari ketiga alternatif pendanaan di atas, alternatif mana yang
sebaiknya dipilih oleh perusahaan?

Anda mungkin juga menyukai